Anda di halaman 1dari 54

KIMIA FISIKA

Larutan jenuh :
zat terlarut (solut) berada dalam kesetimbangan dengan fase padat
(solut).

Kelarutan :
konsentrasi solut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.

Larutan tidak jenuh (unsaturated) atau hampir jenuh


(subsaturated) :
larutan yang mengandung solut dalam konsentrasi di bawah
konsentrasi yang diperlukan supaya terjadi penjenuhan yang
sempurna pada suhu tertentu.

Larutan lewat jenuh (supersaturated):


larutan pada suhu tertentu yang mengandung solut lebih banyak
daripada normal, sehingga terdapat solut yang tak terlarut.
2
Istilah Kelarutan

Jumlah bagian pelarut


diperlukan untuk
Istilah kelarutan melarutkan
1 bagian zat
sangat mudah larut (very soluble) kurang dari 1
mudah larut (freely soluble) 1 sampai 10
Larut (soluble) 10 sampai 30
agak sukar larut (sparingly soluble) 30 sampai 100
sukar larut (slightly soluble) 100 sampai 1000
sangat sukar larut (very slightly 1000 sampai 10.000
soluble)
praktis tidak larut (practically lebih dari 10.000
insoluble)
3
INTERAKSI SOLVEN-SOLUT

Pelarut Polar
Kelarutan obat :
 polaritas pelarut (solven) terhadap momen dipol. (momen dipol >> :polar)
 kemampuan solut membentuk ikatan hidrogen .
Nitrobenzena mempunyai momen dipol 4,2  10-18 esu cm sedangkan fenol
hanya 1,7  10-18 esu cm, namun pada 200 C kelarutan nitrobenzena 0,0155
mol/kg sedangkan fenol 0,95 mol/kg.

Gambaran struktur molekulnya seperti rasio gugus polar dengan nonpolar.


4
Mekanisme solven polar:

(a) Solven polar dengan tetapan dielektrik yang tinggi, menurunkan gaya atraksi
antara ion bermuatan berlawanan dalam kristal mis. NaCl.
(b) Solven polar memutuskan ikatan kovalen elektrolit kuat dengan reaksi asam-
basa. Terjadinya ionisasi HCl oleh air:
HCl + H2O  H3 O+ + Cl-
(c) Solven polar mampu mensolvat molekul dan ion melalui gaya interaksi dipol,
khususnya pembentukan ikatan hidrogen, yang menyebabkan kelarutan zat.

Interaksi ion-dipol antara garam natrium oleat dengan air:

5
Solven Nonpolar

 Melarutkan solut nonpolar dengan tekanan internal yang


sama melalui interaksi dipol induksi.
 Molekul solut berada dalam larutan oleh gaya lemah van der
Waals-London.
 Minyak dan lemak larut dalam karbon tetraklorida, benzena,
dan minyak mineral. Basa alkaloid dan asam lemak larut pula
dalam solven nonpolar.
Solven Semipolar

 Keton dan alkohol dapat menginduksi derajat polaritas dalam


molekul solven nonpolar, karena itu benzena yang mudah
terpolarisasi menjadi larut dalam alkohol.
 Senyawa semipolar dapat berlaku sebagai solven perantara
(intermediate solvent) untuk bercampurnya cairan polar dan
nonpolar.
 Aseton meningkatkan kelarutan eter dalam air. Propilenglikol
menambah kelarutan campuran air dengan minyak permen dan
air dengan benzilbenzoat.
6
POLARITAS SOLVEN DAN
SOLUT

7
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIR
Kelarutan Zat Padat Dalam Air Dipengaruhi oleh :
1.Temperatur
2.Penambahan Zat Terlarut Lain
3.Polaritas Pelarut
4.Konstanta Dielektrik Pelarut
5.pH Larutan
6.Ukuran Partikel
7.Ukuran Molekul
8.Polimorfisme
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Temperatur dapat meningkatkan kelarutan zat padat


terutama kelarutan garam dalam air, sedangkan
kelarutan senyawa non polar hanya sedikit sekali
dipengaruhi oleh temperatur
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

 Reaksi eksoterm dan endoterm


∆H, panas pelarutan parsial; panas yang diabsorbsi per mol
bila sejumlah kecil zat terlarut ditambahkan dalam
sejumlah besar pelarut

∆H (larutan) = ∆H (sublimasi) - ∆H (hidrasi)


KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Sebagian besar garam


memiliki kelarutan yang
besar dalam air panas
Beberapa garam
memiliki panas
pelarutan negatif
(exothermic) dan
kelarutannya akan
menurun dengan
meningkatnya Kelarutan beberapa garam sebagai fungsi dari
temperatur temperatur
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
Penambahan Ion Sejenis
 Apabila elektrolit sukar larut dilarutkan untuk
membentuk larutan jenuh, kelarutan digambarkan
sebagai Ksp
 Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis, meningkat
dengan penambahan ion tidak sejenis
Kelarutan Zat Padat dalam Air
Pengaruh Penambahan Zat Lain
Penambahan Surfaktan :
 Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun
dari bagian polar/hidrofilik (head), dan bagian
nonpolar/hidrofobik (tail).
 Bagian kepala dapat berupa anionik, kationik,
zwitterion(dipolar), nonionik
 Bagian ekor merupakan senyawa hidrokarbon rantai
panjang.
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
Penambahan Surfaktan (lanj)
 Pada konsentrasi rendah dalam larutan berada pada
permukaan atau antar muka larutan dan memberikan
efek penurunan tegangan permukaan
 Pada konsentrasi diatas Konsentrasi Misel Kritis
(KMK) membentuk misel (agregat kolidal)yang
berperan dalam proses solubilisasi miselar
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
Penambahan Surfaktan (lanj)
 Solubilisasi Miselar
Suatu pelarutan spontan yang terjadi pada molekul
zat yang sukar larut dalam air melalui interaksi yang
reversibel dengan misel dari surfaktan dalam larutan
sehingga terbentuk suatu larutan yang stabil secara
termodinamika
Syarat: konsentrasi surfaktan ≥ KMK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN

Pengaruh pH
Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat
dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan senyawa non
elektrolit yang tidak terionisasi dalam air hanya sedikit
dipengaruhi oleh pH
 Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti asama
karboksilat (HA) kelarutan merupakan fungsi dari pH
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
PENGARUH PH
 Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa
asam lemah, dan penurunan pH dapat meningkatkan
kelarutan senyawa basa lemah
 Penentuan pH optimum, untuk menjamin larutan yang
jernih dan kefektifan terapi yang maksimum
 Ex; Asam salisilat, Atropin Sulfat, tetrakain HCl, Sulfonamida,
Fenobarbital Na
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN

Pengaruh pH
Pada senyawa elektrolit
Kelarutan Zat Padat dalam Air
Pengaruh Polaritas Pelarut

 Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat


mempengaruhi kelarutan
UMUM
 Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut
polar
 Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam
pelarut nonpolar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Zat
Padat dalam Cairan

Pengaruh Konstanta Dielektrik


 Senyawa hidrofobik meningkat kelarutannya
dalam air dengan adanya perubahan konstanta
dielektrik pelarut yang dapat dilakukan dengan
penambahan pelarut lain (kosolven).
 Konstanta dilektrik dari suatu sistem pelarut
campur adalah merupakan jumlah hasil perkalian
fraksi pelarut dengan konstanta dielektrik masing-
masing pelarut dari sitem pelarut campur
tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan
Pengaruh kosolven
 Kosolvensi merupakan
suatu fenomena dimana zat
terlarut memiliki
kaelarutan yang lebih besar
dalam campuran pelarut
dibandingkan dalam satu
jenis pelarut.
 Kosolvent adalah pelarut
yang digunakan dalam
kombinasi untuk
meningkatkan kelarutan
solut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan
Pengaruh Ukuran Partikel

 Ukuran partikel dapat mempengaruhi kelarutan


karena semakin kecil partikel,rasio antara luas
permukaan dan volume meningkat.Meningkatnya
luas permukaan memungkinkan interaksi antara
solut dan solvent lebih besar.Pengaruh ukuran
partikel terhadap kelarutan digambarkan dalam
persaman berikut;
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan

Pengaruh Ukuran Molekul

 Semakin besar ukuran molekul semakin berkurang


kelarutan suatu senyawa
 Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin sulit
molekul pelarut mengelilinginya untuk memungkinkan
terjadinya proses pelarutan
 Dalam hal senyawa organik, “PERCABANGAN" akan
meningkatkan kelarutan,karena semakin banyak percabangan
akan memperkecil ukuran molekul,sehingga mempermudah
proses pelarutan oleh molekul pelarut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan

Pengaruh Polimorfisme

 Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk


terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk kristal.
 Perubahan dari satu bentuk kristal ke bentuk yang lain adalah
reversibel,proses ini disebut enantiotropik
 Bentuk polimer dapat mempengaruhi warna,kekerasan,
kelarutan,titik leleh dan sifat –sifat lain dari senyawa.
 Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mermpengaruhi kelarutan,maka polimorf akan memiliki
kelarutan yang berbeda.
Larutan Isotonis dan Isohidris
Definisi
 Dapar
Komposisi Larutan Dapar

Persamaan Dapar

Kapasitas Dapar – Kapasitas Dapar Maksimum

DAPAR adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa
yang dapat meniadakan perubahan pH terhadap
penambahan sedikit asam atau basa
LARUTAN DAPAR merupakan kombinasiASam lemah
dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam
konjugasinya
PERSAMAAN DAPAR

pH = pKa + log [garam]/ [asam]

pH = pKw – pKb + log [basa]/[garam]


pasitas Dapar adalah perbandingan penambahan basa kuat
sam kuat dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena
nambahan itu.
= ∆B/ ∆pH
βmaks = 0,576 C (terjadi pada saat pH = pKa)
Formulasi Larutan Dapar
1. Pilih asam lemah yang memiliki pKa mendekati nilai pH
agar diperoleh kapasitas dapar yang maksimal
2. Hitung perbandinganASam dan Garam yang harus
dibuat
3. Tentukan konsentrasi asam dan garam untuk
memperoleh pH yang diinginkan
Contoh Soal
Anda diminta untuk membuat larutan dapar dengan pH =
6,5 dan kapasitas daparnya 0,1.Pilih pasangan dapar yang
cocok dan hitung pula konsentrasi yang diperlukan !
Dapar di Bidang Farmasi
Syarat pH Larutan Parenteral
1.Tidak jauh berbeda dengan pH cairan tubuh yang
bersangkutan
2.Kapasitas dapar yang dimilikinya memungkinkan
penyimpanan lama dan dapat menyesuaikan dengan pH
cairan tubuh yaitu 7,4
Contoh Soal
Berapa mol NaAsetat danASamAsetat yang dibutuhkan
untuk membuat 1 liter dapar pH 5,0 dengan konsentrasi 0,1
M ;pKaAsam asetat = 4,74
Larutan Isotonis
Larutan
 isotonis adalah larutan yang mempunyai
tekanan osmosa sama dengan jaringan yang
bersangkutan
Memiliki
 sifat koligatif yang sama dengan larutan NaCl
0,9%
Efek
 Hipotonis adalah sel tubuh/ eritrosit
mengembang dan kemudian pecah (hemolisa)
Efek
 Hipertonis,sel akan kehilangan air dan menciut.
Metoda Menghitung Tonisitas
Metoda Liso
Metode PenurunanTitik Beku
Metode Ekivalensi NaCl
Metode Liso
∆Tf = Liso x C
Liso = ∆Tf / C (dalam M)
Contoh :
Suatu obat baru memiliki berat molekul 300.Obat tersebut
memberi penurunan titik beku sebesar 0,52 C dalam larutan
0,145 M.Berapakah nilai Liso Obat tersebut!
Metode Penurunan Titik Beku
Penurunan titik beku suatu zatA 2 % adalah 0,163.berapa
NaCl yang harus ditambahkan untuk membuat 100
mL larutan isotonis!
Berapa dekstrosa yang harus ditambahkan untuk
menggantikan
NaCl agar diperoleh larutan yang isotonis!
Metode Ekivalensi NaCl
Eadalah jumlah NaCl yang sebanding dengan 1 gr zat.
Metode ini digunakan untuk mengatur isotonisitas
lebih dari satu zat dalam larutan.
Buatlah larutan isotonis yang mengandung 1% Asam Borat
(EASam Borat = 0,5)
Suatu larutan mengandung 1% larutan perak nitrat,
berapakah natrium nitrat yang harus ditambahkan untuk
memperoleh larutan isotonis (EAgNO3 = 0,33;E NaNO3=
0,68 ∆Tf = 0,28)
LARUTAN GAS DALAM CAIRAN
Adalah konsentrasi gas yang terlarut saat berada dalam kesetimbangan dengan gas
ni di atas larutan.

larutan tergantung pada:


•tekanan:
tekanan gas diatas cairan naik maka kelarutan bertambah.
•suhu :
suhu naik kelarutan gas turun.
• adanya garam :
penambahan garam (elektrolit) membebaskan gas terlarut.
• reaksi kimia:
gas tertentu karena memberikan reaksi kimia kelarutannya menjadi lebih besar.
Misal hidroklorida, amonia dan karbondioksida.

Hukum Henry :
C2 =  p
C2 :konsentrasi gas terlarut dalam gram/l solven, p : tekanan parsial gas tak terlarut
39
Kelarutan gas dalam cairan dapat dinyatakan oleh  atau oleh
koefisien serapan Bunsen . (volume gas dalam liter yang larut
dalam 1 liter solven pada tekanan parsial 1 atm. suhu tertentu 

Vgas,STP p
Vlar
Koefisien Bunsen untuk beberapa gas dalam air pada 00 dan 250 C

40
Contoh:
Bila 0,0160 g oksigen dilarutkan dalam 1 liter air pada dan 250 C dan pada
tekanan oksigen 300 mm Hg. Hitunglah (a)  dan (b) 
(a)
C2 (g/ l) 0,0160
p(mm Hg) 300
0,0160
 0,08205 273,15
(b) V = nRT/p 32
Vgas,STP   0,0112
1 atm1

Vgas 0,0112
  0,0284
Vlarp 300
1
760
(c) Berapa gram oksigen dapat dilarutkan dalam 250 ml larutan air jika
tekanan total di atas campuran 760 mm Hg? Tekanan parsial oksigen dalam
larutan adalah 0,263 atm, dan suhu 250 C.

  5,33105  C2 (g / l)
0,263 760 mm
C2  0,0107 g / l atau 0,0027 g / 250 ml
41
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Larutan Ideal
• Tergantung : suhu, titik leleh zat padat, dan kalor lebur molar Hf yaitu
kalor (panas) yang diserap ketika zat padat meleleh.
• Dalam larutan ideal, kalor larutan sama dengan kalor lebur, yang dianggap
tetap tidak tergantung pada suhu.

 H f T 0 T 
i
log X 2  
2,303R  TT0 
X2i adalah kelarutan ideal solut dinyatakan dalam fraksi mol, T0 adalah titik
leleh solut padat dalam derajat mutlak.
Persamaan di atas dapat pula dituliskan:

Hf 1
i
log X2   konstanta
2,303R T
42R=1,987 kal derajat-1 mol-1
Contoh:
Berapa kelarutan naftalena pada 200 C dalam larutan ideal?
Titik leleh naftalena adalah 800 C, dan kalor leburnya 4500 kal/mol.

i 4500 353293
log X2    
2,3031,987 293353

X2i  0,27

Kelarutan fraksi mol dapat diubah menjadi molalitas:

m  1000X 2
M11 X 2

43
Larutan Nonideal

Aktivitas solut dalam larutan :


a 2 = X 2 2 2 : koefisien aktivitas rasional.

log a2 = log X2 + log 2


Dalam larutan ideal karena 2 = 1, maka a2 = X2i ,

i  Hf T
 0 - T 
 log a2   log X2
2,303R   TT0  

Hf
T0 - T
log X 2    log 2
2,303R TT0 

Suku log 2 pada pers.: pertimbangan gaya atraksi intermolekular yang


harus diatasi, atau usaha (kerja) yang harus dilakukan dalam
memindahkan molekul dari fase solut (zat terlarut) dan menyimpannya
dalam solven (pelarut).

44
Proses pemindahan molekul tersebut terjadi dalam 3 tahap

1. Pemindahan 2. Pembentukan 3. Molekul solut


molekul dari fase lubang dalam solven ditempatkan dalam
solut pada suhu yang cukup besar agar lubang dalam
tertentu.Penerima- dapat menerima solven, dan usaha
an energi molekul solut. Usaha: yang diperolah atau
potensial atau w11. penurunan energi
usaha netto untuk potensial adalah -
proses tersebut : w12
w22:

Lubang dalam solven sekarang tertutup dan terjadi tambahan penurunan energi, -w12
bersangkutan dengan usaha neto dalam langkah terakhir ini adalah -2 w12 .

Usaha total adalah (w22 + w11 -2 w12 ).


45
Scatchard dan Hildebrand dan
Wood: V212
ln 2  ( w22  w11  2w12)
RT
V2 : volume molar atau volume per mol solut cair, 1 : fraksi volume
atau X1V1/(X1 V1 + X2 V2 )

Interaksi molekul berbeda: w12  w11w22


ln 2  w11 
1/ 2

 w22
V212
RT ln 2
1/ 2
w22 
1/ 2 2 V212
RT

2w11Suku
untuk solven dan 2 untuk solut.

 w11 dengan lambang 1
w22 (w)1/2 disebut parameter kelarutan dan digambarkan
2

2,303RT
Persamaan Kelarutan:  ΔHf T0 - T  V2φ12
- log X 2 (δ1 δ2 ) 2
2,303RT  T0  + 2,303RT
1/ 2

 Hv  RT Hv : kalor uap, Vl : volume molar senyawa cairan
  
 Vl  pada suhu tertentu, R : tetapan gas, T : suhu absolut.
46
(a) Hitunglah parameter kelarutan iodum; (b) tentukan fraksi mol dan kelarutan
molal iodum dalam karbon disulfida pada 250 C; (c) berapa koefisien aktivitas
solut dalam larutan? Kalor uap iodum cair diekstrapolasikan pada 250 C adalah
11493 kal/mol, kalor lebur rata-rata Hf , adalah 3600 kal pada 250 C, titik leleh
iodum adalah 1130 C, dan volume molarnya V2 adalah 59 cm3 pada 250 C.
Parameter kelarutan karbon disulfida adalah 10.
1/ 2
(a) 114931,987298,2
    13,6
 59 

(b) Mula-mula X2 dihitung dengan menganggap 12 = 1 (larutan encer)

3600386-298 59
- log X2    + (1013,6)2  0,0689
1364  386  1364

Sekarang fraksi volume 1 = V1 (1- X2 )/[V1 (1-X2 ) + V2 X2 ] atau untuk iodum


(V2= 59 cm3 ) dalam karbon disulfida (V1 = 60 cm3) , maka diperoleh 1 =
0,9322.
Perhitungan kembali X2 seperti pada (b) dengan memasukkan 1 = 0,9322 :
X2 = 0,0815; dan dengan 6 kali pengulangan perhitungan menggunakan
kalkulator diperoleh : X2 = 0,0845. Hasil percobaan untuk kelarutan dalam karbon
disulfida menurut Hildebrand dan Scott adalah 0,0546 pada 250 C, sedangkan
47kelarutan fraksi mol ideal X2i iodum adalah 0,250 pada 250 C.
Kelarutan fraksi mol iodum dalam karbon disulfida :

1000X 2 10000,085
m   1,22 mol / kg
M1(1 X2) 76,131 0,085

(c) Kelarutan ideal adalah berhubungan dengan kelarutan aktual pada


suhu tertentu dan dinyatakan dengan persamaan:
a2 = X2i = X2 2, maka 2 =0,25/0,055 =4,55.

48
49
Pengaruh surfaktan

Rippie dkk, pengaruh surfaktan terhadap kelarutan obat


dinyatakan dengan persamaan:
 Untuk molekul obat yang bersifat asam:

DT* adalah kelarutan obat total dalam larutan pada pH tertentu dan tanpa
adanya surfaktan; (D) konsentrasi asam tak terionisasi; DT adalah Kelarutan
total obat dengan adanya surfaktan; (M) adalah fraksi volume surfaktan yang
berada dalam bentuk misel; K’ adalah koefisien partisi molekul obat; K” adalah
koefisien partisi bentuk anion.

 Basa lemah:
 Ka 
D   H 
DT
M

KaK' H
D DT*    1 
  

 Ka  H  
 DT*  
 Ka  H  

 DT*   KK"
a  H 
(D) adalah asam bebas tidak dalam misel; (D+ ) adalah asam kationik yang
berkonjugasi terhadap molekul basa, tidak dalam misel.
50
Contoh:
Hitunglah kelarutan sulfisoxazol pada 250 C dalam : (a) dapar pH 6,0
dan (b) dapar pH 6,0 mengandung 4% volume (= 0,04 fraksi volume)
polisorbat 80 (Tween 80). Kelarutan sulfisoxazol tak terionkan dalam
air adalah 0,15 g/l pada suhu itu, harga Ka =7,60  10-6 dan harga K’
=79, K” = 15.
(a) Kelarutan obat total pada pH 6 tanpa surfaktan :


 7,6106
DT*  0,15
    1,29 g / l

 
 1,0106
1,0106

(b) Kelarutan total sulfisoxazol dalam pH 6 dengan adanya 4%
Tween 80:


 6 79
 1,010

DT 1,2910,04
 
 7,6106 15    2,45 g/ l



 
7,610 6  1,010    6 
  
51
Kelarutan basa prokain dalam air pada 250 C adalah 5 g/l, harga Ka =
1,4  10-9, harga koefisien partisi untuk molekul basa , K’ = 30, untuk
asam kationik K” = 7,0. Hitunglah kelarutan prokain dalam dapar pH
7,40 yang mengandung 3% (b/v) polisorbat 80.
(a) Pers.

9 8
a

Ka





 
Berapa fraksi obat di dalam fase air dan fraksi dalam misel?

Obat total dalam fase air, DT* 147,2 g / l


  0,81
Obat total dalam fase air dan misel, DT 181,6 g/l
Artinya fraksi 0,81 prokain berada dalam fase air, sisanya, 0,19,
terletak dalam misel.
52
Pengaruh Partikel Terhadap Kelarutan Zat Padat

s 2V
log 
s0 2,303RTr
s adalah kelarutan partikel halus; s0 kelarutan partikel besar; 
tegangan permukaan zat padat; V adalah volume molar cm3/mol; r
jari-jari partikel dalam cm, dan R adalah tetapan gas 8,314  107
erg/der mol; dan T suhu mutlak.

Contoh:
Suatu zat padat dihaluskan sedemikian rupa agar kelarutannya naik
10%, yaitu s/s0 =1,10. Berapa seharusnya ukuran partikel akhir,
anggap tegangan permukaan zat padat = 100 dyne/cm, dan volume
per mol = 50 cm3 dan suhu 27 C0.

210050
r   4,2106cm  0,042cm
2,303 8,314 107  300 0,0414
53
DISTRIBUSI SOLUT DI ANTARA PELARUT TAK CAMPUR

C1  K
C2
K:rasiodistribusi,koefisiendistribusi,atau koefisien partisi
C1 konsentrasi kesetimbangan zat dalamsolven1,
C2 konsentrasi zat dalamsolven2.

Contoh:
Distribusi asam borat dalam air dan amil alkohol pada 250 C,menunjukkan
konsentrasi asam borat dalam air = 0,0510 mol/l dan dalam amil alkohol = 0,0155
mol/l.Hitung koefisien distribusinya.

0,0510 0,0155
K  CH 2O   3,29 K  Calk   0,304
Calk 0, 0155 CH 2O 0, 0510
54

Anda mungkin juga menyukai