Anda di halaman 1dari 30

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

DALAM MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN DARI ANCAMAN
DISINTEGRASI BANGSA
KELOMPOK 1

1. Ahmad Nur Rojab


2. Ahmad Roja'i
3. Akmal Agus Rifai
4. Karmila Melati
5. Mila Aryani
6. Nur Hanik
7. Nurhusnina
8. Zulfika Adinatul Mukaromah
Ahmad Roja'i XII MIA 5
A.
Perjuangan Menghadapi
Pergolakan Dalam Negeri
1. Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948
Akibat Persetujuan Renvile, posisi Indonesia bertambah
sulit. Sehingga Moh. Hatta membentuk kabinet baru.
Cara Moh. Hatta agar para PKI tidak memprovokasi
terhadap Kabinet Hatta yaitu :
a. Melepas para prajurit dengan sukarela untuk
meninggalkan ketentaraan.
b. Mengambil 100 orang laskar dari masyarakat dan
menyerahkan penampungan kepada Kementerian
Pembangunan dan Pemuda.
Pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil
direbut kembali oleh pasukan TNI. Musso tewas dan
Amir Syarifuddin di hukum mati.
2. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TI)
a. Gerakan DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakan ini di pimpin oleh Sekarmadji
Maridjan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini terjadi
karena sesuai perjanjian R

enville pasukan TNI harus hijrah dari Jawa Barat ke


Jawa Tengah namun Kartosuwiryo menolak.
Pemerintah melakukan operasi militer. Dan tanggal
4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasil di tangkap dan di
jatuhi hukuman mati. Operasi ini berhasil berkat
Divisi Siliwangi (Kompi C Batalyon 328 Kujang II)
b. Gerakan DI/TII di Jawa Tengah
Gerakan DI Jawa Tengah bagian Utara di pimpin
oleh Amir Fatah, sedang Selatan oleh Kyai
Sumolangu atau Mohammad Mahfudz
Abdulrahman. Gerakan ini dihancurkan TNI pada
bulan April 1952. Pasuakan ini mengadakan
operasi kilat yang dinamakan Gerakan Banteng
Negara (GBN) yang dipimpin Kolonel Sarbini.
Selanjutnya dilaksanakan Operasi Guntur pada
tahun 1954. Gerakan DI di Jawa Tengah dapat di
hancurkan setelah gerakan DI di perbatasan
Pekalongan Banyumas dihancurkan.
c. Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan di
pimpin oleh Ibnu Hajar yang
memproklamasikan NII pada 10 Oktober
1950, dengan disertai kesatuannya yang
bernama Kesatuan Rakyat Jang Tertindas
(KRJT). Pemerintah Melaksanakan operasi
militer sehingga Ibu Hajar ditangkap dan
diadili oleh Mahkamah Militer dengan
hukuman mati pada tanggal 22 Maret 1965.
e. Gerakan DI/TII di Aceh
Gerakan DI/TII yang terjadi di Aceh dipimpin
oleh Daud Beureueh. Setelah perang
kemerdekaan daerah Aceh sebelumnya
menjadi daerah istimewa diturunkan menjadi
karesidenan. Kebijakan tersebut di tentang
oleh Daud. Pada tanggal 17-28 Desember
1962 diselenggarakan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh yang diselenggarakan
oleh Kolonel Jasin, Pangdam I dan berakhir
secara damai.
d. Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Kemunculan gerakan DI/TII pimpinan Kahar
Muzakar di Sulawesi Selatan di sebabkan
ingin menempatkan laskar-laskar rakyat
Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar
berhasil ditembak mati oleh satuan-satuan
pasukan TNI. Dengan demikian,
pemberontakan yang dipimpinnya itu
berakhir.
3. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA)

Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)


dipimpin oleh Kapten Westerling. Gerakan ini
didasari adanya kepercayaan rakyat akan
datangnya Ratu Adil yang adil dan bijaksana.
Tujuan gerakan APRA yang sebenarnya dalah
untuk mempertahankan bentuk negara federal
di Indonesia dan memiliki tentara sendiri pada
negara-negara RIS.
4. Gerakan Pemberontakan Andi Aziz

Latar belakang pemberontakan Andi Aziz di Makasar


adalah sikap penolakan terhadap masuknya pasukan
APRIS yang berasal dari TNI ke Makassar.
Akibat dari serangan Andi Aziz yaitu :
a. Kota Makassar dapat dikuasai
b. Objek vital seperti lapangan terbang, kantor
telekomunikasi, dan pos polisi militer dikuasai.
c. Ditawannya Letkol. Ahmad Yunus Mokoginta.
d. Pengunduran diri Ir. P.D Diapara sebagai Perdana
Menteri NIT.
5. Gerakan Pemberontakan Republik
Maluku Selatan (RMS)
Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon
diproklamasikan berdirinya Republik Maluku
Selatan (RMS) yang dilakukan oleh dr.Ch.R.S
Soumokil (mantan Jaksa Agung Negara Indonesia
Timur). Dalam pertempuran memperebutkan
Benteng New Victoria, Letkol Slamet Riyadi
tertembak dan gugur. Tangga 2 Desember 1963 Dr.
Soumokil berhasil ditangkap selanjutnya tanggal
21 April 1964 diadili oleh Mahkamah Militer Laut
Luar Biasa dan dijatuhi hukuman mati.
6. Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia / Perjuangan Semesta (PRRI/Permesta)

Munculnya pemberontakan PRRI diawali dari


ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan
pusat. Daerah terhadap pemerintah pusat yang dianggap
tidak adil dalam alokasi dana pembangunan dengan
membentuk dewan banteng, dewan gajah, dewan garuda
dan dewan manguni. Pemerintah kemudian melancarkan
operasi militer untuk menumpas PPRI, dengan :
a. Operasi 17 Agustus dipimpin Kolonel A.Yani
b. Operasi Tegas dipimpin Letkol Kaharudin N.
c. Operasi Sadar dipimpin Letkol Dr. Ibnu Sutowo
B. a n
be ro n ta k
Pem 30
Gerak a n
b e r 1 9 6 5
Septe m
/ P K I )
(G30S
1. Penyebab Munculnya G30S/PKI
Sejak D.N Aidit terpilih menjadi ketua PKI tahun
1951, dan dalam pemilihan tahun 1955 dan
berhasil mendapat dukungan rakyat. Saat PKI
merasa kuat, ada isu pimpinan TNI Angkatan
darat membentuk Dewan Jenderal yang akan
melakukan kudeta terhapat Presiden Soekarno.
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
ABRI pada tanggal 5 Oktober 1965, puluhan ribu
tentara telah berkumpul di Jakarta, sehingga
dugaan akan terjadi kudeta semakin bertambah
banyak.
2. Gerakan 30 September 1965/PKI
Menjelang terjadinya G30S/PKI, tersiar kabar
bahwa kesehatan Presiden mulai menurun dan
D.N. Aidit langsung memulai gerakan. Gerakan
tersebut dipimpin Letnal Kolonel Untung pada 1
Oktober 1965. Mereka berhasil membawa 7
korban TNI Angkatan Darat dan di bawa ke Lubang
Buaya serta di masukkan ke dalam sumur tua, dan
di timbun dengan sampah dan tanah. Dengan
waktu bersamaan gerarakan G30S/PKI mencoba
untuk mengadakan perebutan kekuasaan di
Yogyakarta, Solo, Wonogiri dan Semarang.
Ketujuh Korban TNI Angkatan Darat tersebut
adalah :
a. Letnal Jenderal Ahmad Yani
b. Mayor Jenderal R. Soeprapto
c. Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo
d. Mayor Jenderal Suwondo Parman
e. Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan
f. Brigadir Jenderal Soetojo Siswomiharjo
g. Letnal Satu Pierre Andreas Tendean
3. Penumpasan G30S/PKI
Dengan peristiwa G30S/PKI, pemerintahan Indonesia
melakukan tindakan penumpasan yang dipimpin
Panglima Komando Strategi Angkatan Darat Mayjend
Soeharto, antara lain :
a. Merebut kembali gedung RRI pusat
b. Pembebasan Halim Perdana Kusuma
c. Di temukannya jenazah perwira TNI AD di sumur
tua Lubang Buaya
d. Di lakukan pengangkatan jenazah dan di
makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata
e. Penangkapan Kolonel Latied dan Letkol Untung
4. Beberapa Pendapat tentang Peristiwa
G30S/PKI
a. Brigadir Jenderal (Purn) Herman Sarens Sudiro
Menurutnya pelaku utama dari G30S/PKI adalah
PKI. Target awalnya adalah membunuh Presiden
Soekarno.
b. Dr. Harold Crouch (Pengamatan Militer dari
Universitas Australia)
Menurutnya bahwa di tubuh angkatan darat telah
terjadi persaingan di antara para jenderal yaitu
antara jenderal yang mendapat kedudukan dan
posisi dengan jenderal yang terbuang atau tidak
memiliki posisi.
10 PAHLAWAN REVOLUSI
KESIMPULAN
Dengan adanya pendapat para ahli, pelaku ataupun
saksi sejarah G30S/PKI dapat mendidik generasi
muda untuk bersikap bijaksana dalam menyikapi
peristiwa tersebut. Aksi-aksi yang dilakukan dapat di
jadikan pelajaran bagi generasi penerus dengan
tetap mengenang para pahlawan dan tetap
mengamalkan Pancasila sebagai ideolgi dan dasar
negara.
Dengan kesimpulan Gerakan 30 September 1965
merupakan gerakan di mana ideologi bangsa
Indonesia (Pancasila) akan diganti ideologi komunis.
C.TOKOH- TOKOH NASIONAL
YANG BERPERAN
MEMPERTAHANKAN INTEGRASI
BANGSA
1. Muhammad Yamin

Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. (lahir di Talawi,


Sawahlunto, Sumatra Barat, 24 Agustus 1903 –
meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur
59 tahun) adalah sastrawan, sejarawan, budayawan,
politikus, dan ahli hukum yang telah dihormati
sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan
salah satu perintis puisi modern Indonesia dan
pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji
keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah
persatuan Indonesia.
2. DR.MUWARDI

Dr. Moewardi (Pati, Jawa Tengah, 1907 - Surakarta, Jawa Tengah, 13 Oktober
1948) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Moewardi adalah seorang
dokter lulusan STOVIA. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan Spesialisasi
Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Selain itu ia adalah ketua Barisan Pelopor
tahun 1945 di Surakarta dan terlibat dalam peristiwa proklamasi 17 Agustus
1945. Dalam acara tersebut, ia juga turut memberikan sambutan setelah
Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu.
3. H .AGUS SALIM

Haji Agus Salim (lahir dengan nama Masyhudul Haq (berarti


"pembela kebenaran"); lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra
Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 – meninggal di Jakarta,
Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun) adalah seorang
pejuang kemerdekaan Indonesia. Haji Agus Salim ditetapkan
sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27
Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.
4.SYAFRUDIN PRAWIRANEGARA

Sjafruddin Prawiranegara; lahir di Serang, Banten, 28 Februari 1911 – meninggal di Jakarta,


15 Februari 1989 pada umur 77 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan, Menteri,
Gubernur Bank Indonesia, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai Ketua
(setingkat presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ia menerima mandat
dari presiden Sukarno ketika pemerintahan Republik Indonesia yang kala itu beribu kota di
Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda akibat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19
Desember 1948.[1][2][3] Ia kemudian menjadi Perdana Menteri bagi kabinet tandingan
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Tengah tahun 1958.
5.SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX

Gusti Raden Mas Dorodjatun atau Sri Sultan Hamengkubuwono IX (bahasa Jawa: Sri
Sultan Hamengkubuwana IX, lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912 –
meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76
tahun[a]) adalah seorang Sultan yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta
(1940–1988) dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama setelah
kemerdekaan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang
kedua antara tahun 1973 dan 1978. Ia juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia,
dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
6.FRANS KAISEPO

Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 – meninggal di Jayapura, Papua, 10
April 1979 pada umur 57 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua. Frans terlibat
dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik
Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak
yang berarti tempat yang panas. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua
antara tahun 1964-1973.Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura.
Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di
Biak Selain itu namanya juga di abadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo.[
KESIMPULAN
1. Beberapa peristiwa konflik yang terjadi pada masa kini, harus kita lihat
sebagai potensi disintergrasi bangsa yang dapat merusak persatuan
negeri. Maka ada baiknya bila kita belajar dari perjalanan sejarah
nasional kita, yang juga pernah diwarnai dengan aneka proses konflik
dengan segala akibat yang merugikan, baik jiwa, fisik, materi, psikis dan
penderitaan rakyat. Bagaimanapun, salah satu guna sejarah adalah
dapat memberi hikmah atau pelajaran bagi kehidupan.
2. Selain dari peristiwa sejarah, kita juga dapat mengambil hikmah dari
teladalan para tokoh sejarah. Diantara mereka adalah para pahlawan
nasional yang berjuang untuk persatuan bangsa dengan tidak hanya
menggunakan senjata, tetapi juga melalui karya berupa seni, tulisan,
musik, sastra atau ilmu pengetahuan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai