Anda di halaman 1dari 29

2

JENIS DAN DETERMINAN


MASALAH LINGKUNGAN

Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB


Sem GN 2020-2021
01 Pengertian masalah lingkungan atau
ketimpangan ekologi

Jenis dan besar masalah pangan &


Outline 02 gizi sebagai bentuk ketimpangan
ekologi

03 LINGKUNGAN & SOSIAL sebagai


determinan ketimpangan ekologi
01. Pengertian Masalah Lingkungan/Ketimpangan Ekologi

Masalah : kesenjangan antara kondisi saat ini (aktual) dengan


yang seharusnya
(a) sasaran/target/rujukan yang telah ditetapkan
atau
(b) kondisi ideal yang diinginkan (standar/baku mutu)

Masalah Lingkungan Hidup =


Ketimpangan ekologi Besar masalah lingkungan
“ketimpangan yang terjadi hidup = jumlah penduduk X
dalam suatu ekosistem yang (jumlah penggunaan SDA/
diakibatkan oleh terputusnya orang) X (kerusakan yang
siklus biogeokimia & ditimbulkan/ satuan
informasi karena ada unsur
penggunaan)
ekosistem yang hilang”
CONTOH target/baku mutu untuk menentukan masalah
(a) Target RPJMN 2019: (b) Standar mutu konsumsi pangan penduduk Indonesia
untuk hidup sehat

No Kelompok Pangan Energi % Skor


(Kal/kap/hr) AKE* Bobot PPH
1. Padi-padian 1050 50 0.5 25.0
2. Umbi-umbian 126 6 0.5 2.5
3. Pangan hewani 252 12 2.0 24.0
4. Minyak & lemak 210 10 0.5 5.0
5. Bh/bj brminyak 63 3 0.5 1.0
6. Kacang2an 105 5 2.0 10.0
7. Gula 105 5 0.5 2.5
8. Sayur dan buah 126 6 5.0 30.0
9. Lain-lain 63 3 0.0 0.0
Jumlah 2100* 100 100

*AKE tahun 2018 (PMK 28/2019)


Masalah gizi sebagai indikasi ketimpangan ekologi

Human nutrition is always


an ecological problem :
interacting factors in the
community’s ecology
(physical, biological, social
and cultural environments
including economic
constrains & political
priorities)
 Sumber : Jelliffe and Jelliffe,
1989. Community Nutritional
Assessment. Oxford
University Press
02. Jenis Masalah Lingkungan Hidup

kemerosotan
Perubahan keanekaragaman hayati
iklim_pemanasan global dan sumber daya alam

Masalah
lingkungan
hidup
Pencemaran lingkungan :
Kemiskinan, pangan gizi tanah, air, udara
kesehatan
(Tabel 5.12)
Target penurunan emisi gas rumah kaca (E-GRK) per bidang

Sb : draf Perpres RAN_GRK, Des 2010


Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan
Hidup (IPKLH) menurt provinsi, 2017, BPS

Nilai IPKLH :
• semakin besar (mendekati 1)  semakin tingginya tingkat
ketidakpedulian lingkungan di wilayah tersebut
• semakin kecil nilai IPKLH (mendekati 0) semakin rendah
tingkat ketidakpedulian (semakin peduli) lingkungan di
wilayah tersebut.
Situasi Pangan & Gizi  seberapa besar masalah terjadi?
Perkembangan Tingkat Ketersediaan Energi &
Protein, 2014-2019
Perkembangan produksi pangan
strategis, 2014-2019

Pertumbuhan produksi pangan


strategis, 2014-2019 Food Loss and Waste Indonesia (kg/Kap/th)
Menduduki No. 2 di Dunia

427
300
277 196
Perkembangan harga GKG di tingkat
petani & GKG di penggilingan, 2014-2019
Perkembangan Tingkat konsumsi Energi,
2014-2019

Perkembangan harga beras umum tingkat Perkembangan Tingkat konsumsi Protein,


konsumsi, 2014-2019 2014-2019
Perkembangan Kualitas Persentase Kerawanan pangan
Konsumsi Pangan (Keragaman pangan
bergizi seimbang)

Global Food Security Index (EIU)

Availability Access Quality and Safety Total


Year
Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score

2015 - - - - - - 74 46.7

2016 66 54.1 70 50.3 87 42 71 50.6

Sumber : Susenas BPS, diolah BKP


2017 64 54.4 68 50.8 86 44.1 69 51.3

2018 58 58.2 63 55.2 84 44.5 65 54.8

12
Setiap Negara di Dunia Mengalami
Permasalahan Gizi

Sumber: Global Nutrition Report, 2018


Single burden double burden triple burden

22,2% balita di
dunia
7,5% 5,6%
(150,8 juta)
(50,5 juta) (38,3 juta) Countries with Stunting, Wasting & Overweight in
Children under Age Five (Global Nutrition Report, 2014)
Stunting Wasting Overweight
Indicator Group Countries
Stunting Only Vietnam, Guatemala,
37.2 Status Gizi Balita Indonesia (%) 2013-2018 (pendek) Uganda
30.8
Wasting Only (kurus) Saudi Arabia, Sri Lanka,
Oman
12.1 10.2 11.9
8.0 Overweight Only
(gemuk) Kuwait, Mexico, Brazil
Stunting Wasting Overweight Stunting, Wasting
Indonesia, Iraq, Libya
2013 2018 Overweight
13
Proses kurang gizi kini tengah berlangsung
di tengah masyarakat (korban 4,6 jt anak)
Keteledoran dalam
Apa yang bisa diharap
pembangunan gizi akan
dari generasi yang
mengakibatkan munculnya
sejak dini mempunyai
the lost generation (generasi
persoalan gizi?
yang hilang).

SDM kita di masa


depan mungkin Kebodohan mengakibatkan
dibangun oleh pondasi kemiskinan, dan kemiskinan
manusia yang rapuh menyebabkan kebodohan.
dan mudah ambruk.
03. Lingkungan alam & sosial sebagai determinan
ketimpangan ekologi
Lingkungan sbg indikator/ determinan
ketahanan pangan (Sudaryanto, 2000)
Lingkungan alam : 1. Ketersediaan pangan
tanah, air, udara, iklim, 2. Aksesibilitas (menggambarkan
ekosistem & genetik, kemampuan untuk menguasai pangan
yang cukup)
Lingkungan Sosial : 3. Keamanan (diartikan sebagai jaminan
penduduk, kemiskinan, atas stabilitas SDAL)
kesehatan, pendidikan, a. kerentanan internal : penurunan
norma_tata nilai, produksi
b. kerentanan eksternal : flukuasi
kelembagaan/organisasi, perdagangan internasional
kebijakan, regulasi, 4. Keberlanjutan (kontinuitas ketersediaan,
infrastruktur akses dan stabilitas SDP) → keberlanjutan
usahatani atau kerawanan pangan
transien/akut
Keterkaitan lingkungan, penduduk dan pangan
(Sumber : Rerat, 1994 dalam Wahtqvist, 1994)

penduduk
Limbah
pendapatan

Penggunaan Deforestasi
lahan irigasi

Hasil panen Pestisida, pupuk, air

ternak Penyakit desertifikasi


limbah

Penangkapan Polusi, overfishing


ikan

Pangan Lingkungan, Ketersediaan SDA,


kualitas
Faktor Pengaruh Ketahanan Pangan (Chung 1997)
Ketersediaan Pemanfaatan
pangan Akses pangan pangan

Sumberdaya : Produksi : Pendapatan : Konsumsi : Status Gizi :


- Alam - Pertanian - Pertanian - Pangan -Anak
- Fisik - Non Pertanian - Non Pertanian - Non Pangan -Dewasa
- Manusia

Sumberdaya:
Produksi : Pendapatan : Konsumsi : Status gizi :
Alam :
·Curah hujan ·Luas tanam Total ·Total Antropometri
·Kualitas tanah ·Luas lahan Pendapatan Pengeluar Kadar serum
·Ketersediaan air beririgasi Pendapatan Kesakitan
an
·Akses sumberdaya ·Akses dan dari Kematian
hutan penggunaan tanaman ·Pengeluar Kelahiran
Fisik : input Pendapatan an pangan Akses
·Pemilikan ternak ·Pengeluar
·Pola tanam dari ternak pelayanan
·Akses infrastruktur
·Pemilikan sarana ·Keragaman Upah an kesehatan
pertanian tanaman Harga pangan nonpangan Akses air
·Pemilikan tanah ·Produksi Pasar ·Konsumsi bersih
Manusia : pangan Akses jalan pangan Akses sanitasi
·Rasio ketergantungan ·Sumber
·Pendidikan ·Frekuensi
pendapatan
·Besar keluarga
nonpertanian pangan
·Umur kepala keluarga
 Penduduk

Konsep malthus
Pertumbuhan Pangan Bagai Deret Hitung
Pertumbuhan Penduduk Bagai Deret Ukur
Kebutuhan pangan senantiasa meningkat,
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
 Penduduk (jumlah, laju pertumbuhan, distribusi)
→ terkait dengan permintaan jumlah & jenis pangan (Teori Malthus)

Gambar 8 Tren Jumlah Penduduk Indonesia


250

200

150
Tahun

100

50

0
1930 1940 1950 1961 1971 1980 1990 2000 2010

Jumlah penduduk terus bertambah: 119,2 juta (1971), 146,9 juta (1980), 178,6
juta (1990) dan 205,1 juta (2000). Kini (2015) 255 juta
Contoh Piramida Penduduk Negara Maju dan Terbelakang
 Penduduk

Gambar Distribusi
Penduduk
Indonesia tahun
2020
Kriteria miskin yang ditetapkan oleh BPS :
pendapatan sekitar Rp345.000/kapita/bulan
Standar Bank Dunia $2/kapita/hari atau
Rp820.000 /kapita/bulan  jumlah orang miskin
jauh melebihi angka yang selama ini disebut

Memahami kemiskinan secara holistik


MISKIN :
•Sulit mengakses pangan
•Derajat kesehatan rendah
•Kendala akses pendidikan
•Daya beli kurang
Keluarga miskin memiliki balita stunting 40%
Keluarga tidak miskin : jumlah balita stunting
14,3%
(Hanum dan Khomsan 2012)

Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak balita di


posyandu akan sangat membantu keluarga miskin
Kemiskinan itu kompleks…

Ali bin Abi Thalib ra pernah


berkata: “Seandainya
kemiskinan berwujud
seorang manusia, niscaya
aku telah membunuhnya”.
 Lahan
Luas lahan kritis (1000 ha) Th 2011, 2013, 2018 (Sb : KLHK, 2019)

Lahan kritis : lahan yang berada di dalam dan di luar Kawasan hutan, yang telah menurun fungsinya
sebagai unsur produksi dan media pengatur tata air daerah aliran sungai (DAS) (Permenhut No.
P.9/menhut-II/2013 tentang Tata cara pelaksanaan, kegiatan pendukung dan pemberian insentif
kegiatan rehabilitasi hutan & lahan)  produksi pangan  rentan terhadap kerawanan pangan. .
 Air
→ pencemaran air, akses air bersih, penyakit bawaan air;
Akses air bersih  indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan dan SDGs
DAFTAR PUSTAKA
1. Baliwati, Y.F; A. Khomsan; C.M Dwiriani (Ed). 2004. Pengantar
Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Depok.
2. Baliwati, Y.F.; Madanijah, S. 2013. Ekologi Pangan dan Gizi.
Bahan Ajar. Departemen Gizi Masyarakat, Fema, IPB
3. Soemarwoto, O. 1985. Ekologi, Lingkungan dan
Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.
4. International Union for the Conservation of Nature, United
Nations Environment Programme & World Wide Fund for
Nature. 1993. Bumi Wahana, Strategi Menuju Kehidupan
yang Berkelanjutan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
5. Wahlqvist, M.L; A.S Truswell; R. Smith; P.J Nestel (Ed). 1994.
Nutrition in a Sustainable Environment-Proceedings of the XV
International Congress of Nutrition : IUNS Adelaide. Smith
Gorgon & Nishimura

Anda mungkin juga menyukai