Anda di halaman 1dari 14

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG

BERKAITAN DENGAN PRA


PERKAWINAN, PERKAWINAN,
KEHAMILAN, PERSALINAN
DAN BAYI BARU LAHIR

KELOMPOK 3
RITA ZAHARA
ANNISA
CUT KHAIRUN NISA
SUKIA RAHMAWATI
NATASYA DELIMA
MIFTAHUL JANNAH
CUT FAZILA SAPUTRI
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PRA
PERKAWINAN

 Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang


diaturkan atau diajarkan manusia kepada
generasi berikutnya ( taylor 1989 )sedangkan
menurut sir Eduarel taylor ( 1871 ) dalam
Andrew dan boyle (1995) , budaya
adalah sesuatu yang kompleks yang
mengandung pengetahuan, keyakinan,
seni ,moral, hukum, kebiasaan, dan
kecakapan lain yang merupakan
kebiasaan manusia sebagai anggota
komunikasih setempat.
Menurut pandangan antopologi tradisional , budaya dibagi menjadi dua
yaitu:
 Budaya material
 Dapat beruapa objek , seperti makanan , pakaian , seni , benda
- benda kepercayaan (jimat)
 Budaya non material
 Yang mencakup kepercayaan , kebiasaan , bahasa , dan intitusi
social. Menurut konsep budaya lainingen (1978 , 1984 ) karakteristik
budaya dapat digambarkan sebagai berikut :
 Budaya adalah pengalaman yang bersifat univerbal sehingga tidak ad
 dua budaya yang sama persis
 Budaya bersifat setabil , tetapi juga dinamis karena budaya tersebut
 diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami
perubahan
 Budaya diisi dan tentukan oleh kehidupan manusia sendiri tanpa
 Disadari.
Menurut Koenijaraningrat ada 5 masalah pokok
dimana semua sistem nilai dari semua
kebudayaan di dunia ini berhubungan dengan
masalah- masalah yaitu :
 Hakekat hidup
 Hakekat karya manusia
 Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan
waktu
 Hakekat manusia dengan alam sekitarnya
 Hakekat hubungan manusia dengan sesamanya
  
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP
PERKAWINAN

 Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian


perkawinan dilakukan secara bertahap pada fase pertama
adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup
dengan penuh kebahagian, dan hal itu karena didasari
rasa cinta diawal perkawinan. Pada fase pengenalan
kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan
kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. Pada fase
kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses
penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila
sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan
dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila
pasangan sukses mengatasi problema keluarga dengan
berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam
rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan
diperolehnya.
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA KEHAMILAN 

 Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang


amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu
juga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga
pertumbuhan. Memahami perawatan kehamilan adalah
penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si
ibu sendiri. fakta berbagai kalangan masyarakat di
Indonesia masih banyak ibu ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, hal alamiah dan kodrati
mereka merasa tidak perlu memerikasakan dirinya secara
rutin ke bidan ataupun dokter masih banyaknya ibu ibu
yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor
resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.
ASPEK BUDAYA SOSIAL YANG BERKAITAN SEPUTAR PERSALINAN

- Mitos nitos
1. keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak
menjelang persalinan, akan membantu melicinkan
saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar.
 Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru
tak normal, apalagi disertai gatal, bau, dan berwarna.
Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi
akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi,
bisa mengakibatkan radang selaput mata pada bayi.
Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancar
bukan keputihan, melainkan air ketuban. Itulah
mengapa, bila air ketuban pecah duluan, persalinan jadi
seret.
2. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
Minyak kelapa, memang konotasinya bikin
lancar dan licin. Namun dalam dunia
kedokteran, minyak tak ada gunanya sama
sekali dalam melancarkan persalinan. Mungkin
secara psikologis, ibu hamil menyakini, dengan
minum dua sendok minyak kelapa dapat
memperlancar persalinannya. Jika itu demi
ketenangan psikologisnya, maka diperbolehkan,
karena minyak kelapa bukan racun.
3. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga
untuk persalinan.
Madu tak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil.
Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu
karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah
madu termasuk karbonhidrat yang paling tinggi
kalorinya? Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-
nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang
ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Demikian
juga dengan telur, pada dasarnya selama telur itu
matang maka tidak akan berbahaya bagi kehamilan.
Hal ini disebabkan karena telur banyak mengandung
protein yang dapat menambah kalori tubuh.
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS

 Masa nifas adalah masa sesudah persalinan


yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya enam minggu.
Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial
budaya pada masa nifas adalah suatu hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia
untuk mencapai tujuan bersama pada masa
sesudah persalinan.
Macam-Macam Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele,
keong ,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang
berminyak.
 Dampak positif : tidak ada
 Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang

bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.


2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan
tempe tanpa garam ,ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan
harus disangan/dibakar.
 Dampak positif :tidak ada
 Dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan

mempercepat penyembuhan luka.
3. Masa nifas dilarang tidur siang.
 Dampakpositif :tidakada
 Dampak negative : karena masa nifas harus cukup istirahat, kurangi kerja
berat. Karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu
dan bayi‡
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN BAYI BARU LAHIR

 Seorang bayi yang baru lahir umumnya


mempunyai berat sekitar 2.7 – 3.6 kg dengan
panjang 45 – 55 cm. Tetapi ia akan kehilangan
sampai 10 % dri berat tubuhnya dalam hari-hari
setelah kelahiran. Kemudian pada akhir minggu
pertama berat tubuhnya akan mulai naik
kembali. Karenanya, tidaklah mengherankan jika
seorang bayi yang baru lahir memerlukan
beberapa minggu untuk menyesuaikan diri.
Sebuah selaput keras menutupi dua titik lunak
dari kepala disebut fontonel. Dimana tulang-
tulang tengkorak belum menyatu dan meutup
dengan sempurna. Fontonel anterror.
MITOS MITOS
 Hidung ditarik-tarik agar mancung
Sebenarnya tidak hubungannya menarik hidung dengan mancung
tidaknya hidung, semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan
itu sudah bawaan, lagi pula kasihan si bayinya "sakit tau..." Jadi mau
ditarik-tarik setiap detikpun kalo memang tidak mancung ya ga bakal
mancung.
 
 Pemakaian gurita agar tidak kembung
Ini jelas salah karena pemakaian gurita akan menghambat
perkembangan organ-organ perut. Sekarang bayangkan kalau perut
anda di ikat seperti itu tentu akan merasa sesak dan tidak nyaman
bukan. Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat
terlalu kencang terutama di bagian dada agar jantung n paru-parunya
bisa berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya pusar tidak
bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak
kencang.
 
 Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai