Anda di halaman 1dari 20

ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI

PADA PENYAKIT
GANGGUAN TIROID

ANDI HASRIA
SDK 181002
ANATOMI

• Tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai


ductus) dan bilobular(kanan dan kiri), dihubungkan oleh
isthmus (jembatan) yang terletak didepan trachea tepat
dibawah cartilage cricoidea. Kadang juga ke atas lobus
tambahan yang membentang ke atas (ventraltubuh), yaitu
lobus piramida
SECARA EMBRIOLOGI, TAHAP
PEMBENTUKAN KELENJAR TIROID :
A. Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolandari dinding depan bagian tengah
faring, yang terbentuk pada usia kelahiran 4minggu. Tonjolan pertma di sebut pharyngeal
pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang
berada ventral di bawah cabang farings I
B. Pada minggu ke 7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui
saluran yang di sebut ductus thyroglossus.
C. Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductusthyroglossus
akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di dpan vertebra cervicallis 5,6 dan 7.
D. Namun pada kelaianan klinis,sisa kelenjar tiroid ini jga masih sering ditemukan dipangkal
lidah(ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.
KELENJAR TIROID DI ALIRI OLEH
BEBERAPA ARTERI
1. Arteri thyroidea superior (arteri utama)
2. Arteri thyroidea inferior (arteri utama)
3. Terkadang masih pula terdapat arteri thyroidea ima,
cabang lansung dari aorta atau arteri anonyma.
KELENJAR TIROID MEMPUNYAI 3
PASANG VENA UTAMA
1. Vena thyroidea superior (bermuara di vena jugularis interna)
2. Vena thyroidea medialis (bermuara di vena jugalaris interna)
3. Vena thyroidea inferior (bermuara di vena anonyma kiri)
ALIRAN LIMFE TERDIRI DARI 2
JALINAN
•  
1. Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis
2. Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis

Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli


pretracheal kelenjar limfe yang dalam sekitar vena
jugularislimfonoduli mediastinum superior
PERSARAFAN KELENJAR TIROID

• Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan


inferior
• Parasimpatis, yaitu N.laryngea superior dan N laryngea recurrens
(cabang N.vagus)
• N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi,
akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak)
HISTOLOGI

• Paremkin kelenjar ini terdiri atas :


1. Folikel –folikel dengan epithetilium simplex kuboideum yang mengelilingi
suatu massa koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang menjadi bentuk
kolumner katika folikel lebih aktif ( seperti perkembangan otot yang terus
dilatih)
2. Cellula perifolliculares (sel C) yang terletak di antara beberapa folikel yang
berjauhan.
FUNGSI FISIOLOGIS HORMOM TIROID

• Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan
reseptornya di inti sel.
• Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukan ATP (adenosin
trifosfat) meningkat.
• Meningkatkan transfor aktif ion melalui membrane sel.
• Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.
TIROIDITIS TERDAPAT DALAM BEBERAPA BENTUK:

1. Akut (supuratif)
2. Subakut (DeQuervain)
3. Menahun
a) limfositik (hashimoto)
b) non-spesifik
c) Fibrosa-invasive (riedel)
LANJUTAN….

• Penyakit ini biasanya berupa peradangan kronik yang umumnya bersifat imunolongik.
Penyakit sering disertai kelaianan-kelaianan autoimun sistemik. Tiroiditis infeksi tersendiri
yang di sebabkan oleh bakteri atau pathogen lain sangat jarang pada orang yang
imunokompeten tetapi dapat timbul pada pasien AIDS.
PEMERIKSAAN FISIK

• Inspeksi. periksa leher terhadap kemungkinan asimetri.tiroid normal hamper tidak Nampak.
persilakan pasien untuk menelan, sambal mengamati Gerakan naik tiroid. Pembesaran tiroid
secara difus seringakali menyebabkan pembesaran leher secara merata.
• Palpasi. Terdapat dua cara palpasi kelenjar tiroid.
cara interior dilakukan dengan pasien dan pemeriksa duduk berhadapan. Dengan memfleksi
leher pasien atau memutar dagu seikit kekanan, pemeriksa dapat merelaksasi muskulus
sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehinggah memudahkan pemeriksaan. Tnagan kanan
pemeriksa menggeser laring ke kanan dan selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergeser
dipalpasi dengan ibu jari telunjuk tangan kiri. Lakukan hal serupa pada lobus kiri.
• Pada cara posterior, pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada leher pasien, yang posisi
lehernya sedikit ekstensi, periksa memakai tanagan kirinya mendorong trakea ke kanan. Pasien
diminta menelan sementara tangan kanan pemeriksa meraba tulang rawan tiroid. Lakukan cara
yang sama saat periksaan tiroid kiri.
• Konsitensi kelenjar harus dinilai. Kelenjar tiroid normal mempuyai konsistensi mirip jaringan
otot. Keaddan padat keras terdapat pada kanker atau luka parut. Lunak, atau mirip spons
seringkali dijumpai pada goiter toksik. Nyeri tekan pada kelenjar tiroid terdapat pada infeksi
akut atau perdarahan ke dalam kelenjar.
PERIKSAAN LABORATORIUM

• THS, Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3).


• Tes yang pertama dilakukan adalah tes THS. Ada dua jenis tes THS, yaitu THS
clinic for neonatus, dan sTSH (sensitive THS). Di dalam darah T3 dan T4
terikat pada TBG (thyroid binding globulin) sehingah tidak ada aktivitas
• Maka dari it, yang diperiksa adalah FT3 (Free T3) dan FT4( free T4). Hasil tes
mungkin akan kurang memuaskan oleh karena ada pengaruh dari TBG
TIROIDITIS HASHIMOTO

 Adalah suatu penyakit automun yang etiologinya tidak diketahui dan sering mengenai wanita
berumur antara 30-50 tahun.
 Penyakit ini di tandai oleh munculnya antibody terhadap tiroglobulin dalam darah, tetapi
tampaknya antibodi ini lebih merupakan reaksi terhdap cedera tiroid dan ekstavasasi
tiroglobulin dan folikel yang rusak daripada penyebab peradangan.
 Pada tahap awal, tiroid mungkin membesar dan hiperfungsi. Pada tahap-tahap lebih lanjut,
terjadi kerusakan parenkim dan hipotiroidisme. Secara histolongi, tiroid mengalami sebukan
padat oleh limfosit. Terjadi kerusakan folikel tiroid, di sertai penggantian oleh limfosit dan
jaringan fibrosa. Folikel yang tersisa mengalami transformasi onkositik.
• Onkosit atau sel hurthle, memiliki sitoplasma granular eosinofilik. Berdasarkan
mikroskop electron, granularitas ini dibuktikan disebabkan oleh penumpukan
mitokondria.
• Diagnosis hanya dpat ditegakkan denagn pasti secra histolongi dan biopsy,
namun hasil biopis sering tidak dapat di percya. Diagnosis presumptive dapat
di buat atas dasar gambaran klinis dan tingginya titer antibody yaitu lebih dari
1/32 untuk antibody microsomal atau 1/100 untuk antibody tiroglobulin.
TIROIDITIS RIEDEL

• Adalah suatu proses fibrosis kroniks dimana jaringan fibrosis padat


menggantikan folikel tiroid yang rusak. Pada penyakit ini tidak dijumpai
antibodi antitiroid, dan penyakit ini mungkinbukan suatu penyakit autoimun.
Keterkaitan dengan fibromatosis lain mengisyaratkan bahwa penyakit ini
mungkin merupakan suatu kelaianan multisistemik berupa proliferasi hebat
fibroblast dan pengendapan kolagen yang tidak wajar.
TIROIDITIS DEQUERVAIN

• Yang juga dikenal sebagai tiroiditis sel raksasa atau


granulomatosa, ditandai oleh pembesaran tiroid
mendadak dan nyeri. Penyakit ini diduga di
sebabkan oleh infeksi virus. Folikel yang rusak
akibat menularkan tiroglobulin, yang mencetuskan
reaksi sel raksasa benda asing.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai