Anda di halaman 1dari 18

QUALITY ASSURANCE

KELOMPOK 3 IKMA 2010:


 Angelia Ayu Pangestuti (101011057)
 Astin Rochdya Sari (101011060)
 Nabilah Qonitah (101011061)
 Tifani Lasianjayani (101011062)
 Annisa Octaviani (101011065)
 Isshaini Absizah (101011066)
 Aprillinardi (101011069)
 Zuhrida Aulia (101011072)
 Conita Sabila Bagdadi (101011075)
 Sharita Aulia (101011078)
QUALITY ASSURANCE

QUALITY
PRO STUDI
DEFI ASSURA PRI
NCE DI GRA KASU
NISI RUMAH NSIP S
SAKIT M
PENGERTIAN PROGRAM MENJAMIN MUTU

 Maltos & Keller


“Program menjamin mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam
memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan”

 Ruels & Frank


“Program menjamin mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara penampilan
yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan batas-batas
teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut”

 The American Hospital Association


“Program menjamin mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan penyelesaian
masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan memanfaatkan berbagai peluang yang
ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan”

 Joint Commission on Acreditation of Hospitals


“Program menjamin mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan
sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai
peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikan
berbagai masalah yang ditemukan”
TUJUAN PROGRAM
MENJAMIN MUTU
 Tujuan Antara
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjamin mutu
ialah diketahuinya mutu pelayanan.
 Tujuan Akhir

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjamin mutu


ialah makin meningkatnya mutu pelayanan.
MANFAAT PELAKSANAAN
PROGRAM MENJAMIN MUTU
 Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan
kesehatan.
 Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan
kesehatan.
 Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.
 Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari
kemungkinan munculnya gugatan hukum.
SYARAT PROGRAM MENJAMIN
MUTU
 Bersifatkhas
 Mampu melaporkan setiap penyimpangan.

 Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.

 Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan


organisasi.
 Mudah dilaksanakan.

 Mudah dimengerti.
QUALITY ASSURANCE DI
RUMAH SAKIT
Komponen yang mempengaruhi baik buruknya suatu rumah sakit dalam konsep QA,
yakni:
 Aspek Klinis

Komponen yang berhubungan dengan hal medis ( dokter, perawat, teknik


medis,dll)
 Efisiensi dan efektifitas

Pelayanan yang murah, tepat guna, tidak adda diagnosa, dan terapi yang
berlebihan.
 Keselamatan pasien

Upaya perlindungan pasien dari hal- hal yang bisa membahayakan pasien.
 Kepuasan pasien
 Kenyamanan
 Keramahan
 Kecepatan
PRINSIP- PRINSIP JAMINAN
MUTU:

1. Setiap orang di dalam organisasi harus dilibatkan dalam


penentuan, pengertian dan peningkatan proses yang berkelanjutan
dengan masing- masing mengontrol dan bertanggung jawab dalam
setiap mutu yang dihasilkan oleh masing-masing orang.
2. Setiap orang harus sepakat untuk memuaskan masing masing
pelanggan baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal.
3. Peningkatan mutu dilaksanakan dengan menggunakan metode
ilmiah yaitu dengan menggunakan data untuk pengambilan
keputusan, penggunaan alat-alat statistik dan keterlibatan setiap
orang yang terkait.
4. Adanya pengertian dan penerimaan terhadap suatu perbedaan
yang alami.
5. Pembentukan teamwork. Baik itu dalam part time teamwork, full time
teamwork ataupun cross functionalteam .
6. Adanya komitmen tentang pengembangan karyawan (development of
employees) melalui keterlibatan di dalam pengambilan keputusan.
7. Partisipasi setiap orang dalam merupakan dorongan yang positif dan
harus dilaksanakan.
8. Program pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai suatu investment
atau modal dalam rangka pengembangan kemampuan dan
pengetahuan pegawai untuk mencapai potensi yang mereka harapkan.
9. Supliers dan customer diintegrasikan dalam proses peningkatan mutu.
PROGRAM QUALITY ASSURANCE
PENAHAPAN PROGRAM QUALITY ASSURANCE

A. Orientasi pada Pelanggan


Tujuan utama dalam pelayanan kesehatan adalah kepuasan
pelanggan terhadap kesembuhan suatu penyakit. Hanya
dengan memahami proses dan pelanggan maka organisasi dapat
memahami dan menghargai makna kualitas. Semua
manajemen dalam jaminan mutu diarahkan pada satu tujuan
utama yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Apapun yang
dilakukan manajemen tidak akan ada gunanya bila akhirnya
tidak menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan.
B.Continous Improvement
Perbaikan terhadap mutu yang berkesinambungan memerlukan beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan diantaranya adalah :
1. Berdasarkan Visi dan Misi Rumah Sakit
2. Mengikuti Tahap Strategi Perbaikan

C.Scientific Approach
1.Pendekatan ilmiah merupakan langkah sistematis bagi setiap individu
maupun Tim dalam proses pemecahan masalah dan perbaikan proses.
2.Fokus pada pendekatan ilmiah adalah pengumpulan, pengolahan dan
pemanfaatan data. Dalam proses pengumpulan dan pemanfaatan data
tersebut tidak dianjurkan untuk menggunakan ilmu statistik yang rumit.
D. Pembentukan Tim
Tim akan menciptakan suatu kondisi dimana para anggota
akan tetap mempertahankan perubahan, mempelajari lebih
banyak tentang kebutuhan dan memperoleh ketrampilan
dalam kerjasama. Dalam suatu organisasi, tim dibutuhkan
apabila :
1. Tugas-tugas yang diemban sangat kompleks
2. Kreatifitas dibutuhkan
3. Jalan yang harus ditempuh belum jelas
4. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien dibutuhkan
5. Dibutuhkan pembelajaran yang lebih cepat
6. Mengerjakan komitmen yang tinggi
7. Pelaksanaan dari rencana membutuhkan kerjasama
dengan orang lain
8. Tugas atau proses bersifat cross fungsional
PROGRAM QUALITY ASSURANCE
PELAKSANAAN PROGRAM QUALITY
ASSURANCE
A. Fase Inisiasi
1. TrainingNeed Assessment (TNA) : Perbaikan mutu yang diberikan terburu buru
sering menyebabkan pengambilan keputusan tentang jenis pelatihan yang akan
diberikan menjadi salah.
2. Seminar Sadar Mutu
a. Quality Awareness Workshop : Kegiatan ini penting dilaksanakan sebelum
kegiatan program jaminan mutu dilakukan pada suatu tempat.
b. Pengembangan Kepemimpinan Mutu : Kepemimpinan yang berwawasan mutu
merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia
dan memiliki tanggung jawab menyeluruh terhadap usaha mencapai suatu tujuan.
c. Menetapkan Tujuan Peningkatan Mutu : Pada langkah ini tingkat kesenjangan
kinerja yang terjadi perlu dirumuskan secara tepat dan benar, sehingga tujuan
yang ingin dicapai dalam peningkatan mutu akan semakin jelas dan tepat.
d. Menyusun Rencana Stratejik dan Operasional : Penyusunan rencana stratejik
dan rencana operasional rumah sakit sebaiknya berdasarkan pada analisa SWOT
dengan memperhitungkan faktor faktor eksternal dan internal rumah sakit
tersebut.
B. Fase Transformasi
Pada fase ini beberapa strategi yang disarankan adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan proses prioritas yang akan ditingkatkan dalam bentuk proyek percontohan.
2. Pembentukan kelompok kerja yang kompeten terhadap proses tersebut.
3. Identifikasi anggota untuk masing masing kelompok kerja.
4. Proses dalam kelompok kerja untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan.
5. Pelatihan penyusunan standar dan dokumentasi mutu.
6. Pelatihan internal audit mutu and corective action.
7. Pelatihan manajemen stratejik.
8. Evaluasi.

C. Fase Integrasi
Pada fase ini strategi yang disarankan adalah :
1. Membentuk dan mempertahankan komitmen terhadap mutu melalui optimalisasi dan
proses perbaikan yang berkesinambungan.
2. Pelatihan pada seluruh karyawan.
3. Penetapan indikator mutu.
4. Pengembangan sistem surveilance dan evaluasi mutu yang tepat.
5. Penerapan proses perbaikan mutu yang berkesinambungan pada semua unit dan lintas
6. unit dengan membentuk kelompok kerja yang mandiri.
GKM
(GUGUS KENDALI MUTU)
 Sekelompok kecil karyawan dari dua sampai tiga orang
dari unit kerja yang sama dengan sukarela secara berkala
dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk
melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat
kerjanya.

 Tujuannya untuk mendayagunakan seluruh aset yang


dimiliki perusahaan atau instasi terutama sumber daya
manusia secara lebih baik guna meningkatkan mutu
STUDI KASUS
“Higiene Sanitasi Makanan di Rumah Sakit
Haji Jakarta”
Hasil pengamatan menunjukkan higiene sanitasi yang
cukup baik dalam persiapan dan pengolahan makanan,
tetapi kurang memperhatikan higiene sanitasi alat
persiapan dan pengolahan serta pegawai yang terlibat.
ANALISIS
 Keselamatan pasien yang merupakan salah satu
komponen QA, kurang diperhatikan.
 Dapat terjadi kontaminasi silang dari pegawai pada
makanan yang dikonsumsi pasien.
 Perlu adanya pengawasan kualitas lingkungan rumah
sakit, pengendalian dampak resiko lingkungan rumah
sakit, peningkatan pelayanan kesehatan rujukan,
pembangunan sarana prasarana di sub unit gizi rumah
sakit, serta penyediaan peralatan dan perbekalan rumah
sakit dalam upaya pengembangan kesehatan yang
bersumber dari rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai