Anda di halaman 1dari 54

AMINA

Dirangkum oleh :
Ami Soewandi J.S.
Tutuk B. Soewandi
AMINA
 Pengertian Umum :
 Senyawa organik turunan amonia (NH3) dimana atom H diganti oleh gugus
alkil atau aril
 Pada atom Nitrogen terdapat satu pasang elektron bebas; karena itu amina
bersifat basa, selain itu juga bersifat nukleofilik
 Senyawa golongan amina ditemui pada hewan maupun tumbuhan
H
H3CO
(Z)
N H
CH3
H3C N
H3C (R)
HO O
(R)
H (S)
Trimetilamina (R) N CH3
Penyebab bau khas
(S)
pada ikan
H3CO HO (Z)

Kuinin - antimalaria Codein - analgesik


(diisolasi dari kulit batang terdapat pada buah opium
pohon Cinchona)
Penggolongan Amina
Berdasarkan jumlah substituen yang terikat pada atom N, maka amina
dibedakan menjadi :

Amina primer (RNH2) : CH3NH2 (metilamina)


Amina sekunder (R2NH) : (CH3)2NH (dimetilamina)
Amina tersier (R3N) : (CH3)3N (trimetilamina)

Pemakaian istilah primer, sekunder, tersier pada golongan amina berbeda


dengan senyawa golongan alkohol dan alkil halida.

CH3 CH3 CH3

H3C C NH2 H3C N:


H3C C OH

CH3 CH3 CH3

tert-Butil alkohol tert-Butilamina Trimetilamina


(alkohol tersier) (amina primer) (amina tersier)
Senyawa yang mengandung atom N dengan empat substituen
disebut garam amonium kuarterner, dimana atom N bermuatan
positif (mengapa ?)

R CH3 C2H5

R N R X H3C N CH3 Cl C2H5 N CH3 Cl

R H H
garam amonium kuarterner trimetil aminium dietil metil aminium
klorida klorida
C2H5 C2H5
H3C N CH3 Br H N CH3HSO4
CH3 H
etil trimetil amonium bromida etil metil aminium hidrogen sulfat
Tata nama amina
Amina primer
1. Nama substituen alkil + amina
CH3

H3C C NH2 CH3CH2CH2CH2NH2 NH2


CH3
tert-Butilamina Butilamina Siklohesilamina

2. Kata amina menggantikan akhiran –a pada nama induk


Br H3C
NH2
H2NCH2CH2CH2CH2NH2 CH3CHCH2CH2NH2 H3C

1,4-butanadiamina 3-bromobutanamina 4,4-


dimetilsikloheksanamina

3. Amina dengan lebih dari satu gugus fungsi, maka –NH2 merupakan
substituen amino dari nama induk (diletakkan sebagai awalan)
COOH
NH2
NH2 O
CH3CH2CHCOOH H2NCH2CH3CCH3
NH2
asam 2-aminobutanoat asam 2,4-diaminobenzoat 4-amino-2-butanon
Amina sekunder dan amina tersier
1. Simetris
: substituen pada atom N gugus yang sama
Ditambah awalan di- atau tri- pada substituen alkil
H
N H3CH2C N CH2CH3

CH2CH3

Difenilamina Trietilamina

2. Asimetris : substituen pada atom N gugus yang berbeda


Dinamai sebagai amina primer tersubstitusi pada atom N
H3C CH2CH3
H3C N

N CH2CH2CH3

H3C

N,N-dimetilpropilamina N-etil-N-metilsikloheksilamina
nama induk : propilamina nama induk : sikloheksilamina
substituen : dua gugus metil substituen : etil & metil
Amina aromatis
( = arilamina )
Contoh arilamina sederhana adalah
anilin
toluidin (ada 3 isomer : o- ; m- ; p-)
aminonaftalena (ada 2 1somer : α- dan β- )
NH2 NH2 NH2

CH3
anilin o-toluidin
1-aminonaftalenna
= -naftilamina
Gambarkan strukturnya :
N,N-dimetilanilin
2,4-dimetilanilin
1,2-diaminonaftalena
Amina heterosiklis
 Atom N merupakan bagian dari cincin
 Setiap sistem cincin heterosiklis mempunyai nama yang berbeda
 Pada cincin N-heterosiklis, atom N selalu diberi nomor 1
4 5 4
3 4 N3
3 6 3
2 5 2
2 7 2
N N 1 N N
1 H 8 1 H 1

piridin pirol kuinolin imidazol

4 4 4
3
3 3 5 5 N 3
2
2 6 2
2 6 N N
N N 1
H1 H 1 7 H 1

piperidin pirolidin indol pirimidin


Soal Latihan
Beri nama senyawa berikut (sistem IUPAC, kalau ada nama trivial)
NH2

CH2CH2NH2 N CH2CH2CH3
Br Br

CH3
NHCH2CH3 H2NCH2CH2CH2CN
N
CH2CH3

O
Cl NH(CH3)2 CH2CH2NHCH3
C CH3CH2CHCH2CO2H
CH3
N(CH3)2
H2N

Gambarkan struktur senyawa berikut :


a. Triisopropilamina e. 5-metoksiindol
b. N-metilanilin f. 4-(N,N-dimetilamino)piridin
c. N-isopropilsikloheksilamina g. N-etilpirol
d. N-etil-N-metilsiklopentilamina h. 1,3-dimetilpirol
Sifat Fisis and Struktur Amina (1)
 Amina tersier mempunyai titik didih lebih rendah daripada amina
primer atau sekunder dengan berat molekul yang sebanding

R' R R' R
N N
H H
H H
H N
N N
R' R R' R
R' R
 Amina dengan berat molekul rendah dapat larut dalam air
meskipun merupakan amina primer, sekunder, atau tersier
tergantung ukuran molekul
 Amina mengandung C </= 5 larut air karena membentuk ikatan-H

dengan molekul air


 Amina mengandung C > 5 tak-larut air karena bagian non-polar

terlalu besar ukurannya untuk dapat terlarut dalam air yang


bersifat p0lar.
Sifat Fisis and Struktur Amina (2)
Amina primer dan sekunder dapat membentuk ikatan hidrogen antar
molekulnya maupun dengan molekul air.

Amina tersier tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul


tetapi dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air (sebagai pendonor
ikatan-H)

Amina mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan alkana dengan


MR yang mirip :
Dietilamina (MR 71,7) td = 56,30C
Pentana (MR 72,1) td = 36,10C

Amina dengan MR rendah mempunyai bau spesifik :


Trimetilamina : bau khas seperti ikan
Cadaverine (= 1,5-pentanadiamina) : bau seperti mayat
Struktur Amina
Atom nitrogen pada amina mempunyai hibridisasi sp3
Ketiga gugus dan pasangan elektron

pada atom N membentuk tetrahidral


Sudut C-N-C besarnya 1080,

bentuknya piramidal
Muatan parsial negatif terlokalisasi

di daerah pasangan elektron bebas

Bilake tiga substituen berbeda, amina bersifat kiral


Terdapat sepasang enantiomer, tetapi tidak dapat dipisahkan; sebab
kedua enantiomer selalu berubah melalui proses interkonversi piramidal
pada suhu kamar
Kebasaan Amina
Adanya pasangan elektron bebas pada atom N menyebabkan :
a. Amina bersifat basa (bereaksi dengan asam membentuk garam)

N H A N H :A

amina asam garam amonium


(basa Lewis)

Amina bersifat lebih basa dibandingkan alkohol, eter, atau air


(bandingkan keelektronegatifan atom N dan O)
b. Amina bersifat nukleofilik (bereaksi dengan elektrofil)
O
O
N H:Y
R N
R Y H
elektrofil nukleofil
Larutan amina dalam air bersifat basa (air berfungsi sebagai
proton donor). Kebasaan amina (RNH2) dinyatakan dengan Kb
atau pKb.

H2O RNH3 OH- [RNH3] [OH-]


RNH2 Kb =
[RNH2]
pKb = - log Kb

Dalam praktek, untuk mengukur kebasaan amina dinyatakan


berdasarkan keasaman (Ka atau pKa dari ion amoniumnya (RNH3+)

RNH2 H3O + [RNH2] [H3O+]


RNH3 H2O Ka =
[RNH3]

pKa = - log Ka pKb = 14 - pKa


bila pKa garam amonium kecil
(asam kuat), maka amina adalah basa lemah

RNH3 H2 O RNH2 KH

bila pKa garam amonium besar


(asam lemah), maka amina adalah basa kuat

Basa lemah :
pKa ion amonium kecil
Basa kuat :
pKa ion amonium besar
Kebasaan beberapa senyawa amina
Nama Struktur a ion amonium
Amoniak NH3 9,26
Alkilamina primer
Etilamina CH3CH2NH2 10,81
Metilamina CH3NH2 10,66
Alkilamina sekunder
N H
Pirolidin 11,27
Dimetilamina (CH3)2NH 10,73
Dietilamina (CH3CH2)2NH 10,49
Alkilamina tersier
Trietilamina (CH3CH2)3N 11,01
Trimetilamina (CH3)3N 9,81
Arilamina
Anilin NH 2 4,63
Amina heterosiklis
N
Piridin 5,25
Pirol 0,4
N H
Hal-hal yang mempengaruhi kebasaan
1. Efek induksi :
+I : pendorong elektron  basa naik
-I : penarik elektron  basa turun
NH3 pKa 9,26 CH3 :pendorong elektron
CH3NH2 pKa 10,66 makin banyak gugus CH3
(CH3)2NH pKa 10,73 basa meningkat

2. Efek halangan ruang;  menurunkan kebasaan

H3C H3C

N: N:
H3C H3C
H H3C

Dimetilamina (pKa = 10,73) Trimetilamina (pKa = 9,81)


Halangan ruang oleh 3 gugus alkil
mempersulit pengikatan proton
3. Hambatan rotasi bebas; akan meningkatkan kebasaan
H 2C CH2 CH3 H3C

H 2C CH2 CH2
H2C
N N
H H
Pirolidin (pKa = 11,27) Dietilamina (pKa = 10,49)
Hambatan rotasi bebas oleh adanya cincin,
Rotasi bebas pada ikatan tunggal
mempermudah penerimaan proton
mempersulit pengikatan proton

4. Kearomatikan
H2 C CH2 HC CH

H2 C CH2 HC CH
N N
H H

Pirolidin (pKa = 11,27) Pirol (pKa = 0,4)


Senyawa non-aromatis Pasangan elektron atom N merupakan
bagian sistem aromatik. Tidak bersifat basa
5. Hibridisasi atom N
makin besar sifat orbital s, makin sulit melepaskan pasangan elektron.
Basa makin lemah

(CH 3 )3 N : H3C C N:
N
piridin (N-sp2 ) asetonitril (N-sp)
trimetilamina (N-sp3 ) pKa < 0
pKa = 9,8 pKa = 5,2

6. Resonansi
Pasangan elektron makin sulit dilepaskan bila terlibat dalam sistem
resonansi. Basa makin lemah.
NH2 NH3

+ H2O + OH
Stabilisasi resonansi
terhadap bentuk basa
akan meningkatkan
NH2 NH2 NH3 NH3 ΔH, menggeser reaksi
ionisasi ke kiri,
sehingga menurunkan
kekuatan basanya.
NH2 NH2 NH2
Pengaruh substituen terhadap kebasaan amina aromatis

NH2 NH3

+ H2O + OH

G G
 Gugus pendonor elektron akan menstabilkan ion anilinium, berarti ΔH
makin kecil, sehingga menggeser kesetimbangan ionisasi ke kanan
yang menyebabkan kebasaan bertambah kuat

 Gugus penarik elektron akan megurangi kestablan ion anilinium,


meningkatkan ΔH, sehingga kesetimbangan ionisasi bergeser ke kiri
yang mengakibatkan kebasaan senyawa akan berkurang.

Soal :
Urutkan kebasaan senyawa berikut (mulai yang paling kuat sifat
basanya)
Anilin; siklohexilamina; p.nitroanilin; p.metoksianilin; ammonia
Y NH 3 - OH
Y NH 2 H 2O

Substituen Y pKa
Basa makin
kuat -NH2 6,15
-OCH3 5,34 gugus
-CH3 5,08 aktivator

-H 4,63

-Cl 3,98
-Br 3,86 gugus
-CN 1,74 deaktivator
Basa makin -NO2 1,00
lemah
Soal Latihan :
1. Manakah dari pasangan senyawa berikut yang lebih basa sifatnya, beri
penjelasan !
a. CH3CH2NH2 atau CH3CH2CONH2 c. NaOH atau CH3NH2
b. CH3NHCH3 atau piridin d. anilin atau sikloheksilamina

2. Harga pKa ion benzilaminium (C6H5CH2NH2+) = 9,33; sedangkan pKa


propilaminium = 10,71. Manakah yang lebih basa sifatnya, benzilamina atau
propilamina? Berapakah harga pKb dari benzilamina dan propilamina ?

3. Urutkan kebasaan senyawa berikut, mulai yang paling basa sifatnya !


a. p-nitroanilin, p-aminobenzaldehid, p-bromoanilin
b. p-kloroanilin, p-aminoasetofenon, p-metilanilin
c. p-(trifluorometil)anilin, p-metilanilin, p-(fluorometil)anilin

4. Pada struktur histamin berikut ini terdapat tiga buah atom N. Urutkan
peningkatan kebasannya, dan beri penjelasan !

N NH2

N Histamin
H
Sifat basa amina dapat dipakai untuk memurnikan amina dari
campurannya dengan senyawa netral (misalnya alkohol atau keton)

Amina + senyawa netral lain

Dilarutkan dalam eter


Ditambah HCl, H2O

Lapisan air
Lapisan eter
(R NH3Cl-; grm amonium)
-+
(senyawa netral)
Ditambah NaOH, eter

Bagaimana cara pemisahan Lapisan eter Lapisan air


campuran benzilalkohol dan (amina) (NaCl)
benzilamina dalam larutan eter ?
Pembuatan Khusus Amina Primer
Jumlah atom C tetap
a. Substitusi nukleofilik
1. alkilasi RX dengan Na-azida, dilanjutkan hidrolisis
2. alkilasi RX dengan K-ftalimida, dilanjutkan hidrolisis basa
b. Reduksi senyawa nitro

Penambahan satu atom C


a. Reduksi senyawa nitril
b. Reduksi amida primer

Pengurangan satu atom C


a. Tata-ulang Hofmann
b. Tata-ulang Curtius
 Pembuatan Amina
 Melalui Reaksi Substitusi Nukleofilik
A. Alkilasi Ammonia
 Reaksi ammonia dengan alkil halida membentuk garam aminium
 Garam aminium ditambah basa menghasilkan amina primer
 Metode ini terbatas karena terjadi alkilasi berulang
B. Alkilasi Ion Azida diikuti oleh Reduksi
Amina primer disintesis lebih efisien melalui reaksi antara ion
azida dengan alkil halida yang dilanjutkan reduksi alkilazida
menjadi amina.
SN-2 Na/alkohol
R X N N N R N N N R NH2 N2
(-X) atau LiAlH4
ion azida
(Nu:- yang baik) alkil azida

C. Sintesis ftalimid Gabriel


Mengubah alkil halida menjadi amina primer melalui dua tahapan
reaksi:substitusi nukleofilik dilanjutkan hidrolisis.
Tahap awal sintesis Gabriel adalah alkilasi terhadap K-ftalimida
Tahapan sintesis Galriel:
O O
CO2
-
SN-2 OH/H2O
X N R N R NH2
R [2]
[1]
10 amina CO2
R= CH3 atau
O imida
10 alkil O nukleofil teralkilasi
substitusi hidrolisis
nukleofilik
Pembuatan Amina Aromatik primer melalui
Reduksi senyawa Nitro
Amina aromatik disintesis dengan mereduksi senyawa nitro aromatik yang sesuai
HNO3 [H]
Ar H Ar NO2 Ar NH2
H2SO4
Reaksi umum
H2. katalis
Ar NO2 Ar NH2
atau (1) Fe, HCl
(2) OH-
Contoh spesif ik
NO2 NH3Cl NH2
(1) Fe, HCl (2) OH-

nitrobenzena anilinium klorida anilin


(97%)

Satu molar ekuivalen dari hidrogen sulfida dalam larutan amonia/etanol


dipakai mereduksi satu gugus nitro dengan adanya gugus nitro yang lain
NO2 NO2

H2S
NH3, C2H5OH
NO2 NH2
m-Dinitrobenzena m-Nitroanilin
(70-80%)
Pembuatan Amina primer melalui reaksi tata-ulang
Hoffman dan tata-ulang Curtius

Amida tak-tersubstitusi dapat diubah menjadi amina primer dengan


pengurangan gugus karbonil-amida melalui tataulang Hofmann
Sebagai pereaksi dipakai Br2 dalam larutan NaOH

O H2O
Br2 4 NaOH R NH2 2 NaBr Na2CO3 2 H2O
C
R NH2

Tataulang Curtius berlangsung melalui intermediat suatu asil azida


Asil azida diperoleh dari klorida asam
Tataulang asil azida terjadi dengan lepasnya N 2, suatu leaving group yang sangat
stabil
Pada tahapan terakhir, isosianat akan terhidrolisis oleh penambahan air

O O panas
NaN3 H2O
C -N2 R N C O R NH2
C ( -NaCl) -CO2
R Cl R N N N
isosianat amina
asil klorida asil azida
Contoh penggunaan reaksi Hofmann dan Curtius
Bagaimanakah cara pembuatan o-metilbenzilamina dari suatu asam karboksilat, baik dengan
melalui tataulang Hofmann maupun tataulang Curtius ?

Strategi :
Tataulang Hofmann dan tataulang Curtius mengubah asam karboksilat menjadi amina primer
dengan pengurangan satu atom C.
Tatulang Hofmann dari amida; tataulang Curtius dari halida asam
Kedua reaksi mulai dengan asam karboksilat yang sama, dimana gugus –COOH diganti dengan
gugus –NH2
Pada reaksi ini sebagai bahan awal dipilih asam o-metilfenilasetat

Penyelesaian :
H H H 1. NH 3 H H
H
C OH C Cl 2. Br2, NaOH, H2O C
C SOCl2 C NH2
O O
CH3 CH 3 1. NaN 3 CH3

asam o-metilfenilasetat 2. H2O, panas o-metilbenzilamina

Soal :
Bagaimana pembuatan senyawa berikut melalui tataulang Hofmann dan Curtius?
a. 3,3-dimetilbutanamina b. p-toluidin
Pembuatan Amina Primer, Sekunder, dan
Tersier melalui Aminasi Reduksi
 Aldehid dan keton bereaksi dengan ammonia, amina primer atau
amina sekunder menghasilkan imina atau garam iminium
 Imina dan ion iminium kemudian dapat direduksi menjadi amina
primer, sekunder, atau tersier R'
yang baru
NH3
R CH NH2
[H]
10 amina

R' R'
R''NH2
C O R CH NHR''
[H]
R 20 amina
Aldehid R'
atau
Keton R''R'''NH
R CH NR''R'''
[H]
30 amina
Mekanisme Reaksi:

R' R'
R' R'
dua -H2O [H]
C O H2N R'' R C NHR'' C NR'' R C NHR''
tahap H
R R 20 amina
OH
Reaksi reduksi dilakukan menggunakan metode
hidrogenasi katalitik atau dengan pereaksi reduksi
 NaBH3CN dan LiBH3CN merupakan pereduksi yang
efektive untuk reaksi aminasi reduksi

O
NH3, H2, Ni
C CH2NH2
0
H 90 atm, 40-70 C

Benzaldehida Benzilamina
(89%)
O
(1) CH3CH2NH2
C CH2NHCH2CH3
(2) LiBH3CN
H

Benzaldehida N-Benziletanamina
(89%)

CH3
(1) (CH3)2NH
O N
(2) NaBH3CN
CH3
Sikloheksanon N,N-Dimetilsikloheksanamina
(52-54%)
Contoh reaksi :
H2 H2
C CH3 1. NH3 C H CH3
C C
H2O
O 2. H2/Ni NH2
atau NaBH4

Fenilpropan-2-on Amphetamin

H 3C
O H N CH 3
H
NaBH3CN
N H 2O
H3 C CH3
CH 3OH

sikloheksanon N,N-dimetilsikloheksilamina
(85%)

Contoh soal :
Bagaimana pembuatan N-metil-2-feniletilamina dengan metode aminasi reduktif ?

NHCH 3 NH2
CHO NaBH3CN NaBH3CN

CH2O
CH2NH2 N-metil-2-feniletilamina
Pembuatan Amina primer, sekunder, atau tersier melalui
reduksi terhadap senyawa nitril, oksim, atau amida
 Reduksi amida akan menghasilkan amina primer, sekunder
atau tertier
 Reduksi nitril atau oksim hanya menghasilkan amina primer

R C N H RCH2 NH2 Nitril disintesis dari:


10 amina a. alkil halida dan -CN-
nitril
b. aldehid/keton sebagai
H sianohidrin
R CH NOH RCH2 NH2
Oksim disintesis dari
oksim 10 amina aldehid/keton

O R'
Amida disintesis dari:
C R' H RCH2 N halida asam, anhidrida asam,
R N atau ester
R''
R''
amida 30 amina
CH3 HNO3 H2, Ni
H3C NO2 H3C NH2
H2SO4

Br2,hv NH3
CH2Br CH2NH2

O NH3 NH2
(CH3CO)2O
H3C CCH3 H3C CHCH3
AlCl3 H2,Ni
KMnO4,heat

Br2,hv NaCN 2 H2
CH2Br CH2CN CH2CH2NH2
Pt

PCl3 NH3 OBr-


COOH COCl CONH2 NH2
Reaksi Amina
Pasangan elektron bebas pada atom nitrogen dari amina

berperan pada sifat-sifat kimia dari amina


 Pasangan elektron dapat berfungsi sebagai basa atau

sebagai nukleofil
Reaksi Asam-Basa

N H A N H A

Amina berperan sebagai basa


(penerima proton)
Contoh reaksi:
CH3CH2NH2 HBr CH3CH2NH3 Br

Reaksi Alkilasi

N R CH2 Br N CH2 R Br
Amina berperan sebagai nukleofil
(bereaksi dengan elektrofil)
Contoh reaksi:
CH3NH2 CH3CH2Br CH3NH2CH2CH3 Br
Reaksi Eliminasi Hofmann
 Mirip reaksi 3o ROH dalam asam yang membentuk alkena
 Amina dipanaskan dengan basa Ag2O akan menghasilkan alkena
 Atom N diubah menjadi N-kuarterner melalui reaksi metilasi (pereaksi CH 3I
berlebih) supaya berfungsi sebagai gugus pergi yang baik

CH3I berlebih
CH3(CH2)3CH2CH2NH2 CH3(CH2)3CH2CH2N+(CH3)3 I-

heksilamina Ag2O
H2O, panas

CH3(CH2)3CH=CH2 N(CH3)3

1-heksena (60%)
 Mekanisme reaksi berlangsung melalui reaksi E-2:
penarikan proton oleh basa bersamaan dengan lepasnya N(CH 3)3
HO: -
H
E-2 N(CH3)3
C C H2O
C C

N(CH3)3 alkena

grm amonium kuarterner


 Bila produk eliminasi lebih dari satu macam alkena, hasil utama adalah
alkena yang tersubstitusi paling sedikit (aturan Hofmann).
 Penyebabnya N-kuarterner adalah gugus lepas yang meruah, maka atom H β
yang bereaksi dengan basa adalah Hβ yang paling kecil halangan ruangnya
CH3
- Ag2O
OH
H2O, panas
H3 C N CH3 CH3CH2CH2CH=CH2 CH3CH2CH=CHCH3
1-pentena 2-pentena
CH3CH2CH2CHCH3 (94%) (6%)

lebih terlindungi kurang terlindungi


lebih sulit bereaksi lebih mudah bereaksi

Contoh soal :
Produk apa yang diharapkan terjadi pada eliminasi Hofmann ?
Terdapat tiga jenis Hβ, yang paling mudah lepas adalah Hβ yang terikat
pada atom C-primer (halangan ruang paling kecil)
H CH2CH3 N(CH3)2
N
H CH CH3
1. CH3I berlebih C
CH CH3 H2C CH2
C H2
2. Ag2O, H2O, panas
H H
Reaksi Aril Amina (amina aromatis)
Substitusi elektrofilik pada senyawa aromatis (SE-Ar)
Pada reaksi SE-Ar, gugus –NH2 merupakan gugus aktivator kuat (langsung
terjadi trisubstitusi); juga berfungsi sebagai gugus pengarah orto-para

NH2 NH2

Br Br
Br2

H2O

anilin
Br
2,4,6-tribromoanilin
(100%)

Selain itu, pasangan elektron bebas pada atom N bersifat basa yang
akan bereaksi dengan katalis AlCl3 (suatu asam Lewis) sehingga tidak
terjadi reaksi Friedel-Crafts (alkilasi maupun asilasi)

NH2 Cl3Al NH2

AlCl3

anilin
Penambahan anhidrida asetat pada amina akan membentuk senyawa N-terasetilasi.
Gugus asetamido (-NHCOCH3) tetap berfungsi sebagai pengarah o-p, tetapi
efek aktivator lebih lemah dan kurang basa.
Pada bromasi, akan menghasilkan produk mono-bromo, dan hidrolisis dalam basa
akan menghasilkan amina
O O

H C H C NH2
NH2 N CH3 N CH3
Br
Br
(CH3CO)2O Br2 NaOH, H2O

piridin

CH3
CH3 CH3 CH3
2-bromo-4-metil-
p-toluidin anilin (79%)

Bila posisi para dari gugus asetamido tidak tersubstitusi, maka elektrofil
akan menempati posisi para
O O
H C H C NH2
NH2 N CH3 N CH3

(CH3CO)2O C6H5COCl NaOH, H2O

piridin

anilin C
C O
O

4-aminobenzofenon
(80%)
Sebagai contoh adalah pembuatan obat golongan sulfa :
O O
O O
S
S O NH2
O HOSO2Cl O Cl NH3

H 3C N
H3C N H3C N
H H NaOH,
H H 2O
asetanilida O O
S
NH2

H 2N
sulfanilamida

Soal :
Sarankan suatu cara sintesis sulfathiazol dari benzena dan amina yang sesuai
O O S
S
N N
H

H 2N
sulfathiazol

Bagaimanakah cara pembuatan senyawa berikut dari bahan awal benzena :


a. N,N-dimetilanilin c. p-kloroanilin
b. m-kloroanilin d. 2,4-dimetilanilin
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
 Asam nitrit (HONO) dibuat baru (in situ) dari reaksi antara Natrium
nitrit dengan larutan asam kuat

HCl(aq) + NaNO2 (aq) HONO(aq) + NaCl(aq)

H2SO4(aq) + 2 NaNO2 (aq) 2 HONO(aq) + Na2SO4(aq)


 Reaksi Amina Alifatis Primer dengan Asam Nitrit
 Amina primer mengalami diazotasi dengan asam nitrit
 Garam diazonium yang tak stabil terurai membentuk karbokation

 Karbokation bereaksi lebih lanjut membentuk alkena, alkohol and


alkil halida
Reaksi umum
(HONO)
R NH2 NaNO2 2 HX R N N X- NaX 2 H2 O
H2 O
i0 amina garam diazonium alifatik
alifatik (sangat tidak stabil)

- N2

R+ X-

Alkena, alkohol, alkil halida


Reaksi arilamina primer dengan asam nitrit menghasilkan
pembentukan garam arenadiazonium yang relatif stabil
 Reaksi ini berlangsung melalui pembentukan intermediat N-nitrosoamina
 N-nitrosoamina diubah menjadi ion diazonium dalam beberapa tahapan
reaksi

Ar NH2 NaNO2 2 HX Ar N N X- NaX 2 H2O


10 arilamina garam arenadiazonium
(stabil di bawah 50C)

A:- H2O 2 H2O N O


HONO H3O+ OH2 NO
ion nitrosonium
OH2
H H
-H2O
Ar N N O Ar N N O Ar N N O

H H H A
H

- HA + HA
Ar N N O
Ar N N OH Ar N N OH2
+ HA - HA
H H diazohidroksida
-
A:

Ar N N Ar N N H2O

ion diazonium
 Reaksi Substitusi garam Arenadiazonium
 Garam Arildiazonium segera bereaksi dengan berbagai pereaksi
nukleofilik menghasilkan senyawa aromatik yang sangat beragam
 Garam arildiazonium dibuat dari arilamina yang sesuai

 Arilamina dapat dibuat melalui reduksi senyawa


nitroaromatik

Cu2O, Cu2+, H2O


Ar OH
CuCl
Ar Cl
HONO CuBr
Ar NH2 Ar N2 Ar Br
0 - 50 C
CuCN
0
1 arilamina garam Ar CN
arenadiazonium
KI Ar I
(1) HBF4
Ar F
(2) panas

H3PO2, H2O
Ar H
 Reaksi Sandmeyer:
 Penggantian Gugus Diazonium oleh -Cl, -Br or -CN
 Mekanisme reaksi Sandmeyer belum diketahui dengan pasti tetapi
diperkirakan melalui pembentukan radikal
CH3 CH3 CH3

NH2 NaNO2 , HCl N2Cl- Cl


CuCl
N2
H2O 15-600C
(0-50C)

o-Toluidin o-Klorotoluena
(74-79%)

NH2 NaNO2 , HBr N2Br- Br


CuBr
N2
H2O 1000C
(0-100C)

Cl Cl Cl
m-Kloroanilin m-Bromoklorobenzena
(70%)

NO2 NO2 NO2

NH2 NaNO2 , HCl N2Cl- CN


CuCN
N2
H2O 90-1000C
(suhu kamar)

o-Nitoranilin o-Nitrobenzonitril
(65%)
 Reaksi Coupling dari Garam Arenadiazonium
 Ion Arenadiazonium berperan sebagai elektrofil dengan senyawa amina
aromatis yang sangat reaktif misalnya fenol atau amina aromatik tersier.
Reaksinya disebut reaksi coupling diazo
Reaksi Umum

- HX
N N X G N N G

garam benzenadiazonium
G = -OH Senyawa azo
X = Cl
HSO4 -NR2
 Coupling dengan golongan fenol paling baik berlangsung dalam larutan sedikit
alkalis. Dalam larutan alkalis membentuk ion fenoksida yang lebih cepat
mengadakan coupling
OH O

Fenol OH
Ion fenoksida
(reaksi coupling lambat) (reaksi coupling cepat)
HA

Bila larutan terlalu basa, akan terbentuk diazohidroksida yang non-reaktif

OH OH
Ar N N Ar N N OH Ar N N O
HA HA
Ion Arenadiazonium Ion diazotat
Diazohidroksida
(reaksi coupling) (tdk dpt coupling)
(tdk dpt coupling)
 Fenoldan turunan anilin mengadakan coupling terutama pada
posisi para; kecuali bila posisi para telah terisi maka substituen
akan terikat pada posisi orto
CH3

H3C CH3 N
N CH3
N
NaOAc N
N N Cl
H2O

benzenadiazonium klorida N,N-dimetilanilin 4-(fenilazo)-N,N-dimetilanilin

CH3
OH

NaOH
N N Cl N
H2O N
OH
CH3
benzenadiazonium klorida p.metilfenol 2-(fenilazo)-4-metilfenol
(= p.kresol)
Senyawa Azo biasanya dipakai sebagai zat warna
 Senyawa azo hasil reaksi coupling membentuk sistem terkonyugasi yang
panjang dan umumnya merupakan senyawa yang berwarna (menyerap di
daerah sinar tampak).
 Gugus -SO3-Na+ ditambahkan pada molekul untuk meningkatkan kelarutan
dalam air, dan untuk mengikatkan zat warna pada serat yang polar misalnya
wool, katun
 Contoh : Orange II dibuat dari 2-naftol dan Na-sulfanilat
SO3H SO3Na SO3Na

Na2CO3 NaNO2 , HCl


0 - 50 C

NH2 NH2
Cl N N
Asam sulfanilat Na sulfanilat
SO3Na
SO3Na
HO
NaOH
H 2O
N
N
Cl N N -naftol
HO

Na 4-(2-hidroksinaftalen-1-il)azo-
benzenasulfonat
= Orange II

Anda mungkin juga menyukai