Anda di halaman 1dari 39

Perawat adalah mata

rantai terakhir
dalam proses
pemberian obat
kepada pasien
• Standar yang diterima masyarakat harus
memenuhi kriteria berikut :
a. Kemurnian
b. Potensi
c. Bioavailability
d. Kemanjuran
e. Keamanan

• Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek


samping
• Beberapa faktor yang memengaruhi reaksi
obat di antaranya

Absorpsi Obat

Distribusi Obat Dalam Tubuh

Metabolisme (Biotransformasi) Obat

Ekskresi
Masalah dalam Pemberian Obat dan
Intervensi Keperawatan
1. Menolak pemberian obat
2. Integritas kulit terganggu
3. Disorientasi dan bingung
4. Menelan obat bukal atau sublingual
5. Alergi kulit
A. BERDASARKAN BERAT BADAN (rumus clark)
B. BERDASARKAN UMUR (rumus young, fried)
C. BERDASARKAN LUAS PERMUKAAN BADAN
(pengukuran dengan monogram)

Metoda perhitungan dosis yang lebih banyak


Dipergunakan karena tingkat akurasinya
Lebih tepat adalah berdasarkan berat badan.
Rumus Clark :

DOSIS ANAK = � .D
68

D = Dosis dewasa
w = Berat badan Anak (kg)
DOSIS ANAK BERAT BADAN ANAK
=
DOSIS DEWASA BERAT BADAN DEWASA

BB DEWASA RATA-RATA (CLARK) : 68 KG/70 KG


CONTOH SOAL
Berapa dosis Amoksisilin yang harus diberikan
kepada seorang anak dengan berat badan 20
kg, jika diketahui dosis maksimum (Dosis
dewasa) Amoksisilin 500 mg, BB rata-rata Orang
dewasa 60 kg.
=>Dosis anak = (BB anak) x
DD/DM BB (dewasa)
Dosis Amoks = 20/60 x 500 mg = 166,6 mg
= 1/3 tab ( Sehari
3x1/3 tab)
Konsep dan Teknik Cara
Pemberian Obat Melalui Oral,
Sublingual, dan Bukal
Konsep dan Tehnik Cara Pemberian
Obat Melalui Oral
• Pemberian Oral
a. Paling mudah dan paling
umum digunakan.
b. Obat diberikan melalui
mulut dan ditelan.
c. Lebih murah.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dan tempatnya.
3) Air minum dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja : 1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan.
2. Baca obat
3. Bantu untuk meminumkannya dengan
cara:
a. obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol -> tuangkan jumlah yang dibutuhkan.
Jangan sentuh obat dengan tangan.
b. Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian
tablet dalam bentuk bubuk dan campur
dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah
sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
4. Catat perubahan dan reaksi terhadap
pemberian. Evaluasi respons terhadap obat
dengan mencatat hasil pemberian obat.
a. Dirancang supaya,
setelah diletakkan di
bawah lidah dan
kemudian larut, mudah
di absorpsi
b. Obat yang diberikan
dibawah lidah tidak
boleh ditelan
c. Klien tidak boleh minum
sampai seluruh obat
larut.
Pemberian Obat Melalui Sublingual

• Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Memberikan obat kepada pasien.
3. Memberitahu pasien agar meletakkan
obat pada bagian bawah lidah,
hingga terlarut seluruhnya.
4. Menganjurkan pasien agar tetap
menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut
seluruhnya.
5. Catat perubahan dan reaksi terhadap
pemberian. Evaluasi respons terhadap
obat dengan mencatat hasil pemberian
obat.
a. Rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat
padat di membrane mukosa pipi sampai obat larut
b. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis
obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri
supaya mukosa tidak iritasi
c. Klien juga diperingatkan untuk tidak mengunyah
atau menelan obat atau minum air bersama obat
d. Obat bukal bereaksi secara local pada mukosa
atau secara sistemik ketika obat ditelan dalam
saliva.
Pemberian Obat Melalui Bukal

Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Memberikan obat kepada pasien.
3. Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan
selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.
4. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak
minum dan berbicara selama obat belum terlarut
seluruhnya.
5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian
obat.
Menyiapkan obat dari Ampul

a. Persiapan alat:
1. Catatan pemberian obat atau kartu obat
2. Ampul obat sesuai resep
3. Spuit dan jarum yang sesuai
4. Kapas alcohol
5. Kasa steril
6. Baki obat
7. Gergaji ampul (jika perlu)
8. Label obat
9. Bak spuit
10. Bengkok
Prosedur pelaksanaan

1. Siapkan peralatan
2. Priksa label ampul dengan catatan obat atau
kartu obat sesuai prinsip “lima benar”
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai
kebutuhan.
4. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas
leher ampul dengan cara menjentikan jari
tangan pada leher ampul beberapa kali atau
dengan cara memutar ampul dengan tangan
searah jarum jam.
5. Letakan kasa steril di antara ibu jari tangan
anda dengan ampul kemudian patahkan
keleher ampul kearah menjauhi anda dan
orang disekitar.
7. Buang leher ampul pada tempat khusus
8. Tempatkan ampul pada permukaan yang datar
9.Buka penutup jarum sepuit kemudian masukan jarum kedalam
ampul tepat pada bagian tengah ampul.
10.Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis yang
dibutuhkan.
11.Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum sepuit
dengan teknik yang benar.
12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit:
a.Pegang sepuit secara vertical dengan jarum menghadap ke
atas.
b. Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit dengan jari.
c.Dorong pelunger perlahan keatas untuk mengeluarkan udara,
tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
Menyiapkan obat dari Vial
• Prosedur pelaksanaan
1. Siapkan peralatan
2. Periksa label vial dengan catatan obat atau
kartu obat sesuai prinsip “lima benar”
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai
kebutuhan. Periksa kembali jumlah
larutan.
4. Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu,
rotasikan cairan yang ada dalam vial
dengan menggunakan tangan agar
tercampur sempurna. Tidak boleh
mengocok larutan dalam vial karena dapat
menyebabkan larutan menjadi berbuih.
5. Buka segel pada bagian tutup obat tanpa
menyentuh bagian karetnya.
1. Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol.
2. Buka tutup jarum.
3. Masukan udara kedalam sepuit sesuai dengan jumlah obat yang
dibutuhkan.
4. Dengan hati-hati, masukan jarum secara tegak lurus tepat
ditengah-
tengah karet darai vial.
5. Injeksi udara ke dalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada di atas
permukaan cairan obat.
6. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis yang dibutuhkan.
7. Keluarkan jarum dari vial, tutup kembali jarum sepuit dengan teknik yang
benar.
8. Jika terdapat gelembung udara pada spuit:
a. Pegang sepuit secara vertical dengan jarum menghadap ke atas.
b. Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit dengan jari.
c.Dorong pelunger perlahan keatas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga
agar tidak mengeluarkan larutan.
Konsep Dan Tehnik Cara Pemberian
Obat Melalui Intravena (Selang IV),
Intracutan (IC), Subcutan (SC), Dan
Intramuscular (IM)
Pemberian Obat melalui IV

• Pemberian obat intravena


adalah pemberian obat
dengan cara memasukkan
obat kedalam pembuluh
darah vena menggunakan
spuit. Pemberian obat
secara intravena
merupakan pemberian
obat yang sangat
BERBAHAYA.
Prosedur kerja
• Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
• Salam terapeutik
• Identifikasi klien
• Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
• Atur klien pada posisi yang nyaman
• Pasang perlak pengalas
• Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
• Letakkan pembendung
• Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan,
atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera
dan nyeri yang berlebihan.
• Pakai sarung tangan
• Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol,
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk
membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
• Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
• Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih
kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang
akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
• Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
• Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit
dan tangan dominan menarik plunger.
• Observasi adanya darah pada spuit
• Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
• Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
• Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi
betadin
• Kembalikan posisi klien
• Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
• Buka sarung tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Pemberian Obat Melalui
Intrakutan
• Pemberian obat yang dilakukan
dengan cara memasukan obat
kedalam jaringan kulit yang
dilakukan untuk tes alergi
terhadap obat yang akan
diberikan. Pada umumnya
diberikan pada pasien yang akan
diberikan obat antibiotik.
Pemberian intrakutan pada
dasarnya di bawah kulit atau di
bawah dermis/epidermis. Secara
umum pada daerah lengan tangan
dan daerah ventral.
• Prosedur kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


c. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan .
d.Pasang perlak/pengalas pada daerah yang akan dilakukan injeksi
intrakutan.
e.Ambil obat yang akan dilakukan tes alergi. Kemudian
larutkan/encerkan dengan aquadest (cairan pelarut), ambil 0,55 cc dan
encerkan lagi sampai 1 cc, lalu siapkan pada bak steril (bak injeksi).
f.Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas
alcohol.
g. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan
disuntik/diinjeksi.
h. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
membentuk sudut 15-20o terhadap permukaan kulit.
i. Semprotkan obat hingga terjadi gelombang.
j. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan mesase.
k. Catatan reaksi pemberian.
Pemberian Obat Melalui Subkutan

• Pemberian obat yang


dilakukan dengan
suntikan di bawah kulit.
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan
c. Berdasarkan daerah yang akan dilakukan suntikan. Bebaskan daerah
suntikan bila pasien menggunakan pakaian berlengan.
d. Ambil obat dalam tempanya sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
Kemudian, tempatkan pada bak injeksi.
e. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
f. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan
subkutan.
g. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas sudut
45o terhadap permukaan kulit.
h. Lakukan spirasi. Bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan
hingga
habis.
i. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan
dimasukan kedalam bengkok.
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
k. Catat prosedur pemberian obat dan respons pasien.
Pemberian Obat dengan memasukan obat kedalam jaringan
otot.
• Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Ambil obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan
dosis, kemudian letakan dalam bak injeksi.
3. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
4. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
5. Lakukan penyuntikan.
Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien
untuk
duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi.
7.Lakukan penusukan dengan jarum dengan possisi tegak
lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirsi spuit bila tidak
ada
darah semprotkan obat secara perlahan hingga habis.
9.Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan
daerah penyuntikan dengan kapas alcohol , kemudian spuit
yang telah digunakan diletakan dibengkok.
10. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan.
Konsep Dan Tehnik Cara
Pemberian Obat Secara Topical
(Kulit, Mata, Telinga, Dan Hidung)
Pada kulit

Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan


tujuan mempertahankan hidrasi lapisan kulit, melindungi
permukaan kulit, atau mengatasi infeksi kulit.

Prosedur kerja
A. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
B. Cuci tangan.
C. Gunakan sarung tangan.
D. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat
(bila terdapat kulit yang mengeras (kerak)) atau air
sabun.
E. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian,
seperti mengoleskan, mengompres.
F. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
G. Catat prosedur dan respons pasien.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan
Pada Mata
dilakukan.
2. Atur posisi pasien dengan kepala
mengadah dan posisi perawat di
samping kanan pasien.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Bersihkan daerah kelopak dan bulu
mata dengan kapas lembap (atau tisu)
dari sudut luar mata kearah hidung,
bila angat kotor basuh dengan air
hangat.
5. Buka mata dengan menekan perlahan
bagian bawah menggunakan ibu jari
telunjuk di atas tulang orbita.
6. Teteskan obat mata di atas sakus
konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien
untuk menutup mata dengan
perlahan ketika menggunakan tetes
mata.
7. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
8. Catat prosedur dan respons pasien.
• Pemberian obat yang dilakukan pada
telinga dengan cara memberikan tetes telinga.
• Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke
kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang
akan diobati, upayakan telinga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun
telinga ke atas atau kebelakang (pada anak).
5. teteskan obat pada dinding saluran untuk
mencegahterhalang oleh gelembung udara
dengan jumlah tetesan sesuai dosis.
6. Pertahankan posisi kepala selama 2-3
menit.
7. Tutup telinga dengan dengan balutan dan
plester (bila perlu)
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
9. Catat prosedur dan respons pasien.
Pada Hidung
• Pemberian obat pada hidung dengan cara
memberikan tetes hidung. Prosedur ini dilakukan pada
inflamasi hidung (rhinitis).

Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan cara:
· Duduk di kursi dengan kepala tengadah kebelakang.
· Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
· Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang.
4.Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung
(sesuai dosis).
5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5
menit.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
7. Catat prosedur dan respons pasien.
• Pemberian obat yang dilakukan melalui anus atau rectum dengan tujuan
memberikan efek local dan sistemik.
• Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e. Olesi ujung obat supositorium dengan pelican.
f. Minta pasien mengambil posisi tidur miring (Sims) lalu regangkan bokong
dengan tangan kiri. Kemudian masukan supositoria dengan perlahan melalui
anus, sfingter interna dan mengenai dinding rectal kurang lebih 10 cm pada
orang dewasa, dan kurang lebih 5 cm pada anak/bayi.
g. Setelah selesai, tarik jaringan dan bersihkan daerah skitar anal dengan tisu.
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang/miring selama kurang lebih
15
menit.
i. Kemudian lepaskan sarung tangan dan letakan di bengkok.
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
k. Catat prosedur dan respon pasien.
• Pemberian obat yang dilakukan melalui vagina yang tersedia dalam bentuk krim dan
supositoria untuk mengobati infeksi local.
• Prosedur kerja
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan -> cuci tangan-> Gunakan sarung tangan-> Buka
pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa-> Bersihkan sekitar alat kelamin dengan
kapas sublimat.

Bila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator klim atau ikuti petunjuk yang
tertera pada kemasan, regangkan lipatan labia dan masukan aplikator kurang lebih 7,5 cm
dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat.Anjurkan pasien tidur dalam
posisi dorsal rekumben.
Bila obat jenis supositoria, buka pembungkus dan berikan pelumas
pada obat.
Regankan labia minora dengan tangan kiri dan masukan obat sepanjang dinding
kanal
vagiana posterior sampai 7,5-10 cm.
Setelah obat masuk, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar orifisium dan
labila dengan tisu-> Anjurkan untuk tetap pada posisinya selam 10 menit agar obat
terabsorpsi -
>Cuci tangan setelah prosedur dilakukan -> Catat prsedur dan respons pasien
=> Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan.
2. Periksa identitas pasien dan ambil obat serta masukan kedalam spuit.
3. Cari tempat untuk menyuntikan obat pada kantung.
4. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan hentikan aliran cairan.
5. Lakukan penyuntikan dengan menusukan jarum spuit kedalam kantung /wadah
cairan.
6. Setelah selesai, tarik spuit dan campurkan lautan dengan membolak-balikan
kantung cairan dengan seksama dan perlahan.
7. Atur kecepatan aliran cairan kembali.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
9. Catat prosedur dan kaji respons pasien.

Anda mungkin juga menyukai