Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

ABORTUS IMINENS &


INCIPIEN
KELOMPOK 4 PSIK A 2019 :

1. MUHAMMAD ALI FIKRI (201610420311117)

2. HAIRUNISA NUNLEHU (201910420311035)

3. AYU FITRI NUR RAHMAWATI (201910420311036)

4. ANANG ANSHARULLAH (201910420311037)

5. MITHA WAHYU THERESIA (201910420311038)

6. HAFIDH SHOFI FUAD EFFENDI (201910420311039)

7. MEGA ANGRAINI SALSABILA (201910420311040)

8. VIGA ASIH RAKA PUTRI (201910420311041)

9. MUHAMMAD SYAHRUL YOGATAMA (201910420311042)

10. TASSYA AULIA PUTRI (201910420311043)

11. NADILA ROSI AZALIA (201910420311044)


PENGERTIAN

Kematian ibu terbanyak disebabkan oleh perdarahan, perdarahan dapat terjadi pada setiap usia
kehamilan, pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus.

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan akibat faktor tertentu atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
MACAM-MACAM ABORTUS

Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran): merupakan±20 % dari semua abortus.
Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat
bertahan. Gejala abortus spontan adalah kram dan pengeluaran darah dari jalan lahir adalah
gejala yang paling umum terjadi pada abortus spontan.

b. Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan): 80 % dari semua abortus.


ETIOLOGI
Penyebab abortus antara lain adalah :
- Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat juga disebut factor ovovetral. Faktor ovovetal yang
menyebabkan abortus adalah kelainan pertumbuhan  janin dan kelainan pada plasenta. Kelainan hasil
konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.kelainan berat biasanya menyebabkan kematian
mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai
berikut.
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering digunakan pada abortus spontan ialah risomi, poliploidi dan
kemungkinan pula kelainan kromosom seks.  
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan diendometrium disekitar tempat implantasi kurang
sempurna sehingga penberian zatzat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar.Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi
maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
ETIOLOGI
- Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam viliporeales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.keadaan ini bisa
terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
- Penyakit ibu Penyakit mendadak,seperti pmeumonea,typis abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-
lain yang menyebabkan abortus.Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke
janin, sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia  berat,
keracuanan, laparotomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti bruselosis, mononucleosis
infeksiosa, toksosplamosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.
- Kelainan traktus genitalis Retriversio uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus.tetapi, harus di ingat bahwa hanya retroversion uteri gravidi inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan  penting. Sebab lain abortus dalam trimester II ialah
serviksin kompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks
berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi abortus dimulai dari perdarahan pada desidua yang menyebabkan necrose dari
jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian / seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim.
Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang kontraksi rahim untuk
terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut “Bligrted Ovum”.
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam
hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil
konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus,
maserasi atau fetus papiraseus.
DIAGNOSIS
1) Manifestasi klinis
Diagnosis pada abortus dapat ditegakkan sebagi berikut :
a) Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
b) Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat.
c) Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
d) Rasa mulas atau kram perut di daerah atas sympisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
DIAGNOSIS
2) Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak
bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.
c) Pemeriksaan dalam : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri
saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglas tidak menonjol
dan tidak nyeri.
DIAGNOSIS
3) Berdasarkan hasil pemeriksaan, dapat ditetapkan diagnosis klinik abortus, yaitu :

a) Abortus Imminens

b) Abortus Insipiens

c) Abortus Inkomplit

d) Abortus komplit

e) Abortus habitualis

f) Abortus infeksius

g) Missed Abortion
TATALAKSANA PENANGANAN
KOMPLIKASI
1) Pendarahan

Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah.

2) Perforasi

Perforasi uterus pada saat curretage dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang biasa menimbulkan 34 persoalan gawat
karena perlakuan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau
usus.

3) Infeksi

Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada
abortus inkomplet yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (Unsafe Abortion).

4) Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok
endoseptik).
KLASIFIKASI
1. Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala-gejala abortus imminens antara lalin :
a) perdarahan pervagina pada paruh pertama kehamilan. Perdarahan biasanya terjadi beberapa jam sampai
beberapa hari. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b) nyeri kram perut. Nyeri di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang
menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah
suprapubis.
Untuk pemeriksaan penunjang abortus imminen digunakan Sonografi vagina, pemeriksaan kuantitatif serial kadar
gonadotropin korionik (HCG) serum, dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam
berbagai kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Selain itu, juga digunakan
tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam mengidentifikasi gestasi intrauterus hidup.
KLASIFIKASI
Penanganan abortus imminens meliputi :

a) Istirahat baring.

Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.

b) Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik peroral
atau secara intramuskular. Walaupun bukti efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.

c) Pemeriksaan ultrasonografi
KLASIFIKASI ABORTUS
2. Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

Gejala-gejala abortus insipiens adalah:

a) rasa mules lebih sering dan kuat

b) perdarahan lebih banyak dari abortus imminens.

c) Nyeri karena kontraksi rahim kuat yang dapat menyebabkan pembukaan. Pengeluaran hasil
konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan
kerokan.
KLASIFIKASI ABORTUS
Penanganan Abortus Insipiens meliputi :
1.Jikausia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat dilakukan, maka segera lakukan :
a). Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).
b). Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
a). Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b). Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
c). Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :

a) Data dasar yang meliputi :


- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b) Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang meliputi :

- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati,
riwayat haid yang meliputi siklus haid, lama haid dan akhir haid

- Pengkajian fisik meliputi :


• Usia kehamilan saat ini, adanya tanda-tanda awal kehamilan
• Perhatian pendarahan yang terjadi
• Adanya infeksi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

• Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan

• Ada riwayat masalah pengobatan

• Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan

- Masalah psikologis

- Adanya dukungan dari keluarga-Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.

- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin

- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan rasa nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan muda

2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya pendarahan

3) Kecemasan berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan jenis

4) Keterbatasan aktifitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan tirah baring
karena adanya gejala keguguran

5) Kurangnya pengetahuan sebab-sebab terjadinya keguguran berhubungan dengan kurang informasi


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

4. DX. I

Tujuan : Rasa nyeri pada pasien berkurang / hilang

Intervensi :

- Kaji rasa nyeri dan karakteristiknya, kualitas, frekuensi, lokasi dan intensitasnya

- Observasi tanda – tanda ital seperti menurunnya tekanan darah, nadi dan pernafasan-Jelaskan
tentang rasa nyeri-Jelaskan tentang rasa nyeri

- Ajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri

- Berikan posisi yang nyaman, misalnya dengan menggunakan bantal hangat

- Berikan analgetik sesuai dengan program.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Rasionalisasi :

- Untuk membantu mengidentifikasi sumber nyeri dan intervensi yang tepat

- Untuk mengetahui perkembangan pasien-Supaya pasien mengetahui tentang nyeri yang dirasakan-
Untuk mengurangi rasa nyeri-Untuk mengurangi rasa nyeri

- Untuk menghambat / Mengurangi nyeri-nyeri.

2. DX. II

Tujuan : Perfusi jaringan terpenuhi

Intervensi :

- Kaji keadaan kehamilan, status kesehatan, aktivitas yang dilakukan dan tanda – tandavital

- Anjurkan pasien untuk bedrest


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
- Monitor perdarahan, catat jumlah dan karakteristik perdarahan

- Observasi tanda-tanda syok, penurunan tekanan darah, nadi cepat, pengeluaran urine berkurang,
kulit dingin dan pucat, sakit kepala.

Rasionalisasi :

- Untuk mengetahui keadaan dan perkembangan kehamilan pasien

- Untuk mempercepat proses penyembuhan

- Untuk mengetahui banyaknya darah yang keluar

- Untuk mengetahui perkembangan dan intervensi yang tepat


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3. DX. III

Tujuan : Rasa cemas pasien akan berkurang atau hilang setelah diberi penjelasan

Intervensi :

- Adakan pendekatan dengan pasien, dengan cara menemani pasien dan mendengarkan keluhan
pasien

- Kaji tingkat cemas pasien

- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya

- Bantu pasien untuk memecahkan masalah dan beri penjelasan serta tanggapan yang positif

- Libatkan keluarga dalam membantu mengatasi masalah pasien

- Anjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Rasionalisasi :

- Untuk mengurangi rasa cemas/takut pasien

- Untuk mengetahui sejauh mana kecemasan pasien

- Supaya pasien tenang dan tidak memendam rasa takutnya

- Agar pasien mengetahui masalah tentang penyakitnya

- Agar dapat membantu mengatasi masalah tersebut

- Supaya pasien sabar dalam menghadapi masalahnya


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
4. DX. IV

Tujuan : Perawatan diri pasien dapat terpenuhi

Intervensi :

- Kaji kebutuhan pasien yang tidak dapat terpenuhi secara mandiri dan memerlukan bantuan dari
perawat-Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari seminimal mungkin

- Jelaskan pada pasien hal – hal yang tidak boleh dilakukan ditempat tidur

Rasionalisasi :

- Agar kebutuhan pasien akan terpenuhi

- Supaya pasien dapat memenuhi kebutuhannya

- Agar pasien mengetahui hal – hal yang membahayakan pasien.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
5. DX. V

Tujuan : Pengetahuan pasien meningkat

Intervensi :

- Kaji tingkat pengetahuan pasien

- Jelaskan pada pasien tentang penyebab dari gangguan kehamilan, misalnya adanya penyakit ibu,
kelainan traktur genitalis, trauma, gizi

- Anjurkan untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.

Rasionalisasi :

- Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang penyakitnya

- Agar pasien mengetahui sebab adanya gangguan dari kehamilanUntuk mengetahui perkembangan
kehamilan pasien
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai