BAHASA SEBAGAI
TOOL OF SCIENCE
Kelompok 1
01 Lutfiah Berlianti
18030234010 (KB 2018)
05 Erca Hariyana
18030234051 (KB 2018)
Sejarah Bahasa
Pada tahun 1861, ahli sejarah bahasa Max Miller menerbitkan dasar teori asal mula bahasa yang spekulatif :
Teori Bow-wow atau cuckoo
Menganggap kata-kata bermula sebagai imitasi dari
teriakan hewan-hewan liar atau burung
1
Teori Yo-he-ho
Teori Pooh-pooh Meyakini bahasa muncul dari kegiatan kerja
Menganggap kata-kata pertama sebagai teriakan
dan kata seru emosional yang dipicu oleh rasa
4 sama yang teratur dan usaha untuk menyinkronisasi
otot, sehingga menghasilkan suatu suara yang
sakit, senang, terkejut, dan lainnya 2 ‘menghela’ bergantian seperti ho
Teori Ta-ta
Teori Ding-dong
Menyatakan bahwa semua makhluk memiliki
5 Dikemukakan oleh Sir Richard Paget pada
sebuah getaran resonansi alami, yang digemakan 3 tahun 1930, menurut teori Ta-ta manusia
membuat perkataan pertama dengan
oleh manusia dalam perkataan awalnya dengan menggerakkan lidah yang meniru gerakan
suatu cara manual, membuatnya terdengar bersuara.
Bahasa Secara Ontologi
Menurut DEPDIKNAS
Bahasa adalah sebuah ucapan yang berasal dari perasaan serta
pikiran manusia yang disampaikan secara teratur dan dengan
memakai bunyi sebagai mediumnya (Depdiknas, 2005)
Menurut Wittgenstein
Bahasa adalah sebuah bentuk pemikiran yang dapat untuk
dipahami serta mempunyai suatu hubungan dengan kenyataan,
memiliki struktur, serta bentuk yang logis (Wittgenstein, 1961)
Bahasa Secara Epistemologi
Epistemologi dari pengembangan bahasa yaitu menggunakan kebenaran koherensi dengan metode
deduktif, yang artinya bahasa dikembangkan berdasarkan konsistensi dari suatu pernyataan yang
dianggap benar sebelumnya
Bahasa Secara
Aksiologi
Bahasa adalah serangkaian bunyi, lambang , dan juga isyarat yang memiliki
arti tertentu dan dapat membuat berfikir secara berlanjut, teratur dan sistematis
yang digunakan sebagai alat komunikasi dan alat berfikir untuk menyampaikan
pesan, ide, maksud dan perasaannya.
Bahasa bersifat arbiter Bahasa bersifat produktif
(mana suka)
Karakteristik
artinya hubungan antara Artinya dengan sejumlah besar unsur
lambang dengan yang yang terbatas, namun dapat dibuat
Bahasa
dilambangkan tidak bersifat satuan-satuan ujaran yang hampir
wajib, bisa berubah dan tidak tidak terbatas. Sebagai gambaran,
dapat dijelaskan mengapa menurut Kamus Umum Bahasa
lambang tersebut mengonsepi Indonesia susunan WJS.
makna tertentu. Misalnya, kata Purwadarminta bahasa Indonesia
‘kuda’ yang melambangkan hanya mempunyai kurang lebih
sejenis binatang berkaki 23.000
empat yang bisa dikendarai kosakata, tetapi dengan 23.000 kosa
adalah tidak bisa dijelaskan. kata tersebut dapat dibuat jutaan
(Dardjowidjojo, 2003) kalimat yang tidak terbatas
(Dardjowidjojo, 2003)
Bahasa bersifat dinamis Bahasa bersifat beragam
Artinya bahasa itu tidak lepas dari Artinya bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang
berbagai kemungkinan perubahan yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan
itu dapat terjadi pada tataran fonologis, kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam,
morfologis, sintaksis, semantic, maupun baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun
leksikon. Pada setiap waktu mungkin pada tataran leksikon. Salah satu buktinya adalah munculnya
saja terdapat kosakata baru yang beragam dialek yang berbeda pada satu bahasa. Bahasa Jawa
muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan
yang tenggelam dan tidak digunakan di Yogyakarta. Begitu juga Bahasa Arab yang digunakan di
lagi. Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
(Dardjowidjojo, 2003) (Dardjowidjojo, 2003)
Bahasa bersifat manusiawi
Yaitu Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan
tidak mempunyai bahasa.Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang
berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia
dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan
cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh
karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi (Dardjowidjojo,
2003)
Peran Bahasa dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam penelitian dan komunikasi ilmiah, setiap ilmuwan perlu mengembangkan dan
memahami bahasa yang digunakan dalam bidang yang ditekuni. Tanpa bahasa yang mereka
pahami bersama, kesalahpahaman akan sulit dihindari dan mereka tidak dapat bersinergi
untuk mengembangkan ilmu (Dardjowidjojo, 2003)
Fungsi Bahasa Secara Umum
Fungsi Simbolik
Menonjol dalam komunikasi ilmiah
(Suriasumanteri, 1990).
Contoh :
Laporan praktikum tidak boleh menggunakan
aspek bahasa sebagai emosi dan perilaku.
Harus sesuai fakta dan objektif.
Simbolik
1 2 3 4
Bahasa mempunyai Bahasa dibangun dari kata- Bahasa mempunyai Bahasa sering bersifat
kecenderungan kata yang mengandung arti sifat majemuk dan berputar-putar (sirkular)
emosional tidak jelas dan eksak pluralistik
1. Bahasa mempunyai kecenderungan emosional
Bahasa ilmiah pada hakekatnya haruslah bersifat obyektif tanpa mengandung emosi dan perilaku.
Dalam kenyataanya bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konotatif, representatif,
informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan
(Ambary, 1986).
2. Bahasa dibangun dari kata-kata yang mengandung arti tidak jelas dan eksak
Contoh : kita mendefinisikan ilmu sebagai “pengetahuan yang disusun secara konsisten dengan
mempergunakan logika deduktif dan teruji secara empiris yang menyangkut kebenaran faktual dari dunia
empiris yang ditunjukkan untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk menguasai dunia
fisik yang berguna bagi kemaslahatan hidupnya” (Ambary, 1986).
3. Bahasa mempunyai sifat majemuk dan pluralistik. Sebuah kata kadang–kadang
mempunyai lebih dari satu arti yang berbeda.
Contoh: kata ilusi dalam KBBI mempunya banyak arti yaitu: angan-angan, khayal, suatu
gagasan yang keliru, suatu kepercayaan yang tidak berdasar (Ambary, 1986).