Anda di halaman 1dari 23

BST

KEJANG DEMAM
SEDERHANA
Nurpadhilah, S.Ked

Pembimbing : dr. H. Irawan Anasta Putra, SpA


LAPORAN KASUS

A. IDENTIFIKASI
 Nama : An. P
 Umur : 3 tahun 6 bulan
 Jenis kelamin : Perempuan
 Berat badan : 13 kg
 Tinggi Badan : 95 cm
 Bangsa : Indonesia
 Agama : kristen
 Alamat : Perum Beliung
 MRS tanggal: 27 Mei 2011
B. ANAMNESIS
KU : Kejang 1x
KT : Demam tinggi dan munthah

Demam tinggi kejang 1x 10 menit


Muntah berulang > 3x

IGD RS Abdul
Manaf
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
 Masa kehamilan : Aterm
 Partus : Pervaginam
 Tempat : Klinik
 Ditolong oleh : Bidan
 Tanggal : 27 Mei 2011
 BBL : 3300 gram
 PB : 47 centimeter
Riwayat makanan
 ASI :-
 Susu Botol/kaleng : + ( 0 - sekarang )
 Bubur Nasi : + ( mulai dari usia 8 bulan )
 Nasi TIM/lembek : + ( mulai dari usia 10 bulan )
 Nasi Biasa : + ( mulai dari usia 12 bulan )
 Daging , Ikan dan telur : + ( mulai dari usia 12 bulan )
 Tempe dan Tahu : + ( mulai dari usia 12 bulan )
 Sayur : + ( mulai dari usia 12 bulan )
 Buah : + ( mulai dari usia 12 bulan )
.
Riwayat imunisasi
 BCG : + (usia 3 bulan )
 Polio : + (usia 0 bulan )
 DPT : +
 Campak : +
 Hepatitis : + (usia 0 bulan )
 Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Perkembangan Fisik
 Gigi Pertama : + ( usia 5 bulan )
 Berbalik : + ( ibu lupa umurnya)
 Tengkurap : + (ibu lupa umurnya)
 Merangkak : + ( ibu lupa umurnya)
 Duduk : + ( umur 6 bulan)
 Berdiri : + (umur 6 bulan)
 Berjalan : + (umur 15 bulan)
 Berbicara : + (umur 9 bulan)
 Kesan : perkembangan sesuai
Status gizi
BB/U (13kg / 3 tahun) : gizi baik (-2 sd - +2 sd )
TB/U (95 cm/ 3 tahun) : tinggi (-2 sd - +2 sd)
BB/TB (13 kg / 95 cm ) : normal (-2 sd - +2 sd)
 PEMERIKSAAN UMUM (9 Desember 2014 )
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Posisi : berbaring
BB : 13 kg
PB : 95 cm
Gizi : baik
Suhu : 38,4 º C
Respirasi : 28 x/ menit
Tipe pernapasan : thorakoabdominal
 Turgor : baik
Tekanan darah : -
Nadi : 120x/i
Pemeriksaan khusus

Kepala : normocephal
Mata : CA -/-, SI-/-, pupil isokor, RC +/+,
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Tenggorokan : dbn
Thorax :
paru : simetris +/+, stem fremitus normal +/+ ,
sonor +/+, vesikuler +/+ , normal.
Jantung: BJ I/II (+) reguler, murmur (-), gallop (-)
THORAX DEPAN DAN PARU

INSPEKSI STATIS
Bentuk : normal
Simetris : +
Vousure cardiac : -
Clavicula : dbn
Sternum: dbn
Bendungan vena : -
Tumor : -
Sela iga : dbn
PALPASI
Nyeri tekan :-
Tumor : -
Fraktur iga : -
Stemfremitus : ka/ki sama
Krepitasi : -

PERKUSI
Bunyi ketuk : sonor
Nyeri ketuk :-
Batas paru- hati : dbn
Peranjakan : -
AUSKULTASI THORAK

Bunyi napas pokok : vesikuler normal

Bunyi napas tambahan: -


Abdomen : soepel, nyeri tekan (-), tympani (+) normal, BU (+) normal, asites (-),
hepar dan lien dbn.

Ekstremitas : Akral hangat, kekuatan 5, edema (-)

Pemeriksaan neurologis :
Tonus : dbn
Kekuatan : dbn
Refleks fisiologis: dbn
Refleks tendon biceps : dbn
Refleks tendon triceps : dbn
Refleks tendon patella : dbn
Refleks tendon Achilles : dbn
Refleks patologis: -
Pemeriksaan darah rutin

WBC : 11,7 103/mm3 (3,5-10,0 103/mm3)


RBC : 4,26 106/mm3(3,80-5,80 106/mm3)
HGB : 10,6 g/dl (11,0-16,5 g/dl)
HCT : 33,6 % (35,0-50%)
PLT : 276 103/mm3 (150-390 103/mm3)
PCT : 0.201% (0,100-0,500 %)
MCV : 79 µm3 (80-97 µm3)
MCH : 24,8 pg (26,5-33,5 pg)
MCHC : 31,5 g/dl (31,5-35,0 g/dl)
RDW : 15,2 % (10,0-15,0 %)
MPV : 7,3 µm3 (6,5-11,0 µm3)
PDW : 15,3% (10,0-18,0 %)
Diff:
% LYM : 52,0 % (17,0-48,0 %)
% MON : 12,3 % (4,0-10,0 %)
% GRA : 35,7 % (43,0-76,0 %)
# LYM : 6,0 103/mm3 (1,2-3,2 103/mm3)
# MON : 1,4 103/mm3 (0,3-0,8 103/mm3)
# GRA : 4,3 103/mm3 (1,2-6,8 103/mm3)
PEMERIKSAAN ANJURAN
Elektrolit
DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam simpleks ec ISPA
Gangguan elekrolit
DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam simpleks ec ISPA
PENATALAKSANAAN
 Suportif
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan oksigen

 Tirah baring

 Medikamentosa

IVFD Dex 5% ¼ NS 15 tts/i


Inj. Ampicilin 2x 625 mg
Diazepam rektal 10 mg
Parasetamol syrup 3x150
Analisa kasus

Gejala yang ditemukan : demam tinggi muntah 


kejang lebih dari 10 menit  dibawa oleh orang tua
anak ke rumah sakit. Ketika di IGD suhu : 39,0oC,
setelah kejang anak terlihat lemah  kesadaran
anak menurun.
Dari anamnesis menunjukan gejala dari kejang
demam simpleks :
 Lama kejang kurang dari 15 menit,
 berlangsung satu kali atau tidak berulang dalam 24
jam dan kejang tanpa gerakan fokal.
Pada pemeriksaan fisik yang mencolok adalah
demam disertai batuk.
Untuk pemeriksaan penunjang menunjukan adanya
peningkatan leukosit yaitu 11.000 yang menunjukan
adanya infeksi pada anak dan dicurigai penyakit
infeksi yang lain agar dilakukan pemeriksaan
penunjang lainnya. Untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya. Misalnya urin rutin
dan kultur urin
Adapun hal yang dapat menjadi diagnosa banding
pada pasien ini adalah :
Gangguan elektrolit
Infeksi saluran kemih
Pengobatan Kejang demam bersifat suportif. Pasien
disarankan untuk melakukan tirah baring, untuk
mengobservasi demam dan kejangnya. Kemudian
dapat diberikan edukasi kepada orang tua anak agar
ketika badannya panas segara diberikan penurun
panas agar dapat menghindari kejang. Atau jika
telah terjadi kejang perlu diberikan obat pemutus
kejang secepat mungkin atau dibawa ke pusat
pelayanan kesehatan terdekat.
Pada anak ini pengobatan yang diberikan sesuai dengan
gejala dan klinis yang ada diberikan paracetamol untuk
penurun panas (anti piretik) dengan dosis 10-15 mg/kg
BB/x. BB anak 13 kg, butuh 10 x 7,5 = 130 mg, bulatkan
menjadi 150 mg karena range dosis sampai 15 mg.
kemudian diberikan antibiotik ampisilin 2x 625 mg perhari
dikarenakan adanya infeksi dengan dosis 5mg/kg BB
intravena. BB anak 13 kg, butuh 5 x 13 = 65 mg. diberikan
satu kali satu hari. Diberikan diazepam rektal dengan ,
diazepam dapat diberikan per rektal dengan dosis 5 mg bila
berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg pada berat badan
lebih dari 10 kg bila terjadi kejang untuk memutus kejang.
KESIMPULAN

Telah dilaporkan kasus seorang anak perempuan, 3


tahun 6 bulan, yang didiagnosis dengan kejang
demam simpleks. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis terdapat kejang 1 kali kurang dari 15
menit. Pemeriksaan fisik didapatkan penderita
demam dan dengan pemeriksaan penunjang
laboratorium leukositosis. Namun, pada pasien ini
belum dilakukan pemeriksaan urin rutin dan
pemeriksaan kultur urin.

Anda mungkin juga menyukai