Dari Salmān bin al-Dhabbi, ia berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah saw berkata: "dg kelahiran bayi ada aqiqahnya, alirkanlah darah (memotong binatang untuknya), hilangkanlah kotoran darinya' (HR al-Bukhāri, al-Nasāi, dan Ahmad). HUKUM AKIKAH Imam Malik, al-Syāfi'i, pendapat yg masyhur dari Mazhab Hanbali, Abu Tsaur dan Mayoritas Ulama = mustahab (sunnah). Abu Hanifah = tidak wajib dan tidak sunnah. Hasan al-Bashri, Dawud al-Zhahiri, satu riwayat dari Mazhab Hanbali, dan lain-lain = wajib. PERSYARATAN KAMBING AKIKAH
Hewan Akikah = Hewan Qurban:
Tidak cacat, tidak kurus, tidak sakit, dan sudah cukup umurnya. • Hewan yg diperbolehkan hanya binatang ternak, dlm nash= Hanya kambing • Unta, lembu, kerbau = Utk 7 org. Pendapat-pendapat Ulama tentang Waktu Pelaksanaan Aqiqah Hari ketujuh. Jika belum mungkin pada hari ketujuh boleh dilakukan pada hari ke-14, bila belum mungkin pada hari ke-40. Sah sebelum hari ketujuh atau setelahnya selama anak belum dewasa. boleh dilaksanakan kapan saja, meskipun sudah dewasa, dan boleh mengakikahkan untuk dirinya sendiri Pembagian Daging Akikah Sebagian dimakan oleh yg menyembelihnya dan sebagian disedekahkan. Disedekahkan dlm bentuk sudah dimasak. Seyogyanya tulang-tulangnya tidak dipecah atau dipotong, Sebaiknya diantarkan kepada mereka HIKMAH AKIKAH • Bentuk pengorbanan orangtua kepada Allah atas anak. • Merupakan fidyah (tebusan) dari berbagai bencana. • Merupakan pintu pembuka gadaian anak agar menjadi syafaat. • Bentuk ekpresi kegembiraan • Untuk mengkaitkan tali hubungan anak dan orangtua. • Bernilai sosial SIRKUMSISI (KHITAN) ANAK
Bagi laki-laki – wajib
Perempuan = terdapat perbedaan pendapat:
• Wajib. • Sunnah • Mubah • Makrumah • Makruh NASAB NASAB Hubungan keturunan yg dekat dari pihak ayah
Kedudukan Nasab dlm Islam
Berkaitan dg batasan hukum yg lain:
Keharusan berbuat ihsan Batasan aurat Berkaitan dlm menentukan hak dan kewajiban atas anak dan orang tua Perwalian, Pembagian warisan, Persusuan, Nafkah, dan lainnya DASAR DAN SEBAB PENETAPAN NASAB
Melalui pernikahan yg sah.
Melalui hubungan sanggama karena adanya syubhat al-Nikah (wath'i syubhat).