Anda di halaman 1dari 15

BAHASA INDONESIA

Prof. Dr. H. Musril Zahari, M.Pd.


Tujuan Umum
 Diharapkan mahasiswa yang telah menamatkan STIE
Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki
sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
 Dapat diwujudkan dalam bentuk:

a. Kesetiaan bahasa, mendorong mahasiswa memelihara


bahasa nasional, dan bila perlu mencegah adanya
pengaruh bahasa asing.
b. kebanggaan bahasa, mendorong mahasiswa
menggunakan bahasa Indonesia dan menjadikannya
sebagai lambang identitas bangsanya.
c. Kesadaran akan adanya norma bahasa, mendorong
mahasiswamenggunakan Bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
Tujuan Khusus
 Agar mahasiswa terampil menggunakan bahasa Indonesia
secara baik dan benar, utamanya keterampilan menulis sebagai
sarana untuk mengungkapkan gagasan ilmiah.
a. Mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam menyusun karya ilmiah.
b. Mahasiswa terampil menggunakan bahasa Indonesia
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
dosen.
c. Mahasiswa terampil menggunakan bahasa Indoensia
ketika menulis skripsi.
d. Setelah tamat nanti, mahasiswa terampil menyusun
kertas kerja, laporan kerja, laporan penelitian, dan karya
ilmiah dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
Sumber bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia bersumber/berasal dari
bahasa Melayu yang sudah berabad sebelumnya
telah dipakai sebagai bahasa perantara (lingua
franca) di Nusantara. Bahkan, bahasa Melayu ini
sudah dipakai di hampir seluruh Asia Tenggara.
Buktinya; (1) Prasasti Kedukan Bukit, 683 di
Palembang, (2) Prasasti Talang Tuo, 684 di
Palembang, (3) Prasasti kota Kapur, 686 di
Bangka Barat, (4) Prasasti Karang Brahi 688 di
Bangko, (5) Prasasti Gandasuli,832 di Jateng, (6)
Prasasti Bogor, 942 di Bogor.
Fungsi B. Melayu Masa Sriwijaya
1. Bahasa Kebudayaan; buku berisi aturan hidup ditulis
dalam bahasa Melayu dan begitu juga dengan buku-
buku sastra.
2. Bahasa perhubungan (lingua franca) antarsuku
bangsa di Indonesia.
3. Bahasa perdagangan di sepanjang pantai, suku-suku
di Indonesia dan pedagang yang datang dari luar
Indonesia.
4. Bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya.
Peresmian Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu berubah namanya menjadi bahasa
Indonesia ketika diikrarkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928. Putusan Kongres pemuda Indonesia
pada 1928 itu berisi tiga butir kebulatan tekad:
1. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe
bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe
berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
3. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng
bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Penyebab Bhs. Melayu jadi Bhs.
Indonesia
1. Bahasa Melayu merupakan lingua franca di
Indonesia.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari
karena tidak memiliki tingkatan bahasa. Sementara
bahasa Jawa memiliki tingkatan (kromo, madyo,
ngoko), Sunda (kasar dan lemes)
3. Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku lainnya sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.
4. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk menjadi
bahasa kebudayaan dalam arti luas.
Bahasa Nasional
1. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa
Nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928 dan
berfungsi sebagai:
a. Lambang kebanggaan kebangsaan

b. Lambang identitas Nasional

c. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan


antarbudaya
d. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda menjadi
kesatuan kebangsaan Indonesia.
Bahasa Negara
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Negara
sesuai dengan UUD 1945 Bab 15 pasal 36 dan berfungsi
sebagai:
a. Bahasa resmi kenegaraan

b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk


kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
Kriteria Pentingnya suatu Bahasa
1. Jumlah penutur Bahasa Indonesia 265 juta
(2018)
2. Luas penyebarannya, di Indonesia dari Sabang
sampai Merauke dan dari Pulau Miangas
sampai Pulau Rote serta dari Asia Tenggara
sampai ke manca negara.
3. Terpakai tidaknya bahasa itu sebagai bahasa
ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra.
Ragam Lisan dan Tulisan
1. Ragam lisan menghendaki adanya lawan berbicara.
2. Ragam lisan tidak selalu menyatakan unsur-unsur fungsi
gramatikal seperti subjek, predikat, dan objek, tetapi
ragam tulis mengharuskan fungsi gramatikal dinyatakan
dengan jelas.
3. Ragam lisan terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan
waktu, tetapi ragam tulis tidak terikat pada kondisi, situasi,
ruang, dan waktu.
4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan
panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis
dilengkapi dengan tanda baca.
Ragam Baku dan tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian besar warga pemakainya sebagai
bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma
bahasa dalam pemakaiannya.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri menyimpang
dari norma ragam baku.
Ragam Baku harus(1) Mantap, sesuai dengan kaidah
bahasa, (2) Dinamis, tidak statis dan tidak kaku, (3)
Cendikia, tidak memiliki tafsiran ganda (Murid SMA
yang terkenal itu mendapat penghargaan dari presiden)
Ragam Sosial dan Fungsional
 Ragam Sosial; ragam yang sebagian norma
dan kaidahnya didasarkan pada kesepakatan
dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat.
 Ragam Fungsional/profesional; ragam yang

dikaitkan dengan profesi, lembaga,


lingkungan kerja kegiatan tertentu lainnya
Baik dan Benar
 Bahasa yang benar adalah bahasa yang
menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan
bahasa yang baik adalah bahasa yang
mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai
dengan situasi pemakaiannya.
1. Kambing memasak di dapur.
2. Kerbau berbelanja di pasar
3. Sapi menggiring pengembala
Idiolek dan Dialek
 Idiolek adalah bahasa yang dipakai oleh
seseorang secara lisan yang berupa gaya
perorangan.
 Dialek adalah idiolek yang memiliki kesamaan

dengan ideolek lainnya sehingga menjadi


gaya berbahasa dari sekelompok masyarakat
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai