Anda di halaman 1dari 16

Sarita Br.

Barus
182401004
Julia Anggiani Sirait
182401022
Gabriel Manik
182401040

PUPUK
PUPUK UREA
DIAGRAM PEMBUATAN PUPUK UREA
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply
dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:

(1) Sintesa Unit


Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan
mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini
dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan
operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk
dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh
CO2.

(2) Purifikasi Unit


Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit Sintesa diuraikan
dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan tekanan,
yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim
ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
(3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan
dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal
ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang
diperlukan untuk menguapkan air diambil dari
panas sensibel larutan urea, maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari
sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari
Recovery.

(4) Prilling Unit


Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan
sampai menjadi 99,8% berat dengan udara
panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas
Prilling Tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke seluruh distributor,
dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil
didinginkan oleh udara dari bawah dan
menghasilkan produk urea butiran (prill).
Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
(5) Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan
dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2
step absorbsi dengan menggunakan mother
liquor sebagian absorbent kemudian di-recycle
kembali ke bagian sintesa.

(6) Proses Kondensat Treatment Unit


Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian
kristaliser didinginkan dan dikondensasikan.
Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut
kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di
stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-
nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk
di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke
utilitas.
SINTESA UREA BERLANGSUNG DALAM 2 BAGIAN:

 1. Selama bagian reaksi pertama berlangsung dari amoniak dan karbon dioksida akan
terbentuk amonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm.

2NH₃ + CO₂ → NH₂COONH₄ ΔH= -159,7 kJ

2. Pada bagian kedua dari amonium karbamat terbentuk urea dan air. Reaksi ini bersifat
endoterm.

NH₂COONH₄ → NH₂CONH₂ + H₂O ΔH= 41,43 kJ

Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut:

2NH₃ + CO₂ → NH₂CONH₂ + H₂O ΔH= -118,27 kJ


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Urea
Temperatur

Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan


oleh asas Le Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada
dalam kesetimbangan, suatu kenaikan temperatur akan
menyebabkan kesetimbangan itu bergeser ke arah yang menyerap
kalor. Perubahan temperatur akan mengakibatkan bergesernya
tetapan kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan
mengakibatkan reaksi bergeser kearah kiri (endothermis) atau
menurunkan konversi pembentukan urea. Disamping itu, kenaikan
temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi
pembentukan urea menjadi semakin besar. Kondisi yang paling
optimal dalam reaktor adalah sekitar 200°C yaitu temperatur di
mana konversi mendekati kesetimbangan dengan waktu tinggal 20
menit -1 jam.
Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan
gas dapat dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini,
kenaikan tekanan menyebabkan reaksi bergeser ke kanan,
tetapi jika tekanan berkurang maka kecepatan tumbukan
molekul akan berkurang, sehingga kecepatan reaksi
akan berkurang dalam sistem kesetimbangan. Tekanan yang
digunakan adalah 200 kg/cm2G. Pemilihan tekanan operasi
ini berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karba
mat menjadi urea hanya terjadi pada fase cair dan fase cair
dapat dipertahankan dengan tekanan operasi yang tinggi. Pada
suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan hingga titik
kritis, dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair.
Untuk perbandingan NH₃ dan CO₂ yang
stokiometris suhu 150°C dan tekanan 100 atm memberikan
keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi
berjalan lambat. Pada suhu 190 – 220°C, tekanan yang
digunakan berkisar antara 140 – 250 atm.
Perbandingan NH3 dan CO2
Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 – 4 karena selain
mempengaruhi suhu reaktor, jumlah ammonia dapat
mempengaruhi reaksi secara langsung. Adanya kelebihan
ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu,
kelebihan ammonia juga akan mencegah terjadinya reaksi
pembentukan biuret.
Terbentuknya biuret yang berlebihan tidak diinginkan karena
merupakan racun
bagi tanaman sehingga jumlahnya dibatasi hanya 0,5 % dari prod
uk urea. Perbandingan mol NH3 : CO2 optimum adalah 4 : 1.
dengan nilai itu diharapkan reaksi pertama dapat berjalan cepat
sekaligus mencegah terjadinya pembentukan biuret.
Kandungan Air dan Oksigen
Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama
reaksi kedua
yaitu peruraian karbamat menjadi urea dan air s
ehingga dapat mengurai konversi karbamat
menjadi urea. Pada umumnya, proses didesain
untuk
meminimalkan jumlah air yang direcycle ke reak
tor. Adanya sedikit oksigen akan mengurangi
korosi. Secara keseluruhan reaksi diatas adalah
eksotermis sehingga diperlukan
pengaturan terhadap suhu didalam reaktor supa
ya suhu tetap pada kondisi optimum
Kesimpulan

– Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH₄ dengan CO₂ dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam.
– Kandungan N total berkisar antara 45-46%.
– Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO₂ dan NH₃ cair yang dipasok
dari pabrik amoniak.
– Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit.Unit-unit proses tersebut
adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit, recovery unit,
dan terakhir proses kondesat treatment unit.
Terima Kasih

Kelompok 11

Anda mungkin juga menyukai