Anda di halaman 1dari 11

EKSTRAKSI GIGI

SULUNG
Ai Rafikah Nurpratiwi
160112180086

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN | DEPARTEMEN PEDODONSIA | BANDUNG 2021


Indikasi
Secara Umum Khusus Gigi Sulung
• Karies: Karies primer dan sekunder ditambah • Permintaan pasien / orang tua: Gigi bisa saja
semua gejala sisa termasuk abses periapikal dan diperbaiki, tetapi pasien / orang tua bersikeras untuk
gagal pulpotomi. mencabut.
• Ortodontik: Pencabutan gigi untuk mencegah atau • Over retained gigi sulung
memperbaiki maloklusi. • Gigi sulung ankylosis,
• Trauma: Pencabutan gigi sebagai akibat langsung • Gigi sulung karies dan gigi sulung yang tidak dapat
dari trauma akut. direstorasi
• Gigi hilang : Gigi dicabut karena mobilitasnya; • Gigi natal atau neonatal, gigi natal adalah gigi yang
waktu untuk tanggal. telah erupsi sebelum lahir, atau gigi neonatal biasanya
• Penyakit periodontal: Kehilangan fungsi, abses erupsi dalam waktu satu bulan setelah kelahiran
periodontal dan nyeri. • Gigi supernumerary, dapat mengalihkan erupsi gigi
• Alasan medis umum: Pencabutan profilaksis. permanen dari jalur normalnya, memengaruhi, atau
• Alasan ekonomi: Gigi bisa saja diselamatkan tetapi menunda erupsi dan harus dicabut
pasien menganggap perawatannya terlalu mahal. • Gigi impaksi, gigi yang impaksi dapat berupa gigi
supernumerary, gigi cacat, atau gigi ektopik yang tidak
erupsi
• Alasan lain
Kontraindikasi

• Infeksi sistemik akut, seperti glomerulonefritis, penyakit jantung bawaan, demam rematik, penyakit jantung rematik,
atau penyakit turunan.
• Penyakit darah, penderita hemofilik atau leukemia akan membutuhkan dokter gigi umum yang terlatih, dokter gigi
anak, atau ahli bedah mulut bersama dengan ahli hematologi untuk melakukan tindakan yang diperlukan selama
pencabutan gigi.
• Diabetes mellitus yang tidak terkontrol, pencabutan gigi harus dihindari. Luka bedah tidak sembuh dengan baik, dan
nyeri pasca operasi bisa sangat parah. Perdarahan berulang dapat terjadi.
• Tulang iradiasi, pencabutan gigi harus dihindari. Jika ekstraksi diperlukan, itu harus dilakukan sebelum terapi radiasi.
• Infeksi mulut akut, seperti NUG, stomatitis herpes akut, abses dentoalveolar akut, dan bentuk penyakit rongga mulut
akut lainnya
Evaluasi Preanastesi
Berdasarkan American Society of
Anesthesiologists (ASA)

• Wawancara dengan pasien atau wali untuk ditinjau


riwayat medis penyakit sekarang atau terdahulu,
riwayat anestesi dan komplikasi, dan pengobatan
yang telah dilakukan, serta riwayat alergi obat
obatan.
• Pemeriksaan fisik yang sesuai meliputi tanda tanda
vital (tekanan darah, nadi, laju pernapasan dan suhu)
serta pemeriksaan airway, jantung dan paru.
• Review data diagnostik (laboratorium,
elektrokardiogram, radiograf, konsultasi)
• Penetapan skor status fisik ASA (ASA ‑ PS)
Teknik dan Prosedur Anastesi RA
Infiltrasi Maksila dan Mandibula Middle superior Alveolar Nerve Block

• Bukal Tempat penetrasi jarum 2 Innervasi gigi premolar dan akar mesiobukal molar
sampai 3 mm apikal ke pertama permanen. Metode anestesi mirip dengan
saraf alveolar superior posterior
persimpangan mukogingiva gigi yang
dituju.Lakukan aspirasi. Depositkan
sekitar 0,5 ml
• Palatal  disuntikkan ke dalam
rughae gigi yg terlibat Jumlah yang
didepositkan sekitar 0,2 hingga 0,3
ml.

Posterior Superior Alvelolar Nerve Block Nasopalatine nerve block

• Jarum dimasukkan tepat di belakang Saraf nasopalatina menginervasi gigi


penopang zigoma di ketinggian ruang anterior rahang atas. Ini diindikasikan
ketika infiltrasi vestibular tidak memadai.
depan.
Sekitar 0,2-0,3 ml larutan diberikan di
• Ujung jarum harus berada di dekat jalan masuk foramen incisive pada
periosteum. papilla incisive.
• Foramen kira-kira 8 mm dari titik
penyisipan pada anak usia 3 tahun dan 11
mm pada anak usia 14 tahun.
Teknik dan Prosedur Anastesi RB
Blok Alveolar Inferior
01 .Jarum ditembus ke dalam ruang pterigomandibula dan
1 larutan disimpan dekat dengan foramen mandibula.
Pada anak-anak, foramen mandibula terletak di dekat batas
posterior ramus. Pada usia 3 tahun foramen berjarak sekitar
5 mm dari batas posterior dan 20 mm dari batas anterior .
Jarum suntik anestesi dimasukkan ke dalam rongga mulut
sejajar dengan bidang oklusal gigi posterior rahang bawah.
Kedalaman jarum 8-10 mm dari permukaan mukosa.
Depositkan 0,9 hingga 1,0 ml.

02 Teknik Blok Lingual dan Bukal


3 Saraf lingual berada di anterior dan medial dari saraf alveolar
inferior. Jadi jarum harus ditarik dan larutan disimpan
setengah jarak dari foramen alveolar inferior. Jumlah yang
disimpan sekitar 0,5 ml.
Saraf bukal dapat dibius dengan infiltrasi sulkus bukal distal
ke gigi permanen. Jumlah yang didepositkan sekitar 0,2 ml.

03 Blok Saraf Mental


Blok ini efektif dalam menghasilkan efek anestesi untuk gigi
premolar dan anterior. Jumlah yang didepostkan adalah 0,5
hingga 1,0 ml.
POSISI KERJA
 Posisi pasien: Kursi gigi diposisikan sedemikian
rupa sehingga posisi punggung sekitar 45°
terhadap lantai selama pencabutan gigi atas dan
sekitar 90° saat mencabut gigi bawah. Ketinggian
kursi diatur sedemikian rupa sehingga operator
tidak perlu menekuk atau mengangkat lengannya
ke atas bahu.
 Posisi operator :berada di depan pasien untuk
pencabutan gigi pada semua kuadran kecuali
kuadran kanan bawah posterior.
 Pencabutan gigi di kuadran posterior kanan
Modern Portfolio
bawah, operator duduk atau berdiri pada
Designed
posisi jam 11
Teknik dan Prosedur Ekstraksi Gigi Anterior
Elevator periosteal digunakan
untuk membebaskan gingiva
yang menempel dari serviks gigi (A) alveolus ditahan oleh jari dan bibir di retrasksi
secara labial dan lingual
(B) paruh forceps menggenggam akar gigi, bukan

mahkota/ perhatikan adanya blanching (area

pucat) pada gingiva cekat.

(C,D) Gigi harus diangkat dengan gerakan rotasi

dan gaya yang minimal ke apikal yang dapat saja

merusak benih gigi permanen.


Lipat dan letakkan spons kasa steril di atas luka untuk membantu
pembentukan hemostasis. Segera sebelum pasien keluar, letakkan kain
kasa baru yang steril di atas luka dengan instruksi untuk melepasnya
setelah 10-20 menit
Teknik dan Prosedur Ekstraksi Gigi Posterior
Pencabutan premolar biasanya dibutuhkan Ekstraksi gigi molar harus dilakukan dengan
untuk alasan orthodontik dan mungkin bersih dan atraumatik. Hindari cedera pada
menjadi intervensi gigi pertama kalinya untuk area gusi dengan membebaskan margin
beberapa anak. gingiva menggunakan elevator datar plast

Pencabutan dengan menggunakan forceps


harus dilakukan dengan perlahan, hindari
daya gerakan ke bukal berlebihan yang
dapat menyebabkan frakturnya tulang bukal
atau ujung akar halus
Saat mencabut gigi posterior primer, (A)bebaskan gingiva
dari gigi untuk melindungi gingiva dari robekan. (B)
Hindari gerakan bukal yang berlebihan yang akan
merusak plat kortikal bukal yang tipis, dan gingiva yang
menempel saat mencabut gigi ini. Sangga alveolus di
kedua sisi dengan jari. lukasi ke bukal dan palatal/lingual
Evaluasi Setelah Ekstraksi Instruksi Pasca Pencabutan

• Biarkan bekuan darah menjadi stabil dengan


• Periksa gigi yang dicabut dengan hati-hati menghindari berkumur pada hari pencabutan.
• Jika ada jaringan granulasi yang tertinggal di soket, • Keesokan harinya, mulut boleh berkumur air
jaringan itu harus dibuang, sambil menjaga benih dengan lembut.
gigi yang sedang berkembang. • Berikan resep analgesik dan antibiotik yang
• Letakkan kain kassa steril terlipat di atas luka sesuai, jika diperlukan.
selama proses hemostatis. Pastikan hemostasis • Peringatkan bahwa tidak boleh ada olahraga
terjadi sebelum memulangkan anak atau permainan berlebihan selama sisa hari itu.
• Jahit area gingiva atau mukosa yang mungkin robek • Peringatkan untuk tidak menggigit bibir karena
atau rusak. jaringan lunak yang masih terasa kebas karena
anastesi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai