Coach Carter
KELOMPOK 1 :
Tergambar pada saat kehadiran Coach Carter sebagai pelatih baru di dalam kelompok tersebut dengan segala
peraturannya dan kelompok tidak siap dengan adanya perubahan. Kepercayaan antaranggota kelompok dan kepercayaan
terhadap coach baru masih rendah dan ego yang masih mendominasi di dalam kelompok tersebut.
Anggota berhati-hati dengan perilakunya, yang didorong oleh keinginan mereka untuk diterima oleh semua
anggota grup. Konflik, kontroversi, kesalahpahaman, dan pendapat pribadi dihindari meskipun anggota mulai
membentuk kesan satu sama lain dan mendapatkan pemahaman tentang apa yang akan dilakukan grup bersama.
Konsekuensi khas dari tahap pembentukan termasuk mencapai pemahaman tentang tujuan kelompok,
menentukan bagaimana tim akan diorganisir dan siapa yang akan bertanggung jawab untuk apa, diskusi tonggak
atau fase utama dari tujuan kelompok yang mencakup jadwal proyek kasar, membuat garis besar aturan grup
umum yang mencakup kapan mereka akan bertemu dan penemuan sumber daya apa yang akan tersedia untuk
digunakan grup.
Pada tahap ini, anggota kelompok mempelajari apa yang harus dilakukan, bagaimana kelompok akan beroperasi,
apa yang diharapkan, dan apa yang dapat diterima.
Forming stage (orientation)
Yang perlu dilakukan formal leader (dalam hal ini Coach Carter) pada tahap Forming:
Assert his authority - make it clear by his behaviour that he has authority: Coach Carter menampilkan leadership
yang kuat dengan dengan sikap percaya diri dan tegas yang ditampilkan oleh Coach Carter pada pertemuan
pertama dengan tim basket Richmond, meskipun dia adalah orang baru di situ. Biarpun sempat diperolok oleh
tim, Coach Carter tetap tenang, tegas, menjawab dengan berwibawa.
Forming stage (orientation)
Assert his capabilities: Coach Carter menampilkan dirinya sebagai orang yang capable, menunjukkan bukti
kemampuannya (misalnya dari namanya yang tertera di dinding sekolah sebagai anggota tim basket, juga
termasuk dari cara berpakaian yang profesional (mengenakan jas dan sepatu pantofel)).
Give direction, answer individual issue about “How do I fit in?”, answer group issue about “Why are we
here?”:
Answer individual issue about “How do I fit in?”: Coach Carter menyampaikan beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam tim dan menunjukkan beberapa hal seperti attitude dan perilaku dasar yang perlu
ditunjukkan oleh anggota tim, seperti “Treat people with respect”, ditunjukkan dengan memanggil “Sir”
kepada tiap anggota tim dan meminta tim memanggilnya dengan “Sir”
Answer group issue about “Why are we here?”:
Coach Carter meminta kontrak ditandangani oleh anggota tim, mendidik mereka untuk tahu apa tujuan
mereka masing berada di tim tersebut, apa yang menjadi tujuan dari tim, dan bertanggung jawab terhadap
pilihan mereka.
“I promise you.
I will give you everything
in my power
to get you to college
and to a better life”
- Coach Carter -
Norming Stage (Cooperation and Integration)
Muncul saat other’s expectation exceeds one’s ability. Di film ini tidak terjadi role overload, dimana
Coach Carter tahu benar kemampuan masing-masing anggotanya sehingga ekspektasi yang diberikan
tidak melebihi kemampuan mereka, misalnya:
Biarpun ditantang oleh banyak orang, Coach Carter tetap meng-encourage tim untuk memiliki
nilai akademis yang baik, hal ini sempat diragukan oleh anggota tim maupun orang tua mereka
yang merasa bahwa mereka “tidak bisa” mendapat nilai baik. Coach Carter yang menyadarkan
mereka bahwa mencapai nilai akademis yang baik bukan ekspektasi yang berlebihan, mereka
hanya belum mencoba mengusahakannya saja.
Coach Carter meminta standar nilai GPA yang lebih tinggi dibanding yang ditawarkan oleh Damien
karena percaya Damien bisa melakukannya.
Issue on Group Dynamics
Role Conflict:
Coach Carter sesungguhnya mengalami role conflict sebagai seorang coach dan seorang ayah, karena
Damien, putranya juga masuk ke dalam tim yang diasuhnya. Namun konflik tersebut dihadapi dan
dijalani dengan baik oleh Coach Carter dengan memperlakukan putranya sama seperti dengan anak-
anak lain di tim tersebut.
Role Ambiguity:
Muncul ketika others’ expectations are unknown, ketika anggota tim, khususnya leader/manager gagal
mengkomunikasikan harapan-harapan yang ingin dicapai. Dalam film ini tidak terjadi role ambiguity
karena sejak awal Coach Carter mengkomunikasikan dengan jelas ekspektasi dan goal dari tim yaitu
mencapai kemenangan juga membuat kontrak tertulis mengenai harapan-harapan yang ingin dicapai
baik sebagai student (secara akademik) maupun atlit. Pada saat ekspektasi tidak tercapai, misalnya
pada saat target akademik tidak tercapai, Carter memberikan feedback kepada tim dan mengembalikan
tim ke goal akademik yang ingin dituju.
Developing and Leading Effective Teams
Developing and Leading Effective Teams
Type of Team
Type of Team
Cooperation
Efforts are systematically integrated to
achieve a collective objective
Trust
Reciprocal faith in others’ intentions and
behavior
Cohesiveness
A process whereby “a sense of ‘we-
ness’” emerges to transcend individual
differences and motives
Effective Work Teams
Cooperation