Anda di halaman 1dari 24

SISTEM INFORMASI DI BIDANG

KEPERAWATAN

OLEH
HERLIANA MONIKA AZI DJOGO, Skep, Ns, MSN
LATAR BELAKANG
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan.

Sehingga di lapangan perawat akhirnya harus memiliki


kemampuan melakukan analisa kebutuhan pasien dengan
analisa keilmuan yang tepat dan benar.

Perawat melakukan interaksi di rumah sakit selama 24 jam,


sehingga tahu pada setiap perubahan respon pasien.
Kebutuhan pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan
memberikan respon terhadap pasien, sehingga perawat
melakukan fungsi advocacy pasien sehubungan dengan
pengobatan yang diberikan oleh dokter.
Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan
kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses
asuhan keperawatan dengan standar NANDA, bukan hanya pada
kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan
penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit.
Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya
dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara
maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan
secara manual atau tulis tangan.
Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat
juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa
hasil pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam
melakukan rencana tindakan.
Sistem informasi adalah sistem komputer yang
mengumpulkan, menyimpan, memproses, memperoleh
kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan
informasi yang dibutuhkan dalam praktik, pendidikan,
administrasi dan penelitian (Malliarou et al., 2007
dalam Malliarou & Zega, 2009).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu yang menyediakan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan,
perencanaan program kesehatan, monitoring pelaksanaan
dan evaluasi di setiap jenjang administrasi kesehatan.
SIK bertujuan untuk mengatasi terfragmentasinya data
kesehatan, mengurangi redudansi dan inkonsistensi,
mempercepat proses pengolahan data, serta memperbaiki
mekanisme pelaporan, kelengkapan dan integrasi data pada
tingkat administrasi yang lebih tinggi.
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi
ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan
yang disusun untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan (Callie, 2010).
Sedangkan menurut ANA (Mcline, 2005) dalam Callie (2010) system informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh
dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
System informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam
mencapai standar mutu pelayanan. Indikator klinik mutu pelayanan antara lain:
pengukuran angka pasien jatuh,angka decubitus, pneumonia nosokomial, infeksi
nosokomial, dan angka kejadian medical error (Lewis, 2003).
System informasi berbasis computer ini akan mengidentifikasi berbagai macam
kebutuhan pasien, mulai dari dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi
pengobatan, sampai perhitungan keuangan yang harus dibayar oleh pasien
terhadap perawatan yang telah diterima (Callie, 2010).
Akreditasi Rumah sakit berstandar
international

Electronic Medical
Record
Salah satu bentuk SIMKEP dalam
keperawatan adalah

ELECTRONIK MEDICAL RECORD (EMR)

Electronic Medical Records with Real time collaborati


on improves the quality of care.mp4
Electronic Medical REcords (eMR2).mp4
Manfaat Sistem Informasi Keperawatan
(Cornelia, 2007)
Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan
rumah sakit salah satunya adalah membantu perawat dalam
melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut
perawat dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan
dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual.
Resiko data yang dicatat akan hilang sangat kecil
Manajemen lebih efisien,
Penggunaan sumber biaya lebih efektif,
Meningkatkan program perencanaan,
Meningkatkan pendayagunaan perawat
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan
(Malliarou & zyga, 2009):

1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit


waktu di nurse station
2) Mengurangi penggunaan kertas
3) Dokumentasi keperawatan secara automatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses
keperawatan)
5) Mengurangi biaya
6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur
Menurut American Association of Nurse Executive (1993)
dalam Saba & McCormick (2001) mengemukakan manfaat
penting dalam penggunaan informasi teknologi
1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat,
2) Meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien,
3) Meningkatkan dokumentasi,
4) Meningkatkan komunikasi,
5) Meningkatkan perencanaan,
6) Meningkatkan standar praktik keperawatan,
7) Kemampuan menetapkan masalah,
8) Meningkatkan evaluasi keperawatan, dan
9) Mendukung organisasi yang dinamik.
 Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing
Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang
ada dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal
memilih data yang tersedia
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang
dilakukan oleh komputer, berdasarkan data-data yang
dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan
memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal
memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi
pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa
digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir
tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang
dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh
perawat (Maria, 2009)
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi
keperawatan menggunakan Nursing Outcome
Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label
dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan
batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat
terselesaikan
intervensi keperawatan dalam sistem informasi
keperawatan menggunakan Nursing Intervention
Clasification (NIC) dan sama dengan membuat tujuan,
perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada
masing-masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi
keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas
dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-
aktifitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan
pelaksana dari aktifitas tersebut.
Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan
hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan planning
keperawatan.
Tutorial Asuhan Keperawatan_ Simkep Pendaftaran _
Dokumen Perawat.mp4
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan
Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia. Yogyakarta :
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1

Ningsih, Ratna. 2010. Penerapan Sistem Informasi


Keperawatan dalam Kelengkapan Dokumentasi
Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta

Zubaidah. 2011. Peran Sistem Informasi Manajemen


Keperawatan Terhadap Patient Safety dalam
Keperawatan Anak. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai