Anda di halaman 1dari 13

Efektivitas Pestisida Botani Agonal

Dalam Mengendalikan Hama Ulat


Grayak (Spodoptera litura) di
Pertanaman Kedelai
PENDAHULUAN
Salah satu kendala dalam budidaya
kedelai adalah adanya serangan hama
ulat grayak (Spodoptera litura).
Hama ini bersifat polyphagus (hama
yang memakan berbagai jenis tanaman
dr berbagai famili).
Salah satu usaha pengendalian yaitu
dengan memanfaatkan berbagai
sumber pestisida nabati/ botani yang
terdapat di alam.
Pestisida nabati pestisida yang
diambil/ diekstrak dari tumbuh-tumbuhan,
baik dari daun, bunga, buah, biji, akar,
rimpang, kulit, dll.

Kelebihan pestisida nabati dibandingkan


pestisida sintetis al.: tidak menyebabkan
keracunan pada konsumen, tdk berbahaya
terhadap petani, tdk menyebabkan
keracunan pada tanaman, tdk mencemari
lingkungan, tdk menyebabkan resistensi dan
resurgensi hama.
Beberapa sumber pestisida botani yang sudah
sering digunakan untuk mengendalikan hama
serangga antara lain: daun nimba, serai wangi
dan rimpang lengkuas.
Daun nimba mengandung senyawa
azadirachtin yang dapat menyebabkan
kematian pada serangga. Serai wangi
mengandung sitral, sitronella, geraniol,
mirsena, nerol, farnesol, metil heptenon,
dipentena. Rimpang lengkuas mengandung
minyak atsiri yang menyebabkan serangga
menolak makan (antifeedant).
Pestisida botani tsb dapat digunakan
secara tunggal maupun secara kombinasi.
Kalau digunakan secara kombinasi daya
kerjanya menjadi lebih efektif dan mampu
membunuh berbagai spesies hama.

Kombinasi antara daun nimba, serai wangi


dan rimpang lengkuas pestisida
botani agonal.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan utk mengetahui
keefektifan pestisida botani Agonal dalam
mengendalikan hama ulat grayak.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok non faktorial
Bahan yang digunakan al.: daun nimba,
serai wangi dan rimpang lengkuas. Larva
ulat grayak yang digunakan adalah larva
instar III dan IV.
Cara Membuat Pestisida Agonal
Daun nimba, serai wangi dan rimpang
lengkuas masing-masing dengan
perbandingan: 8kg: 6kg: 6kg ditumbuk
halus, kemudian dimasukkan kedalam
20 ltr air dan diberi 20 gr diterjen,
direndam selama 24 jam. Air rendaman
tsb disaring dgn kain halus. Untuk
penggunaan seluas 1 Ha lahan air
rendaman tsb diencerkan lagi dgn 60 ltr
air.
Cara Aplikasi Pestisida Agonal

• Pestisida Agonal yang sudah


diencerkan tersebut disiram ke seluruh
bahagian tanaman yang diserang oleh
hama.
Peubah yang diamati

Peubah yang diamati: persentase


serangan, tinggi tanaman, dan
jumlah polong terbentuk.
Pengaruh Perlakuan Berbagai Konsentrasi Insektisida
Agonal Terhadap Persentase Serangan Hama S. litura pada
Pertanaman Kedelai

Perlakuan Pesentase
Serangan (%)
K0 (Kontrol) 21.64 a
K1 (0.25 %) 16.16 ab
K2 (0.50 %) 5.87 b
K3 (0.75 %) 6.42 b
Pengaruh Perlakuan Berbagai Konsentrasi Insektisida
Agonal Terhadap Jumlah Polong Kedelai yang
Terbentuk

Perlakuan Jumlah polong


terbentuk
K0 (Kontrol) 20.99 c
K1 (0.25 %) 23.41 bc
K2 (0.50 %) 30.37 ab
K3 (0.75 %) 32.98 a
Kesimpulan
Pestisida botani agonal (kombinasi
antara ekstrak daun nimba, serai wangi,
dan rimpang lengkuas) dapat menekan
persentase serangan ulat grayak pada
pertanaman kedelai. Semakin tinggi
konsentrasi yang digunakan tingkat
keefektifannya semakin tinggi
Saran
• Mengingat pestisida botani ini sangat mudah
terurai, maka untuk aplikasi di lapangan
perlu dilakukan beberapa kali penyemprotan.

• Perlu dilakukan uji keamanan pestisida


Agonal ini terhadap berbagai beneficial
insects (serangga-serangga yg bermanfaat),
misalnya serangga penyerbuk, lebah madu,
serta serangga parasitoid dan predator.

Anda mungkin juga menyukai