BAB 09 Capital Asset Pricing Model
BAB 09 Capital Asset Pricing Model
Risiko (σ)
Garis melengkung semacam itu akan terbentuk. Garis
tersebut merupakan set yang efisien, yaitu garis yang
terdiri dari portofolio yang mendominasi aset lainnya.
2.2. Asumsi CAPM
Model CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja
secara independen: William Sharpe (1964) dan John
Lintner (1965). William Sharpe kemudian memperoleh
hadiah Nobel untuk jasanya pada tahun 1990, sementara
John Lintner sayangnya sudah meninggal, sehingga dia
tidak memperoleh hadiah Nobel.
Sama seperti model lainnya, CAPM menggunakan
beberapa asumsi, yaitu:
1. Investor memfokuskan pada periode kepemilikan
tunggal, mereka mencoba memaksimumkan tingkat
kepuasan mereka (expected utility) dengan memilih
alternatif portofolio dengan menggunakan basis tingkat
keuntungan yang diharapkan dan standar deviasi
2. Investor bisa meminjam dan meminjamkan dengan
jumlah yang tidak terbatas pada tingkat bunga bebas
risiko, dan tidak ada pembatasan terhadap short-sales [1]
[1] Short sales adalah penjualan aset yang dipinjam. Short sales
dilakukan jika kita mengantisipasi penurunan harga.
6. Tidak ada pajak
7. Investor tidak bisa mempengaruhi harga, semuanya
price takers (harga ditentukan oleh pasar). Situasi
semacam ini terjadi di pasar persaingan sempurna.
Seorang investor sangat kecil ukurannya dibandingkan
dengan pasar
8. Kuantitas semua aset sudah ditentukan.
Asumsi-asumsi semacam itu tidak realistis. Tetapi baik
tidaknya suatu model tidak tergantung dari realistis atau
tidaknya asumsi yang dipakai. Baik tidaknya model akan
tergantung dari kemampuannya menjelaskan fenomena
yang ada. Dengan kata lain, baik tidaknya teori tersebut
akan ditentukan oleh bukti empiris, apakah mendukung
atau konsisten dengan model tersebut atau tidak.
2.3. Capital Market Line (CML)
Jika ada investasi bebas risiko, maka set yang efisien akan
berubah menjadi garis lurus yang menghubungkan Rf
dengan set yang efisien untuk investasi yang berisiko.
Lebih tepatnya lagi, garis tersebut menyentuh (tangent)
set yang efisien untuk investasi yang berisiko
Bagan 3. Capital Market Line (CML)
E(Rp) Capital Market Line (CML)
*Y Daerah meminjam
* M Portofolio pasar * X
Daerah meminjamkan
Rf σ
Dari bagan di atas beberapa observasi bisa dilakukan. Titik
M yang merupakan titik persinggungan pada bagan 2
disebut sebagai portofolio pasar (ditulis sebagai titik M,
yaitu kepanjangan dari Market atau Pasar). Semua
investor akan memilih titik M (portofolio pasar) untuk
investasi berisiko, meskipun kurva kepuasan mereka
berbeda-beda.
Mekanisme atau prinsip semacam itu disebut sebagai
prinsip pemisahan (separation principle). Separataion
principles mengatakan bahwa keputusan investasi
seorang investor terdiri dari dua tahap:
(1) Investor akan mengestimasi risiko (standar deviasi),
return yang diharapkan, dan kovarians antar return aset,
untuk semua alternatif investasi yang ada.
(2) Setelah titik M ditentukan, dia akan melakukan
kombinasi dengan aset bebas risiko (Rf) sedemikian rupa
sehingga preferensi individunya akan terpenuhi. Sebagai
contoh, investor yang tidak suka dengan risiko akan
menggabungkan 50% investasi bebas risiko dan 50%
investasi berisiko (titik X pada bagan 3).
Keputusan (1) sering disebut juga sebagai keputusan
investasi, sedangkan keputusan (2) bisa juga disebut
sebagai keputusan pendanaan (karena meminjam atau
meminjamkan dengan tingkat bunga Rf). Karena itu
separation principle juga bisa dikatakan sebagai prinsip
pemisahan keputusan investasi dengan keputusan
pendanaan. Keputusan investasi dan pendanaan tidak
terkait satu sama lain (dalam konteks di atas).
Di garis CML di atas, investor bisa memilih posisi mana
saja di CML tergantung dari preferensi risikonya (kurva
kepuasan). Investor yang sangat risk averse (tidak
menyukai risiko) barangkali akan memilih aset bebas
risiko (Rf). Investor yang bersedia menanggung risiko
lebih besar barangkali akan memilih portofolio X, yaitu
portofolio yang terdiri dari 50% aset bebas risiko dan
50% aset berisiko (portofolio M). Investor juga bisa
memilih portofolio 100% aset berisiko (titik M). Investor
yang bersedia menanggung risiko lebih tinggi lagi, bisa
memilih titik Y. Titik tersebut tercapai melalui pinjaman
dengan tingkat bunga Rf (atau short sales investasi bebas
risiko), kemudian pinjaman tersebut dibelikan aset
berisiko M. Dengan demikian, daerah Rf-M merupakan
daerah meminjamkan, sedangkan daerah M-Y-dan
seterusnya, adalah daerah meminjam.
Rf-M-Y-dan seterusnya biasa disebut sebagai CML
(Capital Maket Line). Garis tersebut menjelaskan
hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan untuk
portofolio yang efisien. Tingkat keuntungan bisa
dituliskan sebagai
E(Ri) = Rf + [ (E (RM ) – Rf ) / (σM – σRf ) ] σi
Karena σRf = 0 (aset bebas risiko), maka persamaan CML
di atas bisa ditulis lagi sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [ (E (RM) – Rf ) / (σM) ] σi ……… (1)
dimana
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk
aset i
Rf = tingkat keuntungan aset bebas risiko
E(RM) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
σM = risiko (standar deviasi) keuntungan pasar
σRf= risiko (standar deviasi) investasi bebas risiko
σi = risiko (standar deviasi) aset i
Persamaan di atas bisa diinterpretasikan sebagai berikut.
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio i
sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko ditambah
premi risiko. Perhatikan bahwa Rf merupakan intercept
dari garis CML, sedangkan (E(RM) – Rf) / (σM)
merupakan slope dari garis tersebut. (E(RM) – Rf)
merupakan premi risiko pasar.
2.4. Security Market Line (SML)
Garis SML (Security Market Line) menjelaskan hubungan
antara risiko dengan return untuk semua aset. Garis
tersebut diturunkan dari CML. Setelah melakukan
beberapa manipulasi dan asumsi[1], gambar berikut ini
diperoleh.
Bagan 3. Security Market Line (SML)
E(Ri)
Security Market Line (SML)
E(RM) *M
Rf
ßM ß
[1] Lihat misalnya Sharpe, William, “Capital Asset Prices: A Theory of Market
Equilibrium Under Conditions of Risk”, Journal of Finance, September, 1964.
Garis SML bisa dituliskan sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [ (E(RM) – Rf) / (M – Rf) ] i
Karena ßRf = 0 (aset bebas risiko), dan ßM didefinisikan
sebagai 1, maka persamaan SML di atas bisa ditulis lagi
sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [ (E(RM) – Rf) ] I ……… (2)
dimana E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan
untuk aset i
Rf = tingkat keuntungan aset bebas risiko
E(RM) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
i = risiko sistematis aset i
Persamaan di atas bisa diinterpretasikan sebagai berikut.
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk sekuritas i
sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko ditambah
dengan premi risiko. Rf bisa ditafsirkan sebagai
kompensasi atas waktu, sedangkan term kedua bisa
ditafsirkan sebagai kompensasi atas risiko sistematis.
Return bebas risiko bisa diambilkan dari obligasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah
Perhatikan bahwa persamaan di atas ditulis dalam bentuk
ex-ante (pengharapan di masa mendatang). Untuk
menghitung beta dalam prakteknya, kita bisa
menggunakan data historis. Tentunya data historis
tersebut diasumsikan bisa dipakai sebagai proxy
(pendekatan) nilai masa mendatang. Sebagai proxy,
return indeks saham gabungan sering dipakai sebagai
indikator return pasar.
i (risiko sistematis) pada dasarnya merupakan koefisien
regresi dari market model. Beta juga bisa dihitung
melalui formula berikut ini.
i = ( Rm Ri / 2 Rm )
∑ Xi i = 1
I