LAMPUNG variabel adalah konstruk yang sifat sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Sugiyono (2014:38) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Winarno (2013:31) variabel merupakan objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, dapat berupa yaitu: variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening. Variabel Independen Variabel Dependen. Variabel Moderating Variabel Intervening. Variabel kontrol Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain/menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Juga disebut dengan variabel prediktor, stimulus,
eksougen. Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati
dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Contoh ”Hubungan Teknik Komunikasi Terapeutik perawat
dengan tingkat kepuasan pasien di RS. XX......”.
Maka Variabel Dependen nya ” Tingkat Kepuasan Pasien”.....
Variabel independen nya ”Teknik Komunikasi Terapeutik” Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan. Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain” 1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan;
2. Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin
mempunyai lebih dari satu definisi operasional;
3. Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam
situasi dimana definisi tersebut harus digunakan. CARA-CARA MENYUSUN DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.
Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat
membuat gejala menjadi nyata.
Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang
dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya. Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang
mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya. Hipertensi : Tekanan darah responden yang lebih dari 120/100mmhg. Umur : Usia responden di atas 50 tahun CARA-CARA MENYUSUN DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang
mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat. Dalam menyusun definisi operasional, definisi tersebut sebaiknya dapat mengidentifikasi seperangkat criteria unik yang dapat diamati.
Semakin unik suatu definisi operasional, maka semakin
bermanfaat. Karena definisi tersebut akan banyak memberikan informasi kepada peneliti, dan semakin menghilangkan obyek-obyek atau pernyataan lain yang muncul dalam mendifinisikan sesuatu hal yang tidak kita inginkan tercakup dalam definisi tersebut secara tidak sengaja dan dapat meningkatkan adanya kemungkinan makna variabel dapat direplikasi/ganda 1. Skala Nominal Adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok. (Kategorisasi dan tidak ada perjenjangan.
Jenis kelamin 2 katagori : Pria dan wanita, Golongan
darah, warna, bangsa. Pendidikan : SD,SMP,SMA, PENDIDIKAN TINGGI. Status SOSEK : Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah 3. SKALA INTERVAL Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data. Ada penjenjangan dan jenjang equal; tidak ada nol absolut Contoh: suhu (derajat Celcius); IQ, dll 4. SKALA RASIO Skala Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang orisinal. • Ada penjenjangan dan jenjang equal , ada nol absolut Contoh: suhu (derajat kelvin), BB, dll 1. Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variabel atau lebih secara kebetulan muncul bersamaan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi; masing – masing bersifat mandiri. • Contoh : 1. Adakah hubungan antara USIA dengan Kejadian Hipertensi? 3. Korelasi Timbal Balik adalah korelasi antar dua variabel yang antara keduanya saling pengaruh-mempengaruhi. Contoh : Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Dapat dinyatakan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.