Anda di halaman 1dari 68

PERPINDAHAN

PANAS
DISUSUN OLEH :
NAMA : JOSEPINUS KARTINO
Nim : 201212022
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNANA KELAPA SAWIT
BAB I PERPINDAHAN PANAS

 Perpindahan panas konduksi adalah


 Ilmu yang mempelajari tentang laju perpindahan panas yang terjadi pada
perpindahan panas diantara benda-benda  solid, seperti besi,
material/benda karena  adanya kayu, batu, dan lain-lain. 
perbedaan suhu (panas dan dingin).
Panas akan mengalir dari tempat
 HukumFourier untuk perpindahan
yang suhunya  tinggi menuju tempat panas konduksi:
yang suhunya lebih rendah. 
 Dalam proses perpindahan panas
yang terjadi di dalam alam sekitar kita Dimana,
dapat terjadi  beberapa proses Q = laju perpindahan kalor (W)
perpindahan panas, yaitu :  K = konduktivitas thermal (W/mC)
1. Konduksi  A = luas penampang (m2)
1.1 Definisi Perpindahan
2. Konveksi  1.2 =Perpindahan
dT/dx Panas
gradien temperatur dalam arah x
(C/m)
Panas
3. Radiasi  Konduksi
1.3 Konduktivitas Thermal
 Umumnya, konduktivitas termal
sangat dipengaruhi oleh suhu.
Lanjutan…

1.5 Perpindahan Kalor Konveksi

 Konveksi merupakan perpindahan


panas melalui aliran ,dimana partikel
zat perantaranya ikut berpindah
sehingga panas bisa merambat.
 Konveksi terjadi pada zat cair atau
gas.
 Rumus :

Dimana,
q = laju perpindahan kalor (W)
h = nilai koefisien perpindahan panas
konveksi (W/m2K)
A = luas penampang (m2)
T = Selisih suhu (K)
Lanjutan…

1.6 Perpindahan Kalor Radiasi

 Perpindahan panas tanpa zat


perantara. Radiasi biasanya disertai
cahaya.
 Rumus :

 Dimana,
E = energi radiasi (joule)
T = suhu mutlak benda (K)
A = luas penampang (A)
t = waktu radiasi (s)
σ = konstanta Stefan-Boltzman
(5,67 x 10 pangkat -8 W/m2K4)
P = daya radiasi (watt)
BAB II KONDUKSI ALIRAN STEDI-SATU DIMENSI

2.1 Dinding Datar


 Konduksi (Conduction) adalah perpindahan panas yang terjadi dengan perantara zat
padat. 
 Perpindahan panas konduksi dapat dengan mudah digambarkan dengan bidang datar.
 Persamaan perpindahan panas konduksi :

 Untuk yang lebih dari satu material :


Lanjutan…

2.2 Bentuk Radial Silinder 2.3 Bentuk Bola

 Dalam proses perpindahan panas


dapat pula diperluas dengan bentuk
yang  memiliki jari-jari. Dalam bentuk
ini, bentuk bola merupakan salah
satunya untuk mewakili  bentuk
benda yang memiliki jari-jari dengan
arah x, y, dan z.
 Rumus :
 Untuk silinder yang mempunyai
dinding berlapis :
2.4 Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan
Adapaun untuk menentukan perpindahan
panas yang berbentuk konduksi  dan
konveksi di dalam benda
 Untuk perpindahan panas bidang koefisien perpindahan kalor keseluruhan
datar berdasarkan luas permukan dalam :
Rumus :

 Untuk perpindahan panas silinder


berlubang
Koefisien perpindahan kalor berdasarkan
Rumus :
luas permukaan luar :
Lanjutan…

2.5 Tebal kritis Isolasi 2.6 Sistem Dengan Sumber


Panas
 Sebuah lapis isolasi dipasang
disekeliling pipa bulat, maka 2.6.1 Bidang Datar Dengan Sumber
perpindahan kalor yang terjadi : Panas

2.6.2 Silinder Dengan Sumber Panas


dimana,
Ti = teperatur dalam isolasi
T∞ = permukaan yang berhubugan
dengan lingkungan secara konveksi
Lanjutan…

2.7 Sistem Konveksi-Konduksi


 Kalor yang dikonduksikan ke suatu benda secara berkala
mesti dibuang dengan  proses konveksi. Contohnya,
kerugian kalor secara konduksi melalui dinding tanur
tinggi  mesti dilepaskan ke lingkungannya secara konveksi.
Energi masuk pada muka kiri = 
energi keluar pada sisi kanan + kehilangan energy karena konveksi

Rumus :
BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI-DIMENSI BANYAK
3.2 Analisis matematika Konduksi
3.1 Konduksi Dimensi Banyak Kalor Dua Dimensi
 Untuk aliran stedi tanpa  Misalkan sebuah pelat persegi, tiga
pembangkitan panas, persamaan
sisi pelat dijaga  pada temperatur
Laplacenya
T1, dan sisi atas mempunyai
 Rumus : distribusi temperatur tertentu.
Distribusi  temperatur tersebut bisa
merupakan distribusi temperatur
konstan atau bisa jadi lebih 
kompleks.

 Aliran kalor pada arah x dan y bisa


dihitung dengan persamaan Fourier:
Lanjutan…

3.3 Analisis Grafik 3.4 Faktor Bentuk Konduksi


Pada sistem dua dimensi dimana hanya
Aliran panas/kalor melaui bidang kurva ada dua batas temperatur, kita biasa 
linear : mendefinisikan faktor bentuk konduksi S
BAB IV
PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI
4.1
   ALIRAN VISCOUS

RUMUS :
Sketsa daerah aliran lapisan batas yang
berada pada plat dat
Kecepatan laminar pada plat rata

 Daerah aliran yang bergerak dari


sisi pelat d tempat observasi
viskositas disebutlapisan batas
(boundary layer). Pertama-tama
perkembangan lapisan batas
adalah laminar namun pada suatu
jarak kritis dari sisi awal pelat,
bergantung pada medan aliran dan
sifat fluida, terjadi gangguan dan
gangguan ini akan diperkuat, dan
proses transisi terjadi hingga aliran
menjadi turbulen. Daerah turbulen
ini bisa digambarkan sebagai
sebuah gaya kocok yang bekerja
sehingga bagian fluida akan
bergerak bolak balik. Transisi dari
aliran laminar ke aliran turbulen
terjadi ketika:
> 5x
 
Kelompok persamaan diatas disebut bilangan
Reynold dan tidak berdimensi.
Re =
Angka Reynold kritis untuk transisi aliran dari
laminar ke turbulen secara teoritis diambil 5 x 105,
dalam prakteknya harga ini bergantung pada kondisi
kekasaran permukaan dan tingkat turbulensi aliran
bebas. Kisaran normal untuk mulainya daerah
transisi antara 5 x 105sampai dengan 106.
Jika
   aliran adalah turbulen, akan didapatkan
profile kecepatan yang lebih tumpul seperti yang
ditunjukkan gambar 3b. Untuk menentukan aliran
maka tetap digunakan bilangan Reynold, dimana
untuk aliran turbulen adalah:
Re =

Angka Reynold untuk daerah transisi bergantung


pada kekasaran pipa dan kehalusan aliran.
Umumnya kisaran untuk daerah transisi adalah:
2000<Red<4000
4.2 Lapisan Batas Laminar Pada Pelat Rata

Untuk menyederhanakan analisis diandaikan:


 Fluida tak mampu mampat dan aliran
stedi/tunak.
 Tidak terdapat perubahan tekanan diarah
tegak lurus pelat.
 Viskositas tetap.
4.3 Persamaan Energi Lapisan batas
Untuk menyederhanakan analisis, diasumsikan:
 Aliran stedi tak mampu-mampat (incompressible).
 Viskositas, konduktivitas kalor, dan kalor spesifik tetap.
 Konduksi kalor pada arah aliran (arah x) dapat
diabaikan.
4.4
  Lapisan batas Kalor
Lapisan batas kalor didefinisikan sebagai daerah di mana
terdapat gradien suhu dalam aliran. Gradien suhu itu
adalah akibat proses pertukaran kalor antara fluida dan
dinding.

Pada dinding kecepatan aliran adalah nol, dan perpindahan


kalor ke fluida berlangsung secara konduksi. Jadi fluks
kalor setempat persatuan luas q’ ‘adalah :
4.5 Konveksi Paksa
Konveksi paksa ialah proses perpindahan
kalor yang langsung di arahkan ke tujuan.
Konveksi paksa menggunakan pompa
atau blower.peristiwa konveksi paksa
terjadi pada radiator mobil dan proses
pertukaran udara pada lemari pendingin.
1. Aliran diatas plat rata

Pengelompokan aliran yang mengalir di atas plat diketahui dari bilangan


Reynolds, dimana bilangan Reynold dapat dituliskan dengan persamaaan
sebagai berikut:

dimana :
U∞= kecepatan aliran bebas x= jarak dari tepi depan
υ= µ/ρ= viskositas kinematik
Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen terjadi bila Re > 5 x 10E5 Untuk
aliran sepanjang plat rata, lapisan batas selalu turbulen untuk bilangan Re ≥
4 x 10E6
2. Aliran dalam tabung

 Persamaan yang dipergunakan untuk


menyatakan sebagai berikut :
 Aliran laminar Re < 2300
 Aliran transisi2300>X>4000
 Aliran turbulen>4000 
3. Lapisan batas pada plat rata
Lapisan Batas Termal adalah daerah dimana terdapat
gradien suhu dalam aliran akibat proses pertukaran kalor
antara fluida dan dinding

Dalam persamaan untuk menentukan angka/bilangan


Prandtl untuk perpindahan panas yang dipergunakan
dalam konveksi paksa dapat dituliskan pada persamaan
berikut ini:
 Angka Nusselt :
 Untuk plat yang dipanaskan pada keseluruhan
panjangnya dapat dituliskan persamaan sebagai berikut:

 Untuk angka Prandtl yang rendah dalam perpindahan


panas konveksi, maka dapat dituliskan Angka Nusselt
adalah sebagai berikut:
 Untuk Angka Prandtl yang tinggi di dalam perpindahan
konveksi paksa dapat dituliskan angka Nusselt adalah
sebagai berikut:

 Koefisien perpindahan kalor rata-rata dan angka Nusselt


bisa diperoleh dengan koefisien konveksi adalah
sebagai berikut:
4. Aliran dalam tabung
Bilangan Reynolds :
Bilangan nusselt :
Nilai : n = 0,4 untuk pemanasan n = 0,3
untuk pendinginan
Perpindahan kalor per satuan panjang :
4.6 Konveksi Bebas
Konveksi alami ialah perpindahan kalor yang
terjadi secara alami akibat perbedaan massa
jenis antara dua benda. Molekul zat yang
menerima kalor akan memuai dan massanya
jenisnya menjadi lebih ringan sehingga akan
bergerak ke atas dan akan digantikan oleh
molekul zat yang ada diatasnya. peristiwa
konveksi alami terjadi pada saat merebus air.
1. Plat/ silinder vertikal
 Bilangan Grashoff :
 Perpindahan panas/kalor yang bersifat konveksi dapat dituliskan
sebagai berikut:
 Koefisien perpindahan kalor konveksi bebas rata-rata untuk
berbagai situasi dinyatakan dalam bentuk :
 f menunjukkan bahwa sifat-sifat untuk gugus tak berdimensi
dievaluasi pada suhu film :

 Korelasi yang lebih rumit diberikan oleh Churchill dan Chu :


2. Plat horizontal
 Plat horisontal dengan permukaan panas menghadap ke atas :

 Plat horisontal dengan permukaan panas menghadap ke bawah :

3. Silinder horizontal

4. Konveksi bebas padaa bola


 Nilai Nusselt rata-rata untuk bola isotermal ke udara :
 Dengan memasukkan angka Prandtl
diperoleh :
 Untuk rentang yang lebih tinggi :
BAB V
RADIASI
4.5
 Definisi Radiasi
 
Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektro
magnet atau paket- paket energi (photon) yang dapat merambat sampai
jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium.
Perpindahan panas/kalor secara radiasi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
 q=
Radiasi elektromagnet terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah
radiasi termal. Radiasi ini merambat dengan kecepatan cahaya (3 X
1010m/s). Secara matematis bisa dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
C=
C= keceptan cahaya
= panjang gelombang
F= frekuensi
Lanjutan…

5.10 Identitas Kirchhoff  5.11 Faktor Pandangan ( F m-n) 


 Emisivitas (ε) suatu benda sama  Perpindahan panas radiasi
dengan absorpsivitas (α)-nya dapat pula dipengaruhi oleh
pada suhu yang sama, yang  faktor pandang yang dialami
dibandingkan dengan benda oleh benda  yang terkena panas
hitam. Emisivitas suatu benda (ε) radiasi. Adapun faktor pandang
adalah perbandingan antara yang mempengaruhinya dapat
energi  yang dapat dipancarkan beberapa  faktor, yaitu: 
oleh benda itupada suhu T
dibandingkan dengan energi a. Faktor bentuk (shape factor) 
yang  dipancarkan oleh benda b. Faktor pandang (view factor) 
hitam pada suhu yang sama.  c. Faktor sudut (angle factor) 
 Energi yang dipancarkan oleh d. Faktor konfigurasi (configuration
suatu benda selalu lebih kecil factor) 
darienergi yang dipancarkan 
e. Faktor geometris (geometry
olehbenda hitam sehingga harga
ε ≤1. 
factor) 
Lanjutan…

5.12 Hubungan Berbagai Faktor Bentuk  Didefinisikan :


5.13 Pertukaran Kalor Antara Benda Tak
Hitam   G = iradiasi (panas radiasi total
 Pada perpindahan kalor radiasi antara
yang menimpa suatu permukaan
permukaan hitam, semua energi
sebuah benda persatuan  waktu
radiasi yang  menimpa permukaan itu
diserap. Pada benda tak hitam, tidak per satuan luas) 
seluruh energi yang jatuh di   J = radiositas (panas radiasi total
permukaan diserap; sebagian yang meninggalkan suatu
dipantulkan kembali ke permukaan lain permukaan sebuah bendaper 
dalam system dan sebagian  mungkin satuan waktu per satuan luas) 
dipantulkan keluar system. Diandaikan  Dianggap seluruh permukaan
semua permukaan bersifat difus
mempunyai G dan J yang sama. 
(baur,  menyebar). Dengan memiliki
suhu yang seragam di dalam  Radiositas adalah jumlah energi
perpindahan panas radiasi, maka  yang dipancarkan (emisi) dan
emisivitas dan refleksivitas akan energi yang dipantulkan  (refleksi)
bernilai konstan diseluruh permukaan.  apabila tidak ada energi yang
diteruskan (transmisi, τ = 0) 
5.2 Sifat Radiasi
Jika pengurangan tersebut berlangsung sampai
tidak ada lagi gelombang yang akan menembus
permukaan yang dikenainya maka permukaan ini
disebut sebagai benda yang bertingkah laku
sebagai benda hitam. Jika gelombang melalui
suatu medium tanpa mengalami pengurangan, hal
ini disebut sebagai benda/permukaan transparan.
Jika hanya sebagian dari gelombang yang
mengalami pengurangan maka medium disebut
sebagai permukaan semi transparan
5.3 Hukum Perpindahan Wien
5.4 Spektrum Daya Emisi Benda Hitam
Matahari dapat mencapai sifat benda hitam pada
temperatur 5762 K. Spektral fluks matahari yang sampai ke
bumi atau solar irradiation untuk kondisi ekstraterestrial dan
masa udara satu ditunjukkan oleh gambar 3 berikut.
Permukaan benda hitam adalah permukaan ideal yang
mempunyai sifat-sifat:
 Benda hitam menyerap semua radiasi yang disengaja
(irradiasi) tanpa melihat panjang gelombang dan arah
datangnya sinar.
 Pada semua temperatur dan panjang gelombang yang
diijinkan, tidak ada permukaan yang dapat menghasilkan
energi lebih banyak daripada benda hitam.
 Walaupun emisi radiasi yang dihasilkan benda hitam
adalah fungsi dari panjang gelombang dan temperatur,
tetapi tidak tergantung kepada arah datangnya sinar.
  5.5 Spektrum Daya Emisi Benda atau Permukaan Tidak Hitam
Permukaan yang tidak hitam disebut sebagai permukaan aktual
yang menghasilkan dan menyerap radiasi lebih sedikit dari
permukaan benda hitam. Daya emisi total dari permukaan aktual
pada temperatur T dapat dicari dengan persamaan sebagai
berikut:
E=

5.6 Distribusi Planck


Distribusi persamaan Planck dalam perpindahan panas radiasi
dapat dituliskan sebagai berikut:
(
h= konstanta Planck (6,6256 x 10-34 J.s
k = konstanta Boltzman (1,3805 x 10-23 J/K)
C0 = kecepatan cahaya di ruang vakum
T = Temperatur absolut dari benda hitam
Dari distribusi di atas, distribusi Planck yang ditandai dengan Gambar
untuk temperatur tertentu dapat dijelaskan sebagai berikut:
○ Emisi radiasi berkelanjutan sesuai dengan panjang gelombang. Meningkat
sesuai dengan peningkatan suhu
○ Bagian spektral di mana terdapat konsentrasi radiasi yang tergantung kepada
temperatur, maka persamaan dengan peningkatan radiasi, panjang
gelombang akan semakin pendek dan temperatur semakin meningkat.
○ Fraksi penting matahari dihasilkan pada saat matahari mencapai kondisi
benda hitam, yaitu pada temperatur 5800 K (fraksi ini merupakan fraksi yang
dapat dilihat oleh mata manusia). Pada temperatur T £ 800 K, emisi lebih
banyak terjadi pada spektrum sinar infra merah dimana bagian ini tidak
terlihat oleh mata.
5.7
  Emisi Band

Emisi Radiasi Dari Benda Hitam Pada Panjang Gelombang 0-𝜆


F(0-𝜆) = =
∫𝜆𝑇 ( 𝐸𝑏𝜆) 𝑑(𝜆𝑇) = 𝑓(𝜆𝑇)0 𝜎𝑇5
Nilai 𝐹(0−𝜆)bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Tabel 3. Nilai F (o –λ ) sebagai fungsi λ T
5.8 Transmisivitas
Transmisivitas adalah fraksi dari jumlah energi
radiasi yang ditransmisikan per jumlah total energi
radiasi yang diterima suatu
permukaan.Transmisivitas selain merupakan
fungsi temperatur dan panjang gelombang juga
bergantung pada arah datang dan perginya sinar
irradiasi.
Hemispherical transmisivitas spektral dapat
didefinisikan melalui persamaan: 
𝜏𝜆 = 𝐻𝜆𝑡𝑟(𝜆) / 𝐻𝜆(𝜆)
5.9 Sifat-Sifat Radiasi
Apabila suatu permukaan yang
mendapatkan sinar irradiasi, dan selama
permukaan tersebut dapat menyerap,
memantulkan dan mentransmisikan sinar
yang datang, maka jumlah dari fraksi
ketiga sifat tersebut harus sama dengan
satu.
𝛼+𝜌+𝜏=1
5.10 Identitas Kirchhoff
Emisivitas (ε) suatu benda sama dengan absorpsivitas (α)-nya
pada suhu yang sama, yang dibandingkan dengan benda hitam.
Emisivitas suatu benda (ε) adalah perbandingan antara energi yang
dapat dipancarkan oleh benda itupada suhu T dibandingkan
dengan energi yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu yang
sama.

Energi yang dipancarkan oleh suatu benda selalu lebih kecil darienergi
yang dipancarkan olehbenda hitam sehingga harga ε ≤1.

5.11 Faktor Pandangan


 faktor bentuk
 Faktor pandang (view factor)
 Faktor sudut (angle factor)
 Faktor konfigurasi (configuration factor)
 Faktor geometris (geometry factor)
5.12 Hubungan Berbagai Faktor Bentuk
Jika F ij adalah fraksi energi total yang
meninggalkan permukaan idan sampai di
permukaan j maka :
Untuk lengkung tiga permukaan dapat kita
tuliskan :
5.13 Pertukaran Kalor Antara Benda Tak
Hitam
Pada perpindahan kalor radiasi antara
permukaan hitam, semua energi radiasi yang
menimpa permukaan itu diserap. Pada
benda tak hitam, tidak seluruh energi yang
jatuh di permukaan diserap; sebagian
dipantulkan kembali ke permukaan lain
dalam system dan sebagian mungkin
dipantulkan keluar system

Anda mungkin juga menyukai