Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

DAN PETUNJUK PERKEMBANGAN

1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA


MELAYU
1. Lingua franca (komunikasi antarsuku)
2. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu

2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN


ALAT KOMUNIKASI:
3. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 683
4. Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684
5. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686
6. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi tahun
688
7. Prasasti Gandasuli di Jateng tahun 832
8. Prasasti Bogor tahun 942
PERESMIAN NAMA BAHASA
INDONESIA

TANGGAL 28 Oktober 1928


(Sumpah Pemuda)
ALASAN BAHASA MELAYU
DIANGKAT SEBAGAI BAHASA
INDONESIA
1. Bahasa melayu merupakan lingua franca di
Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa
perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah
dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal
tingkatan bahasa
3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain
dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk
dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
luas.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia

1. Bahasa Nasional
Tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda
1928

Fungsi sebagai bahasa nasional:


a. Lambang kebanggaan bangsa
b. Lambang identitas nasional
c. Alat penghubung antarwarga
d. Alat penyatuan suku bangsa
lanjutan

2. Sebagai bahasa Negara


Tercantum di dalam UUD 1945 Bab XV, pasal 36)

Fungsi sebagai bahasa negara:


a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
c. Alat perhubungan perencanaan dan pelaksaan
pembangunan
d. Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan
dan teknologi
RAGAM BAHASA INDONESIA

1. TULIS
* Terikat struktur dan ejaan
* Ragam tulis lebih pada pengembangan
akademik dan ilmiah

2. LISAN (Retorika)
* Menghendaki orang lain sebagai lawan
bicara
* Membutuhkan mimik, gerak, pandangan,
dan intonasi

3. BAKU
* Ditulis untuk kepentingan komunikasi tulis.
* Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)
CABANG ILMU BAHASA
FONOLOGI
Berkaitan dengan bunyi bahasa

MORFOLOGI
Berkaitan dengan pembentukan kata

SINTAKSIS
Berkaitan dengan penyusunan kalimat

SEMANTIK
Berkaitan dengan pemahaman dan pengembangan
makna
BAB I
MENGEKSPLORASI
TEKS AKADEMIK
DALAM GENRE
MAKRO
1. Membangun konteks teks akademik

Teks akademik atau yang lebih dikenal dengan


teks ilmiah, dapat berwujud buku ulasan buku,
proposal penelitian, laporan penelitian, laporan
praktikum, dan artikel ilmiah.
Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang
di dalamnya terkandung beberapa genre mikro
seperti, deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi,
eksposisi, dan diskusi.
MENGIDENTIFIKASI
CIRI-CIRI TEKS
AKADEMIK DAN
NONAKADEMIK
Teks akademik itu lugas (mengenai hal yang
pokok), baku, bersifat taksonomi (sesuai dengan
struktur gramatikal Bahasa), dan abstrak. Banyak
memanfaatkan proses rasional (proses
pertimbangan yang logis), serta faktual
(mengandung kenyataan yang mengarah ke
kebenaran) dalam hal genre (Wiratno, 2012).
Dalam hal ini sudah tidak berlaku lagi ciri
teks ilmiah yang lampau, “sederhana, padat,
objektif, dan logis”
IDENTIFIKASILAH!
Bandingkanlah teks 1 a dengan teks 1 b !
Betulkah teks 1 a cenderung bergaya lisan atau
nonakdemik, dan sebaliknya?
Betulkah teks 1 b cenderung bergaya tulisa atau
akademik?
Jelaskan, mengapa teks 1a lebih panjang
daripada teks 1 b?
SELANJUTNYA

Teks 1a (cenderung lisan, nonakademik,


nonilmiah)
Pada buku ini kita bertujuan untuk menelaah bagaimana
menerapkan metode empiris agar kita dapat menganalisis
cara orang bercakap-cakap. Kita berharap dapat menguak
sesuatu yang diasumsikan orang ketika mereka
berkomunikasi dengan cara bercakap-cakap. Kita akan
memusatkan perhatian kepada bagaimana penutur
menggunakan tuturan untuk berinteraksi, yaitu bagaimana
mereka menciptakan dan mempertahankan apa yang
mereka definisikan sebagai “makna situasi sosial”.
SELANJUTNYA

Kita berpegang pada gagasan teoretis dasar yang


berbeda dengan para ahli yang bergerak di bidang
sosiolinguistik. Teori dasar ini menunjukkan bahwa
ketika kita menganalisis tuturan orang yang
berbicara empat mata, kita memperlakukan istilah-
istilah yang digunakan oleh antropolog dan sosiolog
seperti “peran”, “status”, “identitas sosial”, dan
“hubungan sosial” sebagai “simbol” yang digunakan
oleh orang untuk saling berkomunikasi.
SELANJUTNYA
Teks 1b (cenderung tulis, akademik, ilmiah)
Tujuan telaah pada buku ini adalah untuk
menerapkan metode empiris analisis
percakapan yang dapat menguak asumsi
sosial yang mendasari proses komunikasi
verbal dengan memusatkan perhatian kepada
penggunaan tuturan oleh penutur untuk
berinteraksi, yaitu menciptakan dan
mempertahankan definisi “situasi sosial”
secara khusus.
SELANJUTNYA

Posisi teori dasar yang membuat karya ini berbeda


dengan karya ahli lain di bidang sosiolinguistik adalah
bahwa pada analisis terhadap tuturan empat mata,
istilah-istilah di bidang antropologi dan sosiologi
seperti “peran”, “status”, “identitas sosial”, dan
“hubungan sosial” akan diperlakukan sebagai “symbol
komunikasi”.
(Diterjemahkan dengan adaptasi dari Style: Text
analysis and linguistic criticism,
PERBEDAAN TEKS AKADEMIK DAN NONAKADEMIK

Teks akademik (tulis, ilmiah) Teks nonakademik (lisan, nonilmiah)


1 sederhana dalam hal struktur kalimat; 1 rumit dalam struktur kalimat;
2 padat informasi; 2 cenderung tidak padat informasi;
3 padat akan kata-kata leksikal; 3 padat akan kata-kata struktural;
4 banyak memanfaatkan nominalisasi; 4 cenderung sedikit memanfaatkan
nomi- nalisasi;
5banyak memanfaatkan metafora gramatika, dan karenanya banyak
mengandung ungkapan yang in- kongruen;
5 cenderung sedikit memanfaatkan metafora gramatika, dan karenanya tidak
banyak mengandung ungkapan yang inkongruen;
6 banyak memanfaatkan istilah teknis; 6 cenderung sedikit memanfaatkan
istilah teknis;
7 bersifat taksonomik dan abstrak; 7 lebih konkret dan cenderung tidak
bersifat taksonomik;
8 banyak memanfaatkan sistem peng- acuan esfora; 8 tidak menunjukkan
pengacuan esfora sebagai ciri penting;
SELANJUTNYA
9 banyak memanfaatkan proses relasional identifikatif untuk
membuat definisi atau identifikasi dan proses relasional
atributif untuk membuat deskripsi;
9 tidak menonjol pada salah satu jenis proses;
10 bersifat monologis, dan untuk itu, lebih banyak
mendayagunakan jenis kalimat indikatif-deklaratif;
10 bersifat dialogis, dan untuk itu, mendayagunakan jenis
kalimat yang lebih bervariasi;
11 memanfaatkan bentuk pasif untuk memberikan tekanan
kepada pokok persoalan yang dikemukakan, bukan kepada
pelaku; dan akibatnya, teks akademik menjadi objektif, bukan
subjektif; 11 memberikan tekanan kepada pelaku dalam
peristiwa dialog; sehingga pelaku peristiwa yang menjadi
lebih penting tersebut menimbulkan sifat subjektif.
SELANJUTNYA
12 seharusnya tidak mengandung kalimat minor;
12 sering mengandung kalimat minor;
13 seharusnya tidak mengandung kalimat
takgramatikal;
13 sering mengandung kalimat takgramatikal;
14 biasanya mengambil genre faktual, seperti
deskripsi, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan
diskusi, bukan penceritaan fiktif.
14 mengambil genre yang lebih bervariasi dan
dapat faktual atau fiksional.
JENIS KATA

Kata
Benda

Kata Kerja Kata Sifat

Kata Kata
Bilangan Keterangan
TUGAS
 Setelah kalian melihat tayangan penjelasan
materi saya, silakan untuk selanjutnya cari
satu artikel yang berkaitan dengan bidang
Anda! Maksudnya, apabila kalian mengambil
prodi kesehatan maka carilah artikel tentang
kesehatan, jika di teknik maka carilah artikel
tentang teknik, jika pendidikan juga tentang
pendidikan dan jika di hukum carilah yang
bidang hukum juga.
Selanjutnya
 Kemudian, jika Anda sudah mendapatkan
artikel tersebut silakan Anda baca dan Anda
klasifikasikanlah kata kata yang terdapat
pada artikel tersebut berdasarkan jenis
katanya.
 Buatlah dalam bentuk tabel seperti contoh

berikut ini.

-----------selamat mengerjakan---------
ANALISISLAH KATA PADA ARTIKEL
Analisislah dan klasifikasikanlah berdasarkan
kelompok katanya (KB, KK, KS, K.bil, K.ket, dll)
Verba Nomina
Bertujuan Tujuan
menelaah Telaah
Menganalisis Analisis
Diasumsikan Asumsi
Menggunakan Penggunaan

Anda mungkin juga menyukai