Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN TELINGA

Asis Fitriana Davina Amalia


Maria Ulfa Revin Fiona Cinintya
T. Ariani Widiastina Cindy Nizza P
Novia Adithama Ni Nyoman Yuniasih
Tristira Urvina Citra Putri Anandira
Muhammad Nur Arifin Boby Gunawan

Pembimbing
dr Nindya Shinta, Sp.THT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


SMF/LAB. ILMU PENYAKIT THT-KL
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2018
Pemeriksaan fisik telinga
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Alat yang diperlukan:
◦ Lampu kepala
◦ Otoskop
◦ Aplikator
◦ Pengait serumen
◦ Pinset telinga
◦ Serumen spoon
◦ Suction
◦ Alligator
◦ Spekulum telinga
Persiapan:
Pasien duduk posisi badan condong sedikit ke depan, berhadapan dengan
pemeriksa
Kepala lebih tinggi dari pemeriksa (agar mudah melihat liang telinga dan
membran tympani)
Pemeriksaan:
Inspeksi keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun
telinga (retro-aurikuler)
Tarik daun telinga ke atas dan dan belakang agar liang menjadi lebih
lurus
Pakai otoskop untuk melihat lebih jelas bagian membran tympani.
Otoskop dipegang tangan kanan untuk meriksa telinga kanan, dan
sebaliknya. Jari kelingking tangan yang memegang otoskop
ditekankan pada pipi pasien (stabilisasi)
Identifikasi Canalis Auditoris Eksterna.
Identifikasi Membran Tympani: warna dan kontur, cone of light, perforasi
Palpasi dengan penekanan pada tragus, aurikula, os. Matoideus di posterior
aurikula
TIMPANOSKLEROSIS
OMA

STADIUM OKLUSI STADIUM HIPEREMI STADIUM PERFORASI

OE
PEMERIKSAAN
AUDIOLOGI
Anamnesis
Alat :
◦ Garpu tala
Jenis pemeriksaan
◦ Tes Penala
◦ Tes Rinne
◦ Tes Swabach
◦ Tes Weber
◦ Tes berbisik
TES RINNE
Menggunakan garpu tala (frekuensi 128, 256, 512 Hz)
Garpu tala dibunyikan
Pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid penderita (2-3 detik), suruh
mendengar bunyinya
Bila tidak mendengar lagi, garpu tala segera didekatkan pada telinga (2,5
cm)
Interpretasi:
Bandingkan konduksi tulang dengan konduksi udara
Rinne + adalah Konduksi udara lebih baik, jika masih terdengar bunyi saat
dipindah ke telinga, terjadi pada orang normal dan tuli sensorineural
Rinne – adalah konduksi tulang lebih baik, jika tidak terdengar bunyi segera
setalah dipindah ke telinga, terjadi pada tuli konduksi
TES WEBER
Garpu tala dibunyikan, ditekankan pangkalnya pada dahi penderita tepat di
tengah, suru penderita mendengarkan
Tentukan telinga mana yang bunyinya terdengar lebih keras
Interpretasi:
Lateralisasi ke kiri/ kanan: jika bunyi terdengar lebih keras di telinga
kiri/kanan
Normal: kerasnya bunyi sama pada kedua telinga/pasien tidak bisa
membedakan mana yang lebih keras
Lateralisasi ke arah yang sehat: tuli sensorineural
Lateralisasi ke arah yang tuli: tuli konduktif
TES SCHWABACH
Bandingkan pendengaran penderita dengan pemeriksa (normal).
Garpu tala dibunyikan, tempatkan di planum mastoid pasien, jika sudah tidak
mendengar lagi, garpu tala ditempatkan pemeriksa. Lakukan sebaliknya.
◦ Interpretasi:
Schwabach memendek untuk konduksi udara jika masih terdengar bunyi
oleh pemeriksa
Schwabach memanjang untuk konduksi udara jika penderita masih
mendengar sedangkan pemeriksa sudah tidak mendengar
Tuli Konduktif Tes Tuli sensorineural

• Negatif Rinne • Positif


• Lateralisasi ke sisi Weber • ateralisasi ke sisi
sakit sehat
• Memanjang Schwabach • Memendek
TES BERBISIK
Cara :
◦ Pasien berdiri dari pemeriksa dengan jarak 6 m, dengan
mata tertutup dan salah satu telinga tertutup
◦ Dibisikkan kata – kata yang mudah dan dipakai sehari – hari
◦ Bila dengan jarak 6 m tidak mendengar, maka pemeriksa
berjalan makin mendekat.
◦ Bila dengan berbisik tidak mendengar, maka dipakai suara
yang lebih keras dengan berteriak.
Interpretasi :
◦ Normal : 6 meter
◦ Tuli ringan : >4 meter - <6 meter
◦ Tuli sedang : >1 meter - <4 meter
◦ Tuli berat : <1 meter
◦ Tuli total : pemeriksa berteriak di depan telinga pasien,
pasien tetap tidak mendengar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai