Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

IBADAH
ibadah

IBADAH
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Ibadah
mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.
Definisi ibadah itu antara lain;
1. Ibadah ialah taat kepada Allah  dengan melaksanakan perintah-
perintah-Nya yang ditetapkan melalui para Rasul-Nya,
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan
ketundukan yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi pula.
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir
maupun bathin.
ibadah

Tujuan diciptakannya manusia di mukabumi ini yaitu


untuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut
Syaikh Al-Islam IbnuTaimiyah adalah sebuah nama
yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan
diridhai oleh Allah SWT berupa perkataan atau
perbuatan baik amalan batin ataupun yang zhahir
(nyata).
ibadah

Adapun hakekat ibadah yaitu:


1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai
dengan penuh ketundukan dan kerendahan diri kepadaNya.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya
4. Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung
makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya.
Adapun tanda-tandanya: mengikuti sunah Rasulullah saw.
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segalasesuatu
yang dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala
bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Hikmah Ibadah
1. Tidak Syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk
senantiasa beribadah menyembah kepada Nya
2. Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena
ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan
keindahan Allah SWT
3. Terhindar dari kemaksiatan. Ibadah memiliki daya pensucian yang
kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan
4. Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih
peka dengan keadaan lingkungan disekitarnya.
5. Tidak kikir. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan
miliknya tetapi milik Allah SWT yang seharusnya diperuntukan
untuk kemaslahatan umat
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan
bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya
1. Ibadah Mahdhah, (ibadah Khas)
artinya  penghambaan yang murni hanya merupakan hubungan antara
hamba dengan Allah secara langsung
2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (ibadah ‘Am) (tidak murni semata hubungan

dengan
yaitu Allah)
ibadah  
yang di samping sebagai hubungan  hamba dengan
Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan
makhluk lainnya
Fungsi Ibadah
1.  Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
3. Melatih diri untuk berdisiplin

Syarat-Syarat Diterimanya Ibadah


1. Ikhlas
2. Ittiba’ Rasul. Dilakukan secara sah yang sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW.
Ibadah mempunyai hubungan yang erat dengan aqidah. Antaranya:
 Ibadah adalah hasil dari pada aqidah  yaitu keimanan terhadap
Allah sebenarnya yang telah membawa manusia untuk beribadat
kepada Allah swt.
 Aqidah adalah asas penerimaan ibadah yaitu tanpa aqidah
perbuatan seseorang manusia bagaimana baik pun tidak akan
diterima oleh Allah swt.
 Aqidah merupakan tenaga penggerak yang mendorong manusia
melakukan ibadah serta menghadapi segala cabaran dan
rintangan.
Aqidah adalah pondasi keber-Islaman yang tak
terpisahkan dari ajaran Islam yang lain: akhlaq, ibadah dan
Muamalat. Aqidah yang kuat akan mengantarkan ibadah
yang benar, akhlaq yang terpuji dan muamalat yang
membawa maslahat. Selain sebagai pondasi, hubungan
antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran Islam yang lain
bisa juga bersifat resiprokal dan simbiosis. Artinya,
ketaatan menuanaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan
bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah.
Pola pikir, tindakan dan gagasan umat Islam hendaknya selalu
bersendikan pada aqidah Islamiyah. Ungkapan “buah dari aqidah yang
benar (Iman) tidak lain adalah amal sholeh” harus menjadi spirit dan etos
ummat Islam. Pribadi yang mengaku muslim mestinya selalu menebar
amal shalih sebagai implementasi keimanannya di manapun mereka
berada. Tidak kurang 60 ayat Al Qur’an menerangkan korelasi antara
keimanan yang benar dengan amal sholeh ini. Ayat-ayat tersebut
menegaskan bahwa perintah beriman kepada Allah dan hari akhir selalu
diikuti dengan perintah untuk melaksanakan amal shalih. Inilah makna
operatif dari ungkapan “al-Islamu ‘aqidatun wa jihaadun”, bahwa
kebenaran Islam itu harus diyakini sekaligus juga diperjuangkan
pengamalannya secara sungguh-sungguh dalam konteks kemaslahatan
dan bebas dari perilaku teror.
Sekian &
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai