Anda di halaman 1dari 41

ASPEK ASPEK HUKUM

DALAM AUDIT KONTRAK

(BAGIAN 3)

Oleh : Nizam Burhanuddin.


Medan ; 4 Juli 2019
PEMBIDANGAN HUKUM
• Berdasarkan bentuk
– Hukum Tertulis; yang dibedakan menjadi hukum tertulis yang dikodifikasi,
dan hukum tertulis yang tidak dikodifikasi.
– Hukum Tidak Tertulis atau hukum kebiasaan; dan
– Hukum Peradilan (Precedent, Yurisprudensi)
• Berdasarkan substansi
– Hukum Perdata
– Hukum Pidana
• Berdasarkan daya berlaku
– Hukum yang mengatur (hukum volunteer)
– Hukum yang memaksa (hukum kompulser)
• Berdasarkan fungsinya
– Hukum Materiil
– Hukum Formil

Pusdiklat BPK RI @2009 2


Lanjutan
• Berdasarkan hubungan yang diaturnya
– Hukum Objektif
– Hukum Subjektif
• Berdasarkan sumbernya
– Hukum Materiil
– Hukum Formil
• Berdasarkan waktu berlakunya
– Ius Constitutum (hukum positif)
– Ius Constituendum
• Berdasarkan luas berlakunya
• Hukum Umum
• Hukum Khusus
• Berdasarkan tempat berlakunya
– Hukum Nasional
– Hukum Internasional
3
Asas Hukum dalam Hukum Positif
Lex superiori derogat lege inferiori
•kalau terjadi konflik/pertentangan antara peraturan perundang-undangan
yang tinggi dengan yang rendah maka yang tinggilah yang harus didahulukan
Lex posteriori derogat lege priori
•asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang terbaru
(posterior) mengesampingkan hukum yang lama (prior).
Lex specialis derogat lege generali
•asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus
(lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis
Nullum delictum nulla poena sine lege
•tiada suatu perbuatan dapat dihukum, kecuali atas kekuatan dalam ketentuan
pidana dalam UU yang telah ada lebih dahulu daripada perbuatan itu. Lebih
jelasnya lihat Pasal 1 ayat (1) KUH Pidana
LANJUTAN
Presumption of innocent
•biasa juga disebut asas praduga tidak bersalah, yaitu bahwa seseorang
dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan hakim yang menyatakan ia
bersalah dan putusan hakim tersebut telah mempunyai kekuatan yang tepat.
Liah penjelasan di Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang KUHAP butir
3C.
Ultra petita partium
•pengadilan tidak boleh membuat keputusan yang lebih daripada apa yang
diminta.[1] Secara khusus, pengadilan tidak boleh memberikan lebih banyak
dari apa yang diminta oleh pihak yang menang.
Unus testis nullus testis
•seorang saksi bukan saksi
Semper necessitas probandi incumbit ei qui agit
•perlunya pembuktian selalu terletak pada orang yang meletakkan beban
AUDIT SEBAGAI
PERBUATAN HUKUM

AUDIT MERUPAKAN PERBUATAN HUKUM MULAI


DARI:
PROGRAM AUDIT, PELAKSANAAN DAN
LAPORAN AUDIT MEMPERGUNAKAN
STANDAR DAN PROSEDUR YANG
SUDUAH DITETAPKAN
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal
1313 BW)
(sifat terbuka)

Kontrak adalah perjanjian tertulis antara Pemberi Pekerjaan dengan


Pelaksana Pekerjaan yang dibuat sesuai dengan ketentuan perundang
undangan.
ASPEK HUKUM PERDATA DALAM PEMERIKSAAN

PERJANJIAN

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN


DASARNYA PASAL 1320 KUHPERDATA YAITU :
1. SEPAKAT
2. CAKAP
3. HAL TERTENTU
4. SEBAB YANG HALAL
ASPEK HUKUM PERDATA DALAM PEMERIKSAAN

PERJANJIAN

AKIBAT TIDAK TERPENUHINYA SYARAT PERJANJIAN:


1. PERJANJIAN DAPAT DIBATALKAN (VERNIETEG,
VOIDABLE, CANCELING) ----- SARAT SUBJEKTIF
2. PERJANJIAN BATAL DEMI HUKUM (NULL AND VOID) ---
SARAT OBJEKTIF
ASPEK HUKUM PERDATA DALAM PEMERIKSAAN

PERJANJIAN

CARA MEMBUAT PERJANJIAN


1. PERJANJIAN DI BAWAH TANGAN
2. PERJANJIAN YANG DIDAFTARKAN (WAARMERKEN)
3. PERJANJIAN DENGAN LEGALISIR NOTARIS
4. PERJANJIAN DENGAN AKTE NOTARIS
ASPEK HUKUM PERDATA DALAM PEMERIKSAAN

PERJANJIAN

TAHAP PENYUSUNAN PERJANJIAN

1. KESEPAKATAN PARA PIHAK


2. PEMBUATAN/PENELAAHAN PERJANJIAN
3. NEGOSIASI RANCANGAN PERJANJIAN
4. PENANDA-TANGANAN PERJANJIAN
5. PELAKSANAAN PERJANJIAN
6. SENGKETA
7. PENYELESAIAN SENGKETA
ASPEK HUKUM PERDATA DALAM PEMERIKSAAN

PERJANJIAN

SISTEMATIKA KONTRAK
1. PARA PIHAK
2. HAL TERTENTU
3. HAK DAN KEWAJIBAN
4. PENAFSIRAN KONTRAK
5. PERSELISIHAN
6. HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA
7. RISIKO
8. SANKSI/DENDA
9. LAMPIRAN
10. HAL-HAL YANG BELUM DIATUR
11. TANDA TANGAN
lump sum

harga satuan tahun tunggal


pembebanan
gabungan lump sum tahun anggaran
cara pembayaran dan harga satuan tahun jamak
tahun jamak
terima jadi (turnkey)

persentase
kontrak pengadaan
tunggal
pekerjaan tunggal sumber pendanaan
jenis pekerjaan kontrak pengadaan
bersama

pekerjaan
terintegrasi
KETENTUAN KONTRAK LUMPSUM:

1. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan


penyesuaian harga;
2. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa;
3. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;
4. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
5. Total harga penawaran bersifat mengikat; dan
6. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang
(volume pekerjaan sudah diketahui dengan pasti).
KETENTUAN KONTRAK HARGA SATUAN:

1. Harga Satuan Pasti Dan Tetap Untuk Setiap Satuan


Atau Unsur Pekerjaan Dengan Spesifikasi Teknis
Tertentu;
2. Volume Atau Kuantitas Pekerjaannya Masih
Bersifat Perkiraan Pada Saat Kontrak
Ditandatangani;
3. Pembayarannya Didasarkan Pada Hasil
Pengukuran Bersama Atas Volume Pekerjaan
Yang Benar-benar Telah Dilaksanakan Oleh
Penyedia Barang/Jasa; dan
4. Dimungkinkan Adanya Pekerjaan Tambah/Kurang
Berdasarkan Hasil Pengukuran Bersama Atas
Pekerjaan Yang Diperlukan.
KETENTUAN KONTRAK
PERSENTASE:

1. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya


menerima imbalan berdasarkan persentase dari
nilai pekerjaan tertentu; dan
2. Pembayarannya didasarkan pada tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan
isi Kontrak.
KETENTUAN KONTRAK TERIMA JADI:

1. Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya dengan jumlah
harga pasti dan tetap sampai seluruh
pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
2. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil
penilaian bersama yang menunjukkan
bahwa pekerjaan telah dilaksanakan
sesuai dengan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan.
Merupakan Kontrak >1 (satu) Tahun Anggaran atas
beban anggaran, yang dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan:
a.Menteri Keuangan untuk kegiatan yang nilainya diatas
Rp10 M;
b.Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan untuk
kegiatan yang nilai kontraknya s.d Rp.10 M bagi
kegiatan: penanaman benih/bibit, penghijauan,
pelayanan perintis laut/udara.
a. Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu
tertentu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing PPK yang
menandatangani Kontrak;
b. Diadakan dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
yang sumber pendanaannya berasal dari beberapa
lembaga/instansi.
c. Penjelasan mengenai tanggung jawab dan pembagian beban
anggaran diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik
pekerjaan;
d. Pembebanan anggarannya diatur dalam kesepakatan
pendanaan bersama;
Misal : Pekerjaan pembanguna jalan di suatu daerah.
a. Kontrak Harga Satuan antara Pemerintah
dengan Penyedia Barang/Jasa yang dapat
dimanfaatkan utk penyusunan kontrak.
b. Diadakan untuk menjamin harga yang lebih
efisien, ketersediaannya terjamin dan sifatnya
dibutuhkan secara berulang dengan
volume/kuantitas pekerjaan yang belum dapat
ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani;
c. Pembayarannya dilakukan oleh setiap
PPK/Satker yang didasarkan pada hasil
penilaian/pengukuran bersama terhadap
volume/kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa
secara nyata
ADDENDUM KONTRAK
Jika pada saat kontrak berlangsung ternyata terdapat hal-hal
yang belum cukup diatur dalam kontrak tersebut, dapat
dilakukan musyawarah untuk suatu mufakat akan hal yang
belum diatur tersebut. Untuk itu ketentuan atau hal-hal yang
belum diatur tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis
sama seperti kontrak yang telah dibuat. Pengaturan ini umum
disebut dengan AMANDEMEN atau ADDENDUM

Perbedaan Amandemen dan Addendum:


Amandemen adalah perubahan kontrak tanpa ada
penambahan atau pengurangan klausul kontrak. Sedangkan
Addendum adalah perubahan kontrak dengan penambahan
atau pengurangan klausul kontrak
KEBEBASAN BERKONTRAK
Biasanya klausula yang mengatur tentang Addendum
dicantumkan pada bagian akhir dari suatu perjanjian pokok.
Namun apabila hal tersebut tidak dicantumkan dalam perjanjian,
addendum tetap dapat dilakukan sepanjang ada Kesepakatan
diantara para pihak.

Hal ini sesuai asas KEBEBASAN BERKONTRAK dalam


PASAL 1338 KUH PER

ADDENDUM
ATAU
PERJANJIAN BARU
AUDIT KONTRAK
• 1. JENIS KONTRAK.
• 2. PERSYARATAN KONTRAK.
• 3. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK.
• 4. RISIKO ATAS KLAUSUL KONTRAK.
• 5. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.
• 6. AMANDEMEN ATAU ADDENDUM.
• 7. PELAKSANAAN KONTRAK DAN
• PEMBAYARANNYA
• 8. AKIBAT KEUANGAN BILA PELAKSANAAN
KONTRAK TIDAK SEPERTI YANG
DIPERJANJIKAN.
Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga (apabila ada);
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan dll.

Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarkinya tafsiran atas klausul kontrak
yang diterima para pihak.
AUDIT DARI SEGI HUKUM
• 1. WETMATIGHEID (kesesuaian
pelaksanaan dengan perundang
undangan)
• 2. DOELMATIGHEID (tujuan yang
ingin dicapai)
• 3. RECHTMATIGHEID (legalitas
pelaksanaan kegiatan)
AKIBAT HUKUM TIDAK
DIPENUHINYA SYARAT SAH
PERJANJIAN
a. Batal demi hukum : apabila kontrak/perjanjian tersebut
tidak memenuhi syarat obyektif.

b. Dapat dibatalkan : apabila kontrak/perjanjian tersebut


tidak memenuhi syarat subyektif.

c. Kontrak tidak dapat dilaksanakan : apabila tidak


memenuhi syarat khusus, misalnya kontrak berdasarkan
ketentuan harus dalam bentuk tertulis tetapi tidak
dibuat tertulis sehingga kontrak tidak bisa dilaksanakan
karena dia belum sah.
PERBUATAN MELAWAN
HUKUM
• 1. PMH PERDATA (1365 KUH Pdt)
• 2. PMH PIDANA (UU 31 THN 1999 TTG
TPK).
• 3. PMH HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA. (UU No. 30 THN 20014 TTG
ADM PEMERINTAHAN).
• 4. PMH KORPORASI (PERMA No 13 THN
2016)
TEMUAN DAN
REKOMENDASI

• 1. KUALITATIF - PERBAIKAN
SISTEM ADMINISTRASI DAN
PENINGKATAN SDM.
• 2. KUANTITATIF –
PENYELESAIAN KERUGIAN
AKIBAT HUKUM
TERJADI APABILA PIHAK YANG DIPERIKSA
ATAU PIHAK KETIGA TIDAK DAPAT
MENERIMA HASIL AUDIT.
•BENTUKNYA : PENOLAKAN ATAS TEMUAN :
SOMASI, GUGATAN, SANGGAHAN TERTULIS.
•DITINDAKLANJUTI DENGAN MEMBUAT
KEBIJAKSAN DALAM BENTUK
PERATURAN/HUKUM
KERUGIAN KEUANGAN
NEGARA
• 1. ASN BENDAHARA. (BPK)
• 2. ASN BUKAN BENDAHARA.
(PEMERINTAH)
• 3. PIHAK KETIGA. (KUHPdt)
• 4. PEJABAT LAINNYA. (UU
TERSENDIRI) – BPK.
• 5. LEMBAGA/KORPORASI (PN)
UNSUR UNSUR KERUGIAN
KEUANGAN
1. BERKUARNGNYA JUMLAH UANG ATAU
BARANG MILIK PERUSAHAAN.
2. JUMLAHNYA HARUS NYATA DAN PASTI.
3. ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM.
4. ADANYA PANANGGUNGJAWAB KERUGIAN.
5. ADANYA HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA
SEBAB DENGAN TIMBULNYA KERUGIAN.
(Sering penolakan pada unsur no 1 dan no 3)
PERBUATAN MELAWAN
HUKUM
• 1. PMH PERDATA (1365 KUH Pdt)
• 2. PMH PIDANA (UU 31 THN 1999 TTG
TPK).
• 3. PMH HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA. (UU No. 30 THN 20014 TTG
ADM PEMERINTAHAN).
• 4. TPK KORPORASI (PERMA No 13 THN
2016)
UPAYA MENGURANGI
PENOLAKAN
• 1. KONSISTENSI PELAKSANAAN
STANDAR AUDIT.
• 2. MELAKSANAKAN PROSEDUR AUDIT
YANG TELAH DITETAPKAN,
• MELENGKAPI KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN.
• MEMASTIKAN SEBAB DAN AKIBAT
DARI SEBUAH TEMUAN.
UPAYA MENGURANGI
PENOLAKAN (2)
• MENINGKATKAN PEMAHAMAN
TENTANG :
• PERATURAN TENTANG
KONTRAK/PERJANJIAN DAN PENGADAAN
BARANG DAN JASA.
• AZAS AZAS DAN PENAFSIRAN PERATURAN
PERUNDANG UNDANGAN
• PERBEDAAN ANTARA BUKTI AUDIT DAN
BUKTI HUKUM.
PENYELESAIAN SENGKETA (DISPUTE SETTLEMENT)
Dalam penyelesaian sengketa terdapat 2 hal penting, yaitu :
1. pilihan forum (choice of forum), yaitu forum untuk
menyelesaikan sengketa

Pilihan forum itu adalah :


a. secara musyawarah mufakat (amicable settlement)
1) negosiasi
2) konsiliasi
3) mediasi
b. lembaga penyelesaian sengketa
1) arbitrase
2) pengadilan (umum)
HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN BUKTI HUKUM

Bukti Audit *) Kemungkinan Menjadi Bukti Hukum

1. Ada berita acara pemeriksaan fisik,


ditandatangani auditor dan auditI. Isinya
1. Pengujian Fisik merupakan faktor/kejadian yang dibenarkan.
Physical Examination Dapat dikembangkan menjadi : Keterangan
Saksi/Tersangka.
2. Keterangan yang diperoleh dari pihak ketiga
yang terkait.
2. Konfirmasi Dapat dikembangkan menjadi : Keterangan
Confirmation Saksi.
3. Dokumen berasal dari luar auditi/atau yang
dibuat oleh auditi.
3. Dokumen
Merupakan bukti surat, atau menjadi alat
Document bukti petunjuk.
4. Kesan Auditor dari hasil pengamatan
sendiri.
4. Observasi
Auditornya bisa ditarik sebagai saksi
Observation
tentang apa yang dilihat.
HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN BUKTI HUKUM

Bukti Audit *) Kemungkinan Menjadi Bukti Hukum

5. Kalau berupa berita acara yang


dibenarkan auditi.
5. Tanya Jawab dengan Auditor
Dapat merupakan keterangan terdakwa
Inquires of The Cliant diluar sidang dan bisa dikembangkan
menjadi keterangan tersangka

6. Hasil pengecekan kembali suatu sampel


6. Pelaksanaan Ulang penghitungan yang dilakukan auditi..
Reperformance

7. Prosedur Analisis 7. Merupakan hasil analisis dari auditor yang


diperoleh melalui perbandingan/hubungan
Analytical Prosedures fakta/kejadian satu sama lain.
Suatu pendapat/kesimpulan, yang bukan
dari Ahli tidak dapat dijadikan
*)Alvin A. Arens and James K Lockbecta, Auditing For /dikembangkan sebagai alat bukti.
Integrated Approach, International Edition, Seventh
Edition, 1997, hal 2.
Demikian

TERIMAKASIH
Salam.

Anda mungkin juga menyukai