Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK PEMERIKSAAN

COLON IN LOOP – ca colon ascendens


di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. Hardjolukito
Tutus Yuli Yani (1230025)
ANATOMI
INTESTINUM CRASSUM (COLON)
Tabung muskular berongga
Panjang sekitar 5 kaki dari caecum sampai canalis analis
Ciri Intestinum Crassum:
a. Taenia coli :
 Pita tempat berkumpulnya lapisan otot longitudinal

 Bersatu pada colon sigmoideum distal

 Taenia lebih pendek dari usus, sehingga menyebabkan usus tert

arik dan berkerut.


b. Haustra :
 Kantong-kantong kecil yang terbentuk akibat usus yang tertarik

& berkerut.
c. Appendices epiploicae:
 Kantong kecil peritoneum berisi lemak .

 Melekat di sepanjang taenia.


TERBAGI ATAS:

 caecum
 colon ascendens
 flexura coli dextra (he
patica)
 colon transversum
 flexura coli sinistra (lie
nalis)
 colon descendens
 colon sigmoideum
 rectum
FISIOLOGI
1. Diperlukan waktu 16 sampai 20 jam untuk menc
apai sekum
2. Fungsi kolon:
a. Absorpsi air, garam dan glukosa
b. Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam
c. Penyimpanan selulosa
d. Defekasi
PATOLOGI
CA COLON ASCENDENS

Karsinoma atau kanker kolon bisa disebut d


engan kanker kolorektal adalah suatu bentu
k keganasan dari masa abnormal/neoplasm
a yang muncul dari jaringan epithel dari kolo
n. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon a
dalah di bagian sekum, asendens, dan kolon
sigmoid,
PROFIL KASUS
Nama : Ny. L
Tangggal lahir/Umur: 31 - 12 - 1957/ 63 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. foto : FKO 3096
No. RM : 20 – 2* - **
Diagnosa klinis : Ca colon ascendens
Dokter pengirim : dr. Agung Maryanto, Sp.B-KB
D
Dokter Radilog : dr. Bambang S. Gunadi, Sp.R
ad., MARS
TEKNIK RADIOGRAFI
COLON IN LOOP
• Colon in Loop atau Barium Enema merupakan suatu tek
nik pemeriksaan radiografi dari usus besar dengan meng
gunakan media kontras positif secara retrograde bertuju
an untuk mendapatkan gambaran anatomis dari kolon se
hingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu pe
nyakit atau kelainan-kelainan pada kolon.
• Kontraindikasi:
1. Perforasi
2. Obstruksi
3. Refleks fagal
Tujuan: membersihkan kolon dari feses

48 jam sebelum pemeriksaan pasien maka


n makanan lunak rendah serat
PERSIAPAN PASIEN

18 jam sebelum pemeriksaan pasien memi


num tablet dulcolax
4 jam sebelum pemeriksaan pasien diberi d
ulcolax kapsul per anal selanjutnya dilavem
ent
Seterusnya puasa sampai pemeriksaan
Pesawat x – ray stasionary
Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm
PERSIAPAN ALAT

Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanul


a rectal
Kateter
Vaselin atau jelly
Spuit
Sarung tangan
Penjepit atau klem
Kassa
Tissue
Bengkok
Tempat mengaduk media kontras
Bahan kontras yang digunakan dalam pe
meriksaan colon ini menggunakan barium
PERSIAPAN BAHAN

sulfat dan air sebagai pelarut dengan perb


andingan antara barium sulfat yang digun
akan adalah 1 : 8 dengan jumlah larutan s
ebanyak 800 ml. Pada pemeriksaan ini me
nggunakan metode kontras ganda dua tah
ap.
 
RADIOGRAPHIC POSITIONING

1. AP PLAIN, Post Kontras, Post Evakuasi, Double Kontras

Posisi Pasien: Supine tidur terlentang diatas meja pemeriksaan


Posisi Obyek: MSP pada pertengahan meja pemeriksaan dan g
rid
CR: Vertikal tegak lurus kaset
CP: Setinggi crista iliaca
FFD: 100 cm
Faktor Eksposi: 70 – 73 kV 20 – 21.5 mAs
Tujuan: Untuk melihat persiapan pasien (AP Polos) dan untuk
menunjukkan keseluruhan usus besar dengan pasien terlentan
g
Lateral Post Kontras

PP: Tempatkan pasien pada posisi berbaring later


al disisi kiri atau kanan
PO: Mid coronal plane pertengahan grid
CR: Vertikal tegak lurus kaset
CP: Setinggi SIAS
FFD: 100 cm
Faktor Eksposi: 73 kV 21.5 mAs
Right Posterior Oblique
PP: Tempatkan pada posisi tidur terlentang
PO: Dengan lengan kanan pasien disamping tubuh dan le
ngan kiri melintasi dada atas, pasien miring ke kanan untu
k mendapatkan rotasi 35-45 derajat dari posisi semula
CR: Vertikal tegak lurus kaset
CP: Kira kira 2,5 hingga 5 cm lateral ke tengah tubuh pad
a sisi yang ditinggikan pada tingkat krista iliaka
FFD: 100 cm
Faktor Eksposi: 71 kV 20 mAs
Tujuan: Posisi RPO menunjukkan fleksura lienalis dan col
on desendens
Left Posterior Oblique
PP: Tempatkan pada posisi tidur terlentang
PO: Dengan lengan kiri pasien disamping tubuh dan lenga
n kanan melintasi dada atas, pasien miring ke kiri untuk me
ndapatkan rotasi 35-45 derajat dari posisi semula
CR: Vertikal tegak lurus kaset
CP: Kira kira 2,5 hingga 5 cm lateral ke tengah tubuh pada
posisi yang ditinggikan pada tingkat krista iliaka
FFD: 100 cm
Faktor Eksposi: 71 kV 20 mAs
Tujuan: Posisi LPO meunjukkan fleksura hepatica dan bagi
an colon asenden dan sigmoid.
KRITERIA RADIOGRAF

AP PLAIN

gambaran colon yang se


bagian besar tampak kos
ong, simpisis pubis hingg
a bagian atas abdomen m
asuk kedalam area film s
erta pasien tidak berada p
ada posisi rotasi yang ma
na dapat dilihat dari letak
prosesus spinosus yang b
erada dipertengahan vert
ebrae lumbalis
LATERAL POST-SINGLE KONTRAS

tampak gambaran re
ctosigmoid
AP POST-SINGLE KONTRAS

tampak keseluruha
n gambar colon teri
si media kontras ter
masuk splenic flexu
ra dan rectum
AP POST EVAKUASI

tampak media kon


tras sudah keluar
dari colon
AP DOUBLE KONTRAS

tampak keseluruhan
gambaran colon teri
si udara; tampak sig
moid, descendens c
olon, transversum c
olon dan ascendens
colon
RPO DOUBLE KONTRAS

tampak keseluruha
n gambar colon, co
lon descendens
LPO DOUBLE KONTRAS

tampak keseluruh
an gambar colon,
colon ascendens,
sekum, colon sig
moid dan right col
ic flexure less sup
erimposed
Pada hasil citra BNO/ AP polos radiolog menyatakan bahwa distrib
usi udara usus sampai ke distal, tidak tampak distribusi udara usu
s, dinding usus tidak menebal, kontur ginjal samar, tidak tampak b
ayangan radioopak pada proyeksi tract. Urinarius tulang tulang int
ak.
HASIL BACAAN DOKTER

Pada hasil citra Single contrast tampak kontras lancar mengisi rect
um, colon sigmoid sampai ke caecum dengan caliber normal. Terja
di penyempitan caliber dengan dinding irregular dan gambaran filli
ng defect di daerah colon transversum pars hepatica.
Pada hasil citra double kontras, terjadi penyempitan caliber denga
n dinding irregular dan gambaran filling defect di daerah colon tran
sversum sepanjang kurang lebih 11,73 cm sedangkan di daerah pr
oksimalnya (colon ascendens sampai dengan caecum) dan bagian
distalnya (colon transversum pars lienalis hingga rektum) caliber n
ormal, mukosa, haustrae baik, tak tampak filling defect/additional s
hadow.
Kesan dari radiolog adalah adenokarsinoma colon transversum. A
denokarsinoma colon sendiri merupakan salah satu jenis kanker g
anas yang terjadi pada epitel mukosa saluran cerna kolon sampai
dengan rektum.
 
PEMBAHASAN
1. Pasien datang membawa lembar FPPR
2. Pasien melakukan urus urus
3. Pasien datang kembali ke instalasi radiologi deng
an membawa persiapan seperti air mineral, bariu
m sulfat bubuk, tissue
4. Pasien melakukan inform consent, anamnesa da
n diberi penjelasan tentang kontra indikasi
5. Pasien melakukan foto polos abdomen terlebih d
ahulu
6. Petugas menyiapkan larutan barium sulfat
7. Memasukan kanula kedalam anus
Keuntungan pemeriksaan Colon In Loop dengan
menggunakan metode pemasukan single dan dou
ble kontras dua tahap akan dapat memperlihatkan
struktur mukosa yang jelas sehingga dapat di keta
hui kelainan pada mukosa.
8. Memasukkan media kontras sebanyak 100 cc d
engan proyeksi lateral post kontras
9. Memasukkan media kontras sebanyak 250 cc d
engan proyeksi ap post kontras full filling
10. Melakukan foto ap post evakuasi
11. Metode kontras ganda pemompaan udara pad
a colon sebanyak 30 kali di foto dengan proyeksi A
P double kontras, kemudian di foto proyeksi RPO
dan LPO.
Pada Instalasi Radiologi RSPAU dr. S. Hardjoluk
ito Yogyakarta tidak menggunakan proyeksi yan
g lain seperti PA, RAO dan LAO karena proyeksi
AP, Lateral, RPO dan LPO sudah dapat menega
kkan diagnosa yaitu sudah dapat menampakkan
anatomi dan kelainan-kelainan yang terdapat pa
da usus besar. Alasan lainnya yaitu jika hanya m
enggunakan 4 proyeksi akan menghemat biaya
pemeriksaan dan juga dosis radiasi yang diterim
a pasien pun tidak terlalu tinggi.
TERIMA KASIH~~

Anda mungkin juga menyukai