Kebijakan & Situasi Terkini Pd3i - Kab. Temanggung
Kebijakan & Situasi Terkini Pd3i - Kab. Temanggung
PENGENDALIAN PD3I
03/18/21
03/18/21
2000 2015 2030
TOTAL 8 18 63 KESEHATAN 5 20 51
PENEKANAN
PENEKANAN SDGs:
SDGs:
KESEHATAN 5 9 32 5P
5P : PEOPLE, PLANET, PEACE, PROSPERITY AND
: PEOPLE, PLANET, PEACE, PROSPERITY AND PARTNERSHIP
PARTNERSHIP
DAMPAK
DAMPAK POSITIF
POSITIF MDGs
MDGs BAGI
BAGI SEKTOR
SEKTOR KESEHATAN:
KESEHATAN:
a.Meningkatnya kesadaran isu kesehatan
a.Meningkatnya kesadaran isu kesehatan
b.Meningkatnya
b.Meningkatnya alokasi
alokasi anggaran
anggaran kesehatan
kesehatan
c.Menyatunya
c.Menyatunya arah pembangunan kesehatan
arah pembangunan kesehatan 03/18/21
d.Integrasi
d.Integrasi monitoring dan evaluasi untuk
monitoring dan evaluasi untuk isu-isu
isu-isu prioritas
prioritas
FOKUS
KEMENTERIAN KESEHATAN
2018
MANAJEMEN
TEKNIS
03/18/21
2020 2030 2050
CDR : > 70% Insidens menurun 80%
TBC SR : > 85% Mortalitas menurun 90% Tidak Ada Kasus baru
03/18/21
Morbili dan rubelamasalah kesehatan masyarakat
>562.000
>562.000kematian
kematiananak
anakdunia
dunia
akibat
akibatcampak
campak(tahun
(tahun2000)
2000)
70
70%%kasus
kasusrubela
rubelapada
padaanak
anak<<15
15tahun
tahun
(5(5tahun
tahunterakhir)
terakhir)
2767
2767kasus
kasusCRS
CRSdidi
Indonesia
Indonesia(tahun
(tahun2013)
2013)
.
Petunjuk teknis kampanye dan introduksi imunisasi measles rubella.Jakarta.Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia;2017
03/18/21
Negara dengan kasus campak terbanyak di dunia, 2016: Indonesia ranking 6!!
Source: Global MR Initiative.org
03/18/21
03/18/21
2015
1. Menurunkan angka kematian campak minimal 95% dari perkiraan angka kematian tahun 2000;
2. Menurunkan angka IR campak menjadi <5 kasus/satu juta penduduk
3. Menurunkan jumlah kasus rubela/CRS sebesar 50% bila dibandingkan dengan estimasi kasus tahun
2008.
2020
1.Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan dan “zero” transmisi, dengan
pelaksanaan surveilans yang adekuat
2.Menurunkan jumlah kasus rubela/CRS sebesar 95% bila dibandingkan dengan estimasi kasus tahun
2008.
03/18/21
GOAL ELIMINASI CAMPAK
Tidak ditemukan wilayah endemis
campak selama >12 bulan
No Indikator Target
≥2/100.000
1 Discarded rate nasional penduduk
2 Kasus suspek campak-rubella yang diperiksa IgM ≥ 80%
3 Kelengkapan laporan Puskesmas ≥ 90%
4 Ketepatan laporan Puskesmas ≥ 80%
5 Kelengkapan laporan Rumah Sakit ≥ 80%
KLB
No Indikator Target
1 Kelengkapan laporan KLB 90%
2 KLB yang dilakukan fully investigated 100%
3 KLB campak yang diperiksa virologi 80%
03/18/21
CBMS dimulai thn 2009 secara bertahap sampai di 34 provinsi:
untuk 20% suspek campak
Thn 2012 : untuk 100% suspek campak di 6 provinsi (DI
Yogyakarta, Bali, NTB, Gorontalo, Bengkulu, Bangka Belitung)
Setelah Kampanye MR, pada tahun 2018 CBMS dilakukan:
* Untuk 70% suspek campak di 119 kab/kota di Pulau Jawa
* Untuk 50% suspek campak di kab/kota di luar Pulau Jawa
03/18/21
03/18/21
Kegagalan imunisasi : Banyak orang yg susceptible (rentan)
Cakupan imunisasi rutin rendah (Efikasi vaksin 85%)
Cakupan imunisasi tambahan rendah (Efikasi vaksin >95%)
Kegagalan vaksin :
Imunisasi rutin (anak usia 9 – 12 bulan) 15% anak yg divaksinasi tidak terbentuk anti
bodi (VE 85%).
Pada anak >12 bulan, efikasi vaksin meningkat >95%
Masalah Cold Chain /rantai dingin , transport saat pelaksanaan vaksinasi, manajemen
vaksin saat vaksinasi (prefilling)
Kualitas Pencatatan :
Target tidak semua tercatat
Umur diluar sasaran juga dicatat
Over reporting
Migration
Banyaknya sasaran yg berpindah-pindah 03/18/21
Semua KLB CAMPAK-RUBELLA HARUS
FULLY INVESTIGATED
Pelacakan dilakukan 1 x 24 jam
House to house Visit : Setiap 1 kasus suspek campak dilacak, cari kasus
tambahan di lingkungan rumah & di sekolah/tempat kerja kasus ≥5 kasus:
KLB
Dilakukan pencatatan secara individual menggunakan form C1
Dilakukan pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin
Lakukan RCA imunisasi di wilayah KLB
ORI (Outbreak Response Immunization) segera dilakukan untuk memutus
transmisi virus.
03/18/21
PENGUATAN SURVEILANS CAMPAK-RUBELLA
keragaman geografis,
Sumber : Naipospos, 2012
perdagangan hewan,
tanah dan vegetasi, cuaca
dan musim, iklim, yang keseimbangan
mempengaruhi populasi predator/pemangsa
hewan dan vector, banjir, hewan lain, habitat
erupsi gunung berapi,
deforestasi, kebakaran dan kesehatan hewan,
hutan migrasi burung, pasar
Penyakit Baru :
- Sulit Diprediksi
- Kekebalan populasi
masih rendah
Berpotensi:
KKM
KKMMD
PENYAKIT INFEKSI EMERGING
BERBASIS SINDROM
PHEIC / KKMMD
2011 2014
Kebocoran
Penyakit
Reaktor
Reaktor Virus Ebola
Nuklir
2016
Sebagian besar merupakan Penyakit Infeksi Emerging
2
DETECT DETECT
FAKTOR PENCEGA
PENGEN
RESPONSE RISIKO HAN KEJADIAN RESPONSE
DALIAN PENYAKIT
PENYAKIT PENYAKIT
PENYAKIT
PREVENT PREVENT
• SKDR
• STP
• SPD3I
• SURVEILAN
KEKARANTINAAN
• Pengawasan pelaku
Perjalanan
• Kewaspadaan dini PIE
di RS, dll
Sektor
Swasta/
BUMN
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infem
(lintas sektor)
Koordinasi, sinergi, kolaborasi, dan dukungan masyarakat menentukan kesuksesan pencegadan dan
pengendalian penyakit infeksi emerging
SITUASI SAAT INI
03/18/21
Pemetaan Daerah Risiko Campak,
Indonesia 2017
Data s/d 15 May 2018
Legend:
Very High Risk
High Risk
Medium Risk
Low Risk
56% provinsi di Population Immunity Surveillance Performance Program Delivery
Performance
Threat Assessment
2017
•Total OB : 348
•Kasus : 3161
•30 Provinsi
2018
•Total OB : 52
•Kasus : 537
•20 Provinsi
03/18/21
Rasio Penurunan Kasus Campak – Rubella Paska Kampanye MR
di Pulau Jawa, 2017
3 3 2
CILACAP PBLG BJNGR TMG
7
10 5
24 4 9 KAB SMG SRAGEN
5 82 11 1 4
2 BANYUMAS 10 WNSB 2 2 3
7 6 11 BOYOLALI
2 MGL 1 KRANYAR 11
KEBUMEN 2 7
33
4 KLATEN 2 3
2 PWREJO SKHJ 62
D.I.Y 8
1
Pos campak Negatif WONOGIRI
Pos rubela
Belum kirim specimen
Sudah kirim specimen
HASIL LAB KLB CAMPAK TAHUN 2017
Jml KLB = 14, Pos campak = 8, Pos rubela = 6
JEPARA
PATI
KUDUS REMBANG
DEMAK
BREBES BATANG
TEGAL KENDAL KOTA SMG
PKLONGAN GROBOGAN
PEMALANG BLORA
JEPARA
PATI
KUDUS REMBANG
DEMAK
BREBES BATANG
TEGAL KENDAL KOTA SMG
PKLONGAN GROBOGAN
PEMALANG BLORA
Penyakit Penyakit
Jantung Jantung
Kongenital Kongenital
8 kasus; 5 kasus;
14,8 % 13,1 %
7 kasus; 3 kasus; 16 kasus; 0 kasus;
13 % 16 5,5 % 42,1 % 3 0%
29,6 % 7,9 %
7 kasus; 9 3 Kasus; 8 kasus; 4 1 kasus;
13 % Kasus 5,5 % 21 % kasus 2,6 %
Katarak 16,7 Gangguan Katarak 10,5% Gangguan
Kongenital % Pendengaran Kongenital Pendengaran
*Data 2015 – 2017 is final data
03/18/21
*SURVEILANS AFP
Dalam
ERADIKASI POLIO
Sidang Majelis Kesehatan Dunia/ World Health Assembly (2012) pencapaian eradikasi/bebas polio merupakan komitmen kesehatan masyarakat
global
Rencana Strategis 2013 - 2018 dan Inisiatif Pencapaian Eradikasi Polio Global Penguatan
Surveilans AFP dan memastikan Cakupan Imunisasi Polio Yang Tinggi & Merata
Penguatan Surveilans
AFP
Pedoman Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi
Penyakit Menular & Penyakit
Surveilans Kesehatan
Tidak Menular Terpadu
Pedoman
Surveilans Acute
Jenis Penyakit Menular
Flaccid Paralysis
(AFP) Tertentu yang Dapat
Menimbulkan Wabah &
Upaya Penanggulangan
* KONSEP SURVEILANS AFP
* Indikator Utama Surveilans AFP
Atau
Non Non
POLIO POLIO
Yang ini selalu terjadi,
karena
Sebelum Sesudah Tidak ada
pencegahannya
*KEKEBALAN
thd Poliomeylitis
Melalui pemberian imunisasi/infeksi
Mulai Lumpuh
Periksa
Dilaporkan
Ulang
Dilacak
>6 0
Spesimen I
>24
B
LA
14 jam
0
1
2
3
4
5
6
Ja m b i
No case/report
NP AFP rate ≥ 2
Su la w e s i U t a ra
K a lim a n t a n T im u r
• 130 kasus pending belum di follow up
• 193 kasus belum terlaporkan ke Pusat
B e n gk u lu
Su la w e s i T e n g ga ra
Ja w a B a r a t
La m p u n g
R ia u
Target NP-AFP Rate
Ban ten
Papua
G o ro n t a lo
N u s a T e n gga ra B a r a t
K a lim a n t a n U t a ra
K a lim a n t a n Se la t a n
P a p u a B a ra t
M a lu k u
Su la w e s i T e n g a h
M a lu k u U t a ra
1
1 kasus
kasus positif
positif VDPV1
VDPV1 dari
dari Distrik
Distrik Dekai,
Dekai, Kab.
Kab. Yahukimo,
Yahukimo, Prov.
Prov.
Papua.
Papua. Kasus berusia 2 tahun 6 bulan, mengalami kelumpuhan di
Kasus berusia 2 tahun 6 bulan, mengalami kelumpuhan di
tungkai kiri pada 27 November 2018. Kasus selama ini
tungkai kiri pada 27 November 2018. Kasus selama ini belum belum
Published 25 January 2019 pernah
pernah diimunisasi
diimunisasi polio.
polio.
Hanya menemukan kasus AFP sekali dalam rentang 3 tahun
Published 28 November 2018
Tidak menemukan kasus AFP dalam 3 tahun terakhir
MAP OF SILENT DISTRICTS
IN REGIONAL JAVA
(Periode 2015 – 2017)
27 PROVINSI DI INDONESIA
BELUM MEMENUHI TARGET (≥1,60)
2017
National: 1.94
No cases / no report
0.1 – 1.59
HANYA 21 PROVINSI DI INDONESIA
1.60 – 1.79
>= 1.80
YANG SUDAH MEMENUHI TARGET (SI ≥ 1,60)
SI= non-polio AFP rate X % adequate specimen
Published 28 November 2018
MINIMUM Target for SI is 1.6
2.00 cases non-polio AFP cases/ 100,000 X 80% adequate stool specimens
Distributions of AFP Cases With Vaccine Polio Virus Positive
Indonesia, 2017 - 2018
2017 (sudah bOPV)
n = 5 Cases
Follow Up
DPT-Hb-Hib, DT & Td
60
52
50
42
40
32
30
15
20
9 12
8
10
3
2 1
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
ks. Diptheri
81
KASUS DIFTERI DI JATENG TH 2017 ( 12 ks)
YA(8 th), Bumiayu Ky(6,2 th), Banyuputih
DNW(21 th), Smg Tmr RK(29
RMAN(4,11 th), Weleri th),Mijen
Jepara
Jepara
LAR(5 th), Smg
Pati
Kudus Rembang
Kota Kota Pekalongan
Brebes Tegal Demak
2 Blora
Batang
Batang Kendal
Pekalongan
Tegal Pemalang
Kab Semarang Grobogan
Pekalongan
Temanggung
Salatiga
Cilacap Purblg Bj negara Wonosobo Sragen
JABAR
Kab. Mgl
Banyumas Magelang
Boyolali Surakarta MH (12 th), Jumantono RA(8 th)
Kota Mgl SRK Kr.anyar Krg.anyar
Kebumen
Klaten Sukoharjo
Purworejo Magelang
JATIM
HAA(11 th), Adipala DI. Yogyakarta
HR(29 th), Pangadegan
Wonogiri
ZAR(27,8 th), Purwokerto ARPS(4 th),
Keterangan : Purwokerto
Tidak ada kasus
Terjadi kasus
82
KASUS DIFTERI DI JATENG TH 2018 ( 42 ks, 6 ks meninggal)
DEB,46 th), Demak SEG(8,11 th), Bae
MS (22 th), Boja KTK (9,6 th) Mranggen HB (2,8 th), Tayu
FHR(6,5 th), Boja
S (53 th), Sukorejo 11 ks meninggal 3
AA(4 th), Pkl timur A N(4 th), Lasem
AnA(5 th), Pkl barat ES (47 th) Patebon Jepara
Jepara
Pati
Kudus Rembang
Kota Kota Pekalongan
Brebes Tegal Demak
2 Blora
Batang
Batang Kendal
Pekalongan
APA(11,4 th), Tegal Pemalang
Baturaden Kab Semarang Grobogan
Pekalongan MA(19 th), Blora
Temanggung
Salatiga
Cilacap Purblg Bj negara Wonosobo Sragen R (16,4 th), Grogol A AK(12 th)
JABAR
Kab. Mgl
Magelang Grogol
Banyumas Boyolali Kh Ts (12 th) Weru
Kota Mgl SRK Kr.anyar
Kebumen
Klaten
Purworejo Magelang
Az ( 4 th), Ngargoyoso
Yy (4 th), Temanggung DI. Yogyakarta
AA(7,5 th), Kaligalih BNE (5 th) Mateseh
S F(12 th), Temanggung
DP (25 th) Ngluwar HAU (8 th) Jatiyoso
R A ( 18 th), Mateseih
Keterangan :
AA(7,5 th), Kaligalih
Tidak ada kasus DP (25 th) Ngluwar
AMD ( 9,6 th), Laweyan
DNN (4 th) Laweyan
Terjadi kasus KDNR ( 5 th), Musuk
Khdj (17), Ampel
83
PETA DIFTERI TH. 2018
EKS KARESIDENAN PEKALONGAN
AA(4 th), Pkl timur
AnA(5 th), Pkl barat
Kota Tegal Kota Pekalongan
Data Puskesmas
Brebes
Data Puskesmas Batang
Tegal Pemalang Data Puskesmas
Data Puskesmas Data Puskesmas
Pekalongan
Data Puskesmas
PETA DIFTERI 2018
EKS KARESIDENAN BANYUMAS
Purbalingga
Data Puskesmas Banjarnegara
Data Puskesmas
Cilacap Banyumas
Data Puskesmas Data Puskesmas
Temanggung
Data Puskesmas
Wonosobo
Data Puskesmas
Kota. Magelang
Data Puskesmas
Kab. Magelang
Data Puskesmas
Kebumen Data Puskesmas
Sragen
Az ( 4 th), Ngargoyoso
BNE (5 th) Mateseh
Boyolali Surakarta Data Puskesmas HAU (8 th) Jatiyoso
R A ( 18 th), Mateseih
Data Puskesmas Data Puskesmas
Klaten Karanganyar
Sukoharjo
Data Puskesmas Data Puskesmas
Data Puskesmas
Wonogiri
Data Puskesmas
R (16,4 th), Grogol
AK(12 th) Grogol
Kh Ts (12 th) Weru
PETA DIFTERI 2018
EKS KARESIDENAN PATI
Jepara
Data Puskesmas
Pati
Data Puskesmas
Rembang
Kudus Data Puskesmas
Data Puskesmas
Blora
Data Puskesmas
SEG(8,11 th), Bae
Demak
Data Puskesmas
Kendal Kota Smg
Data Puskesmas
Grobogan
Data Puskesmas
Kab Semarang
Data Puskesmas
Demak
Data Puskesmas
Kendal Kota Smg
Data Puskesmas
Grobogan
Data Puskesmas
Kab Semarang
Data Puskesmas
8
6 Kasus TN Mati
6 5
4 4
3
4
2 2
2
00 1 1
00 00 00 00
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
91
“Without high quality surveillance, the billion
dollar program effort is flying blind’.
03/18/21