Anda di halaman 1dari 25

FARMAKOKINETIKA

KLINIK

Perhitungan Dosis Infus Intravena


Pokok Bahasan
A. Pemberian infus dan dosis muatan intravena
B. Penghentian infus setelah tercapai keadaan
tunak
C. Penghentian infus sebelum tercapai keadaan
tunak
A. Pemberian
Infus dan dosis muatan intravena
 Pemberian infus akan mencapai keadaan tunak jika lama pemberian obat
telah berlangsung selama 5-7x t1/2 eliminasi obat.

 Lama pencapaian keadaan tunak akan menjadi masalah jika suatu obat
mempunyai t1/2 eliminasi panjang, padahal dikehendaki onset efek
cepat.

 Apabila kadar tunak harus berada dalam kisar terapeutik, maka


pencapaian kadar terapeutik akan terlambat.

 Oleh karena itu, untuk menghindari keterlambatan, infus intravena


hendaknya didahului dengan pemberian dosis muatan (loading dose,
priming dose atau initial bolus dose) agar kadar obat segera berada di
dalam kisar terapeutik dan terjaga pada kadar tunak.
Cara menghitung dosis muatan ada 2 macam, yaitu:
1. Dengan mengetahui terlebih dahulu berapa kisar terapeutik suatu obat
dari pustaka  setelah menentukan berapa besar kadar tunak yang
diinginkan (dipilih di tengah-tengah kisar terapeutik), kemudian
mengetahui Vd obat dari pustaka  maka besar dosis muatan dapat
dihitung:

 Penggunaan Vd dan kisar terapi dari pustaka ialah sebagai pedoman awal
ketika memperkirakan dosis muatan, karena kondisi pasien dan profil
farmakokinetik obat pada pasien ketika pertama klai masuk RS belum
diketahui.

 Dosis ini dapat direvisi tergantung respon klinik pasien terhadap dosis
muatan yang diberikan.
2.Dosis muatan yang diberikan dapat dihitung dengan persamaan:

 Perhitungan DL memerlukan data t1/2 eliminasi obat agar harga k dapat


dihitung, biasanya diambil dari pustaka.
 Dosis infus (Dinf) dapat diperoleh dari dosis infus yang lazim
digunakan berdasarkan standar formularium.
 Apabila obat memiliki batas keamanan rendah (toksik), sebaiknya Dinf
ditentukan setelah dilakukan TDM pada pasien
 Selain itu, DL dapat dihitung dengan menggunakan rumus dengan
syarat: kadar obat di dalam darah sudah sangat rendah atau subyek
belum mendapat obat yang sama sebelumnya.
 Dosis infus intravena dihitung dengan:
Contoh perhitungan:
 Suatu obat akan diberikan dengan cara infus

berkecepatan tetap 10 mg/jam. Obat


terdistribusi menurut model 1-kompartemen.
Diketahui Volume distribusi 15 L dan
kecepatan eliminasi obat mengikuti orde-satu
sebesar 0,08/jam. Hitunglah dosis muatan
intravena dan kadar tunaknya (Css)?
 Apabila suatu obat diberikan dengan dosis muatan
150 mg (iv bolus) bersama-sama dengan infus iv
berkecepatan konstan 50 mg/jam, berapakah:
a. Kadar obat dalam darah setelah 4, 8 dan 15 jam
penyuntikan?
b. Kadar tunak obat dalam darah dan kapan tercapai 97%
kadar tunak, jika diketahui waktu paro eliminasi dan
volume distribusi berturut-turut 4 jam dan 10 L?

 Poin A gunakan salah satu rumus di slide berikutnya…


B. Penghentian infus setelah tercapai
keadaan tunak
 Ketika kadar obat telah mencapai tunak, adakalanya dosis infus
yang diberikan belum tepat seperti yang diinginkan.

 Kadar obat dalam darah bisa di bawah atau di atas kisar terapeutik.

 Apalagi jika subyek yang diinfus mengalami keracunan, maka


pemberian infus harus dihentikan.

 Pada saat penghentian infus, kadar obat di dalam darah sama


dengan Css

 Karena tidak ada obat yang masuk, maka kadar obat di dalam
darah menurun seperti yang diterangkan pada rumus:
Aplikasi rumus
a.Larutan steril obat diberikan melalui infus intravena
dengan kecepatan tetap (5mg/jam per kgBB) kepada
subyek dewasa dengan BB 60 kg sampai tercapai
kadar tunak. Karena pasien mengalami gejala
overdosis, infus dihentikan. Pada saat ini diketahui
kadar obat dalam darah 30 mg/L. Waktu paro
eliminasi obat diketahui 8 jam. Berapa lama waktu
yang diperlukan sejak penghentian infus agar kadar
obat dalam darah mencapai kadar toksik minimum
(KTM= 15 mg/L)?
b.Berapa lama waktu yang diperlukan sejak infus
dihentikan, agar kadar obat dalam darah mencapai kadar
efektif minimum (KEM= 7,5 mg/L)?

c.Karena dosis infus, kadar tunak dan harga k sudah


diketahui, tentukan harga CL dan Vd obat pada subyek!

d.Apabila ingin mengatur kadar tunak obat dalam darah


berada dalam kisar terapeutik (antara KEM dan KTM),
misalnya 10 mg/L, maka dosis infus yang diberikan
kepada subyek sebesar?
 Therapeutic Drug Monitoring (TDM)
 Jika kadar tunak obat (Css) pada individu tidak
diketahui, harga k dan t1/2 eliminasi obat dapat
ditentukan dengan mengambil dua sampel
darah secara berurutan selama pasca-infusi.
 Harga k dihitung menurut persamaan:
Aplikasi rumus
a.Sediaan steril obat diinfuskan dengan kecepatan tetap (50
mg/jam) selama 30 jam kepada subyek, kemudian infus
dihentikan. Berdasarkan nilai t1/2 eliminasi yang diperoleh
dari pustaka (dari nilai farmakokinetik populasi),
pemberian infus selama itu diperkirakan sudah mencapai
keadaan tunak. Kadar tunak yang sebenarnya pada subyek
tidak diketahui. Pada subyek dilakukan TDM dengan
mengambil 2 sampel darah, yaitu pada 2 jam dan 6 jam
sejak infus dihentikan (pasca-infusi) dengan kadar
berturut-turut 25 dan 10 mg/L. Hitunglah nilai k dan t1/2
eliminasi obat!
b.Hitunglah kadar tunak obat (Css) pada saat infus
dihentikan!
 Gunakan rumus: Ln Ct = Ln Css – k.t

c.Apabila dengan dosis obat 50 mg/jam terbukti cukup


tinggi bagi subyek (subyek mengalami overdosis),
maka dosis infus harus diturunkan. Jika dikehendaki
kadar yang aman dan masih berada di atas nilai
ambang efek (KEM), misalnya 15 mg/jam, maka
dosis infus diubah menjadi?
C. Penghentian infus sebelum tercapai
keadaan tunak
 Nilai k dan t1/2 eliminasi obat pada subyek dapat
ditentukan dengan memberikan obat secara infus
iv dengan kecepatan tetap, namun sebelum
tercapai kadar tunak, infus dihentikan.

 Penghentian infus sebelum mencapai kadar tunak


dimungkinkan karena berbagai hal, misalnya:
1. Salah menghitung dosis infus
2. Subyek merasakan gejala overdosis
3. Baterai pompa infus habis atau listrik tiba-tiba padam
 Persamaan yang menerangkan kenaikan kadar obat dalam
darah (sebelum tercapai keadaan tunak) dan penurunan kadar
setelah infus dihentikan adalah sebagai beriku:

*tinf: lama pemberian infus sebelum tercapai keadaan tunak


*tpi: waktu yang dilalui setelah infus dihentikan (pasca-infusi)

 Kenaikan kadar obat dalam darah sejak pemberian infus,


namun belum mencapai keadaan tunak (pre-steady state) dapat
ditunjukkan dengan persamaan:
Therapeutic Drug Monitoring (TDM)
a.Sediaan steril obat diinfuskan dengan kecepatan tetap
50 mg/jam selama 4 jam kepada subyek dewasa, lalu
infus dihentikan. Dari pustaka diketahui t1/2
eliminasi obat 6 jam, sehingga berdasarkan konsep
waktu paro, infusi selama 4 jam belum mencapai
kadar tunak pada subyek. Jika volume distribusi obat
diketahui 5 L, berapakah perkiraan kadar obat dalam
darah pada saat infus dihentikan?
b.Berapakah perkiraan kadar obat dalam darah, 12 jam
sejak infus dihentikan?
 Dalam praktek klinik, penetapan harga k pada pasien lazimnya
dilakukan dengan mengambil satu sampel darah tepat pada saat infus
dihentikan (C1) dan satu sampel darah pada sembarang waktu
sesudah infus dihentikan.
 Masih melanjutkan kasus sebelumnya, jika
pada saat infus dihentikan ternyata kadar obat
dalam darah (C1) ditemukan 20 mg/L dan
sampel darah yang diambil 6 jam setelah infus
dihentikan (C2) ditemukan 10 mg/L. Hitunglah
harga k, Vd dan Cl obat pada subyek!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai