Kematian ibu terbanyak disebabkan oleh perdarahan, perdarahan dapat terjadi pada setiap usia
kehamilan, pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan akibat faktor tertentu atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
MACAM-MACAM ABORTUS
a. Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran): merupakan±20 % dari semua abortus.
Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat
bertahan. Gejala abortus spontan adalah kram dan pengeluaran darah dari jalan lahir adalah
gejala yang paling umum terjadi pada abortus spontan.
a) Abortus Imminens
b) Abortus Insipiens
c) Abortus Inkomplit
d) Abortus komplit
e) Abortus habitualis
f) Abortus infeksius
g) Missed Abortion
TATALAKSANA PENANGANAN
KOMPLIKASI
1) Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada saat curretage dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang biasa menimbulkan 34 persoalan gawat
karena perlakuan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau
usus.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada
abortus inkomplet yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (Unsafe Abortion).
4) Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok
endoseptik).
KLASIFIKASI
1. Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala-gejala abortus imminens antara lalin :
a) perdarahan pervagina pada paruh pertama kehamilan. Perdarahan biasanya terjadi beberapa jam sampai
beberapa hari. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b) nyeri kram perut. Nyeri di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang
menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah
suprapubis.
Untuk pemeriksaan penunjang abortus imminen digunakan Sonografi vagina, pemeriksaan kuantitatif serial kadar
gonadotropin korionik (HCG) serum, dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam
berbagai kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Selain itu, juga digunakan
tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam mengidentifikasi gestasi intrauterus hidup.
KLASIFIKASI
Penanganan abortus imminens meliputi :
a) Istirahat baring.
Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
b) Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik peroral
atau secara intramuskular. Walaupun bukti efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.
c) Pemeriksaan ultrasonografi
KLASIFIKASI ABORTUS
2. Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c) Nyeri karena kontraksi rahim kuat yang dapat menyebabkan pembukaan. Pengeluaran hasil
konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan
kerokan.
KLASIFIKASI ABORTUS
Penanganan Abortus Insipiens meliputi :
1.Jikausia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat dilakukan, maka segera lakukan :
a). Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).
b). Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
a). Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b). Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
c). Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati,
riwayat haid yang meliputi siklus haid, lama haid dan akhir haid
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga-Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
4) Keterbatasan aktifitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan tirah baring
karena adanya gejala keguguran
4. DX. I
Intervensi :
- Kaji rasa nyeri dan karakteristiknya, kualitas, frekuensi, lokasi dan intensitasnya
- Observasi tanda – tanda ital seperti menurunnya tekanan darah, nadi dan pernafasan-Jelaskan
tentang rasa nyeri-Jelaskan tentang rasa nyeri
- Untuk mengetahui perkembangan pasien-Supaya pasien mengetahui tentang nyeri yang dirasakan-
Untuk mengurangi rasa nyeri-Untuk mengurangi rasa nyeri
2. DX. II
Intervensi :
- Kaji keadaan kehamilan, status kesehatan, aktivitas yang dilakukan dan tanda – tandavital
- Observasi tanda-tanda syok, penurunan tekanan darah, nadi cepat, pengeluaran urine berkurang,
kulit dingin dan pucat, sakit kepala.
Rasionalisasi :
Tujuan : Rasa cemas pasien akan berkurang atau hilang setelah diberi penjelasan
Intervensi :
- Adakan pendekatan dengan pasien, dengan cara menemani pasien dan mendengarkan keluhan
pasien
- Bantu pasien untuk memecahkan masalah dan beri penjelasan serta tanggapan yang positif
- Anjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Rasionalisasi :
Intervensi :
- Kaji kebutuhan pasien yang tidak dapat terpenuhi secara mandiri dan memerlukan bantuan dari
perawat-Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari seminimal mungkin
- Jelaskan pada pasien hal – hal yang tidak boleh dilakukan ditempat tidur
Rasionalisasi :
Intervensi :
- Jelaskan pada pasien tentang penyebab dari gangguan kehamilan, misalnya adanya penyakit ibu,
kelainan traktur genitalis, trauma, gizi
Rasionalisasi :
- Agar pasien mengetahui sebab adanya gangguan dari kehamilanUntuk mengetahui perkembangan
kehamilan pasien
TERIMAKASIH…