Anda di halaman 1dari 45

ANEMIA

Disusun oleh:
Felicia Saraswati
1765050-407

Pembimbing:
dr. Murniaty S.E.S. Legran, Sp. PD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


RS Tebet Periode 11 November 2019 – 24 November 2019
DEFINISI
■ Keadaan menurunnya jumlah eritrosit yang beredar  tidak
mampu menjalankan tugasnya sebagai pembawa O2 dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer

■ WHO : Anemia merupakan keadaan dimana Hb (hemoglobin)


<13 g/dl untuk laki-laki dan <12 g/dl untuk wanita
■ Nilai hb normal berbeda di antara
populasi usia dan jenis kelamin
■ Diagnosis harus dibuat berdasarkan
usia dan jenis kelamin
KLASIFIKASI
■ Morphologic classification
– Microcytic hypochromic anemia
– Normocytic normochromic anemia
– Macrocytic anemia
• Etiologic classification
• Hypoplastic disorders
• Maturation disorders
• Blood loss or hemolytic disorders

Hillman RS, Ault KA, Rinder HM. Approach to anemia. Hematology in Clinical Practice. Philadelphia: McGraw-Hill.2005:235-42.
TANDA DAN GEJALA
1. Kardiovaskular dan paru: dispnea, palpitasi, kelelahan, angina
pektoris, klaudikasio intermitten
2. Neuromuskuler: vertigo, pusing, pingsan, kurang konsentrasi,
kelemahan otot, paresthesia
3. Gastrointestinal: disfagia, mual
4. Pucat pada konjungtiva, faring, dan dasar kuku
Mekanisme System/organ Symptom
End arteries Pale (vasoconstriction)
Jantung Tachycardia, systolic ejection murmur, Forth gallop
Penurunan
Respiratory Tachypneu, Exertional dyspneu
kapasitas angkut Neuromuscular Faintness, Lack of concentration,
oksigen
Hearing Tinnitus (ischemic)
Sighting Scotoma (edema papil)
Haid Menorhagia, Polymenorrhagia
Feses Melena, hematoschezia
Perdarahan
Hidung Epistaksis
Mulut Gusi berdarah
Atropi-Nekrosis Tongue Glossitis, hypotrophy papilla (B12, Folat, less in Fe deficient)
Mucosa Pharinx Angina Vincent/dysphagia (Fe deficient)
Neuritis Kaki/Tangan Foot/Hand gloves periveral neuropathy (B12 deficient)
Hemolisis Hemoglobinuria: Reddish urine (PNH, DD/hematuria)
Urin
Intravascular Hemosiderinuria: Blackish urine (Black water fever, Malaria)
Hemolisis Urin Urobilinogenuria with/without Brownish urine (bilirubinuria)
Extravascular Limpa Splenomegali
Extramedullar
Hati dan limpa Hepato-splenomegali
hemopoesis
glossitis

Spoon nail
Pale conjungtiva

Thalassemia face
PEMERIKSAAN FISIK
■ Kulit dan mukosa pucat
■ Pemeriksaan mata: konjungtiva pucat
■ Vitiligo : defisiensi autoimun dan kobalamin
■ Koilonychia pada anemia defisiensi besi
■ Stomatitis
■ Jaundice pada gangguan hemolitik
■ Splenomegali pada anemia hemolitik
■ Hepatomegali: hepatitis akut, sirosis, metastasis kanker
■ Pemeriksaan dubur: Perdarahan GI
■ Kelainan neurologis: parestesia pada anemia pernisiosa
PATOFISIOLOGI
ERITROPOESIS
Erythropoiesis dipengaruhi oleh sejumlah hormon / sitokin,
reseptor, dan faktor transkripsi:

o The lineage-specific transcription factor GATA-1


o EPO
o HIF
o RAAS
o MicroRNAs
o Insulin-like growth factor
o antiapoptotic protein Bcl-xL39
o FOG-140 and PU.1
o Growth arrest-specific 6 (Gas6) protein

Lichtman M. Clinical manifestation and classification of erythrocyte disorders. William’s Hematology 8 th ed. China: McGraw-Hill.2010:350-70.
Pada Anemia terjadi:
1) Efek pada transport oksigen
2) Afinitas Oksigen Menurun
3) Peningkatan Perfusi Jaringan
4) Peningkatan Output Jantung
5) Peningkatan Fungsi Paru
6) Peningkatan Produksi Sel Merah
7) Hipoksia Jaringan Tidak Terkoreksi

Lichtman M. Clinical manifestation and classification of erythrocyte disorders. William’s Hematology 8 th ed. China: McGraw-Hill.2010:350-70.
Penurunan Afinitas Oksigen
• Peningkatan transfer oksigen ke jaringan yang efisien dapat
dicapai dengan mengurangi afinitas hemoglobin terhadap
oksigen
• Pada anemia kronis, terjadi peningkatan transfer jaringan
oksigen. Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan jumlah 2,3-
bisphosphoglycerate
• 2,3-bisphosphoglycerate meningkatkan sehingga meningkatkan
pH intraseluler sel darah merah oleh alkalosis respiratorik, yang
dihasilkan dari peningkatan rate respirasi

Bunn HF, Aster JA. Pathophysiology of blood disorders. New York: McGraw-Hill.2010:1031-38.
Peningkatan Perfusi Jaringan
• Perubahan aktivitas vasomotor dan angiogenesis untuk meningkatkan
perfusi jaringan. Yang diutamakan adalah organ yang esensial yang
sensitif terhadap oksigen.
• Pada anemia akut, donor utama untuk redistribusi darah adalah arteri
mesenterika dan iliaka.
• Pada anemia kronis, daerah donor adalah jaringan kulit dan ginjal.
Peningkatan Output Jantung
• Peningkatan curah jantung merupakan kompensasi anemia
secara metabolik
• Hal ini mengurangi fraksi oksigen sehingga mempertahankan
tekanan oksigen agar tetap tinggi
• Anemia yang berlangsung lama akan menyebabkan gagal
jantung
Peningkatan Fungsi Paru
– Dispnea dan ortopnea adalah manifestasi klinis yang khas dari
anemia sedang-berat
– Peningkatan Produksi Sel Merah
■ Respons: 2-3x akut, 4-6x kronis
– Meningkatkan stres retikulosit

Lichtman M. Clinical manifestation and classification of erythrocyte disorders. William’s Hematology 8th ed. China:
McGraw-Hill.2010:350-70.
Hipoksia Jaringan yang Tidak Terkoreksi
– dispnea saat aktivitas atau bahkan saat istirahat;
– angina;
– klaudikasio intermiten;
– kram otot,
– sakit kepala;
– kelelahan.
DIAGNOSIS
Anemia Hipokromik Mikrositer
Menurun SI Normal

TIBC➚ ; Feritin TIBC➘ ; Feritin Feritin N


➘ N/➚
SI Sutul SI Sutul N Hb
➘ elektroforesis
Sutul:Ring Sideroblastic
Defisiensi Fe Anemia peny.kronik

Hb A2 Anemia sideroblastik

Retikulosit diperiksa untuk menilai HbF➚
aktivitas SUTUL thp anemia

Thalassemia
β
Anemia Normokromik Normositer
➚ Retikulosit N/➘

Hemolitik (+) Riw. Prdrhan akut BM


A
Coomb test hipoplastik infiltrasi Malignasi hematologi N

(-) (+) AIHA Anemia leukemia, Lihat faal: Hati, ,


mieloma ginjal tiroid, Peny.
Riw. Klg (+) Kronis
Enzimopati An. Aplastik
Membranopati Anemia pd: GGK, Peny.
(Hemoglobinopati) Hati, Hipotiroid
An. Mieloptisik
Anemia mikroangipati,
Obat parasit
Anemia Makrositer
➚ Retikulosit N/➘

Post perdrhan BMA


akut
Def. As Folat / B12 dlm tx Megaloblastik Non Megaloblastik

An. Def. B12 serum➘ As. Folat Faal tiroid➘


B12 ➘
An. Def. As. Folat Faal hati➘ diplastik

An. Pd liver disease An. Pd Hipotiroid

MDS
PERBEDAAN
Defisiensi besi Penyakit kronis Thalasemia Sideroblastik
Derajat Ringan-berat Ringan Ringan Ringan-berat
MCV ↓ ↓ ↓ ↓ - normal
MCH ↓ ↓ ↓ ↓ -normal
Serum besi ↓ <30 ↓<50 ↑ ↑
TIBC ↑ >360 ↓ <300 Normal Normal
Saturasi ferritin ↓ ↓ ↑ ↑
Ferritin serum ↓ <20μg/dl Normal 20- ↑ >50μg/dl ↑ >50μg/dl
200μg/dl
Elektroforesis Hb Normal Normal HbA2 meningkat Normal
Penatalaksanaan : Non farmakoterapi
Makanan Mengandung Fe
Kadar Tinggi Kadar Sedang Kadar Rendah
(5 mg/100 g) (1-5 mg/dl) (<1 mg/ dl)

• Hati • Daging • Susu


• Jantung • Ikan • Produk susu
• Kuning telur • Unggas • Sayuran kurang hijau
• Ragi • Sayuran hijau
• Kerang • Biji-bijian
• Kacang-kacangan
Penatalaksanaan : Farmakoterapi

Zat Besi Eritropoieti


Vit B12 Asam Folat
(Fe) n

Piridoksin Riboflavin Kobal Tembaga


Zat besi (FE)

1. Indikasi
Pencegahan & pengobatan anemia defisiensi Fe
2. Mekanisme Kerja
↑ besi serum pada penyimpanan besi di hepar & sumsum tulang

Kebutuhan Besi

• Laki-laki dewasa 10mg/hari


• Wanita 12 mg/hari
• Wanita hamil ditambah asupan 5
mg/hari
Farmakokinetik
Absorpsi Distribusi Metabolisme & Ekskresi

 Melalui saluran Fe dalam darah akan diikat Fe mengikat suatu protein
cerna oleh transferin (siderofilin) yang disebut apoferitin dan
(duodenum & kemudian diangkut ke membentuk feritin. Fe
jejunum beberapa jaringan terutama disimpan pada sel mukosa
proksimal) ke sumsum tulang usus halus dan dalam sel
retikuloendotelial (di hati,
limpa, sumsum tulang)
±0,5-1 mg / hari, melalui sel
epitel kulit, keringat, urin,
feses.
4. Efek samping

 Oral  IM

 Mual & Nyeri lambung  Reaksi Sistemik (0,5-0,8% kasus)


(±7-20%)  Sakit kepala, nyeri otot dan sendi,
 Konstipasi (±10%) takikardi, flushing, mual&muntah,
 Diare (±5%) dan kolik demam, menggigil.
Sediaan dan dosis
Dosis Lazim
Elemen Besi
Preparat Tablet untuk Dewasa
Tiap Tablet
(Tablet/ hari)
Fero sulfat
325 mg 65 mg 3-4
(hidrat)
Fero glukonat 325 mg 36 mg 3-4

200 mg 66 mg 3-4
Fero fumarat
325 mg 106 mg 2-3
Sediaan parenteral

Elemen Besi Tiap


Preparat Dosis Total
Sediaan

50 mg Fe/ ml (larutan 250 mg Fe untuk tiap


Iron-dextran (imferon)
5%) gr kekurangan Hb

Iron-sucrose

Iron sodium gluconate


Vitamin B12 (Sianokobalamin)

1. Indikasi
Anemia pernisiosa Addison, anemia megaloblastik makrositik
lainnya

2. Mekanisme Kerja
Sintesis DNA dan eritropoiesis yang efektif
Farmakokinetik
Absorpsi Distribusi Metabolisme & Ekskresi

 Kadar plasma mencapai puncak  Hampir semua Vit B12 dalam darah  Dalam hepar sianokobalamin
dalam waktu 1 jam (pemberian terikat dengan protein plasma. dan hidroksokobalamin
IM) diubah menjadi koenzim B12
 Vit B12 yang terikat pada
 Absorpsi per oral berlangsung transkobalamin II diangkut ke berbagai  Ekskresi melalui saluran
lambat di ileum mencapai kadar jaringan, terutama hati empedu
puncak dalam 8-12 jam
 Kadar normal B12 dalam plasma 200-
900 pg/ml dengan simpanan 1-10 mg
dalam hepar
4. Efek Samping
Gatal, demam, menggigil, kemerahan pada muka
5. Sediaan
a. Oral (Tablet B12)
b. Injeksi :
■ Larutan sianokobalamin 10-1000 ug /ml
■ Larutan ekstrak hati dalam air
■ Suntikan depot vitamin B12
6. Dosis
– Terapi awal : 100 ug/ hari (5-10 hari)
– Terapi penunjang : 100-200 ug/ bulan
Asam folat

1. Indikasi
- Pencegahan dan pengobatan defisiensi folat
- Anemia megaloblastik makrositik
Kebutuhan
2. Mekanisme Kerja Folat rata-rata
Mensintesis DNA dan eritropoesis
50 µg/hari
Farmakokinetik

Absorpsi Distribusi Ekskresi

 Pemberian oral, absorpsi  Merata ke semua sel jaringan  Melalui ginjal, sebagian
as. Folat baik, di 1/3 dan terjadi penumpukkan besar dalam bentuk
proksimal usus halus dalam cairan serebrospinal metabolit
Asam folat
4. Rute Pemberian
Oral
5. Dosis
– Initial dose : 0,5-1 mg (10 hari)
– Maintenance dose : 0,1-0,5 mg
– Ibu hamil : 500 µg/hari
6. Sediaan
– Asam folat tab : 0,4; 0,8; 1 mg
– Inj Asam Folat : 5 mg/ml
Eritropoetin

1. Indikasi
Anemia pada gagal ginjal kronik

2. Mekanisme Kerja
Menstimulasi stem cell di sumsum tulang untuk membelah dan
mereproduksi sel darah merah
FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK

 Eritropoietin, berinteraksi dengan reseptor  Masa paruh eritropoietin pada pasien gagal
pada permukaan sel induk SDM, ginjal kronik sekitar 4-13 jam
menstimulasi proliferasi dan diferensiasi
eritroid.  Tidak dikeluarkan melalui dialisis

 Menginduksi pelepasan retikulosit dari


sumsum tulang

 Kadar eritropoietin <20 IU/L


 Kadar eritropoietin 100-500 IU/L (kondisi
anemia berat)
4. Rute Pemberian
Parenteral

5. Dosis
– Ht 35%  50-150 IU/KgBB (IV/SC) (3 kali seminggu)

6. Efek Samping
– Memperberat hipertensi (20-30% pasien) akibat peningkatan Ht
yang terlalu cepat
Piridoksin (Vitamin B6)
1.Indikasi
Defisiensi piridoksin
a. Anemia Mikrositik Hipokromik
b. Anemia Normoblastik Sideroakrestik (jumlah Fe Non
Hemoglobin yang banyak dalam prekusor Eritrosit)
c. Anemia Megaloblastik
2. Mekanisme Kerja
Berfungsi sebagai koenzim yang merangsang pertumbuhan Hemoglobin
3. Farmakokinetik
Diabsorbsi melalui saluran cerna. Diekskresi melalui urin, terutama
dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal
4. Kebutuhan Per Hari
2 mg/100 mg protein

5. Efek Samping
Piridoksin dapat menyebabkan neuropati sensorik/ sindrom neuropati

6. Sediaan
Tablet Piridoksin Hcl : 10 mg
Injeksi : 100 mg/ml
Riboflavin (vitamin b2)

1. Indikasi 3. Farmakokinetik
Pencegahan dan terapi defisiensi B2 Pemberian secara oral atau
– Anemia normokromik-normositik [pure parenteral akan diabsorbsi dengan
red-cell aplasia] baik dan didistribusi secara merata
keseluruh jaringan dan di
– Malnutrisi protein kalori ekskresikan melaluimurin dalam
– Faktor defisiensi Fe bentuk urin
– Penyakit Infeksi 4. Dosis
2. Kebutuhan tiap individu akan riboflavin 5-10 mg/ hari (oral/ IM)
berbanding lurus dengan energi yang
digunakan, minimum 0,3 mg/1000 kkal
Cobalt
1. Indikasi
Pasien anemia refrakter (Talasemia, Infeksi kronik, Penyakit ginjal)
2. Mekanisme Kerja
Meningkatkan Hematokrit, Hemoglobin, Eritrosit
– Kobal merangsang pembentukan eritropoeitin yang berguna untuk meningkatkan
ambilan Fe oleh sumsum tulang.
– Kobal menyebabkan hipoksia intrasel sehingga merangsang pembentukan
eritrosil.
3. Efek Samping
Erupsi kulit, Tinitus , Struma, Tuli, sianosis, penurunan kesadaran, malaise, angina,
anoreksia, mual-muntah
Tembaga

■ Tembaga dan Fe terdapat dalam sitokrom oksidase yang berperan dalam


metabolisme Cu & Fe.
■ Defisiensi Cu  absorpsi Fe berkurang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai