Anda di halaman 1dari 9

KELARUTAN DAN

DISTRIBUSI ZAT

NAMA : DARNIATY BUNGATANA


NIM : NH0519015
KELAS : A
KELARUTAN

Menurut Farmakope Indonesia pernyataan


kelarutan adalah zat dalam bagian
tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain
menunjukkan bahwa 1 bagian bobot
zat padat atau 1 bagian volume zat
cair larut dalam bagian volume tertentu
pelarut.
KELARUTAN

Proses pelarutan suatu bahan dapat digambarkan terjadi dalam 3 tahap

Tahap pertama menyangkut pemindahan suatu molekul zat dari zat terlarut atau
pelepasan satu molekul dari kristal solut pada temperatur tertentu.

Tahap kedua menyangkut pembentukan lubang dalam pelarut yang cukup besar untuk
menerima molekul zat terlarut.

Tahap ketiga molekul zat terlarut akhirnya ditempatkan dalam lubang pelarut.
Lubang dalam pelarut 2 yang terbentuk, sekarang tertutup.
KELARUTAN

Jenis-jenis pelarut yang biasanya digunakan untuk melarutkan

 PELARUT POLAR  PELARUT NON POLAR  PELARUT SEMI POLAR


Kelarutan obat sebagian Aksi pelarut dari cairan non Pelarut semipolar seperti
besar disebabkan oleh polar seperti hidrokarbon keton dan alkohol dapat
polaritas dari pelarut, yaitu berbeda dengan zat polar. menginduksi suatu derajat
Pelarut non polar tidak dapat
momen dipolnya. Pelarut polaritas tertentu dalam
mengurangi gaya tarik menarik
polar melarutkan zat terlarut antara ion elektrolit kuat dan
molekul pelarut non polar,
ionik dan zat polar lain. lemah, karena tetapan dielektrik sehingga menjadi dapat larut
pelarut yang rendah dalam alkohol
KELARUTAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat padat dalam cairan

Intensitas Pengadukan Komposisi cairan

Pembentukan
kompleks
pH (keasaman atau Ukuran partikel
kebasaan)

Tekanan
Pengaruh surfaktan
Suhu
Obat
KELARUTAN

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan kelarutan suatu zat

Metode agitasi Metode kolom alir

Metode sintesis
DISTRIBUSI OBAT

Distribusi obat merupakan proses yang penting dalam menjaga efficacy, safety, and quality suatu obat setelah
proses pembuatannya

System distribusi obat berdasarkan peraturan mentri kesehatan no 58 tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit.dapat dilakukan dengan beberapa cara :

• Pada system ini, pendistribusian sediaan farmasi,alat kesehatan dan • Setiap hari dilakukan serah terima kembali
bahan medis pengelolaan obat floor stock kepada petugas
• Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan bahan medis habis pakai yang farmasi dan penanggug jawab ruangan
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat • Apoteker harus menyediakan
dibutuhkan informasi,peringatan dan kemungkinan interaksi
• Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang obat pada setiap jenis obat yang di sediakan di
mengelola maka pendistribusiannya dilegasikan kepada floor stock
penanggung jawab di ruangan
DISTRIBUSI OBAT

Keterbatasan system distribusi obat antara lain :


Keuntungan system distribusi obat antara
lain: a. Kesalahan obat sangat meningkat karena resep obat tidak
dikaji langsung oleh apoteker
a. Obat yang diperlukan segera tersedia bagi
b. Persediaan obat di ruang perawat sangat meningkat dengan
pasien
fasilitas ruangan yang sangat terbatas
b. Peniadaan pengembalian obat yang tidak
c. Pencurian obat meningkat
terpakai ke IFRS
d. Menigkatnnya bahaya karena kerusakan obat
c. Pengurangan jumlah personel IFRS
e. Menigkatnnya kerugian karena kerusakan obat
d. Pengurangan penyalinan resep
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai