03/18/21
A. PENGERTIAN
• Kehilangan & Kematian : peristiwa dari
pengalaman manusia yg bersifat universal dan
unik secara individual.
• Kehilangan karena kematian : suatu keadaan
pikiran, perasaan, dan aktivitas yg mengikuti
kehilangan.
• Dukacita : proses mengalami reaksi psikologis,
sosial, dan fisik thd kehilangan yg
dipersepsikan (Rando, 1991).
03/18/21
• Berkabung : proses yg mengikuti suatu
kehilangan dan mencakup berupaya untuk
melewati dukacita
• Kehilangan terjadi ketika sst atau sso tidak
dapat lagi ditemui, diraba, didengar,
diketahui, atau dialami.
03/18/21
Kehilangan :
1. Kehilangan maturasional : kehilangan yg
diakibatkan oleh transisi kehidupan normal
untuk pertama kalinya.
2. Kehilangan situasional : kehilangan terjadi
secara tiba2 dalam merespons kejadian
eksternal spesifik seperti kematian
mendadak dari orang yg dicintai.
03/18/21
Sumber Kehilangan :
1. Kehilangan objek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yg telah
dikenal
3. Kehilangan orang terdekat
4. Kehilangan aspek diri
5. Kehilangan hidup
03/18/21
Respon Dukacita :
1. Dukacita adaptif : proses berkabung,
koping, interaksi, perencanaan, dan
pengenalan psikososial.
2. Dukacita terselubung : mengalami
kehilangan yg tidak atau tidak dapat
dikenali, rasa berkabung yang luas, atau
didukung secara sosial.
03/18/21
Proses Berduka :
ENGEL (1964) :
a. Syok dan Tidak Berdaya : menarik diri,
duduk tdk bergerak, menerawang,
pingsan, berkeringat, mual, diare, HR me
, gelisah, insomnia, & keletihan
b. Mengembangkan kesadaran
c. Mengenali dan restitusi
03/18/21
• KUBLER-ROSS (1969) :
a. Menyangkal (Denial) : tremor, menghela
nafas, dingin, pucat, berkeringat >>,
anoreksia, ketidaknyamanan
b. Marah (Anger)
c. Tawar-menawar (Bergaining)
d. Depresi (Depretion) : rawan bunuh diri
e. Penerimaan (Acceptence)
03/18/21
• RANDO (1991) :
a. Penghindaran : syok, menyangkal, &
ketidakpercayaan
b. Konfrontasi : luapan emosi >>,
melawan kehilangan
c. Akomodasi : penurunan kedukaan
akut, mulai memasuki emosional dan
kehidupan sosial sehari-hari.
03/18/21
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Hindari asumsi perawat beri kesempatan
pd klien untuk menceritakan apa yg sedang
terjadi dgn cara mereka sendiri
Makna kehilangan
Kaji bagaimana K bereaksi bukan bagaimana
K seharusnya bereaksi
Fase dukacita : berurutan, tidak urut, terjadi
berulang
03/18/21
• Yg mempengaruhi respons thd
kehilangan :
1. Karakteristik personal : usia, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, &
pendidikan
2. Sifat hubungan : suami-istri, ortu-anak
3. SIfat kehilangan : permanen-sementara
4. Keyakinan kultural & spiritual
5. Sistem pendukung sosial
6. Kehilangan tujuan hidup pribadi
03/18/21
Harapan
Fase Dukacita
Dukacita klien menjelang ajal &
keluarganya
Faktor resiko pd org yg ditinggal
Dukacita perawat
03/18/21
2. Diagnosa Keperawatan
Dukacita adaptif b.d. potensial kehilangan org
terdekat
Dukacita maladaptif b.d. tidak ada antisipasi thd
berduka
Ggn penyesuaian b.d. berduka yg tidak selesai
Perubahan nutrisi : < kebutuhan tubuh b.d. respon
dukacita yg tertahan
Perubahan koping keluarga
Perubahan proses klg
Keputusasaan b.d. stres jangka panjang
Isolasi sosial b.d. sumber pribadi tdk adekuat
Distress spiritual
Ggn pola tidur
03/18/21
3. Perencanaan
4. Implementasi
Komunikasi terapeutik
Pemeliharaan harga diri
Peningkatan kembalinya aktivitas kehidupan
Merawat klien menjelang ajal & keluarganya
Perawatan setelah kematian
Perhatian untuk perawat
5. Evaluasi
03/18/21
DYING
Durasi b`variasi, menit sampai minggu.
Tanda Klinis Dying :
Refleks menghilang
Respirasi > cepat, dyspnea, kadang cheyne stokes
Kulit dingin, lembab, tp suhu inti tubuh me
Pupil dilatasi & terfiksasi sampai diameter tt
Nadi cepat & lemah
TD
Pe kesadaran
Wajah tampak kurus - cyanosis
03/18/21
Intervensi Kep Klien Dying
a. Emotional Intervention
Bebaskan klien dr kesendirian, rasa takut
& depresi butuh sso u/mhabiskan waktu
Pelihara keamanan, kepercayaan diri, &
martabat klien jangan diabaikan
Pelihara harapan klien
Spiritual support terutama malam hari
03/18/21
b. Physiologic Intervention
Analgesic
Pe kemampuan mengontrol defekasi & urination
gunakan handuk & kateter
Akumulasi secret/mucus suction
Lubrikasi mukosa mulut air, juice akibat
kekeringan & pe suhu tubuh
Atur posisi tonus otot
Posisi fowler (pasien sadar) membantu
mempermudah respirasi
Posisi sim`s (pasien tdk sadar) membantu
mengeluarkan secret
Ciptakan lingk kondusif penerangan cukup (pe
fungsi penglihatan)
03/18/21
PERUBAHAN FISIOLOGIS
SESUDAH KEMATIAN
1. Rigor mortis :
Kekakuan tbh 2-4 jam sampai 96 jam setelah
kematian
Muncul akibat pe sintesis ATP
ATP penting u/ relaksasi otot
ATP : relaksasi otot terganggu otot
kontraksi/kaku
Rigor mortis dimulai dari otot2 involunter (jantung,
bladder,dll) lalu ke kepala, leher, rahang, &
ektremitas.
posisikan tbh dlm posisi anatomis, tutup mata
& mulut, copot gigi palsu
03/18/21
2. Algor mortis :
Seiring penurunan TD & fungsi
hipothalamus suhu tubuh 1 C/jam
sampai di bawah suhu ruangan
Pada waktu yg sama elastisitas kulit
berkurang kulit mudah rusak & robek
Lepaskan plester& balutan scr perlahan
03/18/21
3. Postmortem Decomposition
Livor mortis :
sirkulasi darah kulit discolored (PD
rusak sel darah rusak Hb mewarnai
jaringan sekitar) warna kulit tidak merata,
bercak kebiruan terutama daerah > bawah
Tinggikan kepala u/mcegah perub warna
pd wajah
Terjadi penguraian o/bakteri terutama pd
jaringan lunak
Penguraian o/bakteri bisa dipercepat o/suhu
yg meningkat
Suhu rendah menghambat penguraian
Simpan dlm tempat yg dingin di RS
03/18/21
SELAMAT BELAJAR !!!
03/18/21