Rhinosinusitis Jamur
Herdiansyah
Anatomi Sinus Paranasal
Terdapat 4 pasang sinus
paranasal
Muara sinus berbeda-beda
Perkembangan berbeda-
beda
Kompleks Osteomeatal
FISIOLOGI HIDUNG
fungsi respirasi, yaitu mengatur kondisi udara, penyaring
udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan
dan mekanisme imunologik.
fungsi penghidu, karena terdapatnya mukosa olfaktorius
(penciuman) dan reservoir udara untuk menampung
stimulus penghidu.
fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara,
membantu proses berbicara dan mencegah hantaran suara
sendiri melalui konduksi tulang
fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan beban
kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas
refleks nasal
Definisi Rinosinusitis
EPOS 2012 Rinosinusitis : inflamasi pada hidung dan
sinus paranasal yang mempunyai 2 / > gejala, dimana salah
satu gejala adalah hidung buntu / keluarnya ingus dari
anterior / posterior hidung disertai;
Nyeri pada wajah
Gangguan menghidu
Endoskopi : nasal polip, discharge mukopurulen dari
meatus media, edema / obstruksi mukosa meatus media
CT scan : patologi pada osteomeatal komplek dan / sinus
paranasal
ETIOLOGI
Rhinosinusitis
akut
Bakteri
1. S pneumoniae
Virus
2. H Influenza
1.Rhinovirus,
3. M catarrhalis,
2.Influenza Virus,
Anaerobes
3.Parainfluenza Virus,
4. S Aureus
4.Adenovirus
5. Streptococus
pyogenes
Rhinosinusitis kronik
Faktor
Faktor penjamu Faktor mikroba
Lingkungan
1.Genetik 1.Merokok 1. Bakteri
2.fisiologi 2.Polutan 2. Fungi
3.struktur anatomi 3.Alergi 3. Biofilms
4.defek kekebalan 4. Superantigen
bawaan
5.defek kekebalan
didapat.
www.themegallery.com Company
Logo
Siklus Sinus Normal
Frontal
Komposisi mukus
Benda asing
normal
dibersihkan atau
terserap oleh
Ethmoid
mukosa
Sekresi mukus
Benda asing dan normal
bakteri dibersihkan
dengan adanya liaran
mukociliari
Maxillary
Aliran mukociliari Ostium terbuka
mencegah kerusakan
pada mukosa Mekanisme Host
dalam melawan
infeksi
Metabolisme mukosa
Aliran berubah
terhenti
Cilia dan epitel
Obstruksi rusak
mengganggu aliran
udara dan mukus
Perubahan pada
Ostium tertutup host karena
cavitas tertutup
sebagai tempat
tumbuhnya
Penebalan bakteri
mukosa Inflamasi pada
tertutup / jaringan retensi
Bakteri berkembang
obstruksi sekresi mukus
pada sinus
Etiologi
hidung tersumbat,
B
Gangguan post nasal
A C
penciuman drip
Rhinosinusitis
Sakit E D
kepala rinore
www.themegallery.com
Rhinosinusitis jamur
Rhinosinusitis Jamur
Rhinosinusitis
Jamur
TIDAK INVASIF
INVASIF
1.Rinosinusitis jamur
1.Akut rhinosinusitis
kolonisasi lokal
jamur invasif
2.alergi rinosinusitis
2.Kronik rhinosinusitis
jamur
jamur invasif
3.Rinosinusitis bola
3. rinosinusitis jamur
jamur
invasif granulamatous
Company
Logo
Faktor predisposisi
Penggunaan antibiotic spektrum luas
Penggunaan obat topical hidung yang tidak proksimal
Sistem imun yang rendah ( DM, radiasi/kemoterapi)
Steroid jangka Panjang.
Rhinosinusitis jamur
Non
Invasif
Rhinosinusitis jamur Non Invasif
Rinosinusitis jamur
kolonisasi lokal
Alergi rinosinusitis jamur
Rinosinusitis bola jamur
(fungus ball)
Penyebab:
Curvularia lunata
Aspergilus fumigatus
Infeksi mukosa sinus paranasal sebab infeksi jamur
ekstramukosa
Gejala: Bau tidak enak pada hidung disertai krusta/debris
Endoskopi: Mukosa eritema,edema, pus
Tampak jamur pada krusta hidung
Terapi: Pembersihan daerah terinfeksi
Penggunaan antihistamin dan steroid topical
Antijamur sistemik tidak digunakan karena cenderung
timbul kembali
RHINOSINUSITIS JAMUR NON INVASIF
Gejala:
Hidung tersumbat,selalu
mencium bau busuk, demam,
secret hidung,nyeri wajah
Endoskopi: mukosa
eritema,edema,secret
mukopurulen
CT scan:
Gambaran opasitas
unilateral, satu / beberapa
rongga sinus
Tatalaksana Rinosinusitis bola jamur
(fungus ball)
Memperbaiki ventilasi sinus
Drainase sinus yang adekuat
Pengembalian fungsi bersihan
mukosilia
Pelebaran ostium sinus
Terapi:
Jika perlu dilakukan CWL
• Mengurangi edema
mukosa
• Pemberian mukolitik
• Steroid
• Antibiotik
• Penggunaan steroid
topical jangka panjang
RHINOSINUSITIS JAMUR NON INVASIF
3.Alergi rinosinusitis jamur
Inflamasi kronik
Karakteristik: Adanya jamur pada musin alergik
Alergi yang diperantarai IgE
Mekanisme: Penumpukan eosinofil→stimulasi antigen
terus menerus→pelepasan mayor basik protein →
mediator peradangan yang toksik terhadap jaringan
Gejala dan tanda
Alergi rinosinusitis jamur
Gejala: RSK yang tidak sembuh dengan
medika mentosa
Pasien riwayat polip dengan pembedahan
berulang.
Klinis:
Alergi ringan, polip
Terdapat gambaran hifa
RSK, mukosa edema,eritema,polypoid,
sekret tebal, berwarna coklat keemasan.
Alergi rinosinusitis jamur
Kriteria:
1.Peningkatan eosinophil darah tepi
2.Peningkatan kadar IgE total
3.Antibodi pencetus allergen penyebab
4. Peningkatan IgE spesifik jamur
Tatalaksana
•Kombinasi medikamentosa dan pembedahan
•Medikamentosa: antihistamin, steroid sistemik, antijamur,
imunoterapi
Rhinosinusitis Jamur
invasif
Rhinosinusitis jamur invasif
Akut rinosinusitis jamur invasif (AIFR)
Kronik rinosinusitis jamur invasif (CIFR)
Rinosinusitis jamur invasif granulamatous (GIFR)
Akut rhinosinusitis jamur invasif
Endoskopi:
Tampak area pucat, tidak
mudah berdarah, tampak
perubahan mukosa hitam,
ulserasi
MSCT:
Tampak penebalan mukosa,
gambaran airfluid level, erosi
tulang
Pemeriksaan MRI
Kelompok Jamur
Banyak rhinosinusitis pada jamur disebabkan oleh
jamur opurtunistik, dibandingkan jamur patogen.
Spesies Aspergillus menjadi penyebab tersering pada
kasus fungus ball, CIFS, and AIFS.
Jamur golongan dematiaceous (Alternaria, Bipolaris,
Drechslera, Curvularia,Exserohilum) paling sering
menyebabkan AFRS.
Cara Pemeriksaan
Jamur tidak dapat diidentifikasi secara pasti oleh
pewarnaan Gram atau pewarnaan hematoxylin dan
eosin (H&E).
Pewarnaan silver stain (GMS) dan pewarnaan asam-
Schiff secara berkala lebih baik dalam
mengidentifikasi hifa jamur.
Pewarnaan Fontana-Mason berguna untuk
mengidentifikasi jamur dematiaceous.
Material Kultur
Kultur jamur sulit dan seringkali tidak ada pertumbuhan
yang dicapai.
Spesimen kultur jamur harus diperoleh sebelum
memulai terapi antijamur.
Inisiasi antijamur sebelum kultur mengurangi
kemungkinan tumbuhnya jamur pada kultur.
Saat memproses sampel untuk dikultur, penting untuk
diingat bahwa menggiling dan mencairkan spesimen
beku akan menyebabkan penurunan hasil Mucorales.
Sampel dikultur pada media agar seperti agar
Sabouraud dextrose, agar brain-heart infusion, dan lain-
lain.
Dengan antibiotik. Agar diinkubasi pada suhu kamar
dan 37 ° C.
Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis kultur
membantu dalam diagnosis jamur.
Kultur jamur harus diperiksa setiap dua minggu untuk
jangka waktu 4 minggu sebelum dinyatakan negatif.
Terapi
Th:
Operasi + medikamentosa
Kendalikan faktor resiko
Amfoterisin B iv
Antifungal: Itrakonazole
Endoskopi
Eksternal approach
Medial maksilektomi,
Total maksilektomi
Kronik rhinosinusitis jamur invasif
Dewasa muda, DM
Gejala: RSK, proptosis, diplopia, gangguan penglihatan, >4
minggu
Patofisiologi: kombinasi dari imun yang rendah, host, virulesi
jamur
Komplikasi
Komplikasi ke orbita
Komplikasi intrakranial
Komplikasi ke tulang
Komplikasi orbita
oCccial.
Klasifikasi Chandler
B. Post septal
A.
B.
Selulitis preseptal (stadium I)
C. Subperiosteal abscess
C. Abses subperiosteum (stadium III)
D. Abscess orbita
D. Abses orbita (stadium IV)
Selulitis Orbital Edema Orbital difus ± Gangguan Otot Medikamentosa
Ekstra Okular ± drainage sinus
Biasanya Penglihatan normal
Abses Subperiosteal Edema, eritema palpebra, dan Medikamentosa
proptosis ± drainage sinus
Gangguan Otot Ekstra Okular Medikamentosa
Biasanya Penglihatan normal, ± drainage abses
terutama pada kasus abses kecil
Perubahan visus dengan abses yang
membesar
Meningitis
Abses Epidural
Abses Subdural
Abses Intraserebral
Tromboplebhitis venous
Komplikasi Asal Sinus Proses Penyakit & Terapi
Meningitis Sinus Etmoid Insidensi sekuele neurologik (ex : penurunan pendengaran)
Abses Epidural Sinus Frontal Medikamentosa agresif, Drainage dari abses
Drainage sinus, biasanya bila klinis stabil
Abses intracerebral Sinus Frontal Peningkatan Morbiditas dan mortalitas neurologi, biasanya
(jarang: sinus lobus frontal
etmoid, sinus Medikamentosa agresif (biasanya steroid + antikonvulsan)
sphenoid) Drainase abses, biasanya
Drainage abses, saat klinis stabil