Disusun oleh:
Felicia Saraswati
1765050-407
Pembimbing:
dr. Murniaty S.E.S. Legran, Sp. PD
Hillman RS, Ault KA, Rinder HM. Approach to anemia. Hematology in Clinical Practice. Philadelphia: McGraw-Hill.2005:235-42.
TANDA DAN GEJALA
1. Kardiovaskular dan paru: dispnea, palpitasi, kelelahan, angina
pektoris, klaudikasio intermitten
2. Neuromuskuler: vertigo, pusing, pingsan, kurang konsentrasi,
kelemahan otot, paresthesia
3. Gastrointestinal: disfagia, mual
4. Pucat pada konjungtiva, faring, dan dasar kuku
Mekanisme System/organ Symptom
End arteries Pale (vasoconstriction)
Jantung Tachycardia, systolic ejection murmur, Forth gallop
Penurunan
Respiratory Tachypneu, Exertional dyspneu
kapasitas angkut Neuromuscular Faintness, Lack of concentration,
oksigen
Hearing Tinnitus (ischemic)
Sighting Scotoma (edema papil)
Haid Menorhagia, Polymenorrhagia
Feses Melena, hematoschezia
Perdarahan
Hidung Epistaksis
Mulut Gusi berdarah
Atropi-Nekrosis Tongue Glossitis, hypotrophy papilla (B12, Folat, less in Fe deficient)
Mucosa Pharinx Angina Vincent/dysphagia (Fe deficient)
Neuritis Kaki/Tangan Foot/Hand gloves periveral neuropathy (B12 deficient)
Hemolisis Hemoglobinuria: Reddish urine (PNH, DD/hematuria)
Urin
Intravascular Hemosiderinuria: Blackish urine (Black water fever, Malaria)
Hemolisis Urin Urobilinogenuria with/without Brownish urine (bilirubinuria)
Extravascular Limpa Splenomegali
Extramedullar
Hati dan limpa Hepato-splenomegali
hemopoesis
glossitis
Spoon nail
Pale conjungtiva
Thalassemia face
PEMERIKSAAN FISIK
■ Kulit dan mukosa pucat
■ Pemeriksaan mata: konjungtiva pucat
■ Vitiligo : defisiensi autoimun dan kobalamin
■ Koilonychia pada anemia defisiensi besi
■ Stomatitis
■ Jaundice pada gangguan hemolitik
■ Splenomegali pada anemia hemolitik
■ Hepatomegali: hepatitis akut, sirosis, metastasis kanker
■ Pemeriksaan dubur: Perdarahan GI
■ Kelainan neurologis: parestesia pada anemia pernisiosa
PATOFISIOLOGI
ERITROPOESIS
Erythropoiesis dipengaruhi oleh sejumlah hormon / sitokin,
reseptor, dan faktor transkripsi:
Lichtman M. Clinical manifestation and classification of erythrocyte disorders. William’s Hematology 8 th ed. China: McGraw-Hill.2010:350-70.
Pada Anemia terjadi:
1) Efek pada transport oksigen
2) Afinitas Oksigen Menurun
3) Peningkatan Perfusi Jaringan
4) Peningkatan Output Jantung
5) Peningkatan Fungsi Paru
6) Peningkatan Produksi Sel Merah
7) Hipoksia Jaringan Tidak Terkoreksi
Lichtman M. Clinical manifestation and classification of erythrocyte disorders. William’s Hematology 8 th ed. China: McGraw-Hill.2010:350-70.
Penurunan Afinitas Oksigen
• Peningkatan transfer oksigen ke jaringan yang efisien dapat
dicapai dengan mengurangi afinitas hemoglobin terhadap
oksigen
• Pada anemia kronis, terjadi peningkatan transfer jaringan
oksigen. Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan jumlah 2,3-
bisphosphoglycerate
• 2,3-bisphosphoglycerate meningkatkan sehingga meningkatkan
pH intraseluler sel darah merah oleh alkalosis respiratorik, yang
dihasilkan dari peningkatan rate respirasi
Bunn HF, Aster JA. Pathophysiology of blood disorders. New York: McGraw-Hill.2010:1031-38.
Peningkatan Perfusi Jaringan
• Perubahan aktivitas vasomotor dan angiogenesis untuk meningkatkan
perfusi jaringan. Yang diutamakan adalah organ yang esensial yang
sensitif terhadap oksigen.
• Pada anemia akut, donor utama untuk redistribusi darah adalah arteri
mesenterika dan iliaka.
• Pada anemia kronis, daerah donor adalah jaringan kulit dan ginjal.
Peningkatan Output Jantung
• Peningkatan curah jantung merupakan kompensasi anemia
secara metabolik
• Hal ini mengurangi fraksi oksigen sehingga mempertahankan
tekanan oksigen agar tetap tinggi
• Anemia yang berlangsung lama akan menyebabkan gagal
jantung
Peningkatan Fungsi Paru
– Dispnea dan ortopnea adalah manifestasi klinis yang khas dari
anemia sedang-berat
– Peningkatan Produksi Sel Merah
■ Respons: 2-3x akut, 4-6x kronis
– Meningkatkan stres retikulosit
Lichtman M. Clinical manifestation and classification of erythrocyte disorders. William’s Hematology 8th ed. China:
McGraw-Hill.2010:350-70.
Hipoksia Jaringan yang Tidak Terkoreksi
– dispnea saat aktivitas atau bahkan saat istirahat;
– angina;
– klaudikasio intermiten;
– kram otot,
– sakit kepala;
– kelelahan.
DIAGNOSIS
Anemia Hipokromik Mikrositer
Menurun SI Normal
Hb A2 Anemia sideroblastik
➚
Retikulosit diperiksa untuk menilai HbF➚
aktivitas SUTUL thp anemia
Thalassemia
β
Anemia Normokromik Normositer
➚ Retikulosit N/➘
MDS
PERBEDAAN
Defisiensi besi Penyakit kronis Thalasemia Sideroblastik
Derajat Ringan-berat Ringan Ringan Ringan-berat
MCV ↓ ↓ ↓ ↓ - normal
MCH ↓ ↓ ↓ ↓ -normal
Serum besi ↓ <30 ↓<50 ↑ ↑
TIBC ↑ >360 ↓ <300 Normal Normal
Saturasi ferritin ↓ ↓ ↑ ↑
Ferritin serum ↓ <20μg/dl Normal 20- ↑ >50μg/dl ↑ >50μg/dl
200μg/dl
Elektroforesis Hb Normal Normal HbA2 meningkat Normal
Penatalaksanaan : Non farmakoterapi
Makanan Mengandung Fe
Kadar Tinggi Kadar Sedang Kadar Rendah
(5 mg/100 g) (1-5 mg/dl) (<1 mg/ dl)
1. Indikasi
Pencegahan & pengobatan anemia defisiensi Fe
2. Mekanisme Kerja
↑ besi serum pada penyimpanan besi di hepar & sumsum tulang
Kebutuhan Besi
Melalui saluran Fe dalam darah akan diikat Fe mengikat suatu protein
cerna oleh transferin (siderofilin) yang disebut apoferitin dan
(duodenum & kemudian diangkut ke membentuk feritin. Fe
jejunum beberapa jaringan terutama disimpan pada sel mukosa
proksimal) ke sumsum tulang usus halus dan dalam sel
retikuloendotelial (di hati,
limpa, sumsum tulang)
±0,5-1 mg / hari, melalui sel
epitel kulit, keringat, urin,
feses.
4. Efek samping
Oral IM
200 mg 66 mg 3-4
Fero fumarat
325 mg 106 mg 2-3
Sediaan parenteral
Iron-sucrose
1. Indikasi
Anemia pernisiosa Addison, anemia megaloblastik makrositik
lainnya
2. Mekanisme Kerja
Sintesis DNA dan eritropoiesis yang efektif
Farmakokinetik
Absorpsi Distribusi Metabolisme & Ekskresi
Kadar plasma mencapai puncak Hampir semua Vit B12 dalam darah Dalam hepar sianokobalamin
dalam waktu 1 jam (pemberian terikat dengan protein plasma. dan hidroksokobalamin
IM) diubah menjadi koenzim B12
Vit B12 yang terikat pada
Absorpsi per oral berlangsung transkobalamin II diangkut ke berbagai Ekskresi melalui saluran
lambat di ileum mencapai kadar jaringan, terutama hati empedu
puncak dalam 8-12 jam
Kadar normal B12 dalam plasma 200-
900 pg/ml dengan simpanan 1-10 mg
dalam hepar
4. Efek Samping
Gatal, demam, menggigil, kemerahan pada muka
5. Sediaan
a. Oral (Tablet B12)
b. Injeksi :
■ Larutan sianokobalamin 10-1000 ug /ml
■ Larutan ekstrak hati dalam air
■ Suntikan depot vitamin B12
6. Dosis
– Terapi awal : 100 ug/ hari (5-10 hari)
– Terapi penunjang : 100-200 ug/ bulan
Asam folat
1. Indikasi
- Pencegahan dan pengobatan defisiensi folat
- Anemia megaloblastik makrositik
Kebutuhan
2. Mekanisme Kerja Folat rata-rata
Mensintesis DNA dan eritropoesis
50 µg/hari
Farmakokinetik
Pemberian oral, absorpsi Merata ke semua sel jaringan Melalui ginjal, sebagian
as. Folat baik, di 1/3 dan terjadi penumpukkan besar dalam bentuk
proksimal usus halus dalam cairan serebrospinal metabolit
Asam folat
4. Rute Pemberian
Oral
5. Dosis
– Initial dose : 0,5-1 mg (10 hari)
– Maintenance dose : 0,1-0,5 mg
– Ibu hamil : 500 µg/hari
6. Sediaan
– Asam folat tab : 0,4; 0,8; 1 mg
– Inj Asam Folat : 5 mg/ml
Eritropoetin
1. Indikasi
Anemia pada gagal ginjal kronik
2. Mekanisme Kerja
Menstimulasi stem cell di sumsum tulang untuk membelah dan
mereproduksi sel darah merah
FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK
Eritropoietin, berinteraksi dengan reseptor Masa paruh eritropoietin pada pasien gagal
pada permukaan sel induk SDM, ginjal kronik sekitar 4-13 jam
menstimulasi proliferasi dan diferensiasi
eritroid. Tidak dikeluarkan melalui dialisis
5. Dosis
– Ht 35% 50-150 IU/KgBB (IV/SC) (3 kali seminggu)
6. Efek Samping
– Memperberat hipertensi (20-30% pasien) akibat peningkatan Ht
yang terlalu cepat
Piridoksin (Vitamin B6)
1.Indikasi
Defisiensi piridoksin
a. Anemia Mikrositik Hipokromik
b. Anemia Normoblastik Sideroakrestik (jumlah Fe Non
Hemoglobin yang banyak dalam prekusor Eritrosit)
c. Anemia Megaloblastik
2. Mekanisme Kerja
Berfungsi sebagai koenzim yang merangsang pertumbuhan Hemoglobin
3. Farmakokinetik
Diabsorbsi melalui saluran cerna. Diekskresi melalui urin, terutama
dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal
4. Kebutuhan Per Hari
2 mg/100 mg protein
5. Efek Samping
Piridoksin dapat menyebabkan neuropati sensorik/ sindrom neuropati
6. Sediaan
Tablet Piridoksin Hcl : 10 mg
Injeksi : 100 mg/ml
Riboflavin (vitamin b2)
1. Indikasi 3. Farmakokinetik
Pencegahan dan terapi defisiensi B2 Pemberian secara oral atau
– Anemia normokromik-normositik [pure parenteral akan diabsorbsi dengan
red-cell aplasia] baik dan didistribusi secara merata
keseluruh jaringan dan di
– Malnutrisi protein kalori ekskresikan melaluimurin dalam
– Faktor defisiensi Fe bentuk urin
– Penyakit Infeksi 4. Dosis
2. Kebutuhan tiap individu akan riboflavin 5-10 mg/ hari (oral/ IM)
berbanding lurus dengan energi yang
digunakan, minimum 0,3 mg/1000 kkal
Cobalt
1. Indikasi
Pasien anemia refrakter (Talasemia, Infeksi kronik, Penyakit ginjal)
2. Mekanisme Kerja
Meningkatkan Hematokrit, Hemoglobin, Eritrosit
– Kobal merangsang pembentukan eritropoeitin yang berguna untuk meningkatkan
ambilan Fe oleh sumsum tulang.
– Kobal menyebabkan hipoksia intrasel sehingga merangsang pembentukan
eritrosil.
3. Efek Samping
Erupsi kulit, Tinitus , Struma, Tuli, sianosis, penurunan kesadaran, malaise, angina,
anoreksia, mual-muntah
Tembaga