Anda di halaman 1dari 27

Hak Asasi Manusia

&
Demokrasi dalam Islam

TIM DOSEN PAI UNIVERSITAS JEMBER


PETA KONSEP Pengertian dan Sejarah
HAM

HAM dan Islam


Hak Asasi Manusia
&
Macam-macam Hak dalam
Demokrasi Islam
Dalam Islam
Demokrasi

Demokrasi dalam Islam


Pengertian dan Sejarah
HAM

Dalam bahasa Inggris disebut Human Right.


Human = manusia, Right = hak, kebenaran
Pengertian
HAM
Dalam bahasa Arab disebut huquq al-insan
(baca: huququl insan). Hak dalam bahasa Arab
berarti lawan kebatilan, keadilan, bagian, nasib.
HAM menurut Islam yaitu hak dasar setiap manusia yang di
anugerahkan Allah yang bersifat teosentris(segala sesuatu berasal
Allah) untuk dijaga, dilindungi dan dihormati.

HAM menurut barat yaitusemua hak yang bersifat antroposentris(segala


sesuatu berpusat pada manusia) yang dijaga, dilindungi dan dihormati.
Sejarah HAM

 kesepakatan Westphalia tahun 1648 dimana focus utamanya kebebasan beragama dan
permusuhan perbudakan.
 Tahun 1628 muncul pandangan Brelman yang dikenal dengan The Oritition of Right
yang pada tahun 1689 di izinkan oleh pemerintah menjadi acuan penetapan HAM
 Di Perancis Imanuel Josep Seis (1748-1836) meletakkan penegasan dan pernyataan
HAM yang dikenal dengan Dclaration of the Right of Man and of the Citizen yang di
setujui oleh Majelis Agung pada 26 Agustus 1789.
 Abad 19 sampai 20 muncullah kesepakatan internasional. The Treaty of Washington
of 1862, The Declaration of Paris pada 1856, Konvensi Hague pada 1899 dan 1907.
 Tahun 1864 muncul kesepakatan untuk membentuk International Committee of Red
Cross yang sangat membantu terhadap perkembangan dan pendasaran HAM.
 Deklarasi HAM mencapai puncak pada 10 Desember 1948 oleh PBB yang dikenal
dengan Declaration of Human Right isinya mencakup hak-hak dasar manusia
HAM dan Islam

Jauh sebelum adanya Declaration of Human Right, Islam sejak 15 abad yang lalu telah
memuat nilai-nilai kemanusiaan universal baik yang tertera dalam al-Qur’an maupun
dalam Sunnah Rasulillah
Nilai-nilai universal kemanusiaan secara tegas dinyatakan dalam pidato
Rasulullah ketika beliau melakukan haji wada. Di depan umat islam beliau
menyatakan :
“Sesungguhnya darahmu, harta bendamu, dan kehormatanmu adalah suci atas
kamu seperti sucinya hari (hajimu) ini, dalam bulanmu (bulan suci Dzulhijjah)
ini dan di negerimu (tanah suci) ini, sampai tibanya hari kamu sekalian bertemu
dengan Dia (Allah).”
Macam-macam Hak dalam Islam

Hak hidup merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah

Hak Hidup SWT. kepada manusia. Tidak ada yang berhak merebut hak
tersebut kecuali Allah SWT.

Allah berfirman (QS. Al-Maidah:32):

‫اد فِ ي‬ ٍ ‫س أَو فَس‬ ٍ ‫ف‬


ْ ‫ن‬ ِ
‫ر‬ ‫ي‬ ‫غ‬ ِ
‫ب‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ف‬
ْ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫ق‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ه‬ َّ
‫َن‬‫أ‬ ‫يل‬
َ َْ ً َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ٰ َ َ َْ َ َ َ ْ ْ ِ‫ائ‬‫ر‬ ‫س‬ ِ
‫إ‬ ‫ي‬ ِ
‫ن‬ ‫ب‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ك‬ ِ
‫ل‬ ٰ
‫ذ‬ ‫ل‬ِ ‫َج‬‫أ‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬
َ ْ
‫يع اۚـ َولَ َق ْد‬ ِ
‫م‬ ‫ج‬ ‫َّاس‬‫الن‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬ ‫م‬ َّ
‫َن‬‫أ‬ ‫ك‬
َ ‫ف‬
َ ‫ا‬ ‫اه‬
َ َ ْ ْ َ َ ً ‫َّاس َج‬
‫ي‬ ‫َح‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬‫و‬ ‫ا‬ ‫يع‬ ِ
‫م‬ ‫الن‬ ‫ل‬ ‫ت‬
َ ‫ق‬
َ ‫ا‬ ‫م‬َّ
‫َن‬‫أ‬ ‫ك‬
َ ‫ف‬
َ ِ
‫ض‬ ‫اأْل َ ْر‬
ً َ َ َْ َ َ َ َ
‫ون‬ ‫ف‬ِ
‫ر‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ل‬ ِ
‫ض‬ ‫ر‬ َ ‫ا‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬ ‫ك‬ ِ
‫ل‬ ٰ
‫ذ‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ ‫ا‬‫ير‬ ِ
‫ث‬ ‫ك‬ َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ‫م‬ ‫ث‬ ِ
‫ات‬ ِ
َ ُ ْ ُ َ ْ ‫أْل‬ َ
َ َ َْ ْ ُ ْ ً َ َّ ُ َ َ ‫اء ْت ُه ْم ُر ُس لُنَ ا ب‬
‫ن‬ ‫ي‬
ِّ ‫ْب‬
‫ال‬ َ ‫َج‬
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada
mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (QS. Al-Maidah:32)
Hak Milik Dalam surah Al-Baqarah ayat 188, Allah SWT berfirman:

‫ْح َّك ِام‬ ِ ِ ِ ِ ِ


ُ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ب‬ ‫وا‬ ُ‫ل‬ ‫د‬ْ ‫ت‬
ُ ‫و‬
َ ‫ل‬ ‫اط‬ َ ‫َواَل تَأْ ُك لُوا أ َْم َوالَ ُك ْم َب ْي نَ ُك ْم ب‬
‫ْب‬
‫ال‬
‫ون‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ َ
‫أ‬‫و‬ ‫م‬ِ ‫ث‬ ِ ‫ا‬ِ‫ب‬ ِ
‫َّاس‬ ‫الن‬ ‫ال‬ِ ‫و‬ ِ ِ ْ ِ
َ
َ ُ ْ َ ْ ُْ َ ْ ‫إْل‬ َ ْ ْ ً َ ُ َ‫ل‬
‫َم‬
‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫يق‬‫ر‬ ‫ف‬ ‫وا‬ ُ‫ل‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫ت‬
Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”
Secara fitrah, manusia harus dihormati dan dihargai.
Hak Kehormatan Allah SWT melarang manusia saling menghina, mencela,
dan mencaci maki yang akan mencederai kehormatannya
karena setiap tindakan yang menurunkan harkat dan
martabatnya adalah bentuk pelanggaran

Allah berfirman (QS. Al-Hujuraat:11)

َ ‫ع َس ٰى أ َ ْن يَُوكـنُوا‬
ٌ‫خيْ ًرا ِمن ْ ُه ْم َول َا ِن َساء‬ َ ‫آمنُوا ل َا ي َ ْس َخ ْر ق َْو ٌم ِم ْن ق َْو ٍم‬ َ ‫يَا أَيُّ َها ال ّ َ ِذ‬
َ ‫ين‬
ۖ ‫اب‬ِ َ‫اب ُزوا ِبال ْأَلْق‬َ َ ‫خيْ ًرا ِمن ْ ُه َّن ۖ َول َا تَل ِْم ُزوا أَنْفُ َس ُ ْكـم َول َا تَن‬
َ ‫ع َس ٰى أ َ ْن يَك ُ َّن‬َ ‫ِم ْن ِن َسا ٍء‬
َ ‫ب فَأُولَٰئِ َك ُه ُم الظَّال ِ ُم‬
‫ون‬ ْ ُ‫ان ۚ َو َم ْن ل َْم يَت‬ ِ ‫يم‬
َ ِ‫وق َب ْع َد الْإ‬ُ ‫اس ُم الْفُ ُس‬ ِ
ْ ‫سـ‬‫ِب َئْ ال‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujuraat:11)
Hak Persamaan
Dalam Hukum
Manusia dilahirkan menurut fitrahnya sesuai dengan
keputusan Allah SWT. Disisi Allah, manusia tidak
dilihat dari ras, gender, kulit, kebangsaan, dan lain-lain,
melainkan dari ketakwaannya.

Islam tidak mengakui adanya hak istimewa yang


berdasarkan kelahiran, kebangsaan, ataupun halangan
buatan lainnya yang dibentuk oleh manusia itu sendiri.
Kemuliaan itu terletak pada amal kebajikan itu sendiri.
Allah SWT. Berfirman di dalam (QS. Al-Hujuraat:13)

ُ ‫ َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬J‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر‬


‫ش ُعوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم‬ ُ َّ‫يَا أَ ُّي َها الن‬
‫ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Hak Kebebasan

Kebebasan Kebebasan
Kebebasan
Berpendapat Beragama Berpindah
Tempat
Hak Kebebasan

Kebebasan dalam islam artinya adalah bebas yang baik dan


yang terarah. Al-quran menetapkan bahwa manusia lahir
dalam kondisi fitrah atau suci atau bebas. namun kebebasan
itu tidak membebaskannya dari nilai-nilai murni yang
membedakannya antara manusia dan hewan.
adalah kebebasan yang mengacu pada sebuah hak
Kebebasan Berpendapat untuk berbicara atau berpendapat secara bebas tanpa
ada larangan atau batasan.

QS Asy-Syura Ayat 38

‫اه ْم يُن ْ ِف ُقون‬


ُ َ ‫ور ٰىبَيْن َ ُه ْم َو ِم َّما َر َز ْقن‬‫ش‬ُ ‫م‬ ‫ه‬
ُ ‫ر‬‫م‬َ ‫الصل َا َة َوأ‬
َ ّ ‫وا‬‫ام‬
ُ ‫ق‬
َ َ ‫أ‬‫و‬َ ‫م‬ ‫ه‬
ِ ‫ب‬
ِ ‫ر‬ِ ‫ل‬ ‫وا‬ُ ‫اب‬‫ج‬َ َ ‫ت‬ ‫اس‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬ِ َ ّ ‫َوال‬
َ
َ ْ ُْ ْ َّ ْ

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang
Kami berikan kepada mereka.
Kebebasan Beragama

Islam adalah agama yang benar yang dibawa oleh Rasulullah.


Islam mewajibkan umatnya untuk berdakwah kepada umat
manusia untuk menerima ajaran Allah SWT. Akan tetapi dakwah
harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi.
Pemaksaan dan penindasan manusia agar menerima islam
bukanlah perbuatan yang baik. Dalam islam setiap manusia
memiliki kebebasan dalam agama yang dianutnya.
Kebebasan beragama dijamin oleh islam dalam QS Al-baqarah 256

ۗ ‫وت َوي ُ ْؤ ِم ْن اِب هَّلل ِ فَ َق ِد ا ْس َت ْم َس َك اِب لْ ُع ْر َو ِة الْ ُوثْ َق ٰى اَل انْ ِف َصا َم لَهَا‬
ِ ُ‫اَل ْك َرا َه يِف ّ ِادل ِين ۖ قَ ْد تَ َبنَّي َ ُّالر ْشدُ ِم َن الْغ ّ َِي ۚ فَ َم ْن يَ ْك ُف ْر اِب َّلطاغ‬
‫ِإ‬
‫َواهَّلل ُ مَس ِ ي ٌع عَ ِل ٌمي‬

Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. AL-Baqarah : 256)
Kebebasan Berpindah
Tempat

Tidak ada larangan dalam islam untuk berpindah tempat


dan mencari kehidupan. Islam memberi kebebasan untuk
menetukan hidupnya sendiri. Ali bin Abi Thalib memberi
kebebasan untuk memilih tempat tinggal pada khawarij
yang menentangnya selama mereka tidak terbukti
melakukan tindakan kriminal. Dalam islam mengusir
orang dari tempat tinggalnya adalah tindakan yang
dilarang karena merampas hak seseorang.
Islam menjamin kebebasan berpindah tempat dalam QS Al-baqarah ayat 84-85

D‫ َن‬D‫و‬D‫د‬Dُ D‫ َه‬D‫ش‬Dْ Dَ‫ ت‬Dْ ‫مُت‬Dْ‫َأ ن‬D‫و‬Dَ Dْ ‫مُت‬D‫ر‬DْD‫ر‬Dَ D‫ مُث َّ َأ ْق‬Dْ ‫مُك‬D‫ر‬Dِ ‫اَي‬D‫ ِد‬D‫ن‬Dْ D‫ ِم‬Dْ ‫مُك‬D‫س‬Dَ D‫ ُف‬Dْ‫ َأ ن‬D‫ن‬Dَ D‫و‬D‫ ُج‬D‫ ِر‬Dْ ‫اَل خُت‬D‫و‬Dَ Dْ ‫مُك‬D‫ َء‬D‫ا‬D‫ َم‬D‫ ِد‬D‫ن‬Dَ D‫و‬D‫ ُك‬D‫ ِف‬D‫س‬Dْ Dَ‫ اَل ت‬Dْ ‫مُك‬Dَ‫ق‬D‫ا‬Dَ‫ث‬D‫ي‬D‫اَن ِم‬D‫ذ‬Dْ D‫ َأ َخ‬D‫ ْذ‬D‫و‬Dَ
‫ِإ‬
D‫ى‬Dٰ D‫ر‬Dَ D‫ا‬D‫س‬Dَ ‫ ُأ‬Dْ ‫مُك‬D‫و‬Dُ‫ْأ ت‬Dَ‫ ي‬D‫ن‬Dْ D‫و‬Dَ D‫ن‬Dِ D‫ا‬D‫و‬Dَ D‫د‬Dْ D‫ ُع‬Dْ‫ل‬D‫ا‬D‫و‬Dَ Dِ ‫ اِب مْث‬D‫م‬Dْ Dِ ‫هْي‬Dَ‫ل‬Dَ‫ ع‬D‫ن‬Dَ D‫و‬D‫ر‬Dُ D‫ َه‬D‫ا‬D‫ظ‬Dَ Dَ‫ ت‬Dْ ‫مِه‬D‫ر‬Dِ ‫اَي‬D‫ ِد‬D‫ن‬Dْ D‫ ِم‬Dْ ‫مُك‬D‫ ْن‬D‫ ِم‬D‫ا‬D‫ ًق‬D‫ري‬Dِ Dَ‫ ف‬D‫ن‬Dَ D‫و‬D‫ ُج‬D‫ ِر‬Dْ ‫خُت‬D‫و‬Dَ Dْ ‫مُك‬D‫س‬Dَ D‫ ُف‬Dْ‫ َأ ن‬D‫ن‬Dَ D‫و‬Dُ‫ل‬D‫ ُت‬D‫ ْق‬Dَ‫ ت‬D‫اَل ِء‬D‫ؤ‬Dُ ٰD‫ َه‬Dْ ‫مُت‬Dْ‫مُث َّ َأ ن‬
‫ِإ‬ ‫ِإْل‬
D‫ي‬Dٌ D‫ز‬Dْ D‫ اَّل ِخ‬Dْ ‫مُك‬D‫ ْن‬D‫ ِم‬Dَ ‫ٰ كِل‬D‫ َذ‬D‫ل‬Dُ D‫ َع‬D‫ ْف‬Dَ‫ ي‬D‫ن‬Dْ D‫ َم‬D‫ ُء‬D‫زا‬Dَ D‫ َج‬D‫ا‬D‫ َم‬Dَ‫ ف‬Dۚ D‫ض‬Dٍ D‫ ْع‬D‫ َب‬D‫ ِب‬D‫ن‬Dَ D‫و‬D‫ر‬Dُ D‫ ُف‬D‫ ْك‬Dَ‫ت‬D‫و‬Dَ D‫ب‬Dِ D‫ا‬Dَ‫ت‬D‫ ِك‬D‫ ْل‬D‫ ا‬D‫ض‬Dِ D‫ ْع‬D‫ َب‬D‫ ِب‬D‫ن‬Dَ D‫و‬Dُ‫ن‬D‫ ِم‬D‫ؤ‬Dْ D‫ ُت‬Dَ‫ َأ ف‬Dۚ D‫م‬Dْ Dُ ‫هُج‬D‫را‬Dَ D‫ ْخ‬Dْ ‫مُك‬D‫ ْي‬Dَ‫ل‬Dَ‫ ع‬D‫َّر ٌم‬D D‫ َح‬D‫ ُم‬D‫و‬Dَ D‫ ُه‬D‫و‬Dَ Dْ ‫مُه‬D‫و‬D‫ ُد‬D‫ا‬D‫ َف‬Dُ‫ت‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
D‫ َن‬D‫و‬Dُ‫ل‬D‫ َم‬D‫ ْع‬Dَ‫ ت‬D‫ مَع َّ ا‬D‫ل‬Dٍ D‫ ِف‬D‫ا‬D‫ َغ‬D‫ ِب‬Dُ‫هَّلل‬D‫ ا‬D‫ا‬D‫ َم‬D‫و‬Dَ Dۗ D‫ب‬Dِ D‫ا‬D‫ذ‬Dَ D‫ َع‬Dْ‫ل‬D‫ ا‬D‫د‬Dِّ D‫ش‬Dَ ‫ َأ‬Dٰ‫ ىَل‬D‫ن‬Dَ D‫ و‬D‫ ُّد‬D‫ر‬Dَ Dُ‫ ي‬D‫ ِة‬D‫ َم‬D‫ا‬D‫ َي‬D‫ ِق‬Dْ‫ل‬D‫ ا‬D‫ َم‬D‫و‬Dْ Dَ‫ي‬D‫و‬Dَ Dۖ D‫ا‬D‫ َي‬Dْ‫ ن‬D‫دل‬Dُّ D‫ ا‬D‫ ِة‬D‫ا‬D‫ َي‬D‫ َح‬Dْ‫ل‬D‫يِف ا‬
‫ِإ‬
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu
(membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu,
kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.”
“Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari
kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika
mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang
bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan
pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu
perbuat.”
DEMOKRASI

Demos=rakyat Kratos=pemerintahan
&
jadi demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau lebih dikenal
dengan pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat (abraham lincoln).

Di Indonesia pernah melaksanakan 3 macam


demokrasi

1. Demokrasi Liberal(1950-1959)
2. Demokrasi terpimpin(1959-1966)
3. Demokrasi Pancasila(1966-sekarang)
DEMOKRASI DALAM ISLAM

Dalam pandangan Islam, masyarakat memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan dalam pemerintahan Islam mereka dapat menghirup udara kebebasan personal dan sosial.
Akan tetapi Islam, tidak menerima sebagian wacana demokrasi yang dikembangkan oleh
Barat.

Dalam Islam, apabila suara mayoritas


bertentangan dengan kehormatan dan kemuliaan
(karâmah) manusia maka suara mayoritas
tersebut tidak bernilai apa pun dan juga tidak
memiliki legalitas dalam pandangan Islam.
Hubungan Islam dengan demokrasi dapat
ditelaah berdasarkan tiga hal berikut ini:

 Konstitutional
Jika melihat pada sejarah, pemerintahan Islam selalu berdasarkan Konstitusional.
Pemerintahan Islam, sumber konstitusi berasal dari Al-Quran dan Sunnah.

 Partisipatoris
Dalam sistem pemerintah Islam juga terdapat Sistem demokrasi yang menganut
partisipan dari berbagai pihak . Ciri-ciri itu dapat dilihat dari tatanan yang dibangun
pemerintah Islam seperti proses pemilihan umum yang melibatkan seluruh elemen
masyarakat dalam memilih pemimpin baru.
 Akuntabilitas
Islam sangat memegang teguh prinsip kejujuran. Segala sesuatu
dan tindakan bertanggung jawab langsung pada Allah SWT.
Dalam pandangan Islam, masyarakat memiliki hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan dalam pemerintahan Islam
mereka dapat menghirup udara kebebasan personal dan sosial.
Ciri-ciri demokrasi menurut pandangan Islam yaitu:

1. Berada di bawah payung agama Islam


2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya yang tentunya sesuai dengan nilai-
nilai Islam
3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah
4. Suara mayoritas tidak bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama dalam
musyawarah
5. Musyawarah hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; manusia hanya boleh membahas
mengenai masalah yang bersifat teknis
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai agama Islam
7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga
‫شكرا على اهتمامكم‬

Anda mungkin juga menyukai