Oleh Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep., CH.CHt.CI.,QT-Pract.,SEFTer,QQH.
1 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Landasan Teori : Terapi komplementer adalah terapi yg
prinsipnya tidak menekan gejala tapi mencari
penyebab dan mengatasinya.
Suatu penyebab yg sama dpt menimbulkan
penyakit yg berbeda, dimana dalam proses
penyembuhan sangat tergantung pd peran serta dan tanggung jawab dari pasien juga lingkungannya. 2 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep. Unsur fisik & jiwa/psikis sangat erat
hubungannya dgn penyembuhan.
Manusia pada hakekatnya adalah kesatuan
utuh jiwa dan fisik/raga dimana bagian-
bagiannya terkait dan tergantung satu sama lain.
3 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Dalam jiwa/psikis ada rohani, akal, nafsu dan
hati nurani Sedang dlm fisik/raga terdiri atas organ-organ:
jantung, pembuluh darah, otak, saraf, dll,......
menyatu secara fisiologis, saling terkait dan mempengaruhi. Selain itu manusia adalah bagian dari lingkungan
dan alam semesta yg selalu berinteraksi secara
sosial, psikologis, biologis, fisik dan kimiawi.
4 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Sedangkan manusia sebagai hamba Allah SWT mempunyai "spiritual commitment" untuk menjalani kehidupan ini berdasarkan ajaran yg tercermin dlm perilakunya. Jika terjadi ggn fungsi, interaksi dan terganggunya "harmonisasi" antara: Diri manusia dan lingkungannya, Manusia dgn penciptanya,
akan menyebabkan terganggunya
kesehatan dan timbulnya penyakit. 5 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep. Sebaliknya optimalnya fungsi-fungsi dan
harmonisnya hubungan, akan membuat
semakin baik kesehatan dan kesejahteranaan atau"wellbeing".
Kesehatan holistik inilah yg menjadi dasar
complementery therapy
6 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh. Dimana tubuh dpt menyembuhkan dirinya sendiri yg sedang sakit, karena tubuh mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
7 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Efek Plasebo terjadi karena tiga faktor utama : 1) Keinginan seseorang untuk sembuh
2) Pengharapan positif, bahwa mereka akan
disembuhkan, atau sesuatu yg positif dan baik akan terjadi. 3) Keyakinan atau kepercayaan bahwa mereka akan disembuhkan, baik pada obat atau pada keahlian dokter.
8 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
MindBody Medicine Pemahaman bahwa pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan, saling mempengaruhi... Bukanlah hal baru. Sejak ribuan tahun lalu.... Para ilmuwan dahulu... Para sufi telah mengetahui,.. Bahkan mampu menunjukkan bagaimana pikiran yang terlatih dapat dengan mudah mengendalikan tubuh atau fisik. Hippocrates (the father of medicine), sejak 2000 tahun yg lalu telah menyadari bahwa hubungan antara moral dan spiritual sebagai bagian dr proses penyembuhan adalah hal yg sangat penting. 9 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep. MindBody Medicine terdiri atas tiga kata yaitu mind, body, dan medicine. Mind artinya pikiran, body artinya tubuh, dan medicine artinya ilmu dalam mendiagnosis, mengobati, atau mencegah penyakit dari kerusakan lainnya pada tubuh atau pikiran. Pikiran adalah energi dalam diri kita yg mempunyai kemampuan untuk melakukan fungsi kognisi.
10 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Dalam diri manusia, pikiran adalah energi yg diarahkan oleh otak. Kita menggunakan otak untuk mengarahkan energi (pikiran) ini. Kita mempunyai tiga jenis pikiran; pikiran sadar, bawah sadar,dan nirsadar. Masing-masing pikiran dgn fungsi dan kemampuan yang berbeda.
11 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Menurut NIH, (The National Institute of Health) MindBody Medicine fokus pada interaksi antara otak, pikiran, tubuh, dan perilaku, dan cara yang luar biasa di mana faktor emosi, kondisi mental, sosial, spiritual, dan penilaku dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan. MindBody Medicine secara khusus fokus pada strategi intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan, seperti relaksasi tubuh, hipnosis dan hipnoterapi, visualiasi, meditasi, yoga, biofeedback, tai chi, qi qong, cognitive behavorial therapy, autogenic training, spiritualitas dan terapi doa.
12 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Untuk memahami MindBddy Medicine, pertama- tama perlu menyadari bahwa pikiran dan tubuh bukanlah dua hal yang terpisah namun merupakan satu kesatuan. Tubuh adalah sesuatu yang “dibawa”, sesuatu yg mudah rusak, yg membutuhkan perhatian dan perawatan dalam bentuk latihan atau olahraga, makan dan minuman yg bernutrisi, butuh tidur dlm jumlah waktu tertentu, dan kadang perlu juga dilakukan check up atau pemeriksaan kesehatan.
13 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Tidak ada pemisahan antara pikiran dan tubuh, karena memang tidak bisa dipisahkan. Apa yang terjadi di pikiran dan apa yang terjadi di tubuh saling terkait dan memengaruhi. Pengaruh dari hubungan pikiran dan tubuh sebenarnya sangat mudah kita rasakan. Saat kita merasa khawatir atau cemas mengenai sesuatu maka kita merasa perut menjadi tidak nyaman, sakit kepala, atau mudah mengalami kecelakaan.
14 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Kita tahu bahwa stres dapat mengakibatkan sakit maag atau bahkan serangan jantung. Depresi dan ketidakbahagiaan membuat tubuh terasa berat dan lemas, tidak berenengi, kehilangan nafsu makan atau bahkan makan berlebihan, sakit punggung atau pundak terasa kaku. Bila kita merasa bahagia tubuh terasa penuh energi, ringan, dan nyaman, waktu tidur yg lebih sedikit, merasa lebih semangat, jarang kena penyakit karena tubuh lebih kuat berkat sistem kekebalan yg optimal.
15 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Kita dpt membawa relasi Mindbody ini selangkah lebih maju untuk memahami bagaimana relasi ini dpt meliputi aspek kehidupan fisik dan psikologis kita. Kita mulai memahami bahwa apa yg terjadi pd fisik adalah sesuatu yg bisa kita kendalikan, bahwa kita bukan sekadar korban, atau harus terus menderita sampai semua sakit atau penderitaan ini berlalu.
16 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Apa yang kita alami dalam tubuh adalah bagian integral dari keseluruhan diri. Konsep MindBody didasarkan pada keyakinan bahwa manusia, walau terdiri atas banyak aspek, namun aspek ini tidak berdiri sendiri atau terpisah satu dgn yg lain, melainkan saling terhubung, saling memengaruhi setiap saat. Matriks BodyMind mencerminkan harmonisasi psikologis dan somatik: tubuh fisik hanyalah manifestasi dari pikiran yang bekerja jauh lebih halus dan sering kali tidak disadari. 17 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep. Penelitian yang dilakukan secara mendalam mengenai hubungan pikiran, emosi, dan tubuh menemukan bahwa: Pikiran dan tubuh saling terhubung dan saling mempengaruhi. Bagaimana kita merasa secara emosi dapat menentukan bagaimana kita merasa secara fisik. Emosi tertentu mengakibatkan pelepasan hormon tertentu di tubuh fisik yang dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit fisik.
18 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Para peneliti secara langsung dan ilmiah menghubungkan emosi dengan hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Penelitian juga menemukan korelasi yang signifikan antara emosi dan infeksi, alergi, dan penyakit autoimun. Secara khusus, penelitian telah menghubungkan emosi seperti depresi dengan meningkatnya risiko kanker dan penyakit jantung.
19 Yanyan Bahtiar, SKp.,M.Kep.
Emosi seperti cemas dan takut mengakibatkan detak jantung menjadi tidak teratur, prolaps katup mitral, irritable bowel syndrome/lBS (gangguan umum pada usus besar biasanya menyebabkan kejang, nyeri pada area perut, perut kembung, diare dan konstipasi), sakit kepala, dan juga banyak penyakit lainnya.