Anda di halaman 1dari 59

IHSAN RIZQIE

AHLI K3 KEBAKARAN
I.F.S.T.A. (HAL. 3) ESSENTIALS OF FIRE FIGHTING

Api adalah suatu reaksi rantai kimia yang dikenal


sebagai pembakaran

DAVID T. GOLD (FIRE BRIGADE TRAINING MANUAL) HAL. 11

Suatu proses reaksi kimia / oksidasi yang sangat cepat


antara uap bahan bakar, oksigen dan panas pada
komposisi yang cukup diikuti dengan timbulnya
nyala, cahaya, asap, gas (toxic ) dan energi
panas.

Api yang tidak dikehendaki dan


tidak dapat dikendalikan dan
dapat menimbulkan kerugian
baik harta benda maupun korban
jiwa.
SEGITIGA API

PA
GE

NA
SI

S
OK

Bahan Bakar
Data KERUGIAN Kebakaran

20% HABIS TOTAL

Faktor-faktor kegagalan/kendala sitem


manajemen penanggulangan kebakaran:
Sistem proteksi;
Kesiapan personel;
Akses bantuan;
Manajemen
DI TEMPAT KERJA ANDA
• Apakah ada peluang utk terjadi kebakaran
• Apa konsekuensinya bila terjadi kebakaran
• Upaya apa yang telah dilakukan
INTENSITAS Fenomena kebakaran

Flashover
3 - 10 menit

STEDY
H T
OW
Fully development fires

DE
GR

(600-1000 o C)

CA
Initiation

Y
TIME
Source
Energy
UNDANG-UNDANG No. 1 TH 1970
( K3 di segala tempat kerja)

Objective K3
• Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja
(formal maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan
efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
STRATEGI PENGENDALIAN
BAHAYA KEBAKARAN
Pasal 3 ayat (1). UU NO 1 TH 1970
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :
 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,
 mencegah, mengurangi peledakan
 memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran
 pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
Pasal 9 ayat (3).
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 9 ayat (3)

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan


pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
RUANG LINGKUP

1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan


atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan sarana
proteksi kebakaran.
2. Personil yang bertanggung jawab dalam
K3 penanggulangan kebakaran.
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PERMENAKER 04/80, APAR

PERMENAKER 02/83,
SARANA ALARM KEBAKARAN
PROTEKSI
KEBAKARAN INSTRUKSI MENAKER 11/1997
Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran :
• Pedoman Fire Rating
• Pedoman Springkler
• Standar Bangunan Indonesia
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY
FIRE SAFETY MANAGEMENT
MANAGEMENT
PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (FEP)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi
Psl. 2 (1) (2) & (3)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk pemeliharaan,
dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat
Psl 2 (4)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Sebelum kebakaran terjadi segala kemungkinan resiko


harus sudah diprediksikan sebelumnya melalui metoda al :
fire risk assessment, fire scenario, out come &
effect of fires, sehingga sumber daya yang dibutuhan
dan prosedur dalam keadaan darurat dapat direncanakan
sesuai potensi yang ada
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Dinas Pemadam

Lapis III Bantuan


Lapis I dari lingkungan
Pet. Peran
Kebakaran

POSKO
POST
FIRE CONTROL

• INVESTIGASI
• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
(SEBELUM)
(SEBELUM) (SELAMA)
(SELAMA) (SESUDAH)
(SESUDAH)
PENGENDALIAN
ENERGI INVESTIGASI
INVESTIGASI
SISTEM PROTEKSI DETEKSI ALARM
ANALISIS
ANALISIS
• PASSIF PEMADAMAN
KOMPARTEMENISASI REKOMENDASI
REKOMENDASI
SARANA EVAKUASI LOKALISIR
• AKTIF REHABILITASI
REHABILITASI
FIRE SAFETY EVAKUASI &
EQUIPMENT RESCUE
• FIRE EMERGENECY PENGAMANAN
RESPONS PLAN
PEMBINAAN &
LATIHAN
PENYEDIAAN SARANA PEMADAM
KEBAKARAN

ALAT PEMADAM API


RINGAN
Portable Fire
Extinguisher

Permenaker
No Per-04/Men/1980
ALAT PEMADAM API RINGAN

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas
kompeten
Pengadaan
Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
• Efektif
Assessment
Jenis dan • Aman
Pemeliharaan ukuran • Tidak Merusak
teratur tepat
Alat pemadam api ringan

2 Designing
2 Listing
2 Selecting
2 Purchasing
2 Installing
2 Approving 2 Inspecting
2 Recharging
2 Maintaining
2 Testing
2 Operating
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN
DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN
DIRINYA.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- CLEANT AGENT
WATER

POWDER
FOAM

HALON
Tipe konstruksi

STORED

CO2
PRESSURE
( N2 )

CARTRIDGE
KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas

• tidak trampil
WATER KEGAGALAN APAR

HALON

POWDER
Jenis media tidak sesuai
FOAM Klasifikasi api/kebakaran

Setiap jenis media pemadam masing-


masing memiliki keunggulan dan
kekurangan, bahkan dapat membahayakan
bagi petugas atau justru memperbesar api
TANDA PEMASANGAN
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam

i
as
k Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
ifi
as

Clean
Air Busa Powder
Kl

Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat
A B C D Cara
Pemadaman

Klas
V V X X Smothering
Selimut/kain/karung
Kebakaran
Media V V V V Breaking chain
Tepung kimia
pemadaman
V V X X Cooling/smothering
AIR
X V X X Smothering
Pasir
X V X X Cooling/smothering
Busa
Dilution/cooling/smo
V V V X thering
Gas CO2
KEGAGALAN APAR
Daya pemadamannya (fire ratting)
lebih rendah dari volume api/kebakaran
(Fire load)

STANDAR
STANDAR KLASIFIKASI
KLASIFIKASI DAYADAYA PEMADAMAN
PEMADAMAN
Notasi
Notasi :: Nilai
Nilai && Klas
Klas
B C D
A
Notasi
Notasi Fire
Fire ratting
ratting didasarkan
didasarkan dari
dari hasil
hasil
pengujian
pengujian laboratories
laboratories
KLASIFIKASI Rating
Rating :: Nilai
Nilai angka
angka
KLASIFIKASI

A
A 1A
2A
1B
2B
B
B
3A
4A
5B
10B
6A 20B
C 10A 30B
20A 40B
D 40A 80B
STANDAR
STANDAR UJIUJI
A.
A. :: Tumpukan
Tumpukan kayu
kayu dengan
dengan volume
volume
tertentu
tertentu dibakar
dibakar 10
10 menit
menit
B.
B. :: Premium
Premium dengan
dengan jumlah
jumlah dan
dan luas
luas
tertentu
tertentu dibakar
dibakar 33 menit
menit
C.
C. :: Sasaran
Sasaran bertegangan
bertegangan 10.000
10.000 Volt
Volt
D.
D. :: Tidak
Tidak dilakukan
dilakukan pengujian
pengujian
STANDAR UJI
Rating A

STANDAR UJI Rating B


Penempatan APAR
Ref : NFPA Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak Luas Luas Luas
ft sq ft sq.ft sq.ft

1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(LITER) PANCARAN (DETIK)
(METER)

AI R 5 L 10 -1 3 M 45 1 A
10 L 10 -1 3 M 60 2 A
15 L 10 -1 3 M 12 0 3 A
A SA M 5 L 10 -1 3 M 30 1 A
S OD A
10 L 15 M 60 2 A
65 L 15 M 12 0 10 A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
PANCARAN (DETIK)
(METER)

BU SA 5 L 10-1 3 M 45 1 A, 1B
10 L 10-1 3 M 60 2 A, 2B
15 L 10-1 3 M 120 3 A,3B
C O2 2 KG 3 M 30 1 B,C
7K G 3 M 30 2B,C
10 K G 3 M 30 2B,C
25 K G 4 M 30 10B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

D RY 0,5 3 10 1 B,C
PO WDER 1 3 10 2 B,C
2 3 10 4B,C
5 7 20 7B,C
15 15 25 20B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

DRY 0,5 2 8 1 B,C


POW DER 2 4 10 2 B,C
AMMONIUM 4 4 12 3B,C
PHOSPATE
5 7 13 1A,5B,C
(ABC) 10 7 20 2A,10B,C
15 7 20 4A,20B,C
37,5 10 30 8A,40B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

HAL O N 1 3 8 2B, C
121 1 2 4 12 4B, C
5 5 15 10B, C
HAL O N 1 2 10 2B,C
130 1
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980

Jenis Refilling Testing


Water 5 th 5 th

Mechanical Foam 3 th 5 th

Chemical Foam 2 th 5 th

Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th

CO2 5-10 th 10-5-5 th


Hydro Static Test
Bursting Test
HYDROSTATIC TEST

> 4.13 WP

Pressure
> min 20 kg/cm2
1.5 WP

Expansion
STANDAR APAR

APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Langkah pengujian hydrostatik
• Sediakan hand press pump
• Siapkan gelas ukur
• Coba kapasitas pompa 10 x ukur dengan gelas ukur

• Tabung diisi air penuh


• Pindahkan ke tempat lain
• Diisi air lagi penuh
• Pasang slang
• Pompa perlahan dan
dihitung
• Catat jumlah air yang masuk • Amati pedoman tekanan
• Lepas slang air dibuang • Stop pada tekanan uji
• Masukan kembali air awal
• Bila tabung tidak kembali penuh
artinya ada pengembangan menetap
• Hitung berapa persen pengembangan
yang terjadi
Penempatan APAR
Ref : NFPA Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak Luas Luas Luas
ft sq ft sq.ft sq.ft

1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
PEMELIHARAAN APAR
APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun :
• Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan
• Pemeriksaan dalam jangka 1 (satu) tahun
• Uji tekan tabung pemadam:
– 5 (lima) tahun sekali, kecuali jenis CO2 uji tekan
pertama 10 tahun dan selanjutnya 5 tahun
– dengan tekanan uji tekan selama 30 detik
– uji tekan :sebesar 20 kg/cm2 untuk jenis busa dan
cairan dan uji tekan dan 1.5 kali tekanan kerja untuk
store prsessure dan CO2
Cara Pemadaman Api Menggunakan Fire Blanket / Karung Basah

1. Masukkan seluruh bagian karung goni kedalam air. Peganglah karung


menutupi tangan, posisikan karung disamping tubuh agar tidak menutupi
pandangan, berjalanlah menuju sumber api dengan tidak melawan arah
angin.
2. Setelah sampai di sumber api, posisikan karung didepan barang yang
terbakar dengan tidak melawan arah angin, anda posisi anda harus
berlindung dibalik karung.
3. Selanjutnya posisikan satu kaki kedepan, dan tutuplah kobaran api secara
perlahan, jangan anda lemparkan karung goni basah yang anda pegang.
4. Kemudian karung basah tadi usap-usapkan pada bagian benda yang terbakar
agar api cepat padam oleh air yang menempel di karung.
5. Setelah sekiranya api padam, angkatlah karung dengan posisi tangan yang
memegangi tertutup karung seperti cara nomor 1. Ulangi cara-cara diatas
sampai api benar-benar mati dan padam.
Perhatikan Faktor Penting Dalam Pemadaman
Dengan APAR

1. Arah angin
2. Jenis benda yang terbakar
3. Volume benda yang terbakar
4. Berapa lama telah terbakar
5. Situasi, kondisi dan lingkungan
6. Keselamatan diri :
Peralatan dan perlengkapan yang
digunakan seperti kain pelindung,
selimut api, pintu exit, dll.
- Asap tebal akibat proses kebakaran
- Kemungkinan terjadinya ledakan
- Kemungkinan terjadinya radiasi
Ok, lalu
bagaimana?

• PERHATIKAN area kebakaran


– Jika nyala api terjadi ulangi lagi pemadaman
– Jika Anda tidak dapat mengontrol kebakaran , TINGGALKAN
SEGERA! Menuju pintu EXIT
• Setiap selesai pemadaman : yakinkan api telah padam, baru mundur
sampai jarak aman dan jangan langsung balik badan.
• Selesai pemadaman sewaktu membalik kembali, pancaran nozzle
harus selalu diarahkan kebawah.
Sikap dan Tindakan Dalam Pemadaman Kebakaran

1. Tegas dan disiplin


2. Yakin akan kemampuan diri
3. Tenang, waspada, tanggap
akan situasi
4. Kompak dalam kerjasama
(team work)
5. Cepat bertindak dan efisien
Slide Paling Penting

JANGAN PERNAH memadamkan api jika


kondisi berikut terjadi:

• Tidak mempunyai peralatan pemadam yang


memadahi
• Api telah menjalar melampaui titik aslinya
• Naluri Anda mengatakan kepada anda
untuk KELUAR
Back Draft
Backdraft adalah situasi yang dapat
terjadi ketika produk kebakaran-gas
yang kekurangan oksigen; sehingga
pembakaran melambat (karena
kurangnya oksigen) tetapi bahan bakar
gas mudah terbakar (terutama CO) dan
asap (terutama hidro-karbon bebas
radikal dan partikel) tetap berada pada
suhu di atas titik-api gas bahan bakar.
Jika oksigen kembali diperkenalkan ke
dalam api, misalnya dengan membuka
pintu (atau jendela) ke ruangan
tertutup, pembakaran akan restart,
sering mengakibatkan efek 'ledakan' • Mendesis
sebagai gas yang dipanaskan oleh • Gagang pintu panas
pembakaran dan berkembang pesat
karena suhu yang meningkat pesat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai