Anda di halaman 1dari 32

UVEITIS

Anggun Eka Pratiwi 19710020


 

Pembimbing :
dr. Risty Arie Hardini, Sp. M
DEFINISI

Uveitis peradangan mata yang terjadi


pada lapisan traktus uvea yang meliputi
peradangan pada iris, korpus siliaris dan
koroid

• dapat mengenai satu atau lebih


bagian dari traktus uvea
• tersusun atas banyak pembuluh darah
• dapat mengancam penglihatan
Anatomi dan Fisiologi Uvea

Uvea atau traktus uvealis


merupakan lapisan vaskular yang
terdiri atas
1. Iris
2. Badan siliar
3. Koroid.
01 IRIS

Iris terdapat dua muskulus

1. Musculus dillatator pupillae.

2. Musculus spincter pupillae.

Iris terdiri dari 3 lapisan yaitu

a) Lapisan anterior

b) Lapisan tengah (stroma)

c) Lapisan posterior
02 Corpus Siliar
Badan siliar terbagi menjadi dua bagian yaitu

a) Pars plicata (2mm)

b) Pars plana (4mm)

Prosesus siliaris dan epitel siliaris berfungsi sebagai


pembentuk humor aquos

Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yang


tersusun secara
1. Longitudinal
2. Radial
3. Sirkuler
03 Koroid
Koroid terdiri dari 4 lapisan, yaitu:

a) Epikhoroid,

b) Lapisan pembuluh,

c) Lapisan koriokapiler,

d) Lamina elastika,

Koroid di sebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan


di sebelah luar oleh sklera
EPIDEMIOLOGI
Insidens uveitis di Indonesia
belum ada data yang akurat

Amerika Serikat 15 kasus


baru setiap 100.000 orang
setiap tahunnya

usia 20-50 tahun


Etiologi

SPESIFITA
S ASALNYA
1. Penyebab spesifik 1. Eksogen
(infeksi) 2. Endogen
2. Penyebab non spesifik
(non infeksi)
PATOFISIOLOGI
Peradangan unilateral Infeksi Radang irir dan corpus silia
uvea
alergi

Kerusan blood aqueous


barrier

Peradangan akut:
Migrasi eritrosit ke dalam COA
Peningkatan protein, fibrin, dan sel-
Sel radang dapat melekat pada
endotel korne
sel radang dalam humor aquos
Penumpukan sel radang
berupa pus di dalam COA
Tidak mendapatkan terapi Perlekatan antara iris
adekuat dengan kapsul lensa
Sel radang dapat melekat
bagian anterior
pada endotel kornea

Gangguan metabolisme Tertutupnya trabekuler


oleh sel radang Perlekatan bagian iris
lensa dengan bagian tepi pupil

Lensa keruh
Menghambat aliran aquos
humo dari BMB ke BMD

Aquos humor tertumpuk di bilik Tekanan dalam bolamata


mata belakang dan akan semakin meningkat
mendorong iris ke depan
Klasifikasi
1. Uveitis Anterior
Klasifikasi 2. Uveitis Intermediate
Anatomi 3. Uveitis Posterior
4. Uveitis Difus / Panuveitis

1. Akut
Perjalanan 2. Subakut
Penyakit 3. Kronis

1. Uveitis Non Granulomatosa


2. Uveitis Granulomatosa
Reaksi Radang
Uveitis Anterior

flare (protein bebas yang lepas dari iris


keratic precipitate, yaitu kumpulan sel
radang berwarna putih yang melekat dan badan siliar yang meradang).
pada endotel kornea.
Hipopion (tumpukan sel hifema (migrasi sel-sel
radang di sudut inferior) darah merah)
Perlengketan dengan
kapsul lensa
anterior (sinekia
posterior)
Uveitis Intermediate

vitritis dengan kondensat vitreus menyelimuti pars plana inferior dan


yang melayang (snowball) badan siliare (snowbanking).
Uveitis Posterior

Retinitis Koroiditis
Vaskulitis
Retina
Uveitis Difus / Panuveitis

kondisi inflamasi yang terdapat infiltrat


sel kurang lebih merata dari semua unsur
di traktus uvea, yang meliputi uveitis
anterior, intermediate, dan posterior yang
terjadi bersamaan.
Perjalanan Penyakit

01 02 03

Akut Kronis
gejala berlangsung Peradangan berulang, berlangsung lebih dari 6
selama 6 minggu atau minggu, tanpa penyembuhan sempurna antara
kurang, kemudian serangan yang pertama dan kekambuhan.
sembuh sempurna Subakut
Lama peradangan antara
uveitis akut dan kronik, ada
kekambuhan tetapi ada fase
kesembuhan.
Reaksi Radang
Uveitis Non
Granulomatosa
01

Neptune
Neptune is the
farthest planet from
the Sun
Uveitis Granulomatosa

Nodul yang terdiri atas kelompok


Uveitis granulomatosa adanya invasi
sel-sel putih di tepian pupil iris
mikroba aktif ke jaringan oleh bakteri
(nodul koeppe
Perbedaan Uveitis Non Granulomatosa dan Granulomatosa
  Non Granulomatosa Granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Nyeri Nyata Tidak ada atau ringan
Photophobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah Nyata Ringan

Sirkumkorneal

Keratic precipitates Putih halus Kelabu besar (mutton fat)


Pupil Kecil dan tidak teratur Kecil dan tidak teratur
Sinekia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang
Noduli iris Tidak ada Kadang-kadang
Lokasi Uvea anterior Uvea anterior, posterior atau

difus

Perjalanan Akut Kronik

Penyakit

Kekambuhan Sering Kadang-kadang


Manifestasi Klinis

Uveitis Anterior

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
Keluhan

fisik
● Palpebra dapat normal atau edema
Mata merah ● warna jadi lebih pucat
● Konjungtiva hiperemi
● Nyeri ● Pupil miosis, bentuk tidak
● Perikornea hiperemi dan terdapat
● Fotofobia teratur, refleks lambat sampai
● keratic precipitate.
Penglihatan kabur negatif disertai nyeri.
● BMD dapat keruh
● Blefarospasme ● Lensa keruh
● Iris edema dan warna jadi lebih pucat
● Epifora
Uveitis Intermediate

Secara umum segmen anterior tenang dan


kadang terdapat flare di bilik mata depan.
• Penglihatan kabur Dapat ditemukan sel dan eksudat di korpus
• Floaters vitreus.

Keluhan Pemeriksaan
fisik
Uveitis Posterior
Pemeriksaan
Keluhan fisik
• Penglihatan kabur
• Floaters pada lapang Secara umum segmen
pandang yang anterior tidak didapatkan
semakin banyak kelainan
• Kadang disertai
fotopsia
Pemeriksaan
Penunjang

● Tidak dilakukan jika dengan


pengobatan non spesifik memberikan
respon yang baik

● Dilakukan jika tidak memberikan


respon pengobatan non spesifik pada
kasus yang berulang
Diagnosis Banding
  Uveitis Akut Konjungtivitis Akut Glaukoma Akut
Insidensi Sering Sangat sering Jarang
Sekret Tidak ada Sedang - banyak Tidak ada
Visus Kabur Normal Sangat kabur
Nyeri Sedang Tidak ada Berat
Injeksi Terutama Difus, lebih ke arah Terutama
konjungtiva Sirkumkornea fornices sirkumkornea

Kornea Biasanya jernih Jernih Berkabut


Ukuran pupil Miosis Normal Midriasis
Refleks pupil Lambat Normal Negatif
TIO Normal Normal Tinggi
Sediaan Tidak ada Organisme penyebab Tidak ada
Hapusan Organisme organisme
Komplikasi

Komplikasi karena radang Komplikasi karena pengobatan

01 02 ● Kortikosteroid yang
● Katarak komplikata
dalam waktu jangka
● Glaukoma sekunder
lama
● Sinekia posterior
● Pemberian sistemik
● Iris atrofi
● Gangguan daya
akomodasi
● Ablasio retina
Penatalaksanaan

Terapi non Terapi Terapi


spesifik spesifik komplikasi

01 02 03
1. Atropin 1 % Tergantung dari 1. Sinekia anterior dan
2. Kortikosteroid penyebab utamanya posterior
3. Kompres hangat 2. Glaukoma sekunder
4. Kacamata hitam 3. Katarak komplikata
PROGNOSIS

Perjalanan penyakit dan prognosis uveitis


tergantung pada derajat keparahan,
lokasi, dan penyebab keradangan.

Selain itu, uveitis anterior cenderung


lebih cepat merespon pengobatan
dibandingkan uveitis intermediet,
posterior, atau difus. Keterlibatan
retina, koroid, dan nervus optikus
cenderung memberi
prognosis yang lebih buruk.
THANK
S

Anda mungkin juga menyukai