Anda di halaman 1dari 47

Bogi Budi J

 ALLAH SWT BERFIRMAN :


“ DIHALALKAN BAGIMU BINATANG BURUAN LAUT DAN
MAKANAN (YANG BERASAL) DARI LAUT1 SEBAGAI
MAKANAN YANG LEZAT BAGIMU DAN BAGI ORANG –
ORANG YANG DALAM PERJALANAN, DAN
DIHARAMKAN ATASMU (MENANGKAP) BURUAN
DARAT SELAMA KAMU DALAM IHRAM. DAN
BERTAQWALAH KEPADA ALLAH YANG KEPADA-
NYALAH KAMU AKAN DIKUMPULKAN…”

1) Ikan atau binatang laut yang diperoleh dengan mudah, karena


telah mati terapung atau terdampar di pantai dan sebagainya
 DAN IA-LAH, ALLAH YANG MENUNDUKKAN
LAUTAN (UNTUKMU), AGAR KAMU DAPAT
MEMAKAN DARIPADANYA DAGING YANG SEGAR
(IKAN), DAN KAMU MENGELUARKAN DARI LAUTAN
ITU PERHIASAN YANG KAMU PAKAI, DAN KAMU
MELIHAT BAHTERA BERLAYAR PADANYA, DAN
SUPAYA KAMU MENCARI (KEUNTUNGAN) DARI
KARUNIA-NYA DAN SUPAYA KAMU BERSYUKUR
BERFIRMANLAH ALLAH:
 “HENDAKLAHSEGALA AIR YANG DIBAWAH LANGIT

BERKUMPUL PADA SATU TEMPAT SEHINGGA


KELIHATAN YANG KERING”
 “LALU ALLAH MENAMAI YANG KERING ITU DARAT,

DAN KUMPULAN AIR DINAMAINYA LAUT. ALLAH


MELIHAT BAHWA SEMUANYA BAIK”
 “ MAKA ALLAH MENCIPTAKAN BINATANG –

BINATANG LAUT YANG BESAR DAN SEGALA JENIS


MAKHLUK YANG BERGERAK, YANG BERKERIAPAN
AIR”
 “…SUPAYA MEREKA (MANUSIA) berkuasa atas ikan –

ikan di laut…”
 Potensi laut Indonesia melimpah…?
 Perairan Indonesia masih memiliki peluang
untuk dikembangkan
 Merupakan lahan subur bagi para pelaku
illegal fishing dari negara lain
 Keharusan membangun sistem pengawasan
perikanan
 Isu-isu yang terkait dengan embargo
perdagangan
ALASAN UTAMA
BIDANG KELAUTAN SEBAGAI PRIME MOVER
PEMBANGUNAN NASIONAL

Secara fisik laut merupakan faktor dominan dengan


potensi ekonomi yang sangat besar dan beragam
 ¾ wilayah Indonesia berupa laut (5,8 juta km2)
 > 17,504 pulau (negara kepulauan terbesar)
 95,181 km garis pantai tropis terpanjang atau
terpanjang ke dua (setelah Kanada) di dunia
 Bentang wilayah Indonesia
• Ujung Barat (Sabang) – Timur (Merauke) =
London – Bagdad
• Ujung Utara (Kep. Satal) – Selatan (P. Rote) =
Jerman – Aljazair
INDONESIA NEGARA BAHARI DAN KEPULAUAN
TERBESAR DI DUNIA
• Lebih dari 17.500 Pulau
• Garis pantai terpanjang kedua di dunia (81.000 km)

Luas Darat Luas Laut


1,9 juta km2 = 190 juta ha 5,8 juta km2
(25%) (75%)

Perairan Tawar
Lahan Darat (danau, waduk, sungai, rawa)
136 juta ha 54 juta ha
(72%) (28%)
MAP OF INDONESIA MARINE WATERS

Archipelagic & internal water


= 2,3 juta: 2.3
km2million km
2

Territorial waters = 0,8 juta: 0.8


km2million km2
= 2,7 juta: 2.7
Exclusive Economy Zone (EEZ) km2million km2
High sea
PERIKANAN TANGKAP DI LAUT

 Potensi Lestari (MSY) = 7,2 Juta ton/th


 JTB (Jumlah tangkapan yang diperbolehkan) =
5,12 juta ton/th (80% MSY)
 Total tangkapan sekarang = 4,9 juta ton (20016)
 Peluang =  1,02 - 2,3 juta ton/th
 Tidak semua ikan dapat dimakan
 Bagian ikan yang dapat dikonsumsi : 65%-
80% berat tubuhnya, bervariasi tergantung
spesies
 Sumberdaya perikanan : ikan sebagai populasi
beserta habitat dan ekosistemnya
 Merupakan suatu kesatuan yang global dengan
sumberdaya perikanan dunia
 Meminimalkan pengaruh global untuk
mengatasi persoalan
 Menurut FAO, sumberdaya perikanan
Indonesia termasuk perairan Pasifik Barat
Tengah (kode wilayah 71) dan Samudera
Hindia Timur (kode wilayah 57)
 Evaluasi FAO (1998) menunjukkan bahwa
wilayah perairan Indonesia telah mencapai
puncak pemanfaatan sumberdaya
 Worm (2003) : masih terdapat “serengetis” di
Kep. Hawaii, Pantai Florida dan Great Barrier
Reef, tetapi kondisi perairan dunia cenderung
mengalami merosot
 Perikanan tangkap ke depan tidak bisa
diekspansi seperti pada waktu-waktu
sebelumnya
 Kemungkinan over-eksploitasi sumberdaya
ikan
 Pengelolaan sumberdaya perikanan agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan
 Negara produsen (yang secara ekonomis miskin)
→ mengandalkan produksi ikan sebagai sumber
devisa
 Permintaan meningkat dari negara-negara maju
 Ketidakmampuan negara produsen untuk
memenuhi pesanan vs teknologi tinggi negara
maju
 Konsumsi ikan negara berkembang berkurang →
diprioritaskan untuk ekspor
 Indonesia masih tertinggal dibanding negara-
negara lain
 Masih bergelut dengan permasalahan klasik :
kemiskinan, kelemahan modal,
keterbelakangan pola pikir, keburukan
manajemen, kebijakan yang kurang
mendukung, dsb
 Awal pembangunan ekonomi → perikanan
kurang mendapatkan perhatian
 Masa pemerintahan kolonial → lebih kepada
usaha-usaha agraris
 Masa Orde Baru → mendapat perhatian setelah
kebijakan PMA
 Ketidakmampuan teknologi dan kelembagaan
yang belum baik → pemanfaatan belum
optimal
 Counter clockwise → berlawanan arah dengan
dengan jarum jam (Filipina, Thailand,
Vietnam, Malaysia, Singapura, Indonesia)
 Clockwise..?
 Kawasan yang terbanyak didarati oleh nelayan
: pantai Utara Jawa, Selat Malaka, Maluku,
Papua, Sulawesi Selatan
 Produksi ikan merupakan refleksi dari jumlah
nelayan
 Produksi ikan di suatu daerah ; potensi
ketersediaan ikan di wilayah tersebut
 Terdapat ketimpangan jumlah produksi ikan
lokal dengan jumlah penduduk
 Pemerintah membagi perairan nusantara
menjadi 9 WPP : S Malaka, LCina Selatan, L
Jawa, L Flores, L Maluku, L Banda, L
Sulawesi, L Arafura, S Indonesia
 S Malaka mengalami tekanan penangkapan
ikan 112%, L Jawa dalam kondisi hampir
jenuh (89%) dari potensi lestari
 Di P Jawa, produksi lebih rendah dpd
kemampuan pasar
 Di luar Jawa (khususnya Indonesia bag timur)
justru sebaliknya
WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN
(FISHERIES MANAGEMENT ZONE)
POTENSI & JTB SDI DI WPP NRI TAHUN 2013 (dalam ton/tahun)
TABEL 1. POTENSI DAN JTB SUMBERDAYA IKAN PADA MASING-MASING WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 2013 (dalam ton/th)
Gambaran
Ikan Pelagis Ikan Ikan Pelagis Ikan Ikan Karang Udang
Wilayah Pengelolaan Perikanan Lobster Cumi-cumi Potensi
Besar Tongkol Kecil Demersal Konsumsi Penaeid

Materi Presentasi
Keseluruhan
Malaka

Potensi 39,374 50,840 116,568 255,612 5,828 68,994 483 4,057 541,755
Selat

WPP 571
JTB 31,499 40,672 93,254 204,490 4,662 55,195 387 3245
Potensi 25,227 42,667 240,927 349,704 45,118 7,979 1337 4,340 717,299
WPP 572
Samudera

JTB 192,742 279,763 6,383


Hindia

20,182 34,134 36,095 1070 3472


Potensi 18,407 64,574 161,584 70,605 14,723 5,244 843 4,266 340,245
WPP 573
JTB 14,725 51,659 129,267 56,484 11,778 4,195 675 3412
Selatan

Potensi 32,314 21,857 363,000 482,200 25,108 72,250 592 6,073 1,003,394
Cina
Laut

WPP 711
JTB 25,851 17,486 290,400 385,760 20,086 57,800 474 4859
Potensi 44,792 64,217 450,419 354,692 20,640 53,629 831 20,522 1,009,741
Jawa
Laut

WPP 712
JTB 35,834 51,374 360,335 283,754 16,512 42,903 665 16417
Makass

Potensi 17,058 44,018 458,000 199,666 29,819 5,243 772,950


Flores

18,120 1026
Selat

Laut
ar -

WPP 713
JTB 13,646 35,214 366,400 159,733 14,496 23,855 821 4194
Potensi 21,178 131,103 2,438 1,788 290,368
- Laut Banda

9,445 107,508 16,838 70


Tomini Laut

WPP 714
JTB 7,556 16,943 104,882 86,006 13,470 1,951 56 1430
Potensi 6,939 46,939 172,126 121,330 4,385 4,020 370,211
Seram

13,831 640
Teluk

WPP 715
JTB 5,551 37,551 137,701 97,064 11,064 3,508 512 3216
ra Sulawes

Potensi 1,062 18,505 323,400 27,917 6,460 8,225 635 805 387,009
Samude Laut

WPP 716
i

JTB 850 14,804 258,720 22,334 5,168 6,580 508 644


Pasifik

Potensi 13,921 9,243 384,750 97,800 3,854 8,656 1051 1,515 520,790
WPP 717
JTB 11,137 7,394 307,800 75,816 3,083 6,925 841 1212
Arafura

Potensi 18,519 696,500 553,500 49,500 2,765 1,351,937


Timor

19,670 11,232 251


- Laut
Laut

WPP 718
JTB 15,736 14,815 557,200 442,800 8,986 39,600 200.8 2212
WPP-RI 571
Status
Jenis Ikan
Stok
DEMERSAL WPP-RI 711 WPP-RI 716
M
Status Status
IKAN KARANG F Jenis Ikan Jenis Ikan
Stok Stok
PELAGIS O DEMERSAL O DEMERSAL M
KECIL IKAN
IKAN KARANG F M WPP-RI 717
CUMI-CUMI F KARANG WPP-RI 715 Status
PELAGIS O PELAGIS M Status Jenis Ikan
PELAGIS KECIL Jenis Ikan Stok
BESAR F KECIL Stok DEMERSAL M
TONGKOL F CUMI-CUMI O CUMI-CUMI O DEMERSAL M
UDANG O PELAGIS PELAGIS IKAN KARANG F
BESAR F BESAR F IKAN KARANG M
LOBSTER O O
TONGKOL F TONGKOL F PELAGIS O PELAGIS KECIL
UDANG O UDANG F KECIL CUMI-CUMI F
LOBSTER M LOBSTER M CUMI-CUMI O PELAGIS
PELAGIS BESAR M
WPP-RI 712
BESAR F TONGKOL F
Status TONGKOL F
Jenis Ikan UDANG M
Stok
UDANG F LOBSTER O
WPP-RI 572 DEMERSAL F
LOBSTER M
Status IKAN KARANG M
Jenis Ikan
Stok O
PELAGIS KECIL
DEMERSAL F
IKAN KARANG M CUMI-CUMI F WPP-RI 714
F Status
PELAGIS KECIL Jenis Ikan
WPP-RI 713 Stok
PELAGIS BESAR F
CUMI-CUMI O Status DEMERSAL M
TONGKOL F Jenis Ikan
Stok
UDANG F
PELAGIS BESAR O DEMERSAL O IKAN KARANG M
LOBSTER F WPP-RI 718
TONGKOL O IKAN
F O Status
UDANG O KARANG PELAGIS KECIL Jenis Ikan
Stok
LOBSTER F PELAGIS M
WPP-RI 573 CUMI-CUMI O DEMERSAL F
KECIL
Status PELAGIS
Jenis Ikan CUMI-CUMI M IKAN KARANG O
Stok BESAR F
DEMERSAL F PELAGIS O
BESAR O TONGKOL F PELAGIS KECIL
IKAN KARANG O UDANG M
TONGKOL O CUMI-CUMI O
O UDANG O LOBSTER M
PELAGIS KECIL
LOBSTER O PELAGIS BESAR O
CUMI-CUMI O TONGKOL O
UDANG F
PELAGIS BESAR O LOBSTER O
TONGKOL F
UDANG O
LOBSTER M
Kelompok Wilayah Pengelolaan Perikanan Perairan
Sumber Daya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Indonesia

Ikan Pelagis Besar


Potensi (103 ton/tahun) 27,67 66,08 55,00 193,60 104,12 106,51 175,26 50,86 386,26 1.165,36
Produksi (103 ton/tahun) 35,27 35,16 137,82 85,10 29,10 37,46 153,43 34,55 188,28 736,17
Pemanfaatan (%) >100 53,21 >100 43,96 27,95 35,17 87,54 67,93 48,74 63,17
Ikan Pelagis Kecil
Potensi (103 ton/tahun) 147,30 621,50 340,00 605,44 132,00 379,44 384,75 468,66 526,57 3.605,66
Produksi (103 ton/tahun) 132,70 205,53 507,53 333,35 146,47 119,43 62,45 12,31 264,56 1.784,33
Pemanfaatan (%) 90,15 33,07 >100 55,06 >100 31,48 16,23 2,63 50,21 49,49
Ikan Demersal
Potensi (103 ton/tahun) 82,40 334,80 375,20 87,20 9,32 83,84 54,86 202,34 135,13 1.365,09
Produksi (103 ton/tahun) 146,23 54,69 334,92 167,38 43,20 32,14 15,31 156,80 134,83 1.085,50
Pemanfaatan (%) >100 16,34 89,26 >100 >100 38,33 27,91 77,49 99,78 79,52
Ikan Karang Konsumsi
Potensi (103 ton/tahun) 5,00 21,57 9,50 34,10 32,10 12,50 14,50 3,10 12,88 145,25
Produksi (103 ton/tahun) 21,60 7,88 48,24 24,11 6,22 4,63 2,21 22,58 19,42 156,89
Pemanfaatan (%) >100 36,53 >100 70,70 19,38 37,04 15,24 >100 >100 >100
Udang Penaeid
Potensi (103 ton/tahun) 11,40 10,00 11,40 4,80 0,00 0,90 2,50 43,10 10,70 94,80
Produksi (103 ton/tahun) 49,46 70,51 52,86 36,91 0,00 1,11 2,18 36,67 10,24 259,94
Pemanfaatan (%) >100 >100 >100 >100 0,00 >100 87,20 85,08 95,70 >100
Lobster
Potensi (103 ton/tahun) 0,40 0,40 0,50 0,70 0,40 0,30 0,40 0,10 1,60 4,80
Produksi (103 ton/tahun) 0,87 1,24 0,93 0,65 0,01 0,02 0,04 0,16 0,16 4,08
Pemanfaatan (%) >100 >100 >100 92,86 2,50 6,67 10,00 >100 10,00 85,00
Cumi-cumi
Potensi (103 ton/tahun) 1,86 2,70 5,04 3,88 0,05 7,13 0,45 3,39 3,75 28,25
Produksi (103 ton/tahun) 3,15 4,89 12,11 7,95 3,48 2,85 1,49 0,30 6,29 42,51
Pemanfaatan (%) >100 >100 >100 >100 >100 39,97 >100 8,85 >100 >100

Potensi (103 ton/tahun) 276,03 1.057,05 796,64 929,72 277,99 590,62 632,72 771,55 1.076,89 6.409,21
Produksi (103 ton/tahun) 389,28 379,90 1.094,41 655,45 228,48 197,64 237,11 263,37 623,78 4.069,42
Pemanfaatan (%) >100 35,94 >100 70,50 82,19 33,46 37,47 34,14 57,92 63,49

Catatan: 1. Selat Malaka, 2. Laut Cina Selatan, 3. Laut Jawa, 4. Selat Makassar dan Laut Flores, 5. Laut Banda,
6. Laut Seram dan Teluk Tomini, 7. Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, 8. Laut Arafura, 9. Samudera Hindia
 WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut
Andaman;
 WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah
Barat Sumatera dan Selat Sunda;
 WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah
Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut
Sawu, dan Laut Timor bagian Barat;
 WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut
Natuna, dan Laut China Selatan;
 WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa;
 WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk
Bone, Laut Flores, dan Laut Bali;
 WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;
 WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku,
Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau;
 WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah
Utara Pulau Halmahera;
 WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan
Samudera Pasifik;
 WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan
Laut Timor bagian Timur.
 Area 18 (Arctic Sea)
 Area 21 (Atlantic, Northwest)
 Area 27 (Atlantic, Northeast)
 Area 31 ( Atlantic, Western Central)
 Area 34 (Atlantic, Eastern Central)
 Area 37 (Mediterranean and Black Sea)
 Area 41 (Atlantic, Southwest)
 Area 47 (Atlantic, Southeast)
 Area 48 (Atlantic, Antarctic)
 Area 51 ( Indian Ocean, Western)
 Area 57 (Indian Ocean, Eastern)
 Area 58 (Indian Ocean, Antarctic and
Southern)
 Area 61 (Pacific, Northwest)
 Area 67 (Pacific, Northeast)
 Area 71 (Pacific, Western Central)
 Area 77 (Pacific, Eastern Central)
 Area 81 (Pacific, Southwest)
 Area 87 (Pacific, Southeast)
 Area 88 (Pacific, Antarctic)
ASAL KAPAL PERIKANAN ILEGAL YANG BEROPERASI
DI WPP - RI
Peran Ekosistem Pesisir Sebagai
Penyedia Sumberdaya Alam
Peran Ekosistem Pesisir Sebagai Penyedia
Jasa Pendukung Kehidupan & Kenyamanan
Peran Ekosistem Pesisir Dalam Mitigasi Bencana
Keterkaitan Berbagai Komponen
Pemanfaatan Ekosistem Pesisir
Ancaman Kerusakan Ekosistem Pesisir

 Konversi Hutan
Mangrove
 Penambangan T.Karang
 Reklamasi Pantai
 Sedimentasi
 Abrasi pantai
 Pencemaran (Rumah
tangga, industri,
tumpahan minyak,
pertanian)
 Bencana Alam
Pengembangan Daerah Perlindungan Laut
Berbasis Masyarakat (DPL-BM)

DPL-BM adalah upaya


masyarakat untuk
mempertahankan dan
memperbaiki kualitas
ekosistem pesisir (terumbu
karang, mangrove) dan
sekaligus mempertahankan
kualitas sumberdaya lainnya
yang ada di terumbu karang
dan mangrove.
Pengembangan Daerah Perlindungan Laut
Berbasis Masyarakat (DPL-BM)
Perkembangbiakan dalam DPL-BM
Keluar dari DPL-BM
Penangkapan di luar DPL-BM
 Sumberdaya ikan lebih banyak di kawasan
timur dan luar Jawa, tetapi permintaan pasar
tidak sebesar di Jawa
 Produksi ikan di Jawa relatif lebih rendah
dibandingkan kemampuan pasarnya.
TERIMAKASIH
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai