Kronis
Inas Istiqlal Sari Nabilah
Indra Imanuel Praditya
Ivana cindi
DEFINISI
E2
ID
SL
Glomerulonefritis
adalah
Ganguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glomerulus yang
fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa sisa pembuangan.
Glomerulonefritis kronis
adalah
e rP
Diagnosis klinis berdasarkan ditemukannya hematuria dan proteinuria yang menetap
w
Po
of
w er
Po
e
Th
ETIOLOGI
E3
ID
Penyebab dari Glomerulo nefritis Kronis yaitu
SL
Keracunan Hipertensi
2 timah hitam
5 Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nephrosclerosis)
merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal kronik
e rP
Diabetes Melitus Penyakit kolagen
w
3 6
Po
Dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak
menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi
of
lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang
menurun
w er
Po
e
Th
TANDA DAN GEJALA
E4
ID
Becoming the best partner for all web creators
SL
Glomerulonefritis a. Kadang-kadang tidak memberi keluhan sama sekali
b. Edema sedikit, suhu subfebril.
kronis ditandai c. memasuki fase nefrotik : edema bertambah jelas
dengan kerusakan d. Fungsi ginjal menurun
e. ureum meningkat
glomerulus secara f. anemia bertambah berat dikuti oleh tekanan darah yang mendadak meninggi
progresif lambat g. serangan ensefalopati hipertensi dan gagal jantung yang berakhir dengan
kematian
akibat h. Hematuri
glomerulonefritis i. Proteinuria
e rP
j. Menurunnya outpun urine
yang berlangsung
w
Po
k. Fatigue
lama. l. Demam
of
wer
Po
e
Th
PATOFISIOLOGI
E5
ID
Thank you for coming today!
SL
“GLOMERULONEFRITIS”
Gerupakan berbagai kelainan yang menyerang sel-sel penyerang ginjal (sel glomerulus).
Glomerulonefritis bersifat kronik dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian besar tampak
bersifat imunologis.
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
PEMERIKSAAN PENUNJANG
E6
ID
SL
1 2 3
PEMERIKSAAN DARAH
URINALISIS LENGKAP BIOPSI GINJAL
Pada urin ditemukan Pada darah ditemukan
untuk menunjukan
albumin (+), silinder, LED, ureum, kreatinin dan
obstruksi kapiler
eritrosit, leukosit hilang fosfor serum yang
glomerular dan
timbul, berat jenis urin meninggi serta kalsium
memastikan diagnosis
menetap pada 1008-1012 serum yang menurun,
t
oin
sedangkan kalium
rP
we
meningkat.
Po
of
er
ow
eP
Th
TERAPI KONSERVATIF
E7
ID
SL
1 2 3 4
t
oin
diuresis mencapai 2
memelihara status LFG dan penyakit
rP
we
L per hari.
nutrisi dan ginjal dasar.
Po
of
memelihara status
er
ow
gizi.
eP
Th
TERAPI SISTOMATIK
E8
ID
SL
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah,
merupakan keluhan yang sering dijumpai
pada PGK
KELUHAN
GASTROINTESTINAL
terapi hemodialisis
t
reguler yang adekuat,
oin
Tindakan yang diberikan
KELAINAN
rP
KELUHAN
harus tergantung dengan NEUROMUSCULARmedikamentosa atau
we
KULIT
Po
jenis keluhan kulit. operasi subtotal
of
er
paratiroidektomi.
ow
eP
Th
TERAPI PENGGANTI GINJAL
E9
ID
SL
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik. Terapi tersebut dapat berupa
hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal.
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
0
LANJUTAN..
E1
ID
SL
HIPERTENSI
Selain itu, sasaran terapi farmakologis sangat terkait dengan derajat proteinuria, yang
merupakan faktor risiko terjadinya perburukan fungsi ginja,
SYSTEM KARDIOVASKULER
Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting, karena
40-45% kematian pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
t
oin
TRANSPLANTASI GINJAL
rP
we
Po
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal
of
er
ow
eP
Th
1
N0
TINJAUAN ASUHAN
IO
KEPERAWATAN
CT
SE
Add Image
2
ASUHAN KEPERAWATAN
E1
Add Image
ID
We are awesome!
SL S I K
SAAN F I
PEMERIK
PENGKAJIAN SUH AN KE PE RAWATAN
a. Pengkajian umum RENCANA A
KEADAAN UMUM : b. Sistem kardio
a. Riwayat:
ANAMNESA c. Sistem pernapasan a. Diagnosa keperwatan
• Identitas anak d. Sistem persyarafan b. Batasan karakteristik
• Riwayat kesehatan e. Sistem gastrointestinal c. Intervensi
yang lalu Glomerulonefritis kronik f. Sistem perkemihan d. Kriteria hasil
• Riwayat kelahiran ditandai oleh kerusakan e. Evaluasi
• Riwayat tumbuh glomerulus secara progresif
kembang lambat akibat
glomerulonefritis yang sudah
• Imunisasi,
berlangsung lama. Penyakit
hospitalisasi
cenderung timbul tanpa
• aktivitas diketahui asal usulnya, dan
b. Riwayat penyakit saat ini: biasanya baru ditemukan pada
t
oin
• Keluhan utama stadium yang sudah lanjut
rP
• lasan masuk rumah
we
Po
sakit
of
• Faktor pencetus
er
• Lamanya sakit
ow
eP
Th
Diagnosa, Kriteria hasil, Intervensi,
3
E1
Evaluasi
ID
SL Kriteria / Evaluasi:
• Klien akan menunjukkan perfusi jaringan serebral normal ditandai dengan tekanan darah
dalam batas normal, penurunan retensi air, tidak ada tanda-tanda hipernatremia.
Intervensi :
• Monitor dan catat Tekanan Darah setiap 1 – 2 jam perhari selama fase akut.
DIAGNOSA 1 : Rasional: untuk mendeteksi gejala dini perubahan Tekanan Darah dan menentukan intervensi
selanjutnya.
Gangguan perfusi • Jaga kebersihan jalan nafas, siapkan suction.
Rasional: serangan dapat terjadi karena kurangnya perfusi oksigen ke otak
jaringan berhubungan • Atur pemberian anti Hipertensi, monitor reaksi klien.
Rasional: Anti Hipertensi dapat diberikan karena tidak terkontrolnya Hipertensi yang dapat
dengan retensi air dan menyebabkan kerusakan ginjal
• Monitor status volume cairan setiap 1 – 2 jam, monitor urine output (N : 1 – 2 ml/kgBB/jam).
hipernatremia Rasional: Monitor sangat perlu karena perluasan volume cairan dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat.
t
oin
• Kaji status neurologis (tingkat kesadaran, refleks, respon pupil) setiap 8 jam.
rP
we
Rasional: Untuk mendeteksi secara dini perubahan yang terjadi pada status neurologis,
Po
memudahkan intervensi selanjutnya.
of
• Atur pemberian diuretic : Esidriks, lasix sesuai order.
er
ow
Rasional: Diuretic dapat meningkatkan eksresi cairan.
eP
Th
Diagnosa, Kriteria hasil, Intervensi,
4
E1
Evaluasi
ID
SL
Kriteria / Evaluasi:
• Klien dapat mempertahankan volume cairan dalam batas normal
DIAGNOSA 2 : ditandai dengan urine output 1 - 2 ml/kg BB/jam.
Resiko kelebihan Intervensi :
• Timbang BB tiap hari, monitor output urine tiap 4 jam.
volume cairan b/d
• Kaji adanya edema, ukur lingkar perut setiap 8 jam, dan untuk anak
penurunan volume laki-laki cek adanya pembengkakan pada skrotum
urine, retensi cairan • Monitor reaksi klien terhadap terapi diuretic, terutama bila
dan natrium menggunakan tiazid/furosemide
t
• Monitor dan catat intake cairan
oin
rP
we
• Kaji warna warna, konsentrasi dan berat jenis urine.
Po
of
• Monitor hasil tes laboratorium
er
ow
eP
Th
Diagnosa, Kriteria hasil, Intervensi,
5
E1
Evaluasi
ID
SL
t
oin
• Batasi masukan sodium dan protein sesuai order
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Diagnosa, Kriteria hasil, Intervensi,
6
E1
Evaluasi
ID
SL
Kriteria / Evaluasi:
• Klien akan menunjukan adanya peningkatan aktivitas ditandai
dengan adanya kemampuan untuk aktivitas atau meningkatnya
DIAGNOSA 4 : waktu beraktivitas.
Intervensi :
Intoleransi aktivitas
• Buat jadwal/periode istirahat setelah aktivitas.
berhubungan dengan • Sediakan / ciptakan lingkungan yang tenang, aktivitas yang
fatigue. menantang sesuai dengan perkembangan klien
• Buat rencana / tingkatan dalam keperawatan klien agar tidak
t
oin
dilakukan pada saat klien sementara dalam keadaan istirahat pada
rP
malam hari.
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Diagnosa, Kriteria hasil, Intervensi,
7
E1
Evaluasi
ID
SL
Kriteria / Evaluasi:
DIAGNOSA 5 : • Klien dapat mempertahankan integritas kulit ditandai dengan kulit
tidak pucat, tidak ada kemerahan, tidak ada edema dan keretakan
Gangguan istirahat pada kulit/bersisik.
tidur berhubungan Intervensi :
dengan immobilisasi • Sediakan kasur busa pada tempat tidur klien
• Bantu merubah posisi tiap 2 jam.
dan edema. • Mandikan klien tiap hari dengan sabun yang mengandung pelembab
t
oin
• Dukung / beri sokongan dan elevasikan ekstremitas yang
rP
we
mengalami edema
Po
of
er
ow
eP
Th
That’s all. Thank you!
Any Questions?
“There are only two ways to live your life. One is as though
nothing is a miracle.
The other is as though everything is a miracle.”
- Albert Einstein