Anda di halaman 1dari 21

Disampaikan Oleh

NURHAYTI,S.Kep,M.Kes

AKADEMI KEPERAWATAN BAITUL HIKMAH BANDAR


LAMPUNG
variabel adalah konstruk yang sifat sifatnya sudah diberi
nilai dalam bentuk bilangan. Sugiyono (2014:38) variabel
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Menurut Winarno (2013:31)
variabel merupakan objek yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian, dapat berupa yaitu: variabel terikat,
variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan
variabel antara atau intervening.
 Variabel Independen
 Variabel Dependen.
 Variabel Moderating
 Variabel Intervening.
 Variabel kontrol
 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain/menjadi sebab atau berubahnya suatu
variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang
diobservasi.

Juga disebut dengan variabel prediktor, stimulus,


eksougen.
Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati


dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh
variabel bebas.

Contoh ”Hubungan Teknik Komunikasi Terapeutik perawat


dengan tingkat kepuasan pasien di RS. XX......”.

Maka Variabel Dependen nya ” Tingkat Kepuasan Pasien”.....


Variabel independen nya ”Teknik Komunikasi Terapeutik”
 Variabel moderat merupakan variabel yang
faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk mengetahui apakah
variabel tersebut mengubah hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung.
 Variabel kontrol didefinisikan sebagai
variabel yang faktornya dikontrol oleh
peneliti untuk menetralisasi
pengaruhnya.
Variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan.
 Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang
didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa
konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau
gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan
kebenarannya oleh orang lain”
1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang
sedang didefinisikan;

2. Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin


mempunyai lebih dari satu definisi operasional;

3. Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam


situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.
CARA-CARA MENYUSUN DEFINISI
OPERASIONAL
 Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada
operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala
atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat
terjadi.

 Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat


membuat gejala menjadi nyata.

 Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang


dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada
situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang
sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.
 Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada
bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau
apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya.

 Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang


mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
 Hipertensi : Tekanan darah responden yang lebih dari
120/100mmhg.
 Umur : Usia responden di atas 50 tahun
CARA-CARA MENYUSUN DEFINISI OPERASIONAL
 Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada
penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan
tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik
statisnya.

 Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang


mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing,
kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan
menghitung secara cepat.
 Dalam menyusun definisi operasional, definisi tersebut
sebaiknya dapat mengidentifikasi seperangkat criteria
unik yang dapat diamati.

 Semakin unik suatu definisi operasional, maka semakin


bermanfaat. Karena definisi tersebut akan banyak
memberikan informasi kepada peneliti, dan semakin
menghilangkan obyek-obyek atau pernyataan lain yang
muncul dalam mendifinisikan sesuatu hal yang tidak kita
inginkan tercakup dalam definisi tersebut secara tidak
sengaja dan dapat meningkatkan adanya kemungkinan
makna variabel dapat direplikasi/ganda
1. Skala Nominal
Adalah skala yang memungkinkan peneliti
mengelompokkan subyek kedalam katagori atau
kelompok. (Kategorisasi dan tidak ada perjenjangan.

Jenis kelamin 2 katagori : Pria dan wanita, Golongan


darah, warna, bangsa.
Pendidikan : SD,SMP,SMA, PENDIDIKAN
TINGGI.
Status SOSEK :
Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
3. SKALA INTERVAL
Skala Interval memungkinkan mengukur beda
antara dua titik dalam skala, menghitung means
dan standar deviasi data.
 Ada penjenjangan dan jenjang equal; tidak ada
nol absolut
Contoh: suhu (derajat Celcius); IQ, dll
4. SKALA RASIO
Skala Rasio merupakan kedudukan data yang
tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang
orisinal.
• Ada penjenjangan dan jenjang equal , ada nol
absolut
Contoh: suhu (derajat kelvin), BB, dll
1. Korelasi Simetris
terjadi bila antar dua variabel atau lebih secara
kebetulan muncul bersamaan, tetapi tidak ada
mekanisme pengaruh – mempengaruhi; masing –
masing bersifat mandiri.
• Contoh :
1. Adakah hubungan antara USIA dengan
Kejadian Hipertensi?
3. Korelasi Timbal Balik
adalah korelasi antar dua variabel yang antara
keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.
Contoh :
Hubungan antara motivasi dengan prestasi.
Dapat dinyatakan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi
mempengaruhi motivasi. 

Anda mungkin juga menyukai