Anda di halaman 1dari 21

Oleh:

Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt


Paru – paru

Dibagi atas 2 bagian

Kiri Kanan
(2 lobus) (3 lobus)

Dilapisi oleh Selaput

Pleura Viseralis dan Parietalis


(Selaput Dada)
Thoraks bagian dalam
melapisi
Pleura Parietalis Diafragma

Mediatisnum
Jalannya Udara
Udara dihirup melalui hidung

dihangatkan dilembabkan dibersihkan

Menuju farings
(kerongkongan)

Menuju larings
(tenggorokan)

Bagaimana dengan udara yang masuk melalui


mulut ?
Larings
(tenggorokan)

Melalui trakhea

Bronkhus
utama

Bronkhus yang lebih kecil


Saluran jaringan ikat
TRAKHEA berlumen besar

Terdapat tulang rawan berbentuk


Tapal Kuda

Trakhea akan membagi dua


membentuk batang bronkhus

Hilus kanan Hilus kiri


Batang bronkhus yang besar diperkuat oleh
tulang rawan yang berbentuk tapal kuda.

Cabang batang bronkhus kecil diperkuat


dengan pelat-pelat tulang rawan.

Di bawah dan di atas tulang rawan


terdapat serabut otot polos, sehingga
diameter bronkhus dapat diubah-ubah.

Dinding dalam trakhea dan bronkhus


dilapisi dengan epitel respirasi yang
mempunyai bulu-bulu yang dapat
bergetar.
Di bawah epitel terdapat berbagai kelenjar yang
menghasilkan sekret serosa dan mukus.

Bronkhus dan alveoli bronkhus yang kecil dan


bercabang-cabang membentuk bronkheoli,
percabangan terakhir bermuara di duktus alveoli.

Alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler yang rapat


dan dialiri darah dari arteri pulmonalis.
Karena kontak yang sangat berdekatan
antara darah kapiler dengan udara alveoli
maka pertukaran gas pernafasan akan
dipermudah.
Ventilasi adalah tempat udara dalam saluran nafas.
Pertukaran Gas: pertukaran yang efektif
adalah secara difusi yang membutuhkan
permukaan yang luas dan jarak difusi
yang pendek.

Keadaan Patologi: adanya pengurangan


luas permukaan atau perpanjangan jarak
difusi, dapat terjadi pertukaran gas yang
tidak cukup di paru-paru.

Pengurangan luas permukaan terjadi pada


Emfisema paru-paru karena terjadi
penciutan Septum Alveoli dan pada
atelekasih (tidak adanya pasokan udara
pada paru-paru).
Perpanjangan jarak difusi terjadi terutama pada
udem paru-paru karena meningkatnya cairan
interstisial, demikian juga pada fibrosis paru-paru
karena penebalan jaringan ikat.

II. Patofisiologi Gangguan Ventilasi.


Restriktif
(membatasi)
Gangguan Ventilasi
Obstruktif
(menghalangi)
Gangguan Ventilasi Restriktif

Fibrosis paru-paru
(penyakit yang ditandai dengan baik pada tempat tertentu
secara difus, pembentukan jaringan ikat tambahan dalam
jaringan paru).

Umumnya menimbulkan kerusakan ,


juga kerusakan pada serabut elastiknya.
Fibrosis : • Silikosis : adanya asam silikat yang
dihirup dari debu kuarsa
(pegawai tambang dan
pengolah batu)
• Sarkoidosis (morbus boeck) : stadium
lanjut dapat menyebabkan
fibrosis paru-paru
• Fibrosis paru-paru interstial yang difus :
a. Fibrosis akibat penyinaran,
b. dikenal dengan nama
sindroma HAMMAN-RICH
Gangguan Ventilasi Obstruktif

Penyebabnya adalah penyempitan sistem


nafas

Yang termasuk gangguan obstruktif :


1. Asma Bronkhial
2. Bronkhitis kronis.
Asma bronkhial

• Obstruksi saluran nafas yang akut,


• Terjadi akibat spasmus otot bronkhus,
• Udem pada dinding bronkhus,
• Hiperseksi sekret yang kental,

Stadium awal Stadium lanjut


(bebas keluhan) (Bronkhitis kronis)
Kesulitan pernafasan
Asma Bronkhial
yang parah dengan
kurangnya oksigen
dalam jaringan
• spasmus otot polos bronkhioli dan bronkhioli kecil,
• adanya lendir yang kental dalam lumen bronkhus
yang menyempit,
• terjadi ekspirasi yang sulit dan berdengik serta
diperlambat.

Pasien akan menahan tulang belikat dan


tulang selangka dengan menaikkan lengan
supaya otot pernafasan dapat dibantu

Serangan diakhiri dengan batuk yang hebat


dan keluarnya dahak yang kental dan bening
Bentuk Asma secara Klinis :
1. Asma eksogen alergik (ekstrinsik)
2. Asma non alergik :
a. asma infek,
b. asma kriptogenik
c. asma iritasi-fisika (fisikoiritatif)
d. asma toksik zat kimia (asma akibat
obat)
50 % penderita asma adalah bakat alergik

Reaksi
Allergen-Antibodi

Degranulasi mastosit
(pembebasan mediator)

Radang
Spasmus Bronkhus

Banyak dahak

Gambar 3. Reaksi pada asma karena alergi


Asma yang tidak disebabkan oleh alergi

Bronkhokontraksi

Obstruksi bronkhus akibat obat

Bloker β-Adrenoseptor Bronkhitis kronis:


atau
• produksi lendir yang
Analgetika
banyak dalam saluran nafas
• Batuk kronis
Stimulasi Reseptor
vagus sensorik

Pembebasan
Asetilkholin Debu,
Asap,
Mastosit Udara dingin,
Pengkondisian
serotonin
histamin

Peningkatan
Tonus
Otot bronkhus

Gambar 4. Proses konstriksi bronkhus secara refleks

Anda mungkin juga menyukai