Anda di halaman 1dari 145

KIMIA KLIN

IK
LATIHAN SO
A L UKOM
SOAL NO.1

1. Seorang ATLM melakukan pemeriksaan bilirubin di dalam urine. Hasil


pemeriksaan yang didapatkan setelah ditambah reagen yaitu adanya warna
hijau pada kertas saring yang telah dipresipitatkan dengan BaCl2 10%.
Reagen apa yang dimaksud pada pemeriksaan tersebut?

A. Schlesinger D. Fouchet
 

B. Sulkowith E. Erlich
 

C. Benedict
 
PEMBAHASAN

A. SCHLESINGER

 Merupakan metode pemeriksaan Urobilin Urin


 Bahan : Reagen Schlesinger (zink asetat jenuh/zinkclorida yg jenuh dalam
alkohol 95%), larutan lugol ( iodium 1%)
 Cara pemeriksaan:
1. mencampurkan 5 mL urin dengan beberapa tetes ammonia 10 % sampai
bereaksi basa.
2. tambahkan 5 mL larutan Zink Asetat jenuh, kemudian dikocok sampai
homogen.
3. Larutan tersebut di saring, kemudian filtrat ditetesi dengan Yodium 1 %
4. Periksalah adanya fluoresensi dalam filtrat tersebut, di uji dengan cahaya
matahari berpantul dengan latar belakang hitam.
5. Adanya fluoresensi hijau samar hasilnya positif +, fluoresensi hijau kuat
sekali positif ++
PEMBAHASAN

B. SULKOWITH

 Merupakan metode pemeriksaan Kalsium Urin


 Cara pemeriksaan:
1. Masukkan 3ml urine segar ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi,
tabung kedua hanya sebagian kontrol.
2. Tambahkan pada tabung pertama 3ml reagen sulkowitch, lalu campur
dan biarkan selama 2-3 menit.
3. Baca hasilnya.
 Interpretasi Hasil :
a. Negatif      : Tidak terjadi kekeruhan
b. Positif 1 (+)     : Terjadi kekeruhan ringan
c. Positif 2(++)      : Terjadi kekeruhan sedang
d. Positif 3 (+++) : Terjadi kekeruhan agak berat yang timbul <20 detik
e. Positif 4 (++++): Kekeruhan yang terjadi seketika
PEMBAHASAN

C. BENEDICT

 Merupakan metode pemeriksaan Glukosa Urin


 Cara Pemeriksaan:
1. Masukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
2. Teteskan 5-8 tetes urin ke dalam tabung tsb
3. Panaskan di atas lampu spirtus selama 2 menit mendidih atau waterbath
mendidih 5 menit
4. Angkat tabung kocok isisnya dan bacalah hasil reduksi
 Interpretasi Hasil :
Negatif : tetap biru jernih, sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh
Positif + : hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
Positif ++: Kuning Keruh (1-1,5% glukosa)
Positif +++: Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
Positif ++++: Merah Keruh (lebih dari 3,5% glukosa)
PEMBAHASAN

D. FOUCHET

 Merupakan metode pemeriksaan Bilirubin Urin


 Cara Pemeriksaan:
1. memasukkan 5 mL urin dalam tabung reaksi,
2. ditambahkan 2,5 mL larutan BaCl 10 % dan 2 tetes larutan NaHPO4 jenuh,
kemudian dikocok sampai homogen
3. Saring dengan kertas saring untuk memisahkan presipitatnya
4. Kertas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong, dibuka
lipatannya dan ditaruh mendatar di atas corong itu. Biarkan beberapa
lama sampai agak kering.
5. Teteskan 2-3 tetes reagen fouchet ke atas presipitat di atas kertas saring
itu.
6. Timbulnya warna hijau menandakkan adanya bilirubin.
PEMBAHASAN

E. ERLICH

 Merupakan metode pemeriksaan Urobilinogen Urin


 Cara Pemeriksaan:
1. Sebanyak 5 ml urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 0,5 ml reagen Ehrlich (5 tetes),Homogenkan dan biarkan
selama 5 menit.
3. Kemudian baca hasil.
4. Terbentukanya warna merah menandakan bahwa urobilinogen positif.
JAWABAN NO.1

E. FOUCHET
SOAL NO.2

Ada seorang laki-laki umur 60 tahun datang kesebuah


laboratorium klinik swasta dengan membawa rujukan
dari dokter untuk pemeriksaan glukosa urin Tetapi
pemeriksaan perlu penundaan. Pengawet apakah yang
ditambahkan supaya pemeriksaan dapat berkualitas
A. Toluen
B. Chloroform
C. Formaldehid
D. NaF
E. Thymol
PEMBAHASAN

A. TOLUEN : Merupakan pengawet urin yang berfungsi untuk menghambat


perombakan urin oleh kuman.
B. Chlorform : Pengawet ini dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri, tetapi tidak dianjurkan untuk pemeriksaan rutin
karena dapat menyebabkan perubahan karakteristik elemen seluler
dalam sedimen.
C. Formaldehid : (Formalin) pengawet sedimen yang paling baik tetapi
pengawet ini merupakan bahan pereduksi yang dapat menganggu
pemeriksaan kimia untuk glukosa, darah, esterase leukosit, dan reduksi
tembaga.
D. NaF : Mencegah Glikolisis
E. Thymol : Seperti toulena, thymol mampu menstabilkan urine pada
umumnya. Namun, pengawet ini berpengaruh dalam uji presipitasi asam
untuk protein, sehingga pemakaian dalam bentuk butiran harus
diperhatikan.
JAWABAN NO.2

D. NaF
SOAL NO.3

Laki-laki berusia 56 tahun yang menderita diabetes


mellitus mengalami komplikasi akut. Pemeriksaan urine
dilakukan pada pasien yang dalam keadaan sadar untuk
mendukung diagnosis. Hasil pemeriksaan analisa gas
darah menunjukkan kondisi asidosis. Apakah reagen yang
dapat digunakan dalam kasus tersebut?

A.Esbach
B. Rothera
C. Harrison
D.Schlesinger  
E. Asam salisilat
PEMBAHASAN

A. ESBACH : Merupakan metode pemeriksaan Protein Urin


B. ROTHERA : Merupakan metode pemeriksaan Keton Urin
C. HARRISON : Merupakan metode pemeriksaan Bilirubin Urin
D. SCHLESINGER : Merupakan metode pemeriksaan Urobilin Urin
E. Asam Salisilat : Merupakan metode pemeriksaan Protein Urin

 ASIDOSIS : kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
 PENYEBAB : Asidosis terjadi saat keseimbangan asam-basa di dalam tubuh
terganggu, sehingga kadar asam menjadi sangat tinggi. Ada 3 mekanisme yang
menyebabkan munculnya asidosis, yaitu produksi asam yang berlebihan,
pengeluaran asam yang terganggu, dan proses keseimbangan asam-basa di dalam
tubuh yang tidak normal. 
 JENIS : Asidosis Metabolik dan Respiratorik
 METABOLIK :Kondisi ini terjadi ketika produksi asam di tubuh terlalu berlebihan
atau saat ginjal tidak mampu mengeluarkan asam dari dalam tubuh.
 RESPIRATORIK : Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada sistem pernapasan
yang meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah.
PEMBAHASAN

 ASIDOSIS METABOLIK:
a. Asidosis diabetik
Asidosis diabetik atau ketoasidosis diabetik disebabkan oleh produksi
badan keton (asam) yang berlebihan.
b. Asidosis laktat
Asidosis laktat atau lactate acidosis disebabkan oleh produksi asam
laktat yang berlebihan.
c. Asidosis hiperkloremik
Peningkatan kadar asam dalam tubuh pada kondisi ini disebabkan oleh
kehilangan natrium bikarbonat (basa) yang berlebihan dalam waktu yang
lama.
d. Asidosis tubulus renalis
Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui
urine, sehingga asam terkumpul di dalam darah.
JAWABAN NO.3

D. ROTHERA
SOAL NO.4

Pasien dengan riwayat diabetes mellitus datang ke laboratorium dengan


membawa surat pengantar dari dokter. Hasil pemeriksaan glukosa urine
dengan reagen Benedict menunjukkan warna biru dan kadar glukosa darah
puasa menunjukkan 250 mg/dl. Apakah yang harus dilakukan ATLM perihal
hasil pemeriksaan tersebut?

A. Meminta sampel baru ke bagian sampling


 

B. Menanyakan asupan pasien sebelum pemeriksaan


 

C. Melakukan pemeriksaan ulang pada sampel tersebut


 

D. Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut ke supervisor


 

E. Melakukan evaluasi qualitycontrol pada hari tersebut


 
JAWABAN NO.4

D. MELAKUKAN PEMERIKSAAN ULANG PADA SAMPEL


TERSEBUT
SOAL NO.5

5. Seorang ATLM melakukan pemeriksaan faeces darah samar di


laboratorium. Prinsip pemeriksaan yang dilakukan adalah
haemoglobin sebagai peroksidase akan menguraikan H2O2 menjadi H2O
dan O2 membentuk warna biru kehijauan. Metode apa yang digunakan
dalam pemeriksaan tersebut?

A. Pandy B. Rivalta C. Benedict D. Schmidt E. Benziden


 
PEMBAHASAN

A. PANDY
 Reagen ini dipakai untuk mengetahui protein (albumin dan globulin)
dalam cairan otak
 Pemeriksaan ini menggunakan larutan fenol jenuh yang di buat dari 10 ml
penolum liquefactum dalam 90 ml akuades dan disimpan selama
beberapa hari dalam lemari gelap.
 Pemeriksaan di lakukan dengan menambahkan 2 tetes spesimen LCS ke
dalam 1 mL reagen Pandy. Hasil di baca segera dan dinyatakan positif
apabila terbentuk kekeruhan berwarna putih yang bervariasi dari kabut
halus hingga menyerupai gumpalan.
PEMBAHASAN

B. RIVALTA
• membedakan jenis cairan tubuh adalah suatu transudat atau eksudat
• Prosedur Kerja:
1. Isi gelas ukur dengan 100 ml akuades
2. Tambahkan 1-2 tetes asam asetat glasial ke dalam akuades tersebut
3. Teteskan cairan pleura dari ketinggian pipet 1 cm di atas permukaan
cairan
4. Amati ada atau tidaknya kekeruhan pada akuades dalam gelas ukur
tersebut
PEMBAHASAN

C. BENEDICT : GLUKOSA URIN


PEMBAHASAN

D. SCHMIDT
o Untuk mengetahui adanya sterkobilin dalam faeces.
o Strekobilin yaitu zat mewarnai feses dan beberapa di serap kembali oleh
darah di buang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang di
sebut urobilin.
o Reagensia : Larutan jenuh Sublimat (HgCl2)
o Cara Kerja :
1. 3 gram faeces atau sepucuk sendok dicampur dengan 4-5 mL larutan
sublimat jenuh.
2. Diaduk agar tercampur.
3. Dipanaskan sampai mendidih dan dinginkan.
4. Dibaca hasilnya.
o Penilaian Hasil : Adanya sterkobilin terbentuk warna merah.
PEMBAHASAN

D. BENZIDEN
 Untuk mengetahui adanya darah samar dalam faeces.
 Reagensia : Larutan Benzidine jenuh, Asam asetat glasial, Larutan
Hidrogen peroksida 3%
 Cara Kerja :
1. tabung reaksi I : masukkan sepucuk sendok benzidine.
2. Tambahkan 3 tetes asam asetat glasial dan kocok.
3. Ditambah 20 tetes H2O2 3% dan dicampur hingga homogen.
4. Tabung reaksi II : Faeces disuspensikan menggunakan air atau aquadest
dan dipanaskan nyala api kecil. Dinginkan.
5. Dicampur tabung I ke tabung II dan diamkan selama 5 menit.
6. Dibaca hasilnya.
Penilaian sama dengan darah samar dalam feaces :
Hasil negatif (-) bila larutan tetap coklat
Hasil positif (+) bila larutan coklat kemerahan
JAWABAN NO.5

E. BENZIDEN
SOAL NO.6

6. Seorang ATLM diminta melakukan pemeriksaan faeces untuk identifikasi


sisa makanan yang mengandung amilum. Faeces menjadi berwarna biru
setelah diberikan larutan tertentu. Larutan apakah yang digunakan pada
pemeriksaantersebut?

A. Turk B. Lugol C. Eosin D. Hematin E. Asam Basa


 
PEMBAHASAN

A. TURK : SEL DARAH PUTIH


B. LUGOL : PATI (AMYUM)
C. EOSIN : PEMERIKSAAN TELUR CACING METODE LANGSUNG
D. HEMATIN : pigmen yang terbentuk dalam dekomposisi hemoglobin.
E. ASAM BASA
JAWABAN NO.6

B. LUGOL
SOAL NO.7

Tuan Anton, usia 62 tahun pergi berobat ke dokter dengan gejala demam, sakit
perut, diare, mual dan muntah lebih tiga hari. Dokter mendiagnosa pasien
keracunan makanan, dan dirujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan feses.
ATLM yang bertugas meminta pasien untuk mengumpulkan sampel fesesnya.
Apa hasil pemeriksaan makroskopis sampel feses pasien di atas?
A. Berbutir kecil, keras, berwarna tua
B. Rapuh, dengan lendir tanpa darah
C. Cair ada sisa padat sedikit, hitam
D. Rapuh, dengan darah dan lendir
E. Rapuh, ada nanah dan jaringan
JAWABAN NO.7

C. Cair ada sisa padat sedikit, hitam


SOAL NO.8

Seorang ATLM yang bekerja di laboratorium Rumah sakit mendapat kiriman


spesiman cairan tubuh pasien. Setelah dilakukan pemeriksaan secara
makroskopis cairan jernih, purulent seprti susu, berat jenis 1026. Rivalta tes
positif. Apa jenis cairan dari spesimen yang diperiksa oleh ATLM di atas?
A. Cairan rongga badan normal D. Cairan sendi
B. Cairan transudat E. Cairan Otak
C. Cairan eksudat
JAWABAN NO.8

C. Cairan Eksudat
SOAL NO.9

Seorang ATLM yang beekrja di laboratorium Rumah sakit melakukan


pemeriksaan sperma. Secara makroskopis diketahui semen cair dari sejak
dikeluarkan, volume 1 ml, warna abu-abu, viskositas encer. Secara
mikroskopis dengan sediaan langsung terlihat tidak ada spermatozoa yang
bergerak, dilanjutkan dengan pewarnaan supravital dengan larutan eosin
5%, tidak ditemukan sel spermatozoa yang hidup. Apa istilah yang
dipakai untuk kondisi di atas?
A. Aspermia
B. Mikrospermia
C. Oligospermia
D. Nekrospermia
E. Asthenospermia
PEMBAHASAN

A. ASPERMIA
Aspermia berkaitan dengan jumlah sperma dalam air mani pria. Kurangnya jumlah
sperma dalam air mani dapat terjadi karena penyumbatan pada saluran ejakulasi atau
ejakulasi pada kandung kemih, yang sering disebut aspermia retrograde
B. MIKROSPERMIA
Mikrospermia : kepala spermatozoa yang berbentuk oval tetapi ukurannya 25% lebih
kecil dari kepala normal.
C. Oligospermia
Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air mani yang dikeluarkan
saat ejakulasi berjumlah sedikit.
D. Nekrospermia
Necrospermia (atau necrozoospermia ) adalah suatu kondisi dimana persentase
hidup yang rendah dan persentase spermatozoa imotil yang sangat tinggi.
E. Asthenospermia
Asthenozoospermia adalah kondisi saat sperma tidak bisa bergerak dengan lincah.
Padahal untuk bisa membuahi sel telur, sperma harus “menempuh” perjalanan cukup
panjang sejak dikeluarkan dari penis. Mulai dari liang vagina, serviks, tuba falopi, dan
banyak lagi.
JAWABAN NO.9

D. Nekrospermia
SOAL NO.10

Seorang pasien datang ke laboratorium membawa surat pengantar


pemeriksaan urin lengkap. Saat ATLM memberikan wadah sampel untuk
menampung urin, pasien memberikan sampel urin yang sudah dibawa dari
rumah. Dari informasi yang didapat, sampel ditampung sesaat sebelum
berangkat ke laboratorium. Apa parameter yang diperiksa pada kasus di
atas?
A. Makroskopis
B. Makroskopis, sedimen
C. Makroskopis, sedimen, kimia
D. Volume, pH, BJ, warna dan bau
E. Protein, glukosa, bilirubin, darah samar
JAWABAN NO.10

C. Makroskopis, sedimen, kimia


SOAL NO.11

Seorang analis diminta untuk mendampingi dokter selama proses pungsi


lumbal. Analis tersebut menampung sampel LCS dalam 3 tabung, sampel
pada tabung pertama dibuang dan tidak bisa dilakukan pemeriksaan
karena kemungkinan telah terkontaminasi darah. Selain kontaminasi darah
banyak hal–hal lain yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium LCS.
Yang tidak termasuk faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan
laboratorium adalah ….

A. Pungsi lumbal yang menimbulkan cedera


B. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
C. Mendapat cairan IV yang mengandung klorida
D. Menggunakan wadah sampel steril yang disposable
E. Hiperglikemia
JAWABAN NO.11

D. Menggunakan wadah sampel steril yang disposable


SOAL NO.12

Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke rumah sakit untuk


berkonsultasi dengan dokter. Pasien tersebut mengeluh bahwa sering
berkemih terutama pada malam hari (poliuri), sering merasa haus (polidipsi),
dan nafsu makan meningkat (polifagi), tetapi berat badan mengalami
penurunan yang drastis. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
glukosa darah puasa yaitu 250 mg/dL, glukosa darah 2 jam postprandial yaitu
315 mg/dL. Hormon apakah yang berpengaruh pada hasil pemeriksaan
tersebut?

A. Insulin
B. Kortisol
C. Tiroksin
D. Oksitosin  
E. Glukagon
PEMBAHASAN

A. INSUILIN
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Hormon ini sangat erat
kaitannya dengan kadar gula dalam darah. Sebab, tugasnya adalah mengontrol kadar
gula (glukosa) pada darah.
B. KORTISOL
Hormon kortisol adalah hormon yang berkaitan dengan respons tubuh terhadap stres
dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon kortisol dilepaskan kelenjar tersebut,
utamanya saat Anda menghadapi stres dan sering disebut sebagai indikator stres.
C. TIROKSIN
Tiroksin adalah hormon yang mengatur metabolisme tubuh.
D. OKSITOSIN
Oksitosin adalah hormon yang berperannya dalam sistem reproduksi wanita serta
proses kelahiran dan menyusui. 
E. GLUKAGON
Glukagon adalah hormon protein yang diproduksi dalam pankreas yang berfungsi
sebagai penyeimbang insulin.
JAWABAN NO.12

A. Insuilin
SOAL NO.13

Seorang ATLM menerima blanko pemeriksaan laboratorium dengan


pasien yang memiliki riwayat DM. Jenis pemeriksaan yang diminta oleh
dokter digunakan untuk menilai pengendalian metabolisme glukosa pada
pasien tersebut. Pemeriksaan apakah yang dimaksud?

A. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) D. Kadar Glukosa


Darah (KGD)  
B. Toleransi Glukosa Oral (TTGO) E. Glikohemoglobin
(HbA1c)  
C. ImpairedFastingGlucose (IFG)
 
PEMBAHASAN

A. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)


Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah keadaan dimana kadar glukosa darah
 seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi
untuk dikatagorikan ke dalam kondisi diabetes. Diagnosa TGT ditetapkan apabila
kadar glukosa darah seseorang 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral
berada diantara 140-199 mg/dl.

B. Toleransi Glukosa Oral (TTGO)


Tes toleransi glukosa oral atau TTGO adalah pemeriksaan yang berfungsi mengukur
kemampuan tubuh dalam menyerap zat gula (glukosa) setelah pasien
mengonsumsi gula dalam kadar tertentu. Tes ini dapat membantu dokter untuk
mendiagnosis diabetes, termasuk diabetes gestasional yang terjadi pada wanita hamil.
Dosis : 75 gram glukosa dalam 300 ml air

C. Impaired Fasting Glucose (IFG)/GPT


Impaired Fasting Glucose (IFG) adalah keadaan dimana kadar glukosa darah puasa
seseorang sekitar 100-125 mg/dl yang artinya orang tersebut mengalami keadaan
glukosa puasa yang terganggu.
NILAI NORMAL GDP <100 mg/dl
PEMBAHASAN

D. Kadar Glukosa Darah (KGD)


KGD adalah terjadinya suatu peningkatan gula darah setelah makan
dan mengalami penurunan di waktu pagi hari bangun tidur.

E. Glikohemoglobin (HbA1c)
HbA1c adalah komponen minor dari hemoglobin yang berikatan
dengan glukosa. Hubungan langsung antara HbA1c dan rata-rata
glukosa darah terjadi karena eritrosit terus menerus terglikasi selama
120 hari masa hidupnya dan laju pembentukan glikohemoglobin
setara dengan kosentrasi glukosa darah, oleh sebab itu pengukuran
HbA1c penting untuk kontrol jangka panjang status glikemi pada
pasien diabetes.
JAWABAN NO.13

E. Glikohemoglobin
(HbA1c)
SOAL NO.14

Seorang perempuan penderita diabetes mellitus datang ke


laboratorium dengan membawa formulir permintaan
pemeriksaan dari dokter untuk pemeriksaan HbA1c.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau hasil
pengobatan yang telah dilakukan selama ini. Petugas
ATLM di laboratorium melakukan pengambilan spesimen
darah dari pasien tersebut untuk dilakukan pemeriksaan.
Bahan pemeriksaan apakah yang sebaiknya digunakan
pada pemeriksaan tersebut?
A. Serum C. Wholeblood E.
Plasma heparin
B. Darah arteri D. Plasma EDTA
JAWABAN NO.14

C. Wholeblood
SOAL NO.15

Pasien usia 50 tahun dengan indikasi Diabetes Melitus (DM)


melakukan pemeriksaan, glukosa darah puasa dan Glukosa
Darah post prandial. Dokter menganjurkan untuk dilakukan
tes pengendalian. Apa jenis tes pengendalian untuk pasien
diatas?
A. GDS
B. GTT
C. HbA1a
D. Fraksi lipid
E. Darah lengkap
JAWABAN NO.15

C. HbA1a
SOAL NO.16

Seorang pasien rawat inap berusia 60 th yang menderita


diabetes mellitus dengan kadar glukosa puasa yaitu 350 mg/dl
mengeluh kepada dokter karena selalu merasa haus, berkemih
banyak, sering merasa lapar yang berlebih namun berat badan
terus menurun. Disebut apakah jika seseorang mengeluarkan
urin dalam jumlah yang banyak melebihi jumlah normal urin ?

A. Polidipsia C. Polifagia E. HbA1C


B. Poliuria D. Polispermia
PEMBAHASAN

A. POLIDIPSIA
Polidipsia adalah istilah medis untuk rasa haus yang ekstrem yang
membuat seseorang tidak dapat meredakannya dengan minum.
B. POLIURIA
Poliuria adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan urine (air kencing)
secara berlebihan.
C. POLIFAGIA
Polifagia adalah kondisi lapar berlebihan walau mungkin sudah banyak
makan
D. POLISPERMIA
Polispermia adalah pembuahan sel telur dengan lebih dari satu sperma.
E. HbA1C (SUDAH DI JELASKAN)
JAWABAN NO.16

B. Poliuria
SOAL NO.17

Seorang ATLM melakukan pemeriksaan profil lipid. Hasil didapat kolesterol


total 189 mg/dl, HDL 57 mg/dl dan trigliserida 412 mg/dl. Untuk nilai LDL
dilakukan dengan perhitungan (rumus Friedewald). Bagaimana pelaporan
nilai LDL dari pemeriksaan di atas?
A. dapat dihitung, nilai LDL adalah 139 mg/dl
B. tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >400 mg/dl
C. dapat dihitung, nilai LDL adalah 159 mg/dl
D. tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >300 mg/dl
E. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 56,6 mg/dl
PEMBAHASAN

RUMUS FRIEDEWALD (Metode Indirek)


Rumus ini di kemukakan oleh Friedewald dkk pada tahun 1972.
Menghitung kadar LDL dengan rumus ini melibatkan 3 parameter lipid
lainnya yaitu kolesterol-total, HDL dan trigliserida). Rumus friedewald tidak
dapat digunakan bila kadar trigliserida lebih dari 400 mg/dl.  Hal ini
disebabkan penggunaan rasio TG/5 untuk memperkirakan
kadar kolesterol very low density lipoprotein (VLDL), dimana
pada kadar TG >400 mg/dL didapatkan kadar LDL yang rendah
palsu.

Rumus
LDL= TC-HDL-(TG/5)
JAWABAN NO.17

B. tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >400 mg/dl


SOAL NO.18

Seorang ATLM menerima blanko pemeriksaan terhadap pasien perempuan


berusia 60 tahun untuk dilakukan pemeriksaan profil lipid. Berdasarkan
hasil pemeriksaan diketahui bahwa pasien tersebut memiliki kadar
kolesterol sebesar 260 mg/dL, trigliserida 300 mg/dL dan kadar LDL 150
mg/dL. Berapakah kadar HDL pasien tersebut berdasarkan perhitungan
rumus Friedewald?

A. Tidak dapat dihitung C. 170 mg/dL E. 50


mg/dL  
B. 350 mg/dL D. 60 mg/dL
 
PEMBAHASAN

Rumus
LDL= TC-HDL-(TG/5)
HDL = TC – LDL – (TG/5)
= 260 – 150 – (300/5)
= 260 – 150 – 60
= 50 mg/dl
JAWABAN NO. 18

E. 50 mg/dL
SOAL NO. 19

Seorang ATLM melakukan pemeriksaan uricacid menggunakan metode tes


enzimatik fotometrik.Pembuatanmonoreagen dari reagen 1 (R1) dan reagen
2 (R2) dengan perbandingan 4:1 perlu dilakukan untuk program sample
start yang sesuai denganpetunjuk pada kit insert. Jumlah monoreagen yang
diperlukan untuk pemeriksaan yaitu sebanyak 1,5 mL. Berapakah jumlah
R2 yang dibutuhkan pada pemeriksaan tersebut?

A. 0,375 Ml
 
B. 0,3 Ml
 
C. 0,2 Ml
 
D. 1,2 Ml
 
E. 1,3 mL
 
PEMBAHASAN

Dik : Jumlah mono reagen = 1,5 ml


Dit ; R2 ….?
Penye:

Mono reagen = R1:R2


= 4:1
R2 = 1,5/5 x (1)
= 0,3
JAWABAN N0.19

B. 0,3 ml
SOAL NO. 20

Pengukuran kadar kolesterol LDL rutin dilakukan dengan


method enzimatik yang diukur pada akhir reaksi (endpoint).
Dapat dilakukan dua method. Dua Methode untuk pemeriksaan
tersebut adalah?

A.Direk dan indirek


B.Direk dan langsung
C.Indirek dan tidak langsung
D.Presipitasi dan pengendapan
E.Asai presipitasi dan Asai homogen
PEMBAHASAN

Pengukuran kadar LDL dapat di lakukan


dengan 2 Metode yaitu metode indirect (tidak
langsung) yang terdiri dari metode
ultrasentrifugasi, elektroforesis, presipitasi
polianin, kombinasi serta friedwald dan metode
direct (langsung) yang terdiri dari imunokima,
presipitasi LDL secara langsung serta metode
homogenous.
JAWABAN N0. 20

A.Direk dan
indirek
SOAL NO. 21

Mengkonsumsi lemak merupakan salah satu


kebutuhan yang harus dipenuhi selain protein dan
karbohidrat. Salah satu komponen lemak sebesar
95% berasal dari sumber makanan yang dikonsumsi.
Komponen lemak apakah yang dimaksud?

A. Trigliserida
B. Kolesterol
C. VLDL
D. HDL
E. LDL
PEMBAHASAN

A. Trigliserida

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang di


bawah dalam aliran darah dan juga merupakan zat
yang disimpan di dalam jaringan sebagai hasil dari
konversi sebagian besar jenis lemak di dalam tubuh.
Trigliserida menyusun sekitar 90% lemak dalam
makanan.
PEMBAHASAN

B. KOLESTEROL

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh


tubuh untuk bermacam-macam fungsi antara lain membentuk
dinding sel. Kolesterol di temukan pada membran sel, dan
disirkulasi dalam plasma darah. Sekitar 80% dari tubuh
kolesterol diproduksi oleh hati, sisanya berasal dari diet
makanan di makan.
PEMBAHASAN

C. VLDL

VLDL adalah singkatan dari Very Low


Density Lipoprotein yang diproduksi oleh
hati lalu dilepaskan melalui aliran darah.
VLDL sebagian besar membawa
trigliserida ke jaringan dalam tubuh.
PEMBAHASAN

D. HDL

HDL, dikenal sebagai “kolesterol baik”. Terdiri atas protein dan


sedikit lemak, HDL membentuk paket yang stabil. HDL ikut
membantu memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh LDL.
HDL berlaku seperti “pembersih”, mengangkut LDL yang
bertebaran di dinding arteri dan membawanya kembali ke hati
untuk dibuang. Karena HDL mencegah terjadinya penimbunan
pada dinding arteri, maka semakin tinggi kadar HDL akan
semakin baik, karena dianggap sebagai pelindung jantung.
PEMBAHASAN

E. LDL

LDL (Low Density Lipoprotein) terdiri atas lemak dan sedikit


protein. LDL bertugas mengangkut 60-80% kolesterol tubuh ke
dalam darah. Setelah “berkeliling” dalam darah selama beberapa
hari dan sudah terbentuk, LDL akan diserap oleh sel-sel tubuh
sebagai bahan pembuat hormon dan sel-sel tubuh.
Tapi karena tidak semua diperlukan, maka kelebihan kolesterol
itu akan dibuang dalam darah. Buangan inilah kemudian akan
menumpuk pada dinding pembuluh darah, yang menyebabkan
timbulnya radang dan menghasilkan plak.
JAWABAN NO. 21

A. Trigliserida
SOAL NO 22.

Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan


pemeriksaan dari dokter. Berdasarkan gejala klinis diduga mengalami
infarkmiokardium akut dan kerusakan hati. Hal ini dapat menyebabkan
peningkatan suatu enzim tertentu yang dapat diketahui melalui
pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan apa yang tepat untuk
membantu diagnosis dokter pada kasus tersebut?

A. Glukosa
 
B. Kolesterol
 
C. Asam Urat
 
D. SGOT dan SGPT
 
E. Ureum dan Kreatinin
 
JAWABAN NO 22.

D. SGOT dan SGPT  


SOAL NO 23.

Seorang ATLM sedang melakukan pemeriksaan kadar enzim untuk


mendiagnosa penyakit hati alkoholik atau penyakit hati toksis karena zat-
zat kimia, obat, dan alkoholatas permintaan dokter spesialis penyakit
dalam. Enzim apakah yang sedang diperiksa oleh ATLM tersebut?

A. ALT  

B. AST  

C. Gamma GT  

D. Alkali fosfatase  

E. Laktat dehidrogenase  
PEMBAHASAN

A. ALT (Alanin aminotransferase) /SGOT


ALT adalah lebih spesifik untuk keru- sakan hati. ALT adalah enzim yang dibuat dalam
sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim
lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap
jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada hati
dapat dise- babkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan
penyakit pada saluran cairan empedu.

B. AST (aspartate transaminase) /SGPT


AST adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak.
Jadi tes ini kurang spesifik untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati,
peningkatan ALT dan AST akan serupa.
 

C. Gamma GT
sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada
hati secara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain hati
 
PEMBAHASAN

D. Alkali fosfatase
Fosfatase alkali meningkat pada berbagai jenis penyakit hati. Fosfatase alkali
sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim yang serupa, yang dibuat dalam saluran cairan
empedu dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan dalam banyak jaringan lain.
Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat karena
alasan apa pun. Di antara yang lain, peningkatan pada fosfatase alkali dapat terjadi
terkait dengan sirosis dan kanker hati.
 

E. Laktat dehidrogenase (LDH)


Dehidrogenase asam laktat atau dikenal dengan Lactic Acid Dehydrogenase (LDH)
adalah enzim yang membantu memproduksi energi. Enzim ini terdapat pada hampir
semua jaringan dalam tubuh dan kadarnya meningkat sebagai respon terhadap
kerusakan sel. Kadar LDH diukur dari sampel darah yang diambil dari pembuluh nadi.
Protein LDH terdapat dalam banyak jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot,
otak, sel darah, dan paru-paru.
 
JAWABAN NO. 23

D. Gamma GT
 
SOAL NO 24.

Seorang pasien datang ke laboratorium untuk


memeriksakan alkali fosfatase, pasien dalam keadaan
pucat dan mata kuning serta mengeluh mudah capek.
bagian tubuh mana yang memproduksi enzim ini ??

A. Hati
B. Otot
C. Jantung
D. Paru-paru
E. Ginjal
JAWABAN NO. 24

A. HATI
 
SOAL NO 25.

Seorang ibu bersama anaknya yang berusia 10 tahun datang ke laboratorium dengan
membawa surat permintaan pemeriksaan urin rutin atas nama anaknya. Untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik, ATLM yang bertugas memberi penjelasan
kepada ibu pasien tentang cara pengumpulan spesimen yang benar dan memberikan
wadah penampung sampel urin. Apa wadah penampung urin yang diberikan oleh ATLM
tersebut?

A. Bermulut kecil
B. Tidak berwarna
C. Harus bersih dan steril
D. Terbuat dari plastik tipis
E. Bermulut lebar dan bertutup
PEMBAHASAN

Wadah untuk menampung spesimen urin sebaiknya:


1. Berbahan plastik
2. Tidak mudah pecah
3. Bermulut lebar
4. Dapat menampung 10-15 ml urin
5. Dapat di tutup rapat
6. Bersih
7. Kering
8. Tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat yang terdapat dalam
urin
JAWABAN NO. 25

E. Bermulut lebar dan bertutup 


SOAL NO. 26

Seorang pasien paruh baya mengeluh merasa sakit pada pinggang


bagian belakang dan jumlah urin sedikit, pasien tersebut
disarankan dokter untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
fungsi ginjal. Parameter fungsi ginjal yang lebih sensitive karena
tidak dipengaruhi oleh asupan makanan adalah ….

a. BUN
b. Kreatinin
c. AST
d. ALT
e. Albumin
PEMBAHASAN

BUN

Blood urea nitrogen (BUN), yaitu tes untuk menentukan kadar


urea nitrogen dalam darah yang merupakan zat sisa dari
metabolisme protein dan seharusnya dibuang melalui ginjal. BUN
dapat diukur dari bahan pemeriksaan plasma, serum, ataupun
urin. Pemeriksaan BUN sangat membantu menegakkan diagnosis
gagal ginjal akut.
PEMBAHASAN

Kreatinin

Kreatinin adalah molekul limbah yang berasal


dari metabolisme pada otot-otot tubuh dan
konsumsi daging dari keratin. Kreatinin adalah
molekul kimia yang ada di dalam tubuh dan
disimpan di dalam otot untuk produksi energi. Zat
ini mengalir melalui pembuluh darah dan disaring
oleh organ ginjal untuk dikeluarkan bersama
urine. 
PEMBAHASAN

AST & ALT

Merupakan pemeriksaan untuk menilai fungsi


HATI
PEMBAHASAN

ALBUMIN

Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam


darah manusia yang diproduksi oleh organ hati. Albumin
berfungsi untuk mengatur tekanan dalam pembuluh
darah dan menjaga agar cairan yang terdapat dalam
pembuluh darah tidak bocor ke jaringan tubuh
sekitarnya.
JAWABAN NO. 26

B. KREATININ
SOAL NO. 27

Seorang pasien paruh baya mengeluh merasa sakit pada


pinggang bagian belakang dan jumlah urin sedikit, pasien
tersebut disarankan dokter untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium fungsi ginjal. Parameter fungsi ginjal yang
dapat dipengaruhi oleh asupan tinggi protein adalah ….

a. BUN
b. Kreatinin
c. AST
d. ALT
e. ALP
JAWABAN NO. 27

a. BUN
SOAL NO. 28

Hasil pemeriksaaan laboratorium pada pasien


dengan keluhan sakit pinggang bagian belakang
didapatkan bahwa kadar kreatinin sebesar 5
mg/dL dan kadar ureum sebesar 89 mg/dL.
Organ apakah yang mengalami gangguan pada
kasus tersebut?

A. Lambung  

B. Jantung  

C. Testis  

D. Ginjal  

E. Hati
 
 
JAWABAN NO. 28

D. Ginjal  
SOAL NO. 29

Seorang ATLM sedang dinas pagi di sebuah laboratorium,


menerima pasien seorang laki-laki berumur 54 tahun
dengan riwayat mempunyai risiko penyakit ginjal, dokter
meminta pemeriksaan fungsi ginjal. Parameter apakah yang
biasa digunakan untuk mendiagnosa adanya penyakit
diatas ?

A.Trigliserida
B. Cholesterol
C. Uric acid
D. Ureum
E. SGOT/SGPT
PEMBAHASAN

A.Trigliserida : Fraksi Lipid (Penyakit Jantung)

B. Cholesterol : Fraksi Lipid (Penyakit Jantung)


C. Uric acid : Asam Urat
D. Ureum : Ginjal
E. SGOT/SGPT : Hati
JAWABAN NO.29

D. Ureum
SOAL NO.30

Seorang perempuan berusia 46 tahun dengan keluhan kulit bewarna kuning,


nyeri pada perut kanan atas yang menjalar ke punggung, kencing bewarna
seperti teh. Pasien diketahui tIdak ada pembesaran hati dan tidak ada tanda
tanda anemia. Dokte rmeminta ATLM untuk melakukan pemeriksaan kimia
darah. Apakah jenis pemeriksaan yang paling bermakna dalam kasus
tersebut?

A. Amilase
B. Kolinesterase
C. Alkalin Pospatase  
D. Lakitc Dehydrogenase
E. Alanin Amino Transferase
PEMBAHASAN

AMILASE
Enzim amilase diproduksi di kelenjar liur, pankreas, dan usus
halus. Enzim ini bertugas memecah zat pati atau karbohidrat
menjadi gula (glukosa). Saat makanan yang mengandung
karbohidrat dikunyah, kelenjar liur di dalam mulut akan
menghasilkan amilase.
Setelah tertelan, makanan tersebut akan dicerna lebih lanjut di  
usus halus oleh enzim amilase yang dihasilkan oleh pankreas.
Di dalam usus, amilase terus memecah molekul zat pati
hingga menjadi glukosa, yang nantinya akan diserap ke dalam
sirkulasi darah melalui dinding usus halus.
PEMBAHASAN

KOLINESTERASE
Enzim kolinesterase adalah suatu
bentuk enzim dari katalis biologik di dalam
jaringan tubuh yang berperan untuk menjaga  
agar otot-otot, kelenjar-kelenjar dan saraf
bekerja secara terorganisir.
SOAL NO. 31

Seorang pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan


pusing, insomnia serta mengalami perubahan detak
jantung. Dokter meminta ATLM untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium. Apa kemungkinan pemeriksaan
yang akan diminta oleh dokter kepada ATLM tersebut?

A. Klorida
 
B. Natrium
 
C. Magnesium
 
D. SGOT & SGPT
 
E. ɤ - GT (Gamma GT)
 
PEMBAHASAN

CAIRAN ELEKTROLIT
 Elektrolit adalah Cairan yang mengontrol berbagai fungsi fisiologis penting. Elektrolit bisa berupa
kalsium, klorida, magnesium, fosfat, kalium atau sodium. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+ ),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+ ). Anion utama dalam
cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3- ), sedangkan anion utama dalam
cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43- ). Kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan
interstitial kurang lebih sama, sehingga nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari
cairan ekstraseluler. Berbagai zat tersebut dapat diperoleh dari makanan, minuman, atau suplemen.
Elektrolit harus dipertahankan dalam jumlah yang seimbang agar tubuh tetap berfungsi dengan baik. 
 Ketika jumlahnya tidak seimbang, maka berbagai sistem tubuh yang vital dapat terpengaruh. Gangguan
elektrolit terjadi ketika kadar elektrolit dalam tubuh terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ketidakseimbangan elektrolit yang parah menyebabkan masalah serius seperti koma, kejang, dan henti
jantung.
 Tidak semua jenis gangguan elektrolit menimbulkan gejala yang sama, tetapi umumnya banyak gejala
serupa yang terjadi, seperti:
a. Gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu lambat (bradikardia), denyut jantung
terlalu cepat (takikardia), ataupun denyut jantung tidak teratur.
b. Lemas dan mudah lelah.
c. Mual dan muntah.
d. Kejang.
e. Diare.
f. Sembelit.
g. Kram perut.
h. Kelemahan otot hingga tangan dan kaki jadi sulit digerakkan.
i. Sakit kepala.
j. Penurunan kesadaran, bahkan hingga tingkat koma.
k. Baal atau kesemutan.
PEMBAHASAN

KLORIDA
Klorida dibutuhkan untuk membantu keseimbangan
elektrolit atau cairan tubuh, menjaga asam/basa (pH)
tubuh, dan penting untuk pencernaan. Tubuh dapat
mengalami hipokloremia (kekurangan klorida) akibat 
gagal ginjal akut, terlalu banyak berkeringat, muntah,
menderita gangguan makan, gangguan kelenjar
adrenal, cystic fibrosis, atau karena disengat
kalajengking. Sedangkan hiperkloremia (kelebihan
klorida) bisa terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan
kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau menjalani cuci
darah. Kadar klorida yang normal adalah 98-108
mmol/L.
PEMBAHASAN

NATRIUM Na+ / Sodium


Sodium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit,
mengendalikan cairan dalam tubuh, memengaruhi tekanan darah,
dan mengatur kontraksi otot dan fungsi saraf. Normalnya, kadar
sodium dalam darah adalah 135-145 milimol/liter (mmol/L).
Kelebihan sodium, atau disebut juga hipernatremia, biasanya terjadi
karena kurang minum air; dehidrasi parah akibat pengeluaran
cairan berlebihan, misalnya akibat muntah yang berkepanjangan,
diare, berkeringat, atau gangguan ginjal dan  pernapasan; atau
minum obat tertentu, contohnya kortikosteroid.
Sedangkan kekurangan sodium, atau disebut juga hiponatremia,
dapat terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui
keringat atau luka bakar; muntah atau diare; terlalu banyak
mengonsumsi cairan; kecanduan alkohol; mengonsumsi obat
tertentu seperti obat diuretik, obat kejang; menderita gizi buruk,
kelainan tiroid, kelainan hipotalamus, kelainan kelenjar adrenal,
gagal ginjal, gagal jantung, gagal hati, atau mengalami penyakit
yang mengganggu hormon antidiuretik (SIADH).
PEMBAHASAN

MAGNESIUM
 Magnesium merupakan mineral elektrolit penting untuk produksi
DNA dan RNA, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatur
kadar glukosa darah, menjaga irama atau ritme jantung, serta
berkontribusi pada fungsi saraf dan kontraksi otot. Magnesium
juga dapat memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.
Kelebihan magnesium atau hipermagnesemia biasanya terjadi
pada pasien penyakit Addison atau penderita penyakit ginjal
stadium akhir. Dan tubuh dapat kekurangan magnesium
(hipomagnesemia), biasanya karena gagal jantung, keringat
berlebihan, diare kronis, gangguan pencernaan, kecanduan
alkohol, atau minum obat seperti diuretik dan antibiotik.
 Kadar magnesium darah yang normal adalah 1,8 sampai 2,2
miligram per desiliter (mg/dL).
PEMBAHASAN

KALSIUM
 Kalsium merupakan mineral penting yang digunakan oleh tubuh untuk
menstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot rangka,
membangun tulang dan gigi yang kuat, berperan dalam penghantaran impuls
saraf dan gerakan otot, serta membantu proses pembekuan darah.
 Kelebihan kalsium disebut hiperkalsemia, dan kondisi ini bisa terjadi apabila
kita menderita hiperparatiroidisme; penyakit ginjal; gangguan tiroid; penyakit
paru-paru seperti tuberkulosis atau sarkoidosis; beberapa jenis kanker;
mengonsumsi suplemen vitamin D, kalsium, atau antasida secara berlebihan;
atau minum obat litium dan teofilin.
 Sedangkan kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal,
hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kanker prostat,
gangguan pencernaan, dan obat tertentu termasuk heparin, obat osteoporosis,
dan obat antiepilepsi.
 Kadar kalsium darah dalam serum keadaan normal 9-11 mg/dl. 
PEMBAHASAN

KALIUM / POTASIUM
 Manfaat kalium adalah untuk mengatur fungsi jantung dan
tekanan darah, membantu hantaran rangsang saraf, kontraksi
otot, kesehatan tulang, dan keseimbangan elektrolit; serta
menjaga kesehatan saraf dan otot. Dalam darah, jumlah kalium
normal berada di kisaran 3,5-5 milimol/liter (mmol/L).
 Kekurangan kalium disebut hipokalemia. Dapat terjadi pada
orang yang memiliki gangguan makan; menderita diare,
muntah parah, atau dehidrasi; minum obat pencahar, diuretik,
atau kortikosteroid. Sedangkan hiperkalemia adalah kondisi di
mana jumlah kalium dalam darah berlebih, biasanya
disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis berat,
minum obat penurun tekanan darah atau diuretik, atau karena
kadar hormon kortisol dalam tubuh terlalu rendah.
 Kadar kalium normal adalah 3,7-5,2 mmol/L.
PEMBAHASAN

FOSFAT
Bersama dengan kalsium, fosfat bertugas menguatkan tulang dan
gigi, serta membantu sel menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Kekurangan fosfat
(hipofosfatemia) biasanya diakibatkan oleh kelenjar paratiroid
yang terlalu aktif, kekurangan vitamin D, kelaparan, luka bakar
parah, penyalahgunaan alkohol akut, atau obat-obatan tertentu.
Sementara kelebihan fosfat (hiperfosfatemia), biasanya terjadi
karena cedera otot parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal
nafas, penyakit ginjal kronis, kadar kalsium rendah, sedang
menjalani pengobatan kanker, dan minum obat pencahar yang
mengandung fosfat secara berlebihan.
kadar fosfat darah dalam tubuh adalah 2.5-4.5 mg/dL.
PEMBAHASAN

BIKARBONAT
Mineral yang kadar normalnya 22-30
mmol/L ini berfungsi membantu tubuh
mempertahankan pH yang sehat, mengatur
kadar cairan tubuh dan mengatur fungsi
jantung. Gangguan pada jumlah bikarbonat
dalam darah bisa disebabkan oleh gangguan
pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit
metabolik.
Kadar bikarbonat normal berkisar antara 22-28 mEq/L.
JAWABAN NO. 31

C. Magnesium
SOAL NO. 32

Seorang analis melakukan pengambilan darah vena pada pasien yang


mengalami edema untuk pemeriksaan elektrolit (kalium) sesuai dengan
permintaan dokter pada formulir laboratorium yang dibawanya.
Setelah dilakukan sentrifugasi ternyata sampel mengalami hemolisis.
Apa yang harus dilakukan oleh analis tersebut ?

A. Tetap dilakukan pemeriksaan


B. Menjelaskan kepada pasien bahwa sampel tidak memenuhi syarat
karena dapat menimbulkan hasil tinggi palsu sehingga harus
dilakukan pengambilan darah lagi
C. Menjelaskan kepada pasien bahwa sampel tidak memenuhi syarat
karena dapat menimbulkan hasil rendah palsu sehingga harus
dilakukan pengambilan darah lagi
D. Menjelaskan kepada pasien bahwa sampel tidak memenuhi syarat
karena dapat menimbulkan hasil normal sehingga harus dilakukan
pengambilan darah lagi
E. Hemolisis tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan
JAWABAN NO. 32

B. Menjelaskan kepada pasien bahwa


sampel tidak memenuhi syarat karena
dapat menimbulkan hasil tinggi palsu
sehingga harus dilakukan pengambilan
darah lagi
SOAL NO. 33

Seorang pasien rawat inap yang mengalami gangguan


keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa dirujuk ke
laboratorium oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan
elektrolit dengan menggunakan spesimen plasma.
Antikoagulan apakah yang digunakan untuk pemeriksaan
tersebut?

A. EDTA
 
B. Heparin
 
C. Natrium sitrat
 
D. Double oxalat
 
E. Natrium fluoride
 
PEMBAHASAN

A. EDTA
 
Garam-garam yang mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion sehingga pembekuan
dapat dicegah. EDTA tidak pengaruh besar terhadap bentuk dari eritrosit dan leukosit. Selain itu EDTA juga
dapat mencegah penggumpalan trombosit, sehingga sangat baik sebagai antikoagulan untuk pemeriksaan
trombosit. EDTA dapat digunakan untuk kebanyakkan pemeriksaan hematologi. Pemakaian antikoagulan
EDTA sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibandikkan dengan antikoagulan lain
Ada tiga macam EDTA antara lain :
a.       Dinatrium EDTA (Na2EDTA)
b.      Dipotassium EDTA (K2EDTA)
c.       Tripotassium EDTA (K3EDTA)
Yang paling baik digunakkan dari ketiga antikoagulan EDTA diatas adalah K2EDTA
Perbandingan EDTA yang digunakan :
EDTA kering  : 1 mg EDTA / 1 ml darah
EDTA cair       : 0.01 ml EDTA / 1 ml darah
EDTA cair (larutan EDTA 10%) lebih sering digunakan karena EDTA cair lebih mudah homogen dibandingan
EDTA kering. EDTA kering lebih lamar larutnya, sehingga memelukan waktu yang lama untuk homogen.  
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan antikoagulan EDTA
ü   Penentuan kadar Hb
ü   Penentuan hematokrit
ü   Penentuan laju endap darah (LED)
ü   Penentuan golongan darah
ü   Perhitungan sel-sel darah, dan retikulosit
ü   Pembuatan hapusan darah
ü   Penentuan resistensi darah
PEMBAHASAN
B. Heparin :
 
Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, heparin bekerja
dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga
menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Jenis heparin yang sering
digunakan  adalah lithium, karena tidak mengganggu analisa beberapa
macam ion dalahm darah.
Banyaknya heparin yang digunakan
Heparin kering            : 0,1 – 0,2 mg / 1 ml darah
Heparin cair                 : 1.5 – 2.5 µ / 1 ml darah
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan antikoagulan heparin :
o Penentuan hemoglobin
o Penentuan hematokrit
 
o Penghitungan sel-sel darah
o Penentuan golongan darah
o Transfusi darah
o Penentuan resistensi osmotic
o penentuan pH, gas darah dan elektrolit
PEMBAHASAN
c. Natrium Sitrat
 
Natrium citrat yang digunakan berbentuk larutan 3,8%. Natrium
sitrat bekerja dengan mencegah pembekuan darah dengan cara
mengikat ion kalsium dalam darah. Natrium sitrat biasa digunakan
untuk pemeriksaan laju endap darah, dengan perbandingan 1
natrium sitrat : 4 darah.
Pembuatan natrium sitrat dengan cara melarutkan 3,8 gram natrium
sitrat dengan 100 ml aquades.
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan natrium sitrat :  
• Penentuan laju endap darah
• Eritrosit sedimen rate
• Agregasi trombosit
• Penentuan golongan darah
• Transfusi darah
PEMBAHASAN
d. Double Oxalat
 
Nama lainnya adalah anticoagulant dari Heller and Paul atau
Balanced Oxalate Mixture. Dipakai dalam bentuk kering agar tidak
mengencerkan darah yang diperiksa. Kalium oxalat menyebabkan
erythrosit mengkerut sedangkan amonium oxalat menyebabkan
erytrosit mengembang, campuran keduanya dengan perbandingan 3
: 2 maka terjadi keseimbangan tekanan osmotik eryhtrosit. Setiap 2
mg antikoagulant ini dapat mencegah pembekuan 1 ml darah.
Pemeriksaan hematologi yang menggunakan double oxalat :  
 Penentuan hemoglobin
 Penentuan hematokrit
 Penentuan Laju Endap Darah (LED)
 Penentuak resistensi eritrosit
 Penentuan golongan darah
PEMBAHASAN
e. Natrium Fluoride
 
Natrium Fluorida (NaF) adalah antikoagulan
yang digunakan untuk pemeriksaan kadar
glukosa darah, karena NaF dianggap mampu
menghambat proses glikolisis.(Gandasoebrata
R, 2004) NaF mengendapkan Ca++ manjadi
CaF2, NaF dapat mencegah glikolisis dengan  
menghambat kerja enzim enolase.
JAWABAN N0. 33

B. Heparin  
SOAL NO. 34

Seorang ATLM yang bekerja di laboratorium rumah


sakit melakukan pemeriksaan gas darah (AGD). Hasil
pemeriksaan didapat pH 7,0; CO2 30 mmHg; HCO3
30 mEq/L. Apa kesimpulan dari hasil pemeriksaan
gas darah di atas?

A. Hipoksemia
B. Respiratory opposite
C. Kelainan Metabolik alkalosis
D. Kelainan sistem pernafasan Asidosis respiratorik
E. Asidosis respiratorik kompensasi sistem metabolik
PEMBAHASAN

ANALISA GAS DARAH (AGD)  


 Analisa gas darah, atau Arterial Blood Gas (ABG) adalah prosedur untuk
mengukur keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam darah
untuk melihat seberapa baik organ paru-paru bekerja yaitu untuk
mengetahui apakah tekanan oksigen dalam darah terlalu rendah (
hipoksia), atau karbon dioksida terlalu tinggi (hiperkarbia). Prosedur ini
juga mengukur keseimbangan asam basa (pH) dalam darah untuk
mengetahui bila darah terlalu asam (asidosis) atau basa (alkalosis).
 Kondisi tersebut dapat berkaitan dengan sistem metabolisme tubuh atau
sistem pernapasan. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan  
perubahan tersebut, antara lain: Asma, Cystic fibrosis, Penyakit paru
obstruktif kronis, Pneumonia, Penyakit jantung, Penyakit ginjal,
Gangguan metabolisme, Trauma kepala atau leher yang memengaruhi
pernapasan, Infeksi berat atau sepsis, Gangguan tidur, Ketoasidosis
diabetik, Keracunan zat kimia atau overdosis obat, Pasien yang
menggunakan alat bantu pernapasan. 
PEMBAHASAN

LANJUTAN  
Hasil analisa gas darah umumnya meliputi pengukuran terhadap beberapa hal, antara lain:
 Asam basa (pH) darah, yaitu dengan mengukur jumlah ion hidrogen dalam darah. Jika
pH darah di bawah normal dikatakan lebih asam, sementara jika pH di atas nilai
normal maka darah dikatakan lebih basa.
 Saturasi oksigen, yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di
dalam sel darah merah.
 Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang larut di dalam darah.
Pengukuran ini dapat menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari paru ke
dalam darah.  
 Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan karbon dioksida yang larut
di dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
dikeluarkan dari tubuh.
 Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu mencegah pH darah menjadi
terlalu asam atau terlalu basa.
PEMBAHASAN

LANJUTAN  
Hasil normal. 
Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:
 pH darah arteri: 7,38-7,42.
 Tingkat penyerapan oksigen (SaO2): 94-100%.
 Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mmHg.
 Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38-42 mmHg.
 
 Bikarbonat (HCO3): 22-28 mEq/L.
PEMBAHASAN

Hasil Tidak normal.   


 pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi Penyebab Umum

Gagal ginjal, syok, ketoasidosis


<7,4 Rendah Rendah Asidosis metabolik
diabetik.

Muntah yang bersifat kronis, 


>7,4 Tinggi Tinggi Alkalosis metabolik
hipokalemia.

Penyakit paru, termasuk pneumonia


<7,4 Tinggi Tinggi Asidosis respiratorik  atau penyakit paru obstruktif kronis
(COPD).

>7,4 Rendah Rendah Alkalosis respiratorik Saat nyeri atau cemas.


PEMBAHASAN

Cara Membaca AGD  


1. Lihat PH : pH normal dari darah antara 7,35 – 7,45. Jika pH darah di
bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di atas 7,45 berarti alkalosis.
2. Lihat C02 : lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah 35-45
mmHg. Di bawah 35 adalah alkalosis, di atas 45 asidosis.
3. Lihat HC03 : Kadar normal HCO3 adalah 22-26 mEq/L. Di bawah 22
adalah asidosis, dan di atas 26 alkalosis.  
4. Bandingkan CO2 atau HCO3 dengan pH : bandingkan kadar pCO2
atau HCO3 dengan pH untuk menentukan jenis kelainan asam
basanya. Contohnya, jika pH asidosis dan CO2 asidosis, maka
kelainannya disebabkan oleh sistem pernapasan, sehingga disebut
asidosis respiratorik. Contoh lain jika pH alkalosis dan HCO3 alkalosis,
maka kelainan asam basanya disebabkan oleh sistem metabolik
sehingga disebut metabolik alkalosis.
PEMBAHASAN

Cara Membaca AGD


 
5. Apakah CO2 atau HCO3 berlawanan dengan pH : Apabila ada yang berlawanan,
maka terdapat kompensasi dari salah satu sistem pernapasan atau metabolik.
Contohnya jika pH asidosis, CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok dengan pH
sehingga kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 berlawanan
dengan pH menunjukkan adanya kompensasi dari sistem metabolik.
6. Lihat pO2 dan saturasi O2 : lihat kadar PaO2 dan O2 sat. Jika di bawah normal
maka menunjukkan terjadinya hipoksemia.
7. Untuk memudahkan mengingat mana yang searah dengan pH dan mana yang
berlawanan, maka kita bisa menggunakan akronim ROME.
Respiratory Opposite : pCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah (asidosis)
dan sebaliknya.
 
Metabolic Equal : HCO3 di atas normal berarti pH semakin tinggi (alkalosis) dan
sebaliknya.
PEMBAHASAN

Hipoksemia  
Hipoksemia adalah kondisi di mana
kadar oksigen dalam darah rendah.
Padahal, oksigen sangat diperlukan
untuk menjaga organ dan jaringan tubuh  
tetap berfungsi dengan baik.
Hipoksemia bisa terdeteksi melalui
pemeriksaan fisik serta tes darah.
PEMBAHASAN

Respiratory opposite  
pCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah
(asidosis) dan sebaliknya.  
PEMBAHASAN

Kelainan Metabolik alkalosis  


Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang
kekurangan asam atau kelebihan basa atau HCO3 di  
atas normal berarti pH semakin tinggi (alkalosis).
PEMBAHASAN

Kelainan sistem pernafasan Asidosis  


respiratorik
 Asidosis respiratorik terjadi ketika paru tidak lagi mampu membuang
karbondioksida dari dalam darah. Penurunan kemampuan paru ini disebabkan
oleh berbagai penyakit
 kelebihan asam atau PCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah  
(asidosis).
PEMBAHASAN

Asidosis respiratorik kompensasi  


sistem metabolik
 pH asidosis, CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok dengan pH sehingga
kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 berlawanan dengan pH
menunjukkan adanya kompensasi dari sistem metabolik.  
JAWABAN NO. 34

E. Asidosis respiratorik kompensasi


sistem metabolik  
SOAL NO. 35

ATLM yang bekerja di laboratorium rumah sakit menerima pasien


yang membawa surat pengantar pemeriksaan laboratorium untuk
analisa gas darah. Untuk mendapatkan hasil AGD yang benar, pra
analitik harus benar. Apa sampel yang terbaik untuk kasus diatas?
A. Plasma
B. Darah vena
C. Darah arteri
D. Whole blood
E. Darah kapiler
JAWABAN NO. 35

C. Darah arteri
TAMBAHAN
SOAL NO. 36

Seorang pasien datang ke laboratorium pada jam 09.00 WIB


dengan membawa rujukan dari dokter untuk dilakukan
pemeriksaan profil lipid. Pasien diketahui mulai berpuasa
setelah melakukan sahur jam 03.00 dini hari. Apakah tindakan
seorang ATLM yang baik dalam menghadapi pasien tersebut?
 
A Melakukan pengambilan darah dan segera dilakukan
. pemeriksaan
B Melakukan pengambilan darah dan disimpan pada suhu ruang,
. tetapi diperiksa pada jam 14.00 WIB
C Menyarankan untuk melakukan pemeriksaan esok hari dengan
diawali puasa 10-12 jam terlebih dahulu
D Memberikan arahan kepada pasien untuk bersabar menunda
pengambilan darah sampai dengan jam 14.00 WIB
E Melakukan pengambilan darah dan dilakukan pemeriksaan,
tetapi memberikan catatan pasien tidak puasa pada formulir
hasil pemeriksaan
JAWABAN NO. 36

D Memberikan arahan kepada pasien untuk bersabar


menunda pengambilan darah sampai dengan jam 14.00
WIB
SOAL NO. 37

Salah satu parameter pemeriksaan fungsi hati adalah untuk


mendukung diagnosis gangguan hati yaitu nekrosis sel hati yang
disebabkan selain karena kondisi hipoksia. Parameter pemeriksaan
apakah yang dimaksud pada kasus tersebut?
 
A. SGOT
B. SGPT
C GGT
D LDH
E HDL
PEMBAHASAN

A. SGOT : Kerusakan Hati


B. SGPT : Peradangan pada Hati
C GGT : penyakit Hati akibat alkoholik atau obat-obatan
D LDH : Kerusalan Sel Hati
E HDL : Fraksi Lemak
JAWABAN NO. 37

D. LDH
SOAL NO. 38

Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa


rujukan untuk melakukan pemeriksaan gas darah. Hasil
pemeriksaan didapatkan bahwa HCO3 menurun, PCO2 menurun,
dan pH 7,4. Apa kesimpulan kondisi pasien pada kasus
tersebut?
 

A. Asidosis metabolik terkompensasi penuh


B. Alkaliosis metabolik terkompensasi penuh
C Asidosis respiratorik terkompensasi penuh
D Alkaliosis respiratorik terkompensasi penuh
E Asidosis alkalosis tidak terkompensasi penuh
JAWABAN NO. 38

D. Alkaliosis respiratorik
terkompensasi penuh
SOAL NO. 39

Seorang pasien rawat inap di ruang penyakit dalam, sedang diambil darah untuk
pemeriksaan analisa gas darah. Hasil pemeriksaan didapatkan pH: 7,50 ; pCO2:
42 mmHg; dan HCO3: 33 mmol/L. Apa interpretasi hasil pemeriksaan tersebut?
A. Asidosis metabolik
B. Asidosis respiratorik
C. Asidosis metabolik tanpa kompensasi
D. Alkalosis metabolik tanpa kompensasi
E. Alkalosis respiratorik tanpa kompensasi
JAWABAN NO. 39

D. Alkalosis metabolik tanpa


kompensasi
SOAL NO. 40

Mahasiswa TLM sedang praktikum melakukan pemeriksaan berat jenis


(BJ), alat yang digunakan Urinometer. Volume urin dimasukkan sebanyak
¾ dari tinggi tabung urinometer, kemudian memasukkan Urinometer ke
dalam urin tersebut dan memutarnya, BJ terukur hasil pembacaan skala
urinometer 1.034 dan suhu urin 27C, suhu tera 20C
Berapakab BJ urin sebenarnya yang terukur?
A. 1.030
B. 1.033
C. 1.036
D. 1.039
E. 1.042
PEMBAHASAN

Setiap kenaikan 30 C di atas suhu tera,


tambahkan nilai 0,001 pada bacaan BJ.
Maka selisih suhu ruang dan suhu tera
adalah 70C (27-20) terjadi dua kali
kenaikan 30 C, sehingga BJ urin di
tambahkan 0,002 = 0,036
JAWABAN NO. 40

C. 0,036

Anda mungkin juga menyukai