Anda di halaman 1dari 8

“KEPEMIMPINAN DALAM BISNIS-I”

Kelompok 6
Oleh ;
1. RUGAYA HAMDON (2003020055)
2. SITI RAHMATIA (2003020041)
3. Chrisdiana Y. H, Toku (2003020182)
 
A. PENDEKATAN-PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan sesuatu yang kompleks. Para akademisi dan praktisi memiliki cara pandang yang beragam dalam
memahami kepemimpinan. Yukl (2005: 13) merangkum beberapa pendekatan atau teori mengenai kepemimpinan, yaitu pendekatan
sifat atau ciri, pendekatan perilaku, pendekatan pengaruh kekuatan, pendekatan situasional, dan pendekatan terpadu. Berikut ini,
penjelasan dari masing- masing pendekatan tersebut.
1. Pendekatan Sifat (Traits Approach)
Pendekatan sifat bertitik tolak dari pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat,
perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu.
2. Pendekatan Perilaku (Behavior Approach)
Pendekatan perilaku mencoba untuk menentukan apa yang dilakukan oleh pemimpin efektif. Misalnya bagaimana mereka
mendelegasikan tugas, berkomunikasi memotivasi bawahannya,
3. Pendekatan Kekuatan Pengaruh (Power Influence Approach)
Pendekatan kekuatan pengaruh mencoba untuk menjelaskan keefektifan kepemimpinan yang memusatkan pada sejumlah kekuatan
yang dimiliki oleh seorang pemimpin, tipe dari kekuatan tersebut, dan bagaimana kekuatan itu dilatih (Yukl, 1994:15). Pendekatan
ini mencakup isu-isu perubahan dalam organisasi, akumulasi, dan hilangnya kekuatan, kekuasaan, dan pembangunan koalisi.
4. Pendekatan Situasional (Situational Approach)
Pendekatan situasional ini menekankan pada pentingnya faktor konseptual seperti kinerja para pemimpin, jenis dari lingkungan
eksternal dan karakteristik para pengikut (Yukl, 1998:11). Hersey (dalam Thoha 2003:63) memperkenalkan sebuah model
kepemimpinan situasional yang menekankan pada perilaku tugas dan perilaku hubungan.
5. Pendekatan Terpadu (Integrative Approach)
Yul (1998: 12) menyatakan bahwa pendekatan-pendekatan terpadu memfokuskan pada kedinamisan antara pemimpin
dan pengikutnya. Terdapat dua teori yang sangat terkenal dalam pendekatan terpadu ,yakni kepemimpinan karismatik
dan transformasional. Kepemimpinan karismatik memadukan sifat pribadi, perilaku, pengaruh, dan kondisi situasional dari
seorang pemimpin.
B. SIFAT-SIFAT SEORANG PEMIMPIN
Ordway Tead (dalam Kartono, 2005: 44-47) mengemukakan 10 sifat seorang pemimpin, yakni 1) energi jasmaniah dan mental (physical and nervous
energy); 2) kesadaran akan tujuan dan arah (a senses of purpose and direction); 3) antusiasme (enthusiasm: semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar);
4) keramahan dan kecintaan (friendliness and affection); 5) integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati); 6) penguasaan teknis (technical
mastery); 7) ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness); 8) kecerdasan (intelligence); 9) keterampilan mengajat (teaching skill); dan 10)
kepercayaan (faith)
Stanley (2008) mengemukakan enam prinsip kepemimpinan. Kepemimpinan ini sangat penting dalam kegiatan bisnis.
1. Kekuatan Penguasaan Diri
"Saya kira 'indeks penguasaan diri adalah rasio’ antara janji-janji yang dibuat dan janji-janji yang ditepati, baik untuk diri sendiri dan untuk sesama. Apabila
bibir anda terus-menerus membuat janji-Janji yang tidak dapat Anda tepati, ada banyak ruang untuk perbaikan.
2. Kekuatan Fokus.
“Orang-orang yang dengan berhasil bertindak sebagai pemimpin, apa pun jabatan mereka, belajar untuk meembuat prioritas. Membuat daftar
hal-hal yang harus dilakukan sehari-hari hanyalah bagian dari solusi.
3. Kekuatan bersama orang-orang.
"Untuk mencapai tujuan yang signifikan membutuhkan dukungan dan kerja sama dari orang lain. Perbedaan mendasar antara orang-orang yang
'mengatur' orang lain, dengan orang-orang yang 'memimpin' orang lain, adalah bagaimana mereka mengembangkan para bawahan mereka.
(Stanley, 2008: 59)“
4. Kekuatan Komunikasi Persuasif.
"Jeff Salzman, rekan pendiri Jimmy Calano pada perusahaan pelatihan Career Track menyimpulkan negosiasi-negosiasinya dengan mengajak.
5. Kekuatan Pelaksanaan.
"Di mana pun Anda mau membuat perubahan, Anda akan menjumpai perlawanan, baik dari pasangan, para karyawan, para anggota komite atau
para rekan kerja.
6. Kekuatan Memberi
“pemberian sejati berkaitan dengan kontribusi seseorang, bukan berkaitan dengan apa yang diterima seseorang. Ketika para pemimpin sering
kali mendapatkan penghargaan atas layanan mereka, itu bukanlah sasaran pelayanan.
 
C. URGENSI KEPEMIMPINAN DALAM BISNIS
1. Pergeseran Paradigma Perusahaan Terhadap Persaingan Pasar
Terdapat tiga paradigma perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar yakni paradigma five forces, paradigma
kompetensi imti dan paradigma competing on the edge. Menurut model five forces (porter dalam kuncoro 2006:
238) penggerak kinerja dalam model ini adalah struktur industri dengan sifatnya yang stabil, sehingga perusahaan
mencari posisi bertahan dalam struktur industri. Dengan posisi bertahan, perusahaan akan mempunyai kekuatan
dalam menghadapi persaingan yang datang dari luar. Kelima kekuatan ditujukan untuk menghadapi:
 Persaingan antar perusahaan dalam industri yang sejenis;
 Ancaman dari pendatang baru;
 Ancaman dari barang atau jasa substitusi;
 Kekuatan daya tawar pembeli; serta
 Kekuatan daya tawar pemasok.

Paradigma kompetensi ini memandang perusahaan sebagai ikatan kompetensi yang unik yang menggerakkan
kinerja perusahaan untuk bisa bersaing dalam industri. Tujuannya adalah untuk mendominasi pasar dalam jangka
panjang, dan memperoleh keunggulan yang terus-menerus. Dalam model ini, perusahaan harus memiliki visi yang kuat
yang bisa mengarahkan, membangun, dan mengembangkan kompetensi perusahaan. (kuncoro 2006: 238-239).
NEXT

Dalam kenyataannya, struktur industri tidaklah stabil. Banyak sekali perubahan yang terjadi, yang membuat
pasar berada dalam ketidakpastian sehingga, berkembang lah model competing on the edge, yakni strategi yang tidak
bisa diprediksi, sering tidak terkontrol, dan tidak efisien. Akan tetapi merupakan best practice untuk mengelola
perubahan. karakteristik strategi dari model ini adalah (Kuncoro,2006: 239-240):
 Keunggulan bersifat temporer;
 Strategi beragam, muncul begitu saja, dan sering kompleks;
 Menemukan kembali (reinventing) tujuan utama;
 Hidup untuk saat ini, belajar dari masa lalu, dan raihlah masa depan;
 Kecepatan waktu perubahan terus berganti;

Kembangkan dan kendalikan strategi; serta
 Sesuaikan bisnis dengan pasar dan artikulasikan semuanya.
NEXT

2. Menghadapi Hambatan dan Rintangan dalam Bisnis.


i. Rintangan kognitif terkait dengan sikap orang-orang atau sumber daya manusia dalam
menghadapi perubahan terutama mereka yang memiliki posisi penting di dalam
perusahaan atau organisasi.
ii. Rintangan sumber daya terkait dengan masalah kekurangan modal, staf, ketersediaan
ruangan, dan infrastruktur lainnya dapat diatasi dengan relokasi sumberdaya.
iii. Hambatan lain ketika rintangan kognitif dan sumber daya dapat diatasi adalah rintangan
motivasi sering ketiadaan motivasi menjadi penghambat utama gagalnya aplikasi berbagai
strategi.
iv. Rintangan politis menjadi kendala yang paling berat. Yang mana, seseorang yang ingin
melakukan berbagai perubahan, justru bisa dijatuhkan oleh permainan politis di dalam
perusahaan atau organisasi yang tidak menyukai adanya perubahan tersebut. Karenanya,
rintangan politis yang berasal dari dalam organisasi harus pula diatasi dengan memainkan
pengaruh dari orang-orang yang kuat di dalam organisasi itu, untuk menempati posisi
tertentu yang mendukung strategi perubahan. Sementara rintangan dari luar organisasi
bisa dihadapi dengan cara mengisolasi mereka yang menentang, dan dengan cara
membangun koalisi yang luas di antara kekuatan independen pihak lain yang berkuasa
(pahan, 2006: 210-211).
NEXT

3. Membangun Budaya Leadpreneurship


Persaingan pasar yang semakin tidak bisa diprediksi, membutuhkan jiwa leadpreneuship (Susanto,2009), yang
jiwa kepemimpinan (leadership) yang dipadukan dengan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dalam melakukan
aktivitas bisnis. Pengertian tentang kepemimpinan sudah banyak diulas dalam pembahasan di atas. Sementara
pemahaman mengenai kewirausahaan dapat dilihat dalam box berikut:

Seorang entrepreneur sejati melihat dan memilih


peluang. Bekerja secara sistematis mengatasi tantangan
yang ada sehingga peluang menjadi lebih besar, dan
dapat diwujudkan dalam operasi bisnis yang nyata dan
menguntungkan untuk akumulasi modal. Kegiatan-
kegiatan proaktif dan terarah ini merupakan cerminan
dari gabungan kepribadian, kepemimpinan,
keterampilan, dan landasan nilai-nilai. (Susanto, 2006:3)
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai