Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.R DENGAN KASUS POST SC DI RUANG KEBIDANAN


RSUD POSO

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
MUH. AKRAM
WILDAN LAWIRA
RIRIN FEBRIYANTI
NI PUTU ELSY IRAWATI
KINANTI ANGGRAINY
NURFADILAH S. RANGA
IKA RUSTIANI
MELLYANA MENGKUDJI
 
Pengkajian
• Identitas Klien
Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. A
Umur : 36 tahun Umur :37Thn
Alamat : Lawanga Pekerjaan :Suasta
Pendidikan: SMA Pendidikan: SMA
Pekerjaan : IRT
Suku : Gorontalo
Agama : Islam
No. RM : 062370
Dx. Medik : Post SC
Tgl. Masuk RS : 15 Februari 2021
Tgl/jam SC : 16 Februari 2021/11.00-12.00 siang
Tgl. Pengkajian : 16 Februari 2021/16.00-selesai
 
Riwayat kesehatan
• Keluhan Utama : Nyeri

• Riwayat Keluhan Utama : pada saat pengkajian pasien


mengatakan nyari di bagian bawah perut bekas luka
operasi SC. Skala nyeri sedang (5). Nyeri seperti teriris-
iris Nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien tampak
mengusap bagian luka, luka jahitan horizontal kurang
lebih 10 cm tertutup verban dan tidak ada tanda-
tanda infeksi, pasien mengatakan badanya terasa
lemas, sehingga semua aktivitas hanya di bantu oleh
keluarga.
Riwayat Obstetri
• 1. G : 7 P : 4 A : 3

• 2. Pemeriksaan ANC : -

• 3. HPHT : 26 mei 2020

• 4. Penyakit selama kehamilan : pasien


mengatakan tidak memiliki penyakit saat hamil
RiwayatPersalinan
• BB Ibu : 51 Kg TB Ibu : 155 Cm

• Jenis Persalinan : (  ) Sectio cesarea


Aktivitas/Istirahat.
• Aktifitas sebelum Persalinanan : Berjalan dan
mengobrol dengan suami dan keluarga

• Lama persalinan : 60 menit

• Status Neurologis : (  ) CM ( ) Latergi ( )


Stupor ( ) Semikoma ( ) Koma

• GCS : E4 M6 V5
Sirkulasi
• TD : 124/86 mmHg N : 80 x / Menit P : 26 x
/ Menit S : 36 oC
• Ekstreamitas : Suhu () Hangat ( ) Acral
dingin Warna : sawo matang
• ( ) Tanda Homen Jumlah kehilangan darah
selama Persalinana (cc) : 700
• () Conjungtiva anemis. ( ) Pembesaran
kelenjar limfe :
Eliminasi.
• Waktu Berkemih terakhir : tgl 16-02-2021/10:40
• Waktu defikasi terahir : tgl 15-02-2021/ 06:00
• Bising Usus : 32 x/menit.
• Urine Out Put/24 jam : 1050 cc
• Pagi : ± 600 cc
• Sore : ± 450 cc
• Frekwensi : Terpasang kateter
• Warna : Kuning
BAB
• Frekwensi : x/hari

• Warna :

• Konsistensi :
Hemoroid ( ) Palapasi kandung kemih ( ) Kateter ()
Makanan/Cairan
• Masukan oral terakhir: minum sedikit-sedikit melalui sendok
• Mual ( ) Muntah ( )
• Turgor Kulit : (  ) Lembab ( ) Kering
• Edema : (  ) tidak ada ( ) Kaki ( ) Sakrum ( ) Tangan
( ) Wajah
• Penampilan Lidah : Warna Merah Muda () Simetris
( ) Tidak simetris
• Membran Mukosa : Warna Merah Muda ( ) Ulkus
( ) Radang ( ) Perdarahan
Neurosensori.
• Sensasi ekstremitas bawah : () Terasa
( ) Tidak terasa

• Derajat kekuatan otot : 5 5


3 3

• Musculo Stretch Refleks : Bisep (+) Trisep (+)


achiles (+) patella (+) brachioradialis (+)
Nyeri/Ketidaknyamanan
• Lokasi : Abdomen bagian bawah
• Intensitas : Sedang (5)
• Frekwensi : Hilang timbul
• Kualitas : Teriris-iris
• Penyabaran : Hanya di Area Abdomen
• Faktor pencetus : Luka post SC
• Ekspresi wajah : Meringis
• Gerakan tubuh : Memegang area yang sakit
Ambulasi Post SC
• Miring Kiri/Kanan : Pasien dapat bergerang miring
kiri/kanan 6 jam setelah post SC

• Duduk : Pasien sudah dapat duduk 24 jam setalah


post SC

• Berdiri : Pasien sudah dapat berdiri 24 jam setalah


post SC, jika pasien tidak merasa pusing

• Berjalan : Pasien dapat berjalan 2 hari setelah post SC


Seksualitas
• Fundus : Posisi : Normal (  ) Keras ( ) Lunak ( )

• Lochia : Warna : merah Jumlah : 240-270 cc.

• Payudara : (  ) Lunak ( ) Keras

• Kolostrum : cairan bening kekuningan pekat dan langsung


di berikan pada bayi

• Neaple : ( ) Cekung ( ) Datar (  ) Menonjol


( ) Lecet ( ) Kerak ASI

• Areola mamae : Warna lebih gelap di sekitaran puting


ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS : Nyeri akut Pelepasan mediator
Pasien mengatakan nyeri di nyeri ( Histaminprosta
bagian perut bekas opesasinya glandin) akibat trum,a
  jaringan dalam
DO : pembedahan (section
Pasien tampak meringis casera)
Pasien tampak memegang
area yang nyeri
P : Nyeri bekas luka operasi
Q : Nyeri dirasakan seperti di
iris iris
R : disekitaran abdomen
S : Skala nyeri ( 5 )
T : Nyeri hilang timbul
No Data Problem Etiologi
2 DS : - Resiko infeksi Peningkatan
  kerentangan
DO : terhadap bakteri
Terdapat luka jahitan horizontal sekunder
±10 cm pembedahan
Post SC tgl 16/02/2021
Jahitan ±10 cm tertutup kasa
No Data Problem Etiologi
3 DS : Intoleransi aktivitas Kelemahan
Pasien mengatakan badannya
terasa lemas
Pasien mengatakan belum bisa
menggerakkan badannya
 
DO:
Pasien nampak lemas dan pucat
Semua kebutuhan pasien dibantu
oleh keluarga
Pasien nampak belum bisa
beraktivitas seperti biasanya
RENCANA KEPERAWATAN
Hari Dx.Kep Tujuan Intervensi
/Tgl
Selasa Nyeri Akut Setelah dilakukan Observasi
16/02 berhubungan tindakan keperawatan • Identifikasi lokasi,
/2021 dengan selama 2x24 jam karakteristik, durasi,
pelepasan diharapkan masalah frekuensi, kualitas, intensitas
mediator nyeri nyeri akut dapat teratasi nyeri
(histamin, dengan kriteria hasil : • Identifikasi skala nyeri
prostaglandin) Pasien melaporkan nyeri Terapeutik
akibat trauma berkurang/terkontrol • Berikan teknik
pembedahan Wajah tidak tampak nonfarmakalogis untuk
(section meringis mengurangi rasa nyeri
caesarea) Pasien tampak rileks, (misalnya TENS, hypnosis,
dapat beristirahat dan akupresur, terapi musik,
beraktivitas sesuai biofeedback, terapi pijat,
kemampuan aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat /dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitas istirahat dan tidur
Pertimbangankan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Resiko Infeksi Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan tindakan keperawatan • Memonitor tanda dan
peningkatan selama 2 x 24 jam gejala infeksi lokal dan
sistemik
kerentangan terhadap diharapkan masalah Teraupetik
bakteri sekunder resiko infeksi dapat • Batasi jumlah pengunjung
pembedahan teratasi dengan kriteria • Berikan perawatan kulit
hasil : pada area edema
Tidak ada tanda infeksi • Cuci tangan sebelum dan
seperti demam sesudah kontak dengan
Tidak ada kemerahan pasien dan lingkungan
dan pembengkakan pasien
• Pertahankan teknik aseptik
disekitar luka pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
• Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
• Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
• Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
• Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan keperawatan selama 2 x 24 • Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
dengan kelemahan jam diharapkan masalah kelelahan
intoleransi aktivitas dapat • Monitor kelelahan fisik dan
teratasi dengan kriteria emosional
• Monitor pola dan jam tidur
hasil: • Monitor lokasi dan ketidak
Perilaku menampakkan nyamanan selama melakukan
kemampuan untuk aktivitas
Teraupetik
memenuhi kebutuhan diri • Sediakan lingkungan nyaman dan
Pasien mengungkapkan rendah stimulus
mampu untuk melakukan • Lakukan latihan rentang gerak
beberapa aktivitas tanpa pasif atau aktif
• Berikan aktifitas distraksi yang
dibantu menenangkan
• Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan.
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktifitas
bertahap
• Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
• Ajarkan strategi koping uuntuk
mengurangi kelelahan
EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/ No.Dx.Kep Implementasi Evaluasi
Tgl
1 Selasa Nyeri Akut • Mengidentifikasi lokasi, S : pasien
16/02/ berhubungan karakteristik, durasi, mengatakan nyeri
2021 dengan frekuensi, kualitas, dibagian bawah
  pelepasan intensitas nyeri perut bekas
18.30 mediator • Mengidentifikasi skala nyeri operasinya
wita nyeri • Memberikan teknik O:
(histamin, nonfarmakologis yaitu Pasien tampak
prostaglandin) dengan teknik relaksasi meringis
akibat trauma benson Pasien terlihat
pembedahan • Menjelaskan penyebab memegang area
(section priode dan pemicunya nyeri nyeri
caesarea) • Menjelaskan strategi Skala nyeri sedang
meredakan nyeri (5)
• Mengajarkan teknik A : Masalah belum
nonfarmakologis seperti teratasi
teknik relaksasi benson P : Lanjutkan
intervensi
19.40 wita Resiko Infeksi • Monitor tanda dan gejala S:-
berhubungan infeksi lokal dan sistemik  
dengan • Membatasi jumlah O:
peningkatan pengunjung Pasien nampak
kerentangan • Mencuci tangan sebelum masih
terhadap dan sesudah kontak mengusap-
bakteri dengan pasien dan usap tepi luka
sekunder lingkungan pasien A:
pembedahan • Menjelaskan tanda dan Masalaah
gejala infeksi belum teratasi
• Mengajarkan mencuci P : Lanjutkan
tangan dengan benar intervensi
• Mengajarkan cara
memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
• Anjurkan meninngkatkan
asupan cairan
20.30 wita Intoleransi • Mengidentifikasi gangguan S:
aktivitas fungsi tubuh yang pasien
berhubungan mengakibatkan kelelahan mengatakan
dengan kelemahan • Monitor lokasi dan ketidak badannya masih
nyamanan selama terasa lemas
melakukan aktivitas O:
• Lakukan latihan rentang aktivitas pasien
gerak pasif atau aktif nampak masih
• Berikan aktifitas distraksi di bantu
yang menenangkan keluarga
• Anjurkan melakukan pasien nampak
aktifitas bertahap terbaring di
tempat tidur
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
Rabu Nyeri Akut • Mengidentifikasi S : pasien
17/02/20 berhubungan lokasi, karakteristik, mengatakan nyeri
21 dengan pelepasan durasi, frekuensi, mulai berkurang
kualitas, intensitas
  mediator nyeri nyeri O:
08.10 (histamin, • Mengidentifikasi pasien tampak tidak
wita prostaglandin) skala nyeri meringis lagi
akibat trauma • Memberikan teknik pasien tidak terlihat
pembedahan nonfarmakologis memegang area
(section caesarea) yaitu dengan teknik nyeri
relaksasi benson skala nyeri menurun
• Menjelaskan dari 5 menjadi 3
penyebab priode
dan pemicunya A : Masalah teratasi
nyeri P : intervensi
• Menjelaskan dihentikan (pasien
strategi meredakan pulang)
nyeri
• Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
seperti teknik
relaksasi benson
09.45 wita Resiko Infeksi • Monitor tanda dan gejala S:-
berhubungan infeksi lokal dan sistemik
dengan • Membatasi jumlah O:
peningkatan pengunjung Pasien tidak
kerentangan • Mencuci tangan sebelum nampak
terhadap bakteri dan sesudah kontak mengusap
sekunder dengan pasien dan daerah luka
pembedahan lingkungan pasien Nampak tidak
• Menjelaskan tanda dan ada tanda dan
gejala infeksi gejala infeksi
• Mengajarkan mencuci
tangan dengan benar A : Masalah
• Mengajarkan cara teratasi
memeriksa kondisi luka
atau luka operasi P : Intervensi
• Anjurkan meninngkatkan dihentikan
asupan cairan (pasien pulang)
11.00 wita Intoleransi • Mengidentifikasi S : pasien
aktivitas gangguan fungsi mengatakan badanya
berhubungan tubuh yang tidak lemas lagi
dengan mengakibatkan
kelemahan kelelahan O : Pasien nampak
• Monitor lokasi dan sudah melakukan
ketidak nyamanan aktivitasnya sendiri
selama melakukan
aktivitas A : masalah teratasi
• Lakukan latihan
rentang gerak pasif P : intervensi
atau aktif dihentikan (pasien
• Berikan aktifitas pulang)
distraksi yang
menenangkan
• Anjurkan melakukan
aktifitas bertahap
Kesimpulan
Pada pasien post sectio caesarea dengan indikasi Disproporsi Kepala
Panggul dalam melakukan asuhan keperawatan yang meliputi biologis,
psikologi, sosial, dan spiritual. Adapun pengkajiannya penulis menggunakan
metode wawancara, pemeriksaan, dan observasi. Pada pasien post SC
dengan indikasi Disproporsi Kepala panggul ditemukan masalah
keperawatan seperti nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, resiko
infeksi berhubungan dengan luka insisi pembedahan, ketidakefektifan
pemberian ASI berhubungan dengan produksi ASI yang tidak adekuat.
Untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut sebagian besar intervensi
secara teori dapat diterapkan pada saat tindakan. Pelaksanaan tindakan
yang meliputi preventif, kuratif, rehabilitatif sebagian besar telah sesuai
dengan rencana tindakan dan pelaksanaannya dilakukan secara maksimal.
Pada evaluasi hasil yang dilakukan oleh penulis pada dasarnya dapat
terlaksana dengan baik dan sebagian masalah teratasi. Dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan diperlukan kerjasama antar klien, keluarga,dan tenaga
medis yang lain , agar pasien mendapat asuhan keperawatan yang
maksimal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai