Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS ANASTESI

ANASTESI SPINAL PADA SECTIO CESAREA


DISUSUN OLEH :
FITRI HIDAYATI NST
IKA RAHMI LUBIS
SALMAYANTI FARIDA SIAGIAN
WALIDAH YULIANI BATUBARA
WILDATUL FITRIYAH DALIMUNTHE

PEMBIMBING

dr. DAHRIL TANHAR, Sp.AN


• Sectio cesarea ialah pembedahan untuk melahirkan
janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus. Dewasa ini cara ini jauh lebih aman daripada
dahulu berhubung dengan adanya antibiotika, transfusi
darah, teknik operasi yang lebih sempurna dan anastesi
yang lebih baik. Karena itu kini ada kecenderungan
untuk melakukan Sectio cesarea tanpa dasar yang
cukup kuat. Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa
seorang ibu yang telah mengalami pembedahan itu
merupakan seorang yang mempunyai parut uterus dan
tiap kali kehamilan serta persalinan berikut memerlukan
pengawasan yang cermat berhubung dengan bahaya
ruptura uteri.
• Prinsip dilakukan tindakan Sectio cesarea
diantaranya keadaan yang tidak
memungkinkan janin dilahirkan per
vaginam, dan atau keadaan gawat darurat
yang memerlukan pengakhiran
kehamilan/persalinan segera, yang tidak
mungkin menunggu kemajuan persalinan
per-vaginam secara fisiologis.
Anastesi spinal pada sectio cesarea.
Pilihan penggunaan anastesi pada
Sectio cesarea dapat dilakukan dalam
anastesi spinal. Diberikan Bupivacaine.
Identitas pasien

Nama : Yuli Erminda Lubis


Usia : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
BB : 74 kg
TB : 160 cm
Anamnesis
Keluhan utama : perut terasa mules
Diagnosa pasien : G2P1A0 + Previous SC 1x
Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada
Riwayat pemakaian obat : tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
Pemeriksaan fisik
B1 (Breath)
– RR : 24X/i reguler B2 (Blood)
– Sesak (-) – TD : 110/70 mmhg
– Batuk (-) – HR : 80x/i
– Airway clear – Anemia : (-)
– Ronkhi (-) – Oedem (-)
– HB : 11,5 gr %
B3( Brain)  B5 ( Bowel )
Kesadaran compos Peristaltik usus ada
mentis Mual tidak ada
Gelisah (-) Muntah tidak ada
Takut (-) Diare (-)
NGT tidak di pasang
B4 (Bladder)  B6 (Bone )
Urin 100cc Fraktur (-)
Warna urin dalam Bentuk tubuh
batas normal normal
• Status Lokalis : Regio Abdomen
• Inpeksi : Membesar simetris, striae gravidarum (+)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• DJJ : (+) 140x/i
• Palpasi : TFU 38 cm
• His : (+)
• Leopold I : 3 jari BPX
• Leopold II : Teraba tahanan memanjang di kanan.
Teraba bagian kecil di kiri
• Leopold III : Teraba bagian besar, bulat, keras
• Leopold IV : konvergen
• VT : Pembukaan 1 cm
Kesimpulan pemeriksaan fisik
Status ASA I

Tindakan
Dilakukan : Sectio cesarea
Tanggal : 18 Februari 2018
Laporan anastesi
Status anastesi
• Persiapan anastesi :
1. Persiapan pasien : Inform consen
Puasa sementara
2. Persiapan alat : O2
Resusitasi ( amboe )
Monitor
3. Persiapan obat : Obat anastesi Obat
emergency
Penatalaksanaan anastesi
Jenis anastesi : SAB
Anastesi : Bupivacaine

Tekhnik anastesi
- Siapkan alat dan bahan
- Posisikan pasien dalam posisi duduk
- Injeksikan Bupivacaine ke ruang
subarachnoid
• Pemantauan Selama Anestesi
Mulai anestesi : 11.15 WIB
Mulai operasi : 11.25 WIB
Selesai operasi : 12.00 WIB
 
Cairan yang masuk durante operasi NaCl 1000cc
• Tekanan Darah dan Frekuensi Nadi
11.15 WIB 110/70 mmHg dan 80x/i
11.20 WIB 100/55 mmHg dan 88x/i, SpO2 98%
11.25 WIB 100/50 mmHg dan 86x/i, SpO2 96%
11.30 WIB 90/70 mmHg dan 89x/i, SpO2 93%
11.35 WIB 110/75 mmHg dan 90x/i, SpO2 90%
11.40 WIB 110/ 80mmHg dan 88x/i, SpO2 93%
11.45 WIB 110/60 mmHg dan 88x/i, SpO2 93%
11.50 WIB 110/80 mmHg dan 90x/i, SpO2 96%
11.55 WIB 120/85mmHg dan 88x/i, SpO2 98%
• Pre-operatif
Sebelum melakukan operasi, maupun anastesi, terlebih
dahulu dilakukan persiapan alat, penilaian dan persiapan
pasien, dan persiapan obat anastesi yang diperlukan.
Penilaian dan persiapan pasien diantaranya meliputi :
Penilaian klinis
Informasi penyakit
1. Allergic
Riwayat alergi (-)
2. Past illness
Riwayat penyakit sebelumnya tidak dijumpai
3. Last meal
Pasien dipuasakan sementara untuk mencegah aspirasi isi
lambung karena regurgitasi atau muntah pada saat anastesi
• Persiapan operasi yang tidak boleh dilupakan
adalah informed consent, yaitu persetujuan
medis untuk mendapatkan izin dari pasien
sendiri dan keluarga pasien untuk dilakukan
tindakan anastesi dan operasi. Sebelumnya
pasien dan keluarga diberi penjelasan
mengenai resiko yang mungkin terjadi selama
operasi dan post operasi. Setelah dilakukan
pemeriksaan pada pasien, maka pasien
termasuk ke dalam klasifikasi ASA I.
• Durante operatif
Anestesi spinal mulai dilakukan, posisi pasien duduk tegak dengan
kepala menunduk hingga prossesus spinosus mudah teraba. Dicari
perpotongan garis yang menghubungkan kedua crista illiaca
dengan tulang punggung yaitu antara vertebra lumbal 3-4, lalu
ditentukan tempat tusukan pada garis tengah. Kemudian
disterilkan tempat tusukan dengan alkohol dan betadin. Jarum
spinal nomor 25-gauge ditusukkan dengan arah median, barbutase
positif dengan keluarnya LCS (jernih) kemudian dipasang spuit
yang berisi obat anestesi dan dimasukkan secara perlahan-lahan.
Monitor tekanan darah setiap 5 menit sekali untuk mengetahui
penurunan tekanan darah yang bermakna.
Keadaan akhir pembedahan
TD : 120/85 mmHg
HR : 88 x/ i
SpO₂ : 98 %
Perdarahan :450 cc
• Post operatif
Setelah operasi selesai pasien
dibawa kembali keruangan, dilakukan
observasi dan pemantauan dilakukan
secara ketat melalui vital sign (Tekanan
darah, nadi, suhu dan respiratory rate )
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai