Anda di halaman 1dari 22

PENYAKIT TROPIS PADA KEHAMILAN

KELOMPOK III
ANGGOTA:

1. JIHAN BILONDATU 4. MEYSI PUTRI


TONGKA

2. MAIMUN DJIMADI 5. MIMIN YASIN

3. MERLANDY PAKAYA 6. MIRANDA HUSAIN


Konsep Penyakit Tropis Pada Kehamilan

Penyakit tropis merupakan penyakit yang menyerang di daerah


beriklim tropis. Indonesia termasuk negara beriklim tropis, sehingga
penyakit tropis mudah berkembang. Penyakit tropis dapat
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit.

Beberapa jenis penyakit tropis diantaranya adalah demam typoid,


TBC, kusta, tetanus, DBD, chikungunya, polio, malaria, cacingan,
campak, hepatitis, dll. Penularan penyakit tropis dapat melalui kontak
langsung antara penderita penyakit tropis dengan orang yang sehat,
melalui udara, makanan, minuman dan vektor seperti nyamuk, kutu,
anjing, kucing dan kera.
MALARIA PADA
KEHAMILAN

Penyakit malaria sampai saat ini


merupakan salah satu penyakit infeksi
parasit terpenting di dunia. Infeksi
malaria pada wanita hamil yang
berkembang menjadi malaria berat,
sering diseratai dengan kematian janin
dalam rahim maupun kematian ibu.
Kematian wanita hamil akibat malaria
serbral diperkirakan 50% dan 20% pada
wanita yang tidak hamil.
Penyebab Pencegahan

Malaria Malaria
 Plasmodium falciparum (P. falciparum)  Berikan suplemen besi : 300 mg sulfas
 Plasmodium ovale (P. ovale) ferrosus (60 mg elemen besi)/hari, dan 1
 Plasmodium malariae (P. Malar)iae mg asam folat / hari.
 Plasmodium vivax (P. vivax)  Untuk pengobatan anemia moderat (Hb
7-10 g/dl) maka diberikan dosis besi
2xlipat.
 Periksa Hb setiap kali control.
Penanganan
Pengontrolan malaria dalam kehamilan
tergantung derajat transmisi, pengawasan
berdasarkan suatu gabungan hal-hal di-bawah ini :

• Diagnosis & pengobatan malaria ringan dan


anemia ringan sampai moderat.

• Kemoprofilaksis.

• Penatalaksanaan komplikasi komplikasi severe


malaria, termasuk anemia berat.

•Pendidikan kesehatan dan kunjungan yang


teratur untuk Ante Natal Care (ANC). ANC yang
teratur adalah dasar untuk keberhasilan
penatalaksanaan malaria dalam kehamilan, yang
bertujuan untuk: Memberikan pendidikan
kesehatan termasuk penyuluhan tentang malaria
dan dampaknya.
PNEUMONIA PADA
KEHAMILAN
Pneumonia
Pneumoniaatau ataudikenal
dikenaljuga
jugadengan
denganistilah
istilahparu-paru
paru-parubasah
basah
adalah penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan
adalah penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh oleh
bakteri,
bakteri,virus,
virus,jamur
jamurataupun
ataupunparasit
parasitdi
dimana
manapulmonary
pulmonary
alveolus
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerapoksigen
(alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen
dari atmosfer menjadi terisi oleh cairan.
dari atmosfer menjadi terisi oleh cairan.

Gejala
Gejalapneumonia
pneumoniadiantaranya
diantaranyaialah
ialahdemam,
demam,nyeri
nyeriperut,
perut,
batuk,
batuk, pilek, nyeri dada pleuritik, mual, muntah,menggigil,
pilek, nyeri dada pleuritik, mual, muntah, menggigil,
leukosit
leukositmeningkat,
meningkat,sesak
sesaknafas.
nafas.
PENYEBAB
PNEUMONIA

Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi


kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai
akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker
paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

Penyebab yang paling menyerang bakteri


Streptococcuspneumoniae atau
pneumokokus. Penyebaran bisa juga melalui
darah dari luka di tempat lain, misalnya di
kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit
penyakit) yang masuk akan dilawan oleh
sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya,
dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh
sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan,
hingga gerakan rambut-rambut halus (silia)
untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut
keluar.
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
PENYAKIT
PENYAKIT PNEUMONIA
PNEUMONIA

• Hidup sehat dengan rutin berolahraga untuk meningkatkan vitalitas tubuh


dan asupan nutrisi ati derigan hak cpta yang baik dengan mengonsumsi
makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga sehat.
• Kenali gejala dan tanda-tanda pneumonia.
• Untuk mencegah pneumonia pada anak adalah dengan memberikan ASI
eksklusif dan imunisasi pneumokokus atau disingkat imunisasi IPD.
Imunisasi IPD dilakukan pada usia anak, sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2
bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
PENANGANAN PENYAKIT PNEUMONIA

Pneumonia yang disebabkan


Pneumonia yang disebabkan Pneumonia yang oleh jamur akan
oleh bakteri akan diberikan disebabkan oleh virus yang mendapatkan pengobatan
dengan mempersembahkan
pengobatan antibiotik. akan diberikan pengobatan
antijamur. Di samping itu,
Pengobatan ha- ruslah benar- yang hampir sama dengan
biasanya diberikan juga obat
benar lengkap sampai benar- penderita flu. Namun, lebih untuk membantu mengurangi
benar tidak muncul lagi gejala tepat dengan istirahat yang nyeri, demam, dan sakit
atau hasil pemeriksaan X-ray cukup dan memberikan kepala. Pemberian obat anti-
dan sputum tidak lagi asupan cairan yang cukup (penekan) batuk lebih cepat
menampakkan adanya bakteri banyak, serta gizi yang dengan dosis rendah yang
pneumonia. Jika tidak, suatu baik untuk membantu hanya cukup membuat
saat pneumonia akan kembali pemulihan daya tahan penderita bisa tidur karena
diderita tubuh. batuk juga dapat membantu
proses sekresi mukus (riàk /
dahak) di paru-paru.
ISPA
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas yang meliputi
rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis dan
otitis. Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas
adalah mikroorganisme, namun kebanyakan disebabkan oleh
infeksi virus dan bakteri. Gejala ISPA diantaranya ialah
demam, sakit kepala, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri
tenggorokan, mual dan muntah.
PENYEBAB PENYAKIT ISPA
Kondisi lingkungan Faktor pemau Ketersediaan dan
misalnya polutan seperti usia efektivitas
udara, kepadatan kebiasaan merokok, pelayanan
anggota keluarga, hal tersebut dapat kesehatan dan
kelembapa,tidak menularkan infeksi langkah
adanya kebersihan status kekebalan, pencegahan infeksi
dan temperatur status gizi atau untuk mencegah
infeksi serentak penyebaran
yang disebabkan (misalnya vaksin,
oleh pathogen lain akses terhadap
fasilitas pelayanan
kesehatan.
PENCEGAHAN PENYAKIT ISPA

Menjaga kesehatan lingkungan


Meningkatkan daya tahan tubuh Kemudian jika sudah mulai
Setiap kamar memiliki fentilasi
dengan membuang sampah dengan banyak minum air putih terasa sakit langsung periksa ke
dan membuka jendela setiap
pelayanan kesehtan terdekat
pada tempatnya pagi
PENANGANAN PENYAKIT ISPA

1 2 3
Terapi oksigen pada pasien Gunakan menejemen cairan
ISPA Berikan antibiotik empirik konserfatif pada pasien tanpa
syok
HEPATITIS
Merupakan penyakit radang hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis (Picornavirus). Hepatitis ditularkan
melalui makanan dan minuman yang terinfeksi. Gejala
hepatitis diantaranya ialah demam, mual, muntah,
hepatomegali, sklera mata kuning, urine kuning pekat
dan kulit kuning
PENYEBAB PENYAKIT HEPATITIS

Virus hepatitis B adalah virus DNA sirkuler berantai


ganda Family Hepadnaviridae, mempunyai 3 jenis
antigen, yaitu antigen surface hepatitis B (HBsAg)
yang terdapat pada mantel (envelope virus),
antigen core hepatitis B (HbcAg) terdapat pada inti
dan antigen “e” hepatitis B (HBeAg) terdapat pada
nukleokapsid virus. Ketiga jenis antigen ini
menimbulkan respons antibodi spesifik terhadap
antigen – antigen disebut anti-HBs, anti-HBe, dan
anti-HBc (Gozali Angelin Putri . 2020:355).
PENCEGAHAN PENYAKIT HEPATITIS

Semua wanita hamil wajib diperiksa HBsAg saat pemeriksaan setiap kehamilan
trimester pertama, walaupun pernah mendapat vaksinasi untuk mendapat informasi
status HBsAg ibu dan menentukan saat profilaksis untuk bayi.10 Semua wanita hamil
dengan HBsAg positif wajib diperiksa nilai DNA VHB, untuk menentukan terapi
antiviral.10 Wanita hamil dengan faktor risiko infeksi VHB (memiliki pasangan seksual
lebih dari satu dalam 6 bulan terakhir, infeksi saluran kemih, menggunakan narkotika
injeksi) wajib divaksinasi (Gozali Angelin Putri . 2020:357)
PENANGANAN PENYAKIT HEPATITIS
The American Congress of Obstetrics and
Gynecology (ACOG) merekomendasikan
skrining VHB pada wanita hamil.11 Nilai HBsAg Pada wanita VHB kronik tidak hamil dan dalam
dan antibodi harus diperiksa pada pemeriksaan rentang usia subur, tujuan terapi adalah untuk
prenatal. Apabila HBsAg dan anti-HBsAg negatif, mengetahui tingkat keparahan dan menentukan
vaksin VHB dapat diberikan pada pasien risiko terapi yang tepat. Pasien VHB kronik yang ingin
tinggi. Jika hasil pemeriksaan HBsAg positif, hamil tidak diterapi antivirus karena risiko
maka harus dilakukan pemeriksaan VHB DNA gangguan organogenesis. Pasien dengan gejala
kuantitatif pada minggu ke-28. ACOG virus hepatitis B yang signifikan, seperti fibrosis
merekomendasikan untuk merujuk pasien jika dan sirosis, harus diterapi antivirus untuk
titer virus >20.000 IU/mL, ALT > 19 IU/mL, atau mencegah kambuh saat hamil. Interferon-
HbeAg positif. Apabila DNA VHB lebih dari 1 juta pegylated merupakan terapi utama untuk infeksi
kopi (200.000 IU/mL), terapi antiviral VHB kronik. Pasien harus menunggu 18 bulan
direkomendasikan pada usia kehamilan 28 – 32 (12 bulan terapi dan 6 bulan untuk respons
minggu. Apabila titer virus <200.000 IU/mL, terapi) sebelum mencoba hamil (Gozali Angelin
terapi antiviral dapat diberikan jika memiliki Putri . 2020:356)
gejala hepatitis B virus aktif dan sirosis (Gozali
Angelin Putri . 2020:356)
RUBELLA
Rubella (German measles) adalah penyakit ringan yang menyerang anak-anak
namun merupakan ancaman yang serius untuk janin, jika ibu mendapatkan infeksi
pada masa kehamilan. Lebih dari 20.000 bayi dilahirkan dengan kelainan sewaktu
terjadinya KLB rubella pada tahun 1964-1965 (Amerika Serikat). Pada KLB
tersebut juga terjadi 10.000 kegugurari dan kematian bayi baru lahir. Sebelum
dilakukannya vaksinasi terhadap rubella tahun 1969, pandemic rubella terjadi
setiap 6-9 tahun, yang puncaknya terjadi pada musim semi Sejak tahun 1969,
ketika vaksin untuk rubella dilakukan, anak-anak secara rutin divaksinasi,
membantu mencegah penyebaran penyakit ke ibu hamil yang rentan. Banyak
wanita usia subur kebal terhadap rubella karena mereka sudah diinfeksi atau
pernah menderita infeksi rubella pada masa kanak- kanak. Karena luasnya
penggunaan vaksin, kelainan bayi baru lahir yang discbabkan oleh rubella menjadi
jarang (Soeng soegijanto.2016:9)
PENYEBAB PENYAKIT RUBELLA

Penyebab atau agen infeksi rubella adalah virus Rubella, yaitu virus tipe RNA
yang merupakan genus dari Rubivinus dan famili Togaviridae(Soeng
soegijanto.2016:9) Patogenesis infeksi rubella tidak dimengerti secara baik. Virus
dapat ditemukan di area kulit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi, hal ini
menunjukkan bahwa proses imun berperan penting Risiko terjadinya kelainan dan
penyakit kongenital meningkat dengan infeksi ibu hamil primer pada masa
trimester pertama kehamilan. Kelainan kongenital terjadi pada 90% bayi yang
ibunya mendapatkan infeksi sebelum usia 11 minggu kehamilan, dan risiko
menjadi 70% jika infeksi didapat pada akhir trimester pertama. Infeksi ibu pada
usia kehamilan lebih dari 16 minggu menunjukkan risiko yang lebih rendah
terjadinya kelainan kongenital, walaupun infeksi pada janin mungkin terjadi
(Soeng soegijanto.2016:10)
PENCEGAHAN PENYAKIT RUBELLA
Imunisasi rubella, biasanya disebut measles-mumps-rubella (MMR), direkomendasikan
pada usia 12-15 bulan. Imunisasi kedua, juga dikenal sebagai MR, diberikan secara rutin
pada psia 4-6 tahun tapi dapat diberi pada usia berapapun dengan senggang waktu 4
minggu dari imunisasi sebelumnya. Anak-anak yang tidak mendapat imunisasi kedua
scharusnya diimunisasi pada usia 11-12 tahun. Terutama pada anak gadis harus
mempunyai kekebalan terhadap rubella sebelum mencapai usia subur. Wanita hamil tidak
bolch diberikan vaksin dari virus rubella hidup, dan harus menghindari kehamilan untuk 3
bulan setelah mereka mendapatkan vaksin. Tes scrologi rutin postpubertas sebelum
imunisasi rubella tidak diperlukan.
PENANGANAN PENYAKIT RUBELLA

Tidak ada terapi antiviral


spesifik, pengobatan hanya
bersifat suportif. Antipiretik
(acetaminophen atau
ibuprofen) diberikan jika
demam(Soeng
soegijanto.2016:14).
TERIMA KASIH

Keywords
Keywordsare
aregreat
greatfor
forgetting
gettingattention
attention

Anda mungkin juga menyukai