Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IK
LATIHAN SO
A L UKOM
SOAL NO.1
A. Schlesinger D. Fouchet
B. Sulkowith E. Erlich
C. Benedict
PEMBAHASAN
A. SCHLESINGER
B. SULKOWITH
C. BENEDICT
D. FOUCHET
E. ERLICH
E. FOUCHET
SOAL NO.2
D. NaF
SOAL NO.3
A.Esbach
B. Rothera
C. Harrison
D.Schlesinger
E. Asam salisilat
PEMBAHASAN
ASIDOSIS : kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
PENYEBAB : Asidosis terjadi saat keseimbangan asam-basa di dalam tubuh
terganggu, sehingga kadar asam menjadi sangat tinggi. Ada 3 mekanisme yang
menyebabkan munculnya asidosis, yaitu produksi asam yang berlebihan,
pengeluaran asam yang terganggu, dan proses keseimbangan asam-basa di dalam
tubuh yang tidak normal.
JENIS : Asidosis Metabolik dan Respiratorik
METABOLIK :Kondisi ini terjadi ketika produksi asam di tubuh terlalu berlebihan
atau saat ginjal tidak mampu mengeluarkan asam dari dalam tubuh.
RESPIRATORIK : Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada sistem pernapasan
yang meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah.
PEMBAHASAN
ASIDOSIS METABOLIK:
a. Asidosis diabetik
Asidosis diabetik atau ketoasidosis diabetik disebabkan oleh produksi
badan keton (asam) yang berlebihan.
b. Asidosis laktat
Asidosis laktat atau lactate acidosis disebabkan oleh produksi asam
laktat yang berlebihan.
c. Asidosis hiperkloremik
Peningkatan kadar asam dalam tubuh pada kondisi ini disebabkan oleh
kehilangan natrium bikarbonat (basa) yang berlebihan dalam waktu yang
lama.
d. Asidosis tubulus renalis
Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui
urine, sehingga asam terkumpul di dalam darah.
JAWABAN NO.3
D. ROTHERA
SOAL NO.4
A. PANDY
Reagen ini dipakai untuk mengetahui protein (albumin dan globulin)
dalam cairan otak
Pemeriksaan ini menggunakan larutan fenol jenuh yang di buat dari 10 ml
penolum liquefactum dalam 90 ml akuades dan disimpan selama
beberapa hari dalam lemari gelap.
Pemeriksaan di lakukan dengan menambahkan 2 tetes spesimen LCS ke
dalam 1 mL reagen Pandy. Hasil di baca segera dan dinyatakan positif
apabila terbentuk kekeruhan berwarna putih yang bervariasi dari kabut
halus hingga menyerupai gumpalan.
PEMBAHASAN
B. RIVALTA
• membedakan jenis cairan tubuh adalah suatu transudat atau eksudat
• Prosedur Kerja:
1. Isi gelas ukur dengan 100 ml akuades
2. Tambahkan 1-2 tetes asam asetat glasial ke dalam akuades tersebut
3. Teteskan cairan pleura dari ketinggian pipet 1 cm di atas permukaan
cairan
4. Amati ada atau tidaknya kekeruhan pada akuades dalam gelas ukur
tersebut
PEMBAHASAN
D. SCHMIDT
o Untuk mengetahui adanya sterkobilin dalam faeces.
o Strekobilin yaitu zat mewarnai feses dan beberapa di serap kembali oleh
darah di buang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang di
sebut urobilin.
o Reagensia : Larutan jenuh Sublimat (HgCl2)
o Cara Kerja :
1. 3 gram faeces atau sepucuk sendok dicampur dengan 4-5 mL larutan
sublimat jenuh.
2. Diaduk agar tercampur.
3. Dipanaskan sampai mendidih dan dinginkan.
4. Dibaca hasilnya.
o Penilaian Hasil : Adanya sterkobilin terbentuk warna merah.
PEMBAHASAN
D. BENZIDEN
Untuk mengetahui adanya darah samar dalam faeces.
Reagensia : Larutan Benzidine jenuh, Asam asetat glasial, Larutan
Hidrogen peroksida 3%
Cara Kerja :
1. tabung reaksi I : masukkan sepucuk sendok benzidine.
2. Tambahkan 3 tetes asam asetat glasial dan kocok.
3. Ditambah 20 tetes H2O2 3% dan dicampur hingga homogen.
4. Tabung reaksi II : Faeces disuspensikan menggunakan air atau aquadest
dan dipanaskan nyala api kecil. Dinginkan.
5. Dicampur tabung I ke tabung II dan diamkan selama 5 menit.
6. Dibaca hasilnya.
Penilaian sama dengan darah samar dalam feaces :
Hasil negatif (-) bila larutan tetap coklat
Hasil positif (+) bila larutan coklat kemerahan
JAWABAN NO.5
E. BENZIDEN
SOAL NO.6
B. LUGOL
SOAL NO.7
Tuan Anton, usia 62 tahun pergi berobat ke dokter dengan gejala demam, sakit
perut, diare, mual dan muntah lebih tiga hari. Dokter mendiagnosa pasien
keracunan makanan, dan dirujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan feses.
ATLM yang bertugas meminta pasien untuk mengumpulkan sampel fesesnya.
Apa hasil pemeriksaan makroskopis sampel feses pasien di atas?
A. Berbutir kecil, keras, berwarna tua
B. Rapuh, dengan lendir tanpa darah
C. Cair ada sisa padat sedikit, hitam
D. Rapuh, dengan darah dan lendir
E. Rapuh, ada nanah dan jaringan
JAWABAN NO.7
C. Cairan Eksudat
SOAL NO.9
A. ASPERMIA
Aspermia berkaitan dengan jumlah sperma dalam air mani pria. Kurangnya jumlah
sperma dalam air mani dapat terjadi karena penyumbatan pada saluran ejakulasi atau
ejakulasi pada kandung kemih, yang sering disebut aspermia retrograde
B. MIKROSPERMIA
Mikrospermia : kepala spermatozoa yang berbentuk oval tetapi ukurannya 25% lebih
kecil dari kepala normal.
C. Oligospermia
Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air mani yang dikeluarkan
saat ejakulasi berjumlah sedikit.
D. Nekrospermia
Necrospermia (atau necrozoospermia ) adalah suatu kondisi dimana persentase
hidup yang rendah dan persentase spermatozoa imotil yang sangat tinggi.
E. Asthenospermia
Asthenozoospermia adalah kondisi saat sperma tidak bisa bergerak dengan lincah.
Padahal untuk bisa membuahi sel telur, sperma harus “menempuh” perjalanan cukup
panjang sejak dikeluarkan dari penis. Mulai dari liang vagina, serviks, tuba falopi, dan
banyak lagi.
JAWABAN NO.9
D. Nekrospermia
SOAL NO.10
A. Insulin
B. Kortisol
C. Tiroksin
D. Oksitosin
E. Glukagon
PEMBAHASAN
A. INSUILIN
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Hormon ini sangat erat
kaitannya dengan kadar gula dalam darah. Sebab, tugasnya adalah mengontrol kadar
gula (glukosa) pada darah.
B. KORTISOL
Hormon kortisol adalah hormon yang berkaitan dengan respons tubuh terhadap stres
dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon kortisol dilepaskan kelenjar tersebut,
utamanya saat Anda menghadapi stres dan sering disebut sebagai indikator stres.
C. TIROKSIN
Tiroksin adalah hormon yang mengatur metabolisme tubuh.
D. OKSITOSIN
Oksitosin adalah hormon yang berperannya dalam sistem reproduksi wanita serta
proses kelahiran dan menyusui.
E. GLUKAGON
Glukagon adalah hormon protein yang diproduksi dalam pankreas yang berfungsi
sebagai penyeimbang insulin.
JAWABAN NO.12
A. Insuilin
SOAL NO.13
E. Glikohemoglobin (HbA1c)
HbA1c adalah komponen minor dari hemoglobin yang berikatan
dengan glukosa. Hubungan langsung antara HbA1c dan rata-rata
glukosa darah terjadi karena eritrosit terus menerus terglikasi selama
120 hari masa hidupnya dan laju pembentukan glikohemoglobin
setara dengan kosentrasi glukosa darah, oleh sebab itu pengukuran
HbA1c penting untuk kontrol jangka panjang status glikemi pada
pasien diabetes.
JAWABAN NO.13
E. Glikohemoglobin
(HbA1c)
SOAL NO.14
C. Wholeblood
SOAL NO.15
C. HbA1a
SOAL NO.16
A. POLIDIPSIA
Polidipsia adalah istilah medis untuk rasa haus yang ekstrem yang
membuat seseorang tidak dapat meredakannya dengan minum.
B. POLIURIA
Poliuria adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan urine (air kencing)
secara berlebihan.
C. POLIFAGIA
Polifagia adalah kondisi lapar berlebihan walau mungkin sudah banyak
makan
D. POLISPERMIA
Polispermia adalah pembuahan sel telur dengan lebih dari satu sperma.
E. HbA1C (SUDAH DI JELASKAN)
JAWABAN NO.16
B. Poliuria
SOAL NO.17
Rumus
LDL= TC-HDL-(TG/5)
JAWABAN NO.17
Rumus
LDL= TC-HDL-(TG/5)
HDL = TC – LDL – (TG/5)
= 260 – 150 – (300/5)
= 260 – 150 – 60
= 50 mg/dl
JAWABAN NO. 18
E. 50 mg/dL
SOAL NO. 19
A. 0,375 Ml
B. 0,3 Ml
C. 0,2 Ml
D. 1,2 Ml
E. 1,3 mL
PEMBAHASAN
B. 0,3 ml
SOAL NO. 20
A.Direk dan
indirek
SOAL NO. 21
A. Trigliserida
B. Kolesterol
C. VLDL
D. HDL
E. LDL
PEMBAHASAN
A. Trigliserida
B. KOLESTEROL
C. VLDL
D. HDL
E. LDL
A. Trigliserida
SOAL NO 22.
A. Glukosa
B. Kolesterol
C. Asam Urat
D. SGOT dan SGPT
E. Ureum dan Kreatinin
JAWABAN NO 22.
A. ALT
B. AST
C. Gamma GT
D. Alkali fosfatase
E. Laktat dehidrogenase
PEMBAHASAN
C. Gamma GT
sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada
hati secara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain hati
PEMBAHASAN
D. Alkali fosfatase
Fosfatase alkali meningkat pada berbagai jenis penyakit hati. Fosfatase alkali
sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim yang serupa, yang dibuat dalam saluran cairan
empedu dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan dalam banyak jaringan lain.
Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat karena
alasan apa pun. Di antara yang lain, peningkatan pada fosfatase alkali dapat terjadi
terkait dengan sirosis dan kanker hati.
D. Gamma GT
SOAL NO 24.
A. Hati
B. Otot
C. Jantung
D. Paru-paru
E. Ginjal
JAWABAN NO. 24
A. HATI
SOAL NO 25.
Seorang ibu bersama anaknya yang berusia 10 tahun datang ke laboratorium dengan
membawa surat permintaan pemeriksaan urin rutin atas nama anaknya. Untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik, ATLM yang bertugas memberi penjelasan
kepada ibu pasien tentang cara pengumpulan spesimen yang benar dan memberikan
wadah penampung sampel urin. Apa wadah penampung urin yang diberikan oleh ATLM
tersebut?
A. Bermulut kecil
B. Tidak berwarna
C. Harus bersih dan steril
D. Terbuat dari plastik tipis
E. Bermulut lebar dan bertutup
PEMBAHASAN
a. BUN
b. Kreatinin
c. AST
d. ALT
e. Albumin
PEMBAHASAN
BUN
Kreatinin
ALBUMIN
B. KREATININ
SOAL NO. 27
a. BUN
b. Kreatinin
c. AST
d. ALT
e. ALP
JAWABAN NO. 27
a. BUN
SOAL NO. 28
A. Lambung
B. Jantung
C. Testis
D. Ginjal
E. Hati
JAWABAN NO. 28
D. Ginjal
SOAL NO. 29
A.Trigliserida
B. Cholesterol
C. Uric acid
D. Ureum
E. SGOT/SGPT
PEMBAHASAN
D. Ureum
SOAL NO.30
A. Amilase
B. Kolinesterase
C. Alkalin Pospatase
D. Lakitc Dehydrogenase
E. Alanin Amino Transferase
PEMBAHASAN
AMILASE
Enzim amilase diproduksi di kelenjar liur, pankreas, dan usus
halus. Enzim ini bertugas memecah zat pati atau karbohidrat
menjadi gula (glukosa). Saat makanan yang mengandung
karbohidrat dikunyah, kelenjar liur di dalam mulut akan
menghasilkan amilase.
Setelah tertelan, makanan tersebut akan dicerna lebih lanjut di
usus halus oleh enzim amilase yang dihasilkan oleh pankreas.
Di dalam usus, amilase terus memecah molekul zat pati
hingga menjadi glukosa, yang nantinya akan diserap ke dalam
sirkulasi darah melalui dinding usus halus.
PEMBAHASAN
KOLINESTERASE
Enzim kolinesterase adalah suatu
bentuk enzim dari katalis biologik di dalam
jaringan tubuh yang berperan untuk menjaga
agar otot-otot, kelenjar-kelenjar dan saraf
bekerja secara terorganisir.
SOAL NO. 31
A. Klorida
B. Natrium
C. Magnesium
D. SGOT & SGPT
E. ɤ - GT (Gamma GT)
PEMBAHASAN
CAIRAN ELEKTROLIT
Elektrolit adalah Cairan yang mengontrol berbagai fungsi fisiologis penting. Elektrolit bisa berupa
kalsium, klorida, magnesium, fosfat, kalium atau sodium. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+ ),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+ ). Anion utama dalam
cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3- ), sedangkan anion utama dalam
cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43- ). Kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan
interstitial kurang lebih sama, sehingga nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari
cairan ekstraseluler. Berbagai zat tersebut dapat diperoleh dari makanan, minuman, atau suplemen.
Elektrolit harus dipertahankan dalam jumlah yang seimbang agar tubuh tetap berfungsi dengan baik.
Ketika jumlahnya tidak seimbang, maka berbagai sistem tubuh yang vital dapat terpengaruh. Gangguan
elektrolit terjadi ketika kadar elektrolit dalam tubuh terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ketidakseimbangan elektrolit yang parah menyebabkan masalah serius seperti koma, kejang, dan henti
jantung.
Tidak semua jenis gangguan elektrolit menimbulkan gejala yang sama, tetapi umumnya banyak gejala
serupa yang terjadi, seperti:
a. Gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu lambat (bradikardia), denyut jantung
terlalu cepat (takikardia), ataupun denyut jantung tidak teratur.
b. Lemas dan mudah lelah.
c. Mual dan muntah.
d. Kejang.
e. Diare.
f. Sembelit.
g. Kram perut.
h. Kelemahan otot hingga tangan dan kaki jadi sulit digerakkan.
i. Sakit kepala.
j. Penurunan kesadaran, bahkan hingga tingkat koma.
k. Baal atau kesemutan.
PEMBAHASAN
KLORIDA
Klorida dibutuhkan untuk membantu keseimbangan
elektrolit atau cairan tubuh, menjaga asam/basa (pH)
tubuh, dan penting untuk pencernaan. Tubuh dapat
mengalami hipokloremia (kekurangan klorida) akibat
gagal ginjal akut, terlalu banyak berkeringat, muntah,
menderita gangguan makan, gangguan kelenjar
adrenal, cystic fibrosis, atau karena disengat
kalajengking. Sedangkan hiperkloremia (kelebihan
klorida) bisa terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan
kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau menjalani cuci
darah. Kadar klorida yang normal adalah 98-108
mmol/L.
PEMBAHASAN
MAGNESIUM
Magnesium merupakan mineral elektrolit penting untuk produksi
DNA dan RNA, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatur
kadar glukosa darah, menjaga irama atau ritme jantung, serta
berkontribusi pada fungsi saraf dan kontraksi otot. Magnesium
juga dapat memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.
Kelebihan magnesium atau hipermagnesemia biasanya terjadi
pada pasien penyakit Addison atau penderita penyakit ginjal
stadium akhir. Dan tubuh dapat kekurangan magnesium
(hipomagnesemia), biasanya karena gagal jantung, keringat
berlebihan, diare kronis, gangguan pencernaan, kecanduan
alkohol, atau minum obat seperti diuretik dan antibiotik.
Kadar magnesium darah yang normal adalah 1,8 sampai 2,2
miligram per desiliter (mg/dL).
PEMBAHASAN
KALSIUM
Kalsium merupakan mineral penting yang digunakan oleh tubuh untuk
menstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot rangka,
membangun tulang dan gigi yang kuat, berperan dalam penghantaran impuls
saraf dan gerakan otot, serta membantu proses pembekuan darah.
Kelebihan kalsium disebut hiperkalsemia, dan kondisi ini bisa terjadi apabila
kita menderita hiperparatiroidisme; penyakit ginjal; gangguan tiroid; penyakit
paru-paru seperti tuberkulosis atau sarkoidosis; beberapa jenis kanker;
mengonsumsi suplemen vitamin D, kalsium, atau antasida secara berlebihan;
atau minum obat litium dan teofilin.
Sedangkan kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal,
hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kanker prostat,
gangguan pencernaan, dan obat tertentu termasuk heparin, obat osteoporosis,
dan obat antiepilepsi.
Kadar kalsium darah dalam serum keadaan normal 9-11 mg/dl.
PEMBAHASAN
KALIUM / POTASIUM
Manfaat kalium adalah untuk mengatur fungsi jantung dan
tekanan darah, membantu hantaran rangsang saraf, kontraksi
otot, kesehatan tulang, dan keseimbangan elektrolit; serta
menjaga kesehatan saraf dan otot. Dalam darah, jumlah kalium
normal berada di kisaran 3,5-5 milimol/liter (mmol/L).
Kekurangan kalium disebut hipokalemia. Dapat terjadi pada
orang yang memiliki gangguan makan; menderita diare,
muntah parah, atau dehidrasi; minum obat pencahar, diuretik,
atau kortikosteroid. Sedangkan hiperkalemia adalah kondisi di
mana jumlah kalium dalam darah berlebih, biasanya
disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis berat,
minum obat penurun tekanan darah atau diuretik, atau karena
kadar hormon kortisol dalam tubuh terlalu rendah.
Kadar kalium normal adalah 3,7-5,2 mmol/L.
PEMBAHASAN
FOSFAT
Bersama dengan kalsium, fosfat bertugas menguatkan tulang dan
gigi, serta membantu sel menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Kekurangan fosfat
(hipofosfatemia) biasanya diakibatkan oleh kelenjar paratiroid
yang terlalu aktif, kekurangan vitamin D, kelaparan, luka bakar
parah, penyalahgunaan alkohol akut, atau obat-obatan tertentu.
Sementara kelebihan fosfat (hiperfosfatemia), biasanya terjadi
karena cedera otot parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal
nafas, penyakit ginjal kronis, kadar kalsium rendah, sedang
menjalani pengobatan kanker, dan minum obat pencahar yang
mengandung fosfat secara berlebihan.
kadar fosfat darah dalam tubuh adalah 2.5-4.5 mg/dL.
PEMBAHASAN
BIKARBONAT
Mineral yang kadar normalnya 22-30
mmol/L ini berfungsi membantu tubuh
mempertahankan pH yang sehat, mengatur
kadar cairan tubuh dan mengatur fungsi
jantung. Gangguan pada jumlah bikarbonat
dalam darah bisa disebabkan oleh gangguan
pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit
metabolik.
Kadar bikarbonat normal berkisar antara 22-28 mEq/L.
JAWABAN NO. 31
C. Magnesium
SOAL NO. 32
A. EDTA
B. Heparin
C. Natrium sitrat
D. Double oxalat
E. Natrium fluoride
PEMBAHASAN
A. EDTA
Garam-garam yang mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion sehingga pembekuan
dapat dicegah. EDTA tidak pengaruh besar terhadap bentuk dari eritrosit dan leukosit. Selain itu EDTA juga
dapat mencegah penggumpalan trombosit, sehingga sangat baik sebagai antikoagulan untuk pemeriksaan
trombosit. EDTA dapat digunakan untuk kebanyakkan pemeriksaan hematologi. Pemakaian antikoagulan
EDTA sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibandikkan dengan antikoagulan lain
Ada tiga macam EDTA antara lain :
a. Dinatrium EDTA (Na2EDTA)
b. Dipotassium EDTA (K2EDTA)
c. Tripotassium EDTA (K3EDTA)
Yang paling baik digunakkan dari ketiga antikoagulan EDTA diatas adalah K2EDTA
Perbandingan EDTA yang digunakan :
EDTA kering : 1 mg EDTA / 1 ml darah
EDTA cair : 0.01 ml EDTA / 1 ml darah
EDTA cair (larutan EDTA 10%) lebih sering digunakan karena EDTA cair lebih mudah homogen dibandingan
EDTA kering. EDTA kering lebih lamar larutnya, sehingga memelukan waktu yang lama untuk homogen.
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan antikoagulan EDTA
ü Penentuan kadar Hb
ü Penentuan hematokrit
ü Penentuan laju endap darah (LED)
ü Penentuan golongan darah
ü Perhitungan sel-sel darah, dan retikulosit
ü Pembuatan hapusan darah
ü Penentuan resistensi darah
PEMBAHASAN
B. Heparin :
Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, heparin bekerja
dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga
menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Jenis heparin yang sering
digunakan adalah lithium, karena tidak mengganggu analisa beberapa
macam ion dalahm darah.
Banyaknya heparin yang digunakan
Heparin kering : 0,1 – 0,2 mg / 1 ml darah
Heparin cair : 1.5 – 2.5 µ / 1 ml darah
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan antikoagulan heparin :
o Penentuan hemoglobin
o Penentuan hematokrit
o Penghitungan sel-sel darah
o Penentuan golongan darah
o Transfusi darah
o Penentuan resistensi osmotic
o penentuan pH, gas darah dan elektrolit
PEMBAHASAN
c. Natrium Sitrat
Natrium citrat yang digunakan berbentuk larutan 3,8%. Natrium
sitrat bekerja dengan mencegah pembekuan darah dengan cara
mengikat ion kalsium dalam darah. Natrium sitrat biasa digunakan
untuk pemeriksaan laju endap darah, dengan perbandingan 1
natrium sitrat : 4 darah.
Pembuatan natrium sitrat dengan cara melarutkan 3,8 gram natrium
sitrat dengan 100 ml aquades.
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan natrium sitrat :
• Penentuan laju endap darah
• Eritrosit sedimen rate
• Agregasi trombosit
• Penentuan golongan darah
• Transfusi darah
PEMBAHASAN
d. Double Oxalat
Nama lainnya adalah anticoagulant dari Heller and Paul atau
Balanced Oxalate Mixture. Dipakai dalam bentuk kering agar tidak
mengencerkan darah yang diperiksa. Kalium oxalat menyebabkan
erythrosit mengkerut sedangkan amonium oxalat menyebabkan
erytrosit mengembang, campuran keduanya dengan perbandingan 3
: 2 maka terjadi keseimbangan tekanan osmotik eryhtrosit. Setiap 2
mg antikoagulant ini dapat mencegah pembekuan 1 ml darah.
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan double oxalat :
Penentuan hemoglobin
Penentuan hematokrit
Penentuan Laju Endap Darah (LED)
Penentuak resistensi eritrosit
Penentuan golongan darah
PEMBAHASAN
e. Natrium Fluoride
Natrium Fluorida (NaF) adalah antikoagulan
yang digunakan untuk pemeriksaan kadar
glukosa darah, karena NaF dianggap mampu
menghambat proses glikolisis.(Gandasoebrata
R, 2004) NaF mengendapkan Ca++ manjadi
CaF2, NaF dapat mencegah glikolisis dengan
menghambat kerja enzim enolase.
JAWABAN N0. 33
B. Heparin
SOAL NO. 34
A. Hipoksemia
B. Respiratory opposite
C. Kelainan Metabolik alkalosis
D. Kelainan sistem pernafasan Asidosis respiratorik
E. Asidosis respiratorik kompensasi sistem metabolik
PEMBAHASAN
LANJUTAN
Hasil analisa gas darah umumnya meliputi pengukuran terhadap beberapa hal, antara lain:
Asam basa (pH) darah, yaitu dengan mengukur jumlah ion hidrogen dalam darah. Jika
pH darah di bawah normal dikatakan lebih asam, sementara jika pH di atas nilai
normal maka darah dikatakan lebih basa.
Saturasi oksigen, yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di
dalam sel darah merah.
Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang larut di dalam darah.
Pengukuran ini dapat menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari paru ke
dalam darah.
Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan karbon dioksida yang larut
di dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
dikeluarkan dari tubuh.
Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu mencegah pH darah menjadi
terlalu asam atau terlalu basa.
PEMBAHASAN
LANJUTAN
Hasil normal.
Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:
pH darah arteri: 7,38-7,42.
Tingkat penyerapan oksigen (SaO2): 94-100%.
Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mmHg.
Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38-42 mmHg.
Bikarbonat (HCO3): 22-28 mEq/L.
PEMBAHASAN
Hipoksemia
Hipoksemia adalah kondisi di mana
kadar oksigen dalam darah rendah.
Padahal, oksigen sangat diperlukan
untuk menjaga organ dan jaringan tubuh
tetap berfungsi dengan baik.
Hipoksemia bisa terdeteksi melalui
pemeriksaan fisik serta tes darah.
PEMBAHASAN
Respiratory opposite
pCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah
(asidosis) dan sebaliknya.
PEMBAHASAN
C. Darah arteri
TAMBAHAN
SOAL NO. 36
D. LDH
SOAL NO. 38
D. Alkaliosis respiratorik
terkompensasi penuh
SOAL NO. 39
Seorang pasien rawat inap di ruang penyakit dalam, sedang diambil darah untuk
pemeriksaan analisa gas darah. Hasil pemeriksaan didapatkan pH: 7,50 ; pCO2:
42 mmHg; dan HCO3: 33 mmol/L. Apa interpretasi hasil pemeriksaan tersebut?
A. Asidosis metabolik
B. Asidosis respiratorik
C. Asidosis metabolik tanpa kompensasi
D. Alkalosis metabolik tanpa kompensasi
E. Alkalosis respiratorik tanpa kompensasi
JAWABAN NO. 39
C. 0,036