Anda di halaman 1dari 30

Case Movie:

Coach Carter
KELOMPOK 1 :

Angela Christina Hutabarat


Maria Fillipa Neri Indrawati
Andri Rikopaltera
Muhammad Bari
Hanisa Amalina
Nisrina Priyandani
Lita Mariana
Sinopsis: Coach Carter

Film ini menggambarkan kisah Ken Carter


sebagai seorang pelatih tim basket Richmond
High School. Banyak tantangan yang dihadapi
oleh Carter sebagai seorang pelatih dimulai dari
membentuk sikap dan perilaku anggota tim yang
tumbuh di lingkungan dengan tingkat
kriminalitas yang tinggi, hingga bagaimana cara
ia mendorong masing-masing anggota tim untuk
memiliki motivasi tidak hanya pada kegiatan
basket, tetapi juga akademis dengan harapan
agar nantinya mereka dapat melanjutkan
pendidikan ke tingkat universitas. Digambarkan
juga sepanjang film bagaimana perubahan sikap
dan juga kondisi dari masing-masing anggota
team sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
Carter sebelumnya.
Group Dynamic & Leading
GROUP DEVELOPMENT STAGES
Forming stage (Orientation)
 Tahap pertama pengembangan kelompok adalah tahap pembentukan, saat di mana kelompok baru mulai
berkumpul yang ditandai dengan:
 Adanya kecemasan dan ketidakpastian, misalnya mengenai role masing-masing orang dan group’s goal.
 Low mutual trust dengan sikap “menarik diri” dari beberapa orang untuk melihat who takes charge and how

Tergambar pada saat kehadiran Coach Carter sebagai pelatih baru di dalam kelompok tersebut dengan segala
peraturannya dan kelompok tidak siap dengan adanya perubahan. Kepercayaan antaranggota kelompok dan kepercayaan
terhadap coach baru masih rendah dan ego yang masih mendominasi di dalam kelompok tersebut.

 Anggota berhati-hati dengan perilakunya, yang didorong oleh keinginan mereka untuk diterima oleh semua
anggota grup. Konflik, kontroversi, kesalahpahaman, dan pendapat pribadi dihindari meskipun anggota mulai
membentuk kesan satu sama lain dan mendapatkan pemahaman tentang apa yang akan dilakukan grup bersama.
 Konsekuensi khas dari tahap pembentukan termasuk mencapai pemahaman tentang tujuan kelompok,
menentukan bagaimana tim akan diorganisir dan siapa yang akan bertanggung jawab untuk apa, diskusi tonggak
atau fase utama dari tujuan kelompok yang mencakup jadwal proyek kasar, membuat garis besar aturan grup
umum yang mencakup kapan mereka akan bertemu dan penemuan sumber daya apa yang akan tersedia untuk
digunakan grup.
 Pada tahap ini, anggota kelompok mempelajari apa yang harus dilakukan, bagaimana kelompok akan beroperasi,
apa yang diharapkan, dan apa yang dapat diterima.
Forming stage (orientation)
 Yang perlu dilakukan formal leader (dalam hal ini Coach Carter) pada tahap Forming:
 Assert his authority - make it clear by his behaviour that he has authority: Coach Carter menampilkan leadership
yang kuat dengan dengan sikap percaya diri dan tegas yang ditampilkan oleh Coach Carter pada pertemuan
pertama dengan tim basket Richmond, meskipun dia adalah orang baru di situ. Biarpun sempat diperolok oleh
tim, Coach Carter tetap tenang, tegas, menjawab dengan berwibawa.
Forming stage (orientation)
 Assert his capabilities: Coach Carter menampilkan dirinya sebagai orang yang capable, menunjukkan bukti
kemampuannya (misalnya dari namanya yang tertera di dinding sekolah sebagai anggota tim basket, juga
termasuk dari cara berpakaian yang profesional (mengenakan jas dan sepatu pantofel)).
 Give direction, answer individual issue about “How do I fit in?”, answer group issue about “Why are we
here?”:
 Answer individual issue about “How do I fit in?”: Coach Carter menyampaikan beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam tim dan menunjukkan beberapa hal seperti attitude dan perilaku dasar yang perlu
ditunjukkan oleh anggota tim, seperti “Treat people with respect”, ditunjukkan dengan memanggil “Sir”
kepada tiap anggota tim dan meminta tim memanggilnya dengan “Sir”
 Answer group issue about “Why are we here?”:

Coach Carter meminta kontrak ditandangani oleh anggota tim, mendidik mereka untuk tahu apa tujuan
mereka masing berada di tim tersebut, apa yang menjadi tujuan dari tim, dan bertanggung jawab terhadap
pilihan mereka.

Team’s goal menjadi jelas: To Become a Winner.


“And gentlemen, winning in here is
the key to winning out there.“
- Coach Carter -
Storming Stage (Power Struggle)
 Tahap kedua dari pengembangan kelompok adalah Storming Stage. Storming stage adalah saat
perselisihan dan persaingan berada pada puncaknya karena sekarang anggota kelompok memiliki
pemahaman tentang pekerjaan dan perasaan secara umum terhadap kelompok serta anggota kelompok.
 Ini adalah tahap di mana anggota kelompok yang mendominasi muncul, sementara anggota yang tidak
terlalu konfrontatif tetap berada di zona nyaman mereka.
 Pertanyaan seputar kepemimpinan, otoritas, aturan, kebijakan, norma, tanggung jawab, struktur,
kriteria evaluasi, dan sistem penghargaan cenderung muncul selama tahap badai. Pertanyaan semacam
itu perlu dijawab agar kelompok dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Hal ini terlihat jelas disaat segala peraturan yang diberikan Coach Carter mendapatkan penolakan dari
orang tua siswa hingga kepala sekolah di dalam film tersebut, orang tua dan kepala sekolah
berpandangan bahwa “basket” adalah hal yang terpenting untuk anak anak mereka namun tidak untuk
Coach Carter, pemahaman tersebut ditolak dengan menjelaskan “they came to play basketball and left
as a student”. Bagi Coach Carter pendidikan tetap yang utama, Coach Carter tetap mengadakan
pertemuan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari segala peraturan yang dia buat walaupun
penerimaan itu tidak langsung terjadi.
Storming Stage (Power Struggle)

 Leader’s Action at The Storming Stage:


 Set clear goals and explain the reason behind
them:

Coach Carter menjelaskan mengapa pendidikan


penting bagi anak-anak di timnya, yaitu agar
mereka dapat melanjutkan pendidikan sampai
kuliah dan mempunyai masa depan yang lebih
baik.
“You really need to consider the message you're sending these boys by ending the lockout. It's the same message that
we as a culture send to our professional athletes; and that is that they are above the law. If these boys cannot honor
the simple rules of a basketball contract, how long do you think it will be before they're out there breaking the law? I
played ball here at Richmond High 30 years ago. It was the same thing then; some of my teammates went to prison,
some of them even ended up dead. If you vote to end the lockout, you won't have to terminate me; I'll quit”.
Storming Stage (Power Struggle)
 Leader’s Action at The Storming Stage:
 Monitor the team regularly: Coach Carter memonitor progress akademik/hasil pembelajaran di kelas para
anggota tim
 Encourage an open resolution of the conflict in a team, give support and facilitate resolution: Coach
Carter mencari segala cara agar anggota tim bisa belajar dengan baik, misalnya mencarikan guru.

“I promise you.
I will give you everything
in my power
to get you to college
and to a better life”
- Coach Carter -
Norming Stage (Cooperation and Integration)

 Pada tahap ini, grup menjadi kohesif dan


menyenangkan. Interaksi kelompok jauh lebih
mudah, lebih kooperatif, dan produktif, dengan
memberi dan menerima yang ditimbang,
komunikasi terbuka, ikatan, dan saling
menghormati.
 Di tahap ini, jika ada perselisihan atau gangguan,
ini relatif mudah untuk diselesaikan dan kelompok
kembali ke jalur yang benar dikarenakan sudah
terbangunnya kerjasama dari ikatan yang telah
diajarkan oleh coach carter dari pertama kali
beliau melatih kelompok tersebut.
 Kepemimpinan kelompok sangat penting, tetapi
fasilitator dapat mundur sedikit dan membiarkan
anggota kelompok mengambil inisiatif dan maju
bersama.
Performing Stage (Synergy)
 Setelah kelompok jelas tentang kebutuhannya yang telah dilakukan di tahap sebelumnya, ia
dapat melanjutkan ke tahap keempat dari pengembangan kelompok, tahap performing. Ini
adalah saat dimana grup menjadi benar-benar bersatu dan bersinergi.
 Pada tahap ini, semangatnya tinggi karena anggota kelompok secara aktif mengakui bakat,
keterampilan, dan pengalaman yang dibawa setiap anggota ke dalam kelompok. Rasa memiliki
terbentuk dan kelompok tetap fokus pada maksud dan tujuan kelompok.
 Anggota fleksibel, saling bergantung, dan saling percaya. Kepemimpinan bersifat distributif dan
para anggota bersedia menyesuaikan diri dengan kebutuhan kelompok.
 Pada film tahap ini ditunjukkan pada saat-saat di mana tim berhasil memenangkan perlombaan
setelah tim bermain atau mengikuti perlombaan kembali setelah anggota berhasil menunjukkan
perbaikan di bidang akademis.
Masing anggota tim semakin saling mengerti posisi
dan perannya, kelebihan dan kekuatan masing-masing,
bahkan dapat mengambil hikmah pada saat menemui
kekalahan di Universitas San Fransisco tanpa saling
menyalahkan.
Adjourning Stage (Closure)
 Tahap grup ini bisa membingungkan dan biasanya dicapai
saat tugas berhasil diselesaikan. Pada tahap ini, proyek
akan segera berakhir dan anggota tim bergerak ke arah
yang berbeda.
 Tahap ini melihat tim dari perspektif kesejahteraan tim,
bukan dari perspektif menangani tim melalui empat tahap
awal pertumbuhan tim.
 Pada tahap ini diimplementasikan ketika Pemain
Richmond Oilers lulus dari sekolah dan melanjutkan
kehidupan barunya. 6 orang anggota berhasil melanjutkan
ke jenjang kuliah, beberapa ada yang mendapatkan
beasiswa penuh. Coach carter berhasil mendidik para
anggota tim untuk tidak hanya berhasil dalam dunia
olahraga namun juga berhasil dalam bidang akademis.
Leadership Styles along the Stages
 Leadership style disesuaikan dengan tahapan yang dilalui oleh grup.
 Pada early group development stages, misalnya pada tahap Forming dan Storming, kepemimpinan
dapat lebih bersifat directive, structured untuk memberikan arahan yang jelas dan pondasi yang
kuat kepada anggota tim.
 Apabila group sudah berada pada tahap yang lebih lanjut, seperti pada tahap Norming dan
Performing, kepemimpinan lebih baik bersifat supportive, democratic, participative untuk
mempertahankan dan meningkatkan produktivitas, kepuasan, kreativitas, dan sense of belonging.
 Hal ini telah ditunjukkan oleh Coach Carter pada setiap tahap dalam pembentukan tim.
Issue on Group Dynamics
Role Overload:

Muncul saat other’s expectation exceeds one’s ability. Di film ini tidak terjadi role overload, dimana
Coach Carter tahu benar kemampuan masing-masing anggotanya sehingga ekspektasi yang diberikan
tidak melebihi kemampuan mereka, misalnya:

 Biarpun ditantang oleh banyak orang, Coach Carter tetap meng-encourage tim untuk memiliki
nilai akademis yang baik, hal ini sempat diragukan oleh anggota tim maupun orang tua mereka
yang merasa bahwa mereka “tidak bisa” mendapat nilai baik. Coach Carter yang menyadarkan
mereka bahwa mencapai nilai akademis yang baik bukan ekspektasi yang berlebihan, mereka
hanya belum mencoba mengusahakannya saja.
 Coach Carter meminta standar nilai GPA yang lebih tinggi dibanding yang ditawarkan oleh Damien
karena percaya Damien bisa melakukannya.
Issue on Group Dynamics
Role Conflict:

Coach Carter sesungguhnya mengalami role conflict sebagai seorang coach dan seorang ayah, karena
Damien, putranya juga masuk ke dalam tim yang diasuhnya. Namun konflik tersebut dihadapi dan
dijalani dengan baik oleh Coach Carter dengan memperlakukan putranya sama seperti dengan anak-
anak lain di tim tersebut.

Role Ambiguity:

Muncul ketika others’ expectations are unknown, ketika anggota tim, khususnya leader/manager gagal
mengkomunikasikan harapan-harapan yang ingin dicapai. Dalam film ini tidak terjadi role ambiguity
karena sejak awal Coach Carter mengkomunikasikan dengan jelas ekspektasi dan goal dari tim yaitu
mencapai kemenangan juga membuat kontrak tertulis mengenai harapan-harapan yang ingin dicapai
baik sebagai student (secara akademik) maupun atlit. Pada saat ekspektasi tidak tercapai, misalnya
pada saat target akademik tidak tercapai, Carter memberikan feedback kepada tim dan mengembalikan
tim ke goal akademik yang ingin dituju.
Developing and Leading Effective Teams
Developing and Leading Effective Teams
 Type of Team

Richmond High School basketball team


termasuk dalam tipe kelompok Actions.
Pada tipe kelompok ini, semakin tinggi
spesialisasinya, semakin tinggi pula intensitas
koordinasi yang dibutuhkan.
Developing and Leading Effective Teams

 Type of Team

Pada film digambarkan


koordinasi yang dilakukan
antara Ken Carter sebagai
pelatih dan juga anggota
team basket yang berada di
posisi masing - masing.
Effective Work Teams
Three components of teamwork:

 Cooperation
 Efforts are systematically integrated to
achieve a collective objective
 Trust
 Reciprocal faith in others’ intentions and
behavior
 Cohesiveness
 A process whereby “a sense of ‘we-
ness’” emerges to transcend individual
differences and motives
Effective Work Teams
Cooperation

Cooperation digambarkan kebanyakan


saat diadakannya pertandingan. Salah
satu yang ditekankan pada saat skor
antara Richmond High School dan team
lawan berbeda sedikit. Carter
memberikan strategi untuk dilakukan oleh
masing-masing anggota team yang
sedang bertanding agar mengejar
ketertinggalan. Salah satunya,
mengikutsertakan anggota yang masih
Freshman, Damien. Hasilnya, mereka
bekerja sama dengan baik dan berhasil
menjadi pemenang.
Effective Work Teams
Trust

Carter meyakini kemampuan salah satu


anggota tim, Junior Battle, untuk bisa
bertanding dalam tim basket di level
perguruan tinggi nanti. Hanya saja
kemampuan akademiknya masih jauh
tertinggal dan menurut Carter, ia harus
mulai serius mengejar
ketertinggalannya di kelas. Setelah
marah terhadap Carter, Junior
meminta maaf dan berjanji akan
belajar dengan giat agar ia bisa lulus
dan melanjutkan pendidikannya di
perguruan tinggi.. Carter
memaafkannya dan mengijinkan untuk
bergabung kembali dengan tim
Effective Work Teams
Cohesiveness

Cohesiveness paling jelas digambarkan saat Timo


Cruz berusaha agar Carter menerimanya kembali
sebagai anggota Richmond High School basketball
team. Sebagai syaratnya, Carter ingin Timo
melakukan melakukan push ups dan suicides dalam
jumlah yang banyak. Teman-teman tim-nya yang
melihat usaha Timo akhirnya turut serta melakukan
kedua gerakan tersebut hingga jumlah yang
ditetapkan Carter terpenuhi agar Timo bisa bermain
kembali bersama tim
Team Building & Team Leadership
Team Building:

Experiential learning aimed at better


internal functioning of groups. Without
clear goals, proper leadership, careful
attention to details, and transfer of
learning back to the job, both on-site
and off-site team building sessions can
become expensive disappointment

The Goal: High-Performance Teams

Team building allows team members to


wrestle with simulated or real life
problems
Team Building & Team Leadership

Pada scene ini dijelaskan tujuan dari


Carter mengenai alasan dibuatnya
kontrak yang harus dipatuhi oleh anggota
tim yang dilatihnya. Ternyata tidak
hanya sekadar menghasilkan High-
Performance Team saat bertanding dan
masa depan dari masing-masing anggota
tim setelah lulus dari Richmond High
School, tetapi juga apa yang akan
dihadapi tim tersebut ketika menjadi
bagian dari warga negara.
Lesson Learned

 Film Coach Carter memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya


pengalaman dan perencanaan serta kerjasama antar anggota tim dalam mencapai
tujuan kelompok.
 Belajar bagaimana mengenal karakteristik Individu hingga dapat berempati atas
apa yang dialami satu sama lain berlaku bagi anggota team dan juga pemimpin.
 Pentingnya menyeimbangkan antara prestasi akademis dan non-akademis
 Kemenangan dalam suatu pertandingan bukan segalanya yang terpenting adalah
bagaimana usaha dan proses yang dijalani serta menang dalam mengalahkan ego
diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai