Anda di halaman 1dari 31

KAIDAH HUKUM

ISLAM AKAD
TIJARAH DAN
TABARRU

Nawirah, SE., MSA., Ak


AKAD
 Lafal akad berasal dari lafal Arab al-’aqd yang berarti
perikatan, perjanjian atau permufakatan al-ittifaq. Secara
terminologi fiqih, akad didefinisikan sebagai pertalian ijab
(pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan
menerima ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang
berpengaruh pada obyek perikatan (Haroen, 2000)
 Pengertian :
suatu perikatan, perjanjian yang ditandai adanya pernyataan
melakukan ikatan (ijab) dan pernyataan menerima ikatan
(qabul) sesuai dengan syariah Islamiyah yang mempengaruhi
obyek yang diperikatkan oleh pelaku perikatan.
Akad
 Rukun :
1. Pernyataan untuk mengikatkan diri ( sighat al-’aqd );

2. Pihak-pihak yang berakad ( al-muta’aqidain );

3. Obyek akad ( al-ma‘qud‘alaih ).


JENIS-JENIS AKAD
 Akad tabarru’  transaksi kebajikan, terdiri dari :
qardh, rahn, hawalah, wakalah, wadi’ah, kafalah,
wakaf.
 Akad tijarah  transaksi komersial, terdiri dari :

1. Natural Certainty Contracts  akad bai’ (bai’ al-


murabahah, bai’ as-salam, dan bai’ al-istishna), ijarah
2. Natural Uncertainty Contracts  musyarakah
mudharabah.
Akad Tabarru’
Jenis-jenis Akad:
1.Qardh

2.Rahn

3.Hawalah

4.Wakalah

5.Kafalah

6.Wadi’ah

7.Wakaf
AKAD QARDH
AKAD RAHN
AKAD HAWALAH
AKAD WAKALAH
AKAD WADI’AH
Wadi’ah yad amanah Wadi’ah yad dhamanah
 Akad penitipan barang/uang  Akad penitipan barang/uang
dimana pihak penerima titipan dimana pihak penerima titipan
tidak diperkenankan dengan atau tanpa izin pemilik
menggunakan barang/uang barang/uang dapat
yang dititipkan dan tidak memanfaatkan barang/uang
bertanggung jawab atas titipan dan harus bertanggung
kerusakan atau kehilangan jawab atas kerusakan atau
barang titipan yang bukan kehilangan barang titipan.
diakibatkan perbuatan atau Semua manfaat dan
kelalaian si penerima titipan. keuntungan yang diperoleh
dalam penggunaan
barang/uang tersebut menjadi
hak penerima titipan.
AKAD WADI’AH
Wadi’ah yad amanah Wadi’ah yad dhamanah

 Skema :  Skema :
AKAD KAFALAH
 Kafalah adalah jaminan yang  Skema :
diberikan oleh penanggung
kepada pihak ke tiga untuk
memenuhi kewajiban pihak ke
dua atau yang ditanggung.

 Akad kafalah di perbankan
syariah :
Personal guarantee, jaminan
pembayaran utang, performance
bonds (jaminan prestasi).
 Rukun :
1. Pihak penjamin (kaafil);
2. Pihak yang dijamin (makful);
3. Obyek penjamianan (makful
alaih);
4. Ijab qabul (sighat).
AKAD WAKAF
 Transaksi wakaf timbul jika salah satu pihak
memberikan suatu obyek yang berbentuk uang
ataupun obyek lainnya tanpa disertai kewajiban
mengembalikan. Transaksi ini biasanya dikelola
oleh suatu lembaga yang sering disebut Badan
Wakaf. Obyek tersebut digunakan untuk kegiatan
kemaslahatan masyarakat dan tidak untuk diperjual
belikan.
AKAD TIJARAH
 Kontrak/akad untuk transaksi yang berorientasi
laba

 Sifat dasarnya, transaksi dan kontrak dalam


ekonomi syariah dapat dikategorikan menjadi dua :

1. Kontrak yang secara alamiah mengandung kepastian (natural


certainty contract – NCC )
2. Kontrak yang secara alamiah mengandung ketidakpastian
(natural uncertainty contract - NUC).
NATURAL CERTAINTY
CONTRACT
 Adalah suatu jenis kontrak transaksi dalam bisnis
yang memiliki kepastian keuntungan dan
pendapatannya baik dari segi jumlah dan waktu
penyerahannya.
 Sifat transaksinya adalah pasti dan dapat ditentukan

besarannya.
 Objek pertukarannya :

1. Ayn (Harta Nyata)


2. Dayn (Harta Keuangan)
NATURAL CERTAINTY
CONTRACT

 Waktu Pertukarannya :

1. Naqdan
(immediate delivery = penyerahan segera).

2. Ghairu Naqdan
(deferred delivery = penyerahan tangguh).
JENIS-JENIS
NATURAL CERTAINTY
CONTRACT
1. Akad bai’ ( akad jual-beli )
a. bai’ al-murabahah,
b. bai’ as-salam,
c. bai’ al-istishna,
2. Ijarah dan ijarah muntahiyah bitamliik
3. Sharf;
4. Barter.
AKAD BAI’ (AKAD JUAL –
BELI)
 Al bai‟ dalam istilah fiqih berarti menjual,
mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu
yang lain.
 Dalam akad bai‟ harga dan keuntungan sudah
bersifat pasti (certaint).
 Dalil : Al Baqarah : 275
An Nisa : 29
AKAD BAI’ (AKAD JUAL –
BELI)
Rukun Jual-Beli ( Bai‟)
1. penjual (bai‟);
2. pembeli (musytari‟);
3. barang/obyek (mabi‟);
4. harga (tsaman);
5. ijab qabul (sighat);
BAI’ AS-SALAM
(JUAL BELI PESANAN)

Menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau


menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas dengan
pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya
diserahkan kemudian hari” (Haroen, 2000).

Menurut Ulama Syafi‘iyah dan Hanabilah :


“Akad yang disepakati untuk membuat sesuatu dengan ciri-
ciri tertentu dengan membayar harganya dahulu, sedangkan
barangnya diserahkan (kepada pembeli) kemudian hari”.
BAI’ AL-MURABAHAH

Jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga


pokok barang yang dijual ditambah dengan
sejumlah keuntungan (ribhun) yang disepakati oleh
kedua belah pihak, pembeli dan penjual.
 Penyerahan Barang pada saat transaksi
 Pembayaran tunai, tangguh atau cicilan.
BAI’ AS-SALAM
 Dalil Al Qur’an
Surat Al Baqarah : 282, Allah berfirman;
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, maka hendaklah kamu menuliskannya…”
BAI’ AL-ISTISHNA

Jual beli yang penyerahannya dilakukan kemudian,


tetapi penyerahan uangnya/ pembayarannya dapat
dilakukan secara cicilan atau ditangguhkan.
Landasan Al Quran & Hadist sama dengan Bai” As
Salam.
IJARAH (SEWA-MENYEWA)
Akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang
atau jasa melalui upah sewa tanpa diikuti
pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri.

Dalil Al Qur’an tentang Ijarah ;


Al Baqarah : 233
IJARAH (SEWA-MENYEWA)

 Rukun Ijarah
1. penyewa (musta‟jir);
2. pemberi sewa (mu‟ajir);
3. obyek sewa (ma‟jur);
4. harga sewa (ujrah);
5. manfaat sewa (manfaah);
6. ijab qabul (sighat).
IJARAH (SEWA-MENYEWA)
 Ijarah Muntahiyah Bitamliik (IMBT) adalah
transaksi ijarah yang diikuti dengan proses
perpindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri
.
Proses perpindahan kepemilikan obyek IMBT :
 Hibah
 Janji untuk menjual
SHARF
 Transaksi pertukaran dayn (mata uang) dengan dayn
(mata uang) yang berbeda atau jual beli mata uang
yang berbeda.
 Harus Tunai (naqdan).
SHARF
 Rukun Sharf
1. penjual (bai‟);
2. pembeli (musytari‟);
3. mata uang yang diperjual belikan (sharf);
4. nilai tukar (si‟rus sharf);
5. ijab qabul (sighat).
BARTER
(PERTUKARAN BARANG DENGAN
BARANG)

 Transaksi pertukaran kepemilikan antara dua barang yang berbeda jenis.


 Informasi tentang harga harus diketahui.

Dalil transaksi Barter :


Dari Ubadah bin Shamit ra., Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Emas
dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, syair
dengan syair, kurma dengan kurma, garam dengan garam, hendaklah
sama banyaknya, tunai dan timbang terima. Apabila berlainan jenisnya
bolehlah kamu jual sekehendakmu asal tunai” (Muttafaqun ‗Alaihi)
BARTER

 Rukun Barter
1. penjual (bai‟);
2. pembeli (musytari‟);
3. barang yang dipertukarkan (mabi‟);
4. ijab qabul (sighat).
TRANSAKSI DALAM BISNIS
SYARIAH
Cara Halal Cara Haram
Kategori Transaksi dalam Islam
Transaksi Halal
Obyek
Transaksi Haram Halal

Kriteria Penentuan Halal Haram


obyek yang dijadikan transaksi Obyek
apakah obyek halal atau obyek Haram
haram (madiyah)
cara bertransaksi apakah cara
bertransaksi halal atau
bertansaksi haram (adabiyah)

Anda mungkin juga menyukai