PADA PENYAKIT
GANGGUAN TIROID
ANDI HASRIA
SDK 181002
ANATOMI
• Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan
reseptornya di inti sel.
• Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukan ATP (adenosin
trifosfat) meningkat.
• Meningkatkan transfor aktif ion melalui membrane sel.
• Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.
TIROIDITIS TERDAPAT DALAM BEBERAPA BENTUK:
1. Akut (supuratif)
2. Subakut (DeQuervain)
3. Menahun
a) limfositik (hashimoto)
b) non-spesifik
c) Fibrosa-invasive (riedel)
LANJUTAN….
• Penyakit ini biasanya berupa peradangan kronik yang umumnya bersifat imunolongik.
Penyakit sering disertai kelaianan-kelaianan autoimun sistemik. Tiroiditis infeksi tersendiri
yang di sebabkan oleh bakteri atau pathogen lain sangat jarang pada orang yang
imunokompeten tetapi dapat timbul pada pasien AIDS.
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi. periksa leher terhadap kemungkinan asimetri.tiroid normal hamper tidak Nampak.
persilakan pasien untuk menelan, sambal mengamati Gerakan naik tiroid. Pembesaran tiroid
secara difus seringakali menyebabkan pembesaran leher secara merata.
• Palpasi. Terdapat dua cara palpasi kelenjar tiroid.
cara interior dilakukan dengan pasien dan pemeriksa duduk berhadapan. Dengan memfleksi
leher pasien atau memutar dagu seikit kekanan, pemeriksa dapat merelaksasi muskulus
sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehinggah memudahkan pemeriksaan. Tnagan kanan
pemeriksa menggeser laring ke kanan dan selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergeser
dipalpasi dengan ibu jari telunjuk tangan kiri. Lakukan hal serupa pada lobus kiri.
• Pada cara posterior, pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada leher pasien, yang posisi
lehernya sedikit ekstensi, periksa memakai tanagan kirinya mendorong trakea ke kanan. Pasien
diminta menelan sementara tangan kanan pemeriksa meraba tulang rawan tiroid. Lakukan cara
yang sama saat periksaan tiroid kiri.
• Konsitensi kelenjar harus dinilai. Kelenjar tiroid normal mempuyai konsistensi mirip jaringan
otot. Keaddan padat keras terdapat pada kanker atau luka parut. Lunak, atau mirip spons
seringkali dijumpai pada goiter toksik. Nyeri tekan pada kelenjar tiroid terdapat pada infeksi
akut atau perdarahan ke dalam kelenjar.
PERIKSAAN LABORATORIUM
Adalah suatu penyakit automun yang etiologinya tidak diketahui dan sering mengenai wanita
berumur antara 30-50 tahun.
Penyakit ini di tandai oleh munculnya antibody terhadap tiroglobulin dalam darah, tetapi
tampaknya antibodi ini lebih merupakan reaksi terhdap cedera tiroid dan ekstavasasi
tiroglobulin dan folikel yang rusak daripada penyebab peradangan.
Pada tahap awal, tiroid mungkin membesar dan hiperfungsi. Pada tahap-tahap lebih lanjut,
terjadi kerusakan parenkim dan hipotiroidisme. Secara histolongi, tiroid mengalami sebukan
padat oleh limfosit. Terjadi kerusakan folikel tiroid, di sertai penggantian oleh limfosit dan
jaringan fibrosa. Folikel yang tersisa mengalami transformasi onkositik.
• Onkosit atau sel hurthle, memiliki sitoplasma granular eosinofilik. Berdasarkan
mikroskop electron, granularitas ini dibuktikan disebabkan oleh penumpukan
mitokondria.
• Diagnosis hanya dpat ditegakkan denagn pasti secra histolongi dan biopsy,
namun hasil biopis sering tidak dapat di percya. Diagnosis presumptive dapat
di buat atas dasar gambaran klinis dan tingginya titer antibody yaitu lebih dari
1/32 untuk antibody microsomal atau 1/100 untuk antibody tiroglobulin.
TIROIDITIS RIEDEL