Anda di halaman 1dari 68

MANAGEMEN PUSKESMAS

DR. IRWANDY T.
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama memberikan pelayanan
kesehatan dasar dan dipimpin oleh seorang
dokter umum sebagai kepala puskesmas.

Dalam WHO Global Strategy for Changing Medical


Education and Medical Practice for Health for All
(WHO,Geneve 1996),adalah Doctors for Health
yaitu Five Star Doctor.
The Five Star Doctor, adalah dokter sebagai :
1. Care provider
2. Decision maker
3. Communicator
4. Community leader
5. Manager
Care Provider :
Who considers the patient holistically as an
individual and as integral part of family and the
community and provides high quality,
comprehensive, continuous and personalized
care with al long term relationship base on trust.
Decision maker :
Who chooses which technologies to apply ethically
and cost effectively, while enhancing the care he
or she provides.

Communicator :
Who is able to promote healthy life style by
effective explanation and advocacy, thereby
empowering individuals and groups to enhance
and protect their health.
Community leader :
Who, having won the trust of the people among
whom he or she work,can reconcile individual
and community health requirements and initiate
action on behalf of the community .
Manager :
Who can work harmoniously with individuals and
organizations inside and outside the health care
system to meet the needs of patients and
communities, making appropriate use of
available health data.
Tiga Peranan Dokter di Puskesmas :
1. Sebagai Manager, bertugas merencanakan
pekerjaan staf yang dipimpinnya, mengarahkan
dan menyediakan sarana penunjang agar
pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien dan memantau kembali
sejauh mana tugas-tugas tersebut telah
dilaksanakan.
2. Sebagai Medicus Practicus,memerlukan
keterampilan dasar physical diagnosis :
a. anamnesis
b. pemeriksaan fisik
c. membaca hasil laboratorium
d. diagnosis penyakit
f. pengobatan dan followup
g. rujukan
h. konseling
3. Sebagai Public health worker, melakukan tugas
promotive dan preventive .

Dokter sebagai pimpinan Puskesmas wajib mem-


punyai keterampilan :
1. Medicus practicus
2. Public Health Services :
- keterampilan dasar pelayanan kesehatan masyarakat
- azas-azas manajemen
- mengembangkan kesehatan di wilayah kerja nya
Dokter yang bekerja di Puskesmas perlu
memahami :
1. prinsip dasar public health
2. prinsip dasar epidemiologi
3. keterampilan komunikasi
4. prinsip dasar promosi kesehatan : seperti
advokasi, mediasi dan fasilitasi, dan
pemberdayaan masyarakat (community parti-
cipation and mobilization)
Dokter sebagai Pimpinan Puskesmas perlu
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen, seperti :
1. analisis masalah program dan masalah kese-
hatan masyarakat.
2. fungsi perencanaan (merencanakan program)
3. fungsi pengorganisasian (pendelegasian
wewenang dan pembagian tugas pokok
kepada staf yang dipimpinnya)
4. fungsi aktuasi ( memotivasi dan mengkoor-
dinasikan pemanfaatan sumber daya dan
kegiatan sesuai dengan perannya masing-
masing)
5. fungsi pengawasan dan pengendalian
(supervisi), mengukur kemajuan yang sdh
dicapai dan memberikan bimbingan kepada
staf
6. fungsi Evaluasi,
mengkaji produktivitas, efisiensi dan
efektivitas program
Pengembangan upaya kesehatan puskesmas
diutamakan pada upaya promotif dan preventif.
Pada pelaksanaannya dokter puskesmas perlu
Kemampuan :
1. Kerja sama dengan kelompok-kelompok
masyarakat di wilayah kerja nya
2. Mengetahui kebutuhan masyarakat sesuai
dengan masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya
3. sebagai motor penggerak kelompok
masyarakat untuk berperan serta dalam
program-program pelayanan kesehatan
puskesmas
4. mengembangkan program penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat di wilayah
kerja nya
Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya
Tiga prinsip pokok penerapan manajemen :
1. Efisien : dalam pemanfaatan sumberdaya
2. Efektif : dalam memilih alternatif kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi
3. Rasional : dalam pengambilan keputusan
manajerial
Definisi Manajemen
Ada 2 definisi manajemen yang cukup relevan
untuk diterapkan di Bidang Kesehatan.
1. Management is getting things done through
others
Menggunakan orang lain untuk menyelesaikan
berbagai tugas organisasi
Dasar dari batasan tersebut adalah :
- Proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi
- Memanfaatkan sumber daya manusia (SDM)
dalam organisasi
- Proses kerja sama yang dinamis
- Adanya kemitraan antara pimpinan dan staf
tentang visi, misi dan tujuan organisasi
- Kejelasan rumusan tujuan yang hendak dicapai
- Disosialisasikan oleh pimpinan kepada staf
dalam organisasi yang di pimpin nya

2. Management is How To Solve The Problem


Bentuk manajemen seperti ini dapat
menumbuhkan dinamika aktivitas administrasi,
dinamika hubungan antar staf untuk mencapai
tujuan organisasi dan dinamika staf untuk
memecahkan masalah yang dihadapi organisasi
Proses manajemen dapat dikaji dari proses
pemecahan masalah yang dikembangkan oleh
semua unit kerja di dalam organisasi.
Langkah praktisnya terdiri dari identifikasi
(perumusan) masalah dan langkah-langkah
untuk memecahkannya.Untuk itu diperlukan
penguasaan teknik-teknik identifikasi masalah
dan pemilihan alternatif terbaik pemecahan
masalah (analisis situasi)
Untuk menganalisis masalah kesehatan
masyarakat, seorang manajer organisasi
kesehatan (puskesmas) dapat menggunakan :
- pendekatan epidemiologi
- prinsip-prinsip public health
- kedokteran pencegahan
- paradigma hidup sehat ( H.L.Blum)
- analisis sistem
Manajemen sebagai suatu Proses :
Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari
melalui fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi manajemen adalah langkah-langkah
penting yang wajib dilaksanakan oleh manajer
untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi manajemen yang digunakan oleh Depkes
RI diambil dari fungsi manajemen yang dikemu-
kakan oleh George Terry ,terdiri atas
Planning, ,Organizing, Actuating dan Controlling
(POAC)
Planning (Perencanaan) adalah sebuah proses
yang dimulai dari perumusan tujuan organisasi
,sampai dengan menetapkan alternatif
kegiatan untuk mencapainya.
Melalui fungsi perencanaan dapat ditetapkan :
1. Tugsa-tugas pokok staf
2. Pedoman supervisi
3. Sumber daya yang dibutuhkan
Organizing (Pengorganisasian) adalah rangkaian
kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki
dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan program.
Fungsi pengorganisasian meliputi :
1. Proses mengintegrasikan semua sumberdaya
2. Mengatur sumberdaya yang ada
Actuating (Penggerakan Pelaksanaan).
Termasuk dalam actuating adalah fungsi
directing,commanding, motivating,staffing,
coordinating.
Adalah proses bimbingan kepada staf agar
mampu bekerja secara optimal melaksanakan
tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keteram-
pilan yang dimiliki dan dukungan sumberdaya
yang tersedia.
Controling (Monitoring) / Pengawasan dan
Pengendalian
Adalah proses mengamati secara terus-menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi bila terjadi penyimpangan.
Fungsi controling memerlukan perumusan stan-
dar kinerja staf (standard performance sesuai
dengan prosedur tetap.
Salah satu tugas pokok dokter sebagai manajer
Puskesmas adalah fungsi koordinasi,untuk itu
Dokter harus mengerti tentang :
1. Visi dan Misi Puskesmas yang dipimpinnya
2. Menterjemahkan visi dan misi kedalam
Rencana Strategis dan Rencana operasional
masing-masing program
3. Menjabarkan secara Operasional visi dan misi
puskesmas kedalam Kegiatan program
4. Merumuskan Strategi dan Kebijakan
pengembangan program ( Keterampilan
konseptual) sesuai dengan masalah kesehatan
di wilayah kerjanya
Program Kesehatan
Program Kesehatan adalah upaya yang dilaksana-
kan secara terarah dan terencana untuk mencapai tujuan
program.
Tujuan Program, adalah :
• Hasil akhir sebuah kegiatan dan dipakai untuk mengukur
keberhasilan kegiatan program
Tujuan program penting untuk menyusun perencanaan dan
evaluasi hasil akhir.
Di tingkat pelaksana program, tujuan program kesehatan
dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional.
Tujuan operasional harus jelas besar sasaran dan
target nya, dan merupakan indikator
keberhasilan program.
Target operasional ditetapkan dengan waktu
(batas pencapaian) dan hasil akhir yang ingin
dicapai pada akhir kegiatan program.
Indikator keberhasilan program oleh penanggung
jawab program dijabarkan ke dalam bentuk
kegiatan harian.
Sebagai contoh :
Pada akhir tahun 2010 di seluruh wilayah kerja
puskesmas sudah harus dicapai :
• Insidens kasus Tetanus Neonatorum 0%
• 90% Balita sudah mendapat Imunisasi Dasar
• 90% Bumil mendapat Imunisasi TT dan 95%
melaksanakan ANC (K4)
• Setiap sepuluh keluarga mempunyai sumber air
sehat
Perumusan Tujuan Operasional program
kesehatan harus bersifat SMART :
Spesific : jelas sasarannya dan mudah dipahami
oleh staf pelaksana
Measurable : dapat diukur kemajuannya
Appropriate : sesuai dengan strategi, tujuan
program dan visi/misi organisasi
Realistic : dapat dilaksanakan sesuai dengan
fasilitas dan kapasitas yang tersedia
Time bound : sesuai dengan target waktu yang
telah ditetapkan
Tujuan Operasional yang baik harus mengandung
kejelasan sebagai berikut :
• Jenis kegiatan yang akan dikerjakan (What)
• Prosedur kerja yang akan dilaksanakan (How)
• Kelompok penduduk yang menjadi sasaran dan
staf yang akan melaksanakan (Who)
• Jumlah penduduk sasarannya (How many)
• Dimana wilayah kerja nya (Where)
• Periode waktu menyelesaikan kegiatan (When)
Masalah Kesehatan
Batasan masalah :
1. Masalah adalah kesenjangan yang diamati
antara situasi/kondisi yang terjadi dengan
situasi/kondisi yang diharapkan.
2. Masalah adalah kesenjangan antara apa yang
ingin dicapai (das sollen,visi,misi,kebijakan,
prosedur kerja, target,tujuan) dengan apa yang
dicapai (das sein,hasil kegiatan,out put,
cakupan ).
Masalah Kesehatan dapat dikelompokkan ke
dalam Tiga kategori masalah :
1. Masalah Kesehatan masyarakat
2. Masalah Program kesehatan (Manajemen
pelayanan kesehatan )
3. Masalah Perilaku (termasuk sikap dan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit
dan kegiatan program kesehatan)
Masalah program berkaitan dengan input,proses,
output dan efek.

Masalah Kesehatan masyarakat berkaitan dengan


out come / dampak dari sebuah sistem.
Identifikasi Masalah Kesehatan
Empat pertanyaan kritis untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan :
1. Apa jenis masalah kesehatan yang sedang
dihadapi (What is the problem)
2. Apa faktor penyebabnya (Why the problem does
exist)
3. Siapa atau kelompok masyarakat mana yang
paling menderita (Who is most affected by the
problem )
4. Kapan masalah tersebut terjadi (When was
the problem exist )

Untuk menyusun langkah-langkah penanggula –


ngan masalah, ada dua pertanyaan penting :
1. Apa kemungkinan dampak/akibat yang timbul
akibat masalah tidak diselesaikan ( what kinds
of impact will be happen )
2. Apa kegiatan program yang bisa dikembang-
kan untuk mengatasi masalah tersebut
( what plan of action should be taken )
Rumusan masalah kesehatan masyarakat
Lima kriteria utama perumusan masalah
kesehatan masyarakat :
1. Apa masalah kesehatan masyarakat yang
sedang diamati (what )
2. Berapa besarnya ( how many )
3. Kelompok penduduk yang terkena masalah
( who )
4. Kapan masalah kesehatan masyarakat
tersebut berkembang ( when )
5. Di mana masalah tersebut berkembang
( where )

Pada perumusan masalah tidak boleh menyalah –


kan pihak-pihak tertentu atau memberikan saran
untuk pemecahannya
Fungsi Perencanaan
Perencanaan kesehatan adalah proses untuk merumuskan masalah – masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat. Menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang dibutuhkan. Menetapkan tujuan program dan menyusun
langkah- langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Ada lima langkah pada proses penyusunan sebuah perencanaan :
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah dan prioritas masalah
3. Menetukan tujuan program
4. Mengkaji hambatan-hambatan program
5. Menyusun Rencana Kerja Operasional (Plan of action )
Ad.1 Analisis situasi
Hasil yang diperoleh dari analisis situasi adalah rumusan masalah
kesehatan dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah
kesehatan masyarakat dan sumberdaya yang dapat digunakan
untuk melakukan intervensi.
Analisis situasi memerlukan berbagai jenis data yang menjadi dasar
penyusunan perencanaan :
1. Data tentang penyakit dan kejadian sakit ( deseases and illnesess ).
data dapat diperoleh dari catatan surveilens penyakit yang diolah
dengan pendekatan epidemiologi dan informasinya disajikan
dengan menggunakan statistik (tabel dan grafik )
2. Data kependudukan .
data jumlah penduduk dan distribusi penduduk berdasarkan jenis
kelamin dan kelompok umur, berdasarkan wilayah dan kepadatan
penduduk. Vital statistik tentang kelahiran, kematian akibat penyakit
tertentu, perpindahan penduduk ke daerah yang diamati dan dapat
diduga sebagai carier dari suatu penyakit.
3. Data sarana dan prasarana.
Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas. Sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia,
data ini berguna untuk mengetahui mobilitas penduduk ( berkaitan
dengan penyebaran penyakit ), pengiriman logistik dan kemudahan
rujukan pasien, serta supervisi ke wilayah kerja puskesmas.
4. Data lingkungan dan geografi.
Data lingkungan yang terkait antara lain data sumber air bersih,
sistem pembuangan limbah/sampah, jamban keluarga dan tempat-
tempat umum. Data geografi berkaitan dengan perkembangan
berbagai vektor penyakit di suatu tempat.

Ad. 2. Identifikasi masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan


adalah proses analisis data-data yang dihasilkan dari analisis
situasi dengan menggunakan pendekatan epidemiologi sehingga
dapat diperoleh informasi tentang distribusi masalah kesehatan
tersebut disuatu wilayah berdasarkan kurun waktu tertentu dan
kelompok masyarakat tertentu.
Masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori,
1. Masalah kesehatan masyarakat
2. Masalah program kesehatan ( Masalah menejemen pelayanan
kesehatan )
3. Masalah perilaku

Ad.1. Masalah kesehatan masyarakat.


adalah penyakit yang berkembang pada kelompok masyarakat
tertentu, di suatu wilayah tertentu, pada kurun waktu tertentu.
Masalah kesehatan masyarakat memerlukan intervensi public
health seperti surveilens, analisis epidemiologi, analisis masalah
dengan pendekatan sistem.
Contoh masalah kesehatan masyarakat:
Bidang KIA/KB : tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil,
tingginya kasus BBLR, tingginya kematian neonatal dan perinatal
akibat tetanus neonatorum.
Bidang Kesehatan lingkungan : tingginya pencemaran sumber air
bersih dengan E.Coli , rendahnya kepemilikan jamban keluarga di
wilayah endemis diare.
Bidang P2M : Tingginya prevalensi penyakit yang ditularkan melalui
vektor ( DBD, Filariasis, Malaria ), tingginya prevalensi kasus TBC
di satu wilayah .
Bidang Gizi : Tingginya KKP pada Balita disatu wilayah, tingginya
prevalensi Gondok Endemik, tingginya kasus stunting pada anak
Balita di satu wilayah.
Intervensi puskesmas terhadap masalah kesehatan masyarakat
dapat dilakukan dalam bentuk Promosi kesehatan, Perlindungan
spesifik, serta deteksi dini melalui surveilens pasif dan surveilens aktif.
Masalah kesehatan masyarakat merupakan dampak/ Out come dari
sebuah sistem pelayanan kesehatan .

Ad.2. Masalah program kesehatan


Masalah program kesehatan berkaitan dengan manajemen
pelayanan kesehatan, yaitu masalah pada input, proces, output dan
effect.
Masalah in-put berkaitan dengan masalah pada tenaga, dana dan
sarana yang terbatas
Masalah proses, berkaitan dengan fungsi manajemen (POAC),
yaitu pada Planning, Organizing, Actuating dan Controling.
Masalah Out-put dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko seperti
masalah lingkungan dan perilaku masyarakat.

Ad.3. Masalah Perilaku


Masalah perilaku masyarakat berkaitan dengan sikap dan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan kegiatan program
kesehatan yang tersedia, serta partisipasi masyarakat untuk
mendukung program pelayanan kesehatan puskesmas.
Prioritas masalah
Mengingat adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki
puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada, maka
perlu ditetapkan prioritas masalah dan prioritas program kesehatan
yang akan dilakukan.
Penetapan prioritas masalah kesehatan dapat dilakukan dengan
menggunakan skoring teknik melalui kesepakatan bersama oleh
anggota tim perencana, terhadap masalah-masalah kesehatan yang
sudah dirumuskan. Sesuai dengan data yang tersedia dan
pemahaman mengenai masalah-masalah yang sedang dibahas,
diberikan skor sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan
terhadap setiap masalah – masalah tersebut.
Pertimbangan lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah aspek
fisibilitasnya ( potensi dan Kendala ) di lapangan , seperti :
- sarana transportasi, partisipasi masyarakat, cakupan program
yang sudah tercapai, sumberdaya yang dimiliki oleh puskesmas dan
sumber daya masyarakat, dan apakah merupakan juga masalah
kesehatan yang menjadi prioritas di tingkat regional atau nasional.

Ad.3. Tujuan program


Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Tujuan
program dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan program.
Perumusan sebuah tujuan operasionil program kesehatan harus
bersifat SMART :
- Spesific : Jelas sasarannya dan mudah dipahami oleh staf.
- Measurable : Dapat diukur kemajuannya
- Appropriate : Sesuai dengan strategi nasional, visi/misi institusi
- Realistic : Dapat dilaksanakan sesuai dengan sumber daya
yang tersedia
- Time bound : Pencapaian tujuan program sesuai dengan target
waktu yang telah ditetapkan
Tujuan program penting untuk menyusun perencanaan dan evaluasi
hasil akhir.
Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas
pencapaiannya )dan hasil akhir yang ingin dicapai pada akhir
kegiatan program ( dead line).
Ad. 5. Penyusunan Rencana Kerja Operasional (Plan of Action )
Format sebuah RKO yang lengkap terdiri atas :
1. Alasan utama disusunnya RKO : Mengapa program ini
dilaksanakan ( WHY )
2. Tujuan : Apa yang ingin dicapai ( WHAT )
3. Kegiatan program : Bagaimana cara mengerjakannya /
kegiatan yang dilakukan ( HOW )
4. Pelaksana dan Sasaran : Siapa yang melaksanakan dan
siapa yang menjadi sasaran kegiatan program (WHO )
5. Tempat / Lokasi : Dimana kegiatan program dilaksanakan
( WHERE )
6. Waktu pelaksanaan : Kapan kegiatan akan dikerjakan ( WHEN )
7. Sumber Daya Pendukung ( WHAT KIND OF SUPPORT ) :
Equipment support and Financial support.

Fungsi Pengorganisasian ( ORGANIZING )


Pengorganisasian adalah langkah untuk menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan , menetapkan tugas pokok dan wewenang,
serta pendelegasian wewenang kepada staf oleh Pimpinan dalam
rangka mencapai tujuan program.
Pada pengorganisasian dapat dilihat proses kerja sama dan uraian tugas
dari masing-masing staf. Tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan
wewenang dapat diketahui melalui Struktur Organisasi Institusi.
Fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan ( ACTUATING )
adalah proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja
secara optimal dalam melaksanakan tugas-tugas pokoknya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dengan dukungan sumber daya
yang tersedia.
Pada Fungsi Actuating tercakup peran pimpinan (Manajer ) untuk :
- Mengarahkan (Directing )
- Memberi perintah ( Commanding )
- Membangkitkan motivasi ( Motivating )
- Mengkoordinasikan tugas pokok staf ( Coordinating )
Tujuannya agar setiap staf dapat bekerja lebih produktif.
Fungsi actuating lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan
Sumber Daya Manusia
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian ( CANTROLING )
Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan
sumber daya dapat lebih efisien dan tugas-tugas pokok staf untuk
mencapai tujuan program menjadi lebih efektif.
Manfaat Pengawasan antara lain ;
- Mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan
oleh masing-masing staf, apakah sesuai dengan standar atau
rencana kerja.
- Apakah pemanfaatan sumber daya sesuai dengan yang sudah
ditetapkan dan efisien
- Mengetahui adanya penyimpangan dan penyebab terjadinya
penyimpangan
Fungsi Pengawasan dapat dilakukan melalui :
1. Pengamatan langsung ( Monitoring ), dilakukan oleh Pimpinan
melalui supervisi ke lapangan ( wilayah kerja )
2. Laporan Lisan , melalui laporan lisan oleh staf atau pengaduan
dari masyarakat
3. Laporan Tertulis . Setiap Penanggung jawab program membuat
laporan tertulis tentang hasil kegiatannya. Laporan dibuat berda-
sarkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu secara rutin
setiap akhir bulan dan secara berkala.
Jenis-Jenis Pengawasan :
- Pengawasan Internal,
dilakukan secara melekat oleh Pimpinan terhadap semua kegiatan
staf yang ada di bawah koordinasinya.
- Pengawasan Eksternal
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, oleh
Masyarakat dan Instansi pemerintah terkait seperti DPR.D , Badan
Pengawas Keuangan ( BPK )
EVALUASI
Tujuan evaluasi yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan program, dengan memperbaiki Fungsi manajemen
(POAC)
Data yang diperoleh dari pelaksanaan Evaluasi adalah data primer dan
data sekunder, data –data ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
Fungsi Perencanaan di tahun mendatang.

Macam-Macam Evaluasi
1. Evaluasi terhadap In-put ( Evaluasi Formatif )
Dilakukan sebelum kegiatan program dilaksanakan dan bertujuan
untuk mengetahui apakah sumber daya yang tersedia sudah sesuai
dengan standar dan kebutuhan untuk melaksanakan program
2. Evaluasi Proses ( Evaluasi Promotif )
Dilaksanakan saat kegiatan program sedang berlangsung.
Tujuannya untuk mengetahui apakah metoda yang dipilih sudah
efektif, Apakah ada masalah atau hambatan dalam pelaksanaan
program dan apa penyebab masalah atau hambatan tersebut,
serta bagaimana cara menyelesaikan masalah atau hambatan
tersebut, agar tujuan program dapat tercapai pada akhir program.
3. Evaluasi terhadap Out-put ( Evaluasi Summative )
Dilaksanakan pada akhir program, setelah pelaksanaan program
sudah selesai. Tujuannya untuk mengetahui apakah out-put,efek
atau Out-Come program sudah sesuai dengan target yang sudah
ditetapkan pada Perencanaan program.
Penerapan Manajemen di Puskesmas
Model manajemen yang diterapkan di Puskesmas adalah Model P1 –
P2 - P3 :
P1 : Perencanaan berbentuk Perencanaan Tingkat Puskesmas,
Melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun ( Micro-
Planning )
P2 : Penggerakan Pelaksanaan, berbentuk Lokakarya Mini
Puskesmas dilakukan setiap tahun
P3 : Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk
Stratifikasi Puskesmas dan saat ini berubah menjadi
Penilaian Kinerja Puskesmas
P-1 : Micro Planning
adalah perencanaanyang disusun setiap lima tahun, untuk
pengembangan program puskesmas selama lima tahun,
pembagian dan uraian tugas staf puskesmas sesuai dengan
masing-masing tugas pokoknya.
Pelaksanaan tugas pokok staf bersifat koordinatif dan
integratif.
P-2 : Lokakarya Mini Puskesmas
adalah bentuk penerapan manajemen yang sifatnya
koordinatif untuk pengembangan pelaksanaan tugas pokok
staf dalam satu tahun
Pemantauan Wilayah Setempat ( Local Area Monitoring )
adalah sistem pemantauan yang dikembangkan di wilayah
kerja puskesmas untuk mengetahui perkembangan masalah
kesehatan masyarakat dan bentuk intervensinya.
PWS merupakan implementasi fungsi manajemen
Pemantauan dan Pengendalian
P-3: Penilaian Kinerja Puskesmas ( Stratifikasi Puskesmas )
adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja /
prestasi puskesmas dan merupakan bagian dari sistem
evaluasi manajemen puskesmas. Puskesmas melakukan
Penilaian Kinerja secara mandiri, yang dilanjutkan kemudian
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk verifikasi hasilnya
Penilaian Kinerja Puskesmas dilakukan setiap tahun.
Data-data dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP ) dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas
untuk melakukan Penilaian Kinerjanya.
Supervisi, Monitoring dan Evaluasi merupakan penjabaran fungsi
Manajemen ( Pengawasan dan Pengendalian ) di Puskesmas .
Kegiatan Supervisi (fungsi Controling ) dilakukan secara rutin ,
setiap hari atau berkala. Pengawasan secara berkala di Puskesmas
terdiri atas Pemantauan Bulanan dilakukan melalui Lokakarya Mini
Bulanan Puskesmas, diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas
dan Pemantauan Tri-bulanan melalui Lokakarya Mini Tribulanan
Puskesmas secara lintas sektoral.

Anda mungkin juga menyukai