Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 3

1. Alma Meta
(21119091)
2. Anugrah Pratama
(21119093)
3. Bamabang Ari Anggara
(21119096)
4. Irma Julisa
(21119106)
5. Rikek Ridhola
(21119123)
6. Santi
(21119126)
7. Windy Astraika
(21119134)

Dosen Pengampu : Nilam Hairani,S.Ag,M.Pd


SEJARAH MUHAMMADIYAH
A. Definisi Muhammadiyah

• Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama


organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammadiyah SAW, sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut
Nabi Muhammad SAW

• Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan


masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan
sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan
sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
B. Faktor Objektif(Kondisi Sosial dan Keagamaan bangsa
Indonesia pada Zaman Kolonial

 Kristenisasi
Faktor objektif yang bersifat eksternal yang paling banyak mempengaruhi kelahiran
Muhammadiyah adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang terprogram dan
sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan,
menjadi kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang bahkan didukung sepenuhnya
oleh pemerintah Kolonialisme Belanda.

 Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi perkembangan
Islam di wilayah nusantara ini, baik secara sosial, politik, ekonomi maupun
kebudayaan. Ditambah dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia Belanda yang
secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam, semakin menyadarkan
1. Periode Pertama (periode sebelum Snouck Hurgronje)
 Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak
memberontak
 Menerapkan dua strategi yaitu membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya
membendung dan melakukan kristenisasi bagi penduduk Indonesia.

2. Periode Kedua (periode setelah Snouck Hurgronje menjadi penasihat Belanda


untuk urusan pribumi di Indonesia)
 Dalam hal ini,tidak semua kegiatan pengamalan Islam dihalangi bahkan dalam hal
tertentu didukung. Kebijakan didasarkan atas pengalaman Snouck berkunjung ke
Makkah dengan menyamar sebagai seorang muslim bernama Abdul Ghaffar.
C. Faktor Subjektif(Keprihatinan dan Keterpanggilan KH.A.Dahlan
terhadap umat dan bangsa)

• Faktor Subyektif yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai faktor utama dan
faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil
pendalaman KHA. Dahlan terhadap Al Qur'an dalam menelaah, membahas dan
meneliti dan mengkaji

• KHA. Dahlan tergerak hatinya untuk membangan sebuah perkumpulan, organisasi


atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya berkhidmad pada
melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi Munkar di tengah masyarakat
kita.
D. Profil KH.A.Dahlan

 Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad


Darwis (lahir di Yogyakarta, 1
Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23
Februarin1923  pada umur 54 tahun) adalah
seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia
adalah putera keempat dari tujuh bersaudara
dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar
adalah seorang ulama dan khatib terkemuka
di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta
 Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak
keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan,
kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana
Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo

Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun.
Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari
pendiri NU, KH. Hasyim Asyari
E. Pemikiran-Pemikiran KH.A.Dahlan tentang
islam dan umatnya

• KH Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan Islam yang lebih menyukai gerakan amal dalam
melaksanakan perjuangannya dan tidak meninggalkan karya berupa tulisan/buku.Inilah
keunikan yang dimiliki KH. Ahmad Dahlan dibanding tokoh-tokoh yang lain, keunikan yang
menjadi kelebihan sekaligus kekurangan.Gerakan amaliyah KH. Ahmad Dahlan

 Pemikiran KH Ahmad Dahlan


1. Pandangan KH. Ahmad Dahlan dalam bidang aqidah sejalan dengan pandangan ulama salaf
2. Beragama adalah beramal. 
3. Dasar Hukum Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah
4. Dalam memahami Al Qur’an ditempuh 5 jalan yaitu :
5. Bahwa tindakan nyata adalah wujud kongkrit dari penerjemahan Al Qur’an dan organisasi
adalah wadah dari tindakan nyata tersebut. 
6. Sesuai dengan dasar pemikiran bahwa seseorang itu perlu suka dan bergembira,
maka orang tersebut harus yakin bahwa mati adalah bahaya, akan tetapi melupakan
kematian adalah bahaya yang jauh lebih besar dari kematian itu sendiri.
7. Kunci persoalan kehidupan adalah peningkatan kualitas hidup dan kemajuan yang
sedang berkembang dalam tata kehidupan masyarakat
8. Pembinaan generasi muda (kader) dengan jalan interaksi langsung
9. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah merujuk kembali
kepada Al Qur’an, menghilangkan sikap fatalisme dan taqlid.
Fatalisme dan taqlid inilah yang menjadi penghambat seseorang atau kelompok
masyarakat untuk menerima perubahan/pembaharuan. Apalagi jika sudah
menyangkut urusan agama, satu hal fundamental bagi orang Indonesia.
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai