Cidera otak primer terjadi segera/ sesaat akibat gaya yang menyebabkan deformitas jaringan
Laserasi, contusion, hematom intrakranial
Cidera otak sekunder : terjadi dalam beberapa menit, jam, hingga hari akibat komplikasi dari cidera
otak primer yang tidak tertangani (misalnya akibat hipoksia, hipotensi, peningkatan TIK), berupa
Hematoma intrakranial sekunder
Edema sereberi
Herniasi otak
Penanganan pasien cidera otak difokuskan pada pencegahan cidera otak sekunder
TEKANAN INTRAKRANIAL
Primary Survey
Airway waspada sumbatan jalan nafas pada pasien COB
Breathing suplementasi oksigen bila perlu
Circulation hentikan perdarahan, resusitasi cairan, cegah hipotensi & shock hipovolemik
Disability periksa kesadaran, pupil
Exposure/environmentcari jejas di lokasi lain, curiga multitrauma
Secondary Survey
Complete history taking
Pemeriksaan tubuh + neurologis lengkap
SECONDARY SURVEY :ANAMNESIS
Kesadaran
Pemeriksaan menggunakan Glasgow Coma Scale: best eye, verbal, motoric response
Grading cidera otak berdasarkan GCS pasca resusitasi
Ukuran pupil dan reaksi cahaya
Dilatasi pupil ipsilateral dapat terjadi pada lesi desak ruang intrakranial
pemeriksaan motorik anggota gerak
Hemiparese kontralateral lesi dapat terjadi akibat penekanan traktus piramidalis
GLASGOW COMA SCALE
CT Scan kepala tanpa kontras merupakan modalitas terbaik pada kasus trauma kepala
Cepat
Dapat menggambarkan lesi intrakranial dengan akurat
Bone window dapat menggambarkan adanya fraktur
Kekurangan : di Indonesia tidak tersedia di semua centre, secara sosio-ekonomik
masih dianggap mahal
Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Indikasi pemeriksaan CT Scan kepala
GCS< 13 setelah resusitasi.
Deteriorisasi neurologis : penurunan GCS 2 poin atau lebih, hemiparesis, kejang.
Nyeri kepala, muntah yang menetap
Terdapat tanda fokal neurologis
Terdapat tanda fraktur, atau kecurigaan fraktur
Trauma tembus, atau kecurigaan trauma tembus
Evaluasi pasca operasi
Pasien multitrauma (trauma signifikan lebih dari 1 organ )
Indikasi social
Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
SKULL XRAY
Apabila CT Scan kepala tidak dapat dilakukan karena keterbatasan fasilitas, x-ray kepala dapat dilakukan pada
pasien-pasien berikut5:
Kehilangan kesadaran, amnesia
Nyeri kepala menetap
Gejala neurologis fokal
Jejas pada kulit kepala
Kecurigaan luka tembus
Keluar cairan cerebrospinal atau darah dari hidung atau telinga
Deformitas tulang kepala, yang terlihat atau teraba
Kesulitan dalam penilaian klinis : mabuk, intoksikasi obat, epilepsi, anak
Pasien dengan GCS 15, tanpa keluhan dan gejala tetapi mempunyai resiko : benturan langsung atau jatuh pada permukaan
yang keras, pasien usia > 50 tahun.
Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
TATALAKSANA DEFINITIVE CIDERA OTAK
Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
HEMATOMA EPIDURAL
DEFINISI
Hematoma epidural (disebut juga
ekstradural) adalah akumulasi
darah di dalam rongga epidural
Rongga epidural – antara
duramater dengan tabula interna
kranium
EPIDEMIOLOGI
EDH terjadi pada 14-35% pasien dengan cidera kepala berat
Lebih banyak terjadi pada pasien dewasa muda daripada usia lanjut
Pada pasien di bawah usia 20 tahun, hematoma ekstradural terjadi pada
sekitar 2/3 dari seluruh kejadian hematoma intracranial traumatik2
pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun, hanya menyusun kurang
dari 5% kejadian hematoma intrakranial traumatik2
Usia rata-rata penderita EDH adalah 20-30 tahun11
Pada populasi pediatri, usia rata-rata pasien adalah 6-10 tahun11
ANATOMI
Skull
Tabula eksterna
Tabula interna
Duramater
Peiosteal
Meningeal
Arachnoid
Piamater
PATOFISIOLOGI
(A x B x C) /2
A : diameter terpanjang dari hematoma pada
slice CT dengan area hematoma terbesar (garis
merah)
B: diameter ketebalan terpanjang yang tegak
lurus dengan A (garis biru)
C : perkalian dari jumlah slice yang
terdampak dan ketebalan slice
TATALAKSANA
Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
TATALAKSANA NON-OPERATIF
Pasien EDH dengan volume <30 cc, ketebalan <15 mm, pergeseran midline <5
mm, GCS>8, yang tidak disertai tanda fokal neurologis dapat dilakukan
manajemen non operatif yang agresif
CT Scan kepala evaluasi pada pasien non operatif dilakukan 6-8 jam setelah trauma
Rawat inap dengan observasi ketat
Manajemen TIK, medikamentosa, pemberian cairan & nutrisi adekuat
Apabila ada tanda perburukan neurologis dapat dilakukan pemeriksaan CT dan
tatalaksana operatif
Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
PROGNOSIS
Sebelum era CT scan, mortalitas EDH >30%
Saat ini, mortalitas pasien EDH pada literatur secara umum bervariasi
antara 0-12%
Faktor penentu prognosis adalah
Waktu antara penurunan kesadaran dengan evakuasi hematoma.
GCS awal paska resusitasi
Ada/tidaknya lesi intrakranial lain.
HEMATOMA INTRAKRANIAL
Indikasi pembedahan :
Pasien dengan GCS 6-8 dengan perdarahan parenkim otak pada daerah frontal atau
temporal dengan volume perdarahan > 20 cc, dengan pergeseran struktur midline ≥
5 mm dan atau kompresi pada sisterna.
Perdarahan parenkim otak dengan volume perdarahan > 50 cc
Pasien dengan perdarahan parenkim otak dan tanda-tanda deteriorasi neurologis
yang progresif sesuai dengan lesi, hipertensi intrakranial yang refrakter dengan
medikamentosa, atau didapatkan tanda-tanda efek massa pada CT scan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anderson T, Heitger M, Macleod AD. Concussion and mild head injury. Pract Neurol (2006) 34:42-57.
2. Kaye AH. (2005). Essential Neurosurgery 3rd edition. Carlton: Blackwell Publishing
3. Dewan MC, Rattani A, Gupta S. Estimating the global incidence of traumatic brain injury. J Neurosurg April 27, 2018.
4. Hu CF, Fan HC Chang CF. Current Approaches to the Treatment of Head Injury in Children. Pediatrics and Neonatology (2013) 54: 73-81
5. Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Susilo RI, et al. (2014) Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Tim Neurotrauma RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
6. Wells AJ dan Hutchinson PJ. The management of traumatic brain injury. Surgery (2018) 36:11
7. Lindsay KW, Bone I, Fuller G et al. 2010. Neurology and Neurosurgery Illustrated 5th edition, Elsevier
8. American College of Surgeons. 2012. Advanced Trauma Life Support Student Course Manual 9 th edition.
9. Doppenberg AM dan Tuttle AR, Imaging of traumatic brain injury, Disease-a-Month, https: //doi.org/10.1016/j.disamonth.2019.02.009
10. Paiva WS, Andrade AF, Junior LM et al. Management of supratentorial epidural hematoma in children. Arq Neuropsiquiatr 2010, 68(6):888-892
11. Bullock MR, Chesnut R, Ghajar J et al. Surgical management of acute epidural hematomas. Neurosurgery 58:S2-7-S2-15, 2006
12. Drake RA, Vogl AW, Mitchell A. (2009). Grey’s Anatomy for Students 2nd edition. Elsevier
13. Khairat A, Waseem M. Epidural Hematoma. [Updated 2018 Nov 15] In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing 2019
14. Ahn ES, Proctor MR. (2018) Intracranial epidural hematoma in children: Clinical features, evaluation and management. In UpToDate. Retrieved from
https://www.uptodate.com/contents/intracranial-epidural-hematoma-in-children-clinical-features-evaluation-and-management . April 4th 2019.
15. Greenberg MS. 2016. Traumatic Hemorrhagic Conditions in Handbook of Neurosurgery, 8 th edition. New York: Thieme
16. Hu TT, Yan L, Yan PF et al. Assesment of the ABC/2 Method of Epidural Hematoma Volume Measurement as Compared to Computer Assisted Planimetric Analysis. Biological Research
for Nursing (2015):1-7
36
17. Gutowski P, Meier U, Lemcke J et al. Clinical Outcome of Epidural Hematoma Treated Surgically in the Era of Modern Resuscitation and Trauma Care. World Neurosurg. (2018)
118:e166-e174. https://doi.org/10.1016/j.wneu.2018.06.147