Anda di halaman 1dari 30

RESTORASI INLAY

Oleh : Mutaqin Al Sidiq


OVERVIEW CASE

• Wanita 42 tahun
• KU: Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kiri bawah terasa linu.
• Anamnesis : Gigi belakang kiri bawah terasa linu saat terselip makanan dan
saat makan/minum dingin. Keluhan pasien dirasakan pertama kali sejak 6
bulan yang lalu pada awalnya gig berlubang kecil, namun lama kelamaan gigi
semakin berlubang besar.
• Pada gigi tersebut sudah dilakukan perawatan pulp caping sejak 3 minggu yang
lalu dan sekarang tidak terdapat keluhan.
INTRA ORAL

• Gigi 37 terdapat karies profunda


• Gigi vital
• Gigi tidak terdapat kelainan pada periapical dan jaringan periodontal
Status gigi:
- Cold (+)
- EPT (+)
- Perkusi tidak ada respon
- Palpasi tidak ada respon
- Mobility : normal
- Bite stick : normal
- Discoloritation ada
- Probing : normal, BOP (-)
- Tidak terdapat resesi
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
PERIAPICAL GIGI 37
• Diagnosis : Pulpitis reversible pada gigi 37
• Rencana perawatan : Restorasi Indirect Inlay komposit kelas 1 gigi 37
FOLLOW UP SETELAH DILAKUKAN
PULP CAPPING

1. Setelah 8-10 hari perawatan/pembentukan dentin tersier baru di


mulai.
2. Lakukan pemeriksaan subyektif (anamnesa)
- Apakah selama perawatan gejala2 pulpitis reversibel hilang atau
tdk?
- Sebelumnya untuk makan atau minum dingin sakit, sekarang masih
atau tidak?
- Bila sakit bertambah parah menunjukkan perawatan tidak berhasil
dan gigi mungkin memerlukan perawatan saluran akar.
3. Apabila sudah tdk sakit, melakukan tes lainnya yaitu tes vitalitas,
perkusi, dan palpasi.
4. Apabila gigi tetap vital, perkusi dan palpasi negatif maka dapat
dilakukan restorasi permanen dengan restorasi komposit.
KRITERIA KEBERHASILAN

• Gigi tidak merasa sakit/comfort


• Vitalitas : +
• Perkusi :-
• Tekan : -
RESTORASI INDIRECT

Restorasi yang dilakukan diluar mulut pasien kemudian di


masukan ke dalam kavitas menggunakan bantuan semen .
Bentuk restorasi :
- Inlay
- Onlay
- Uplay
- Full crown
INLAY
• Restorasi intrakoronal untuk merestorasi
oklusal dan permukaan proksimal dari
gigi posterior tanpa keterlibatan cusp
• Ada yang kelas 1 dan kelas 2
ONLAY
• Kombinasi dari intrakoronal dan
ekstrakoronal yang mengganti satu atau
lebih cusp.
• Onlay ada yang bersifat kelas 1 dan kelas
2.
UPLAY/OVERLAY
• Umumnya pada kasus atrisi berat
• Restorasi melibatkan seluruh cusp dan permukaan
oklusal
MACAM MACAM INLAY

1. Logam
2. Komposit
-  Menghasilkan derajat polimerisasi yang lebih tinggi
-  Tidak abrasif untuk struktur gigi yang berlawanan
-  mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks/rumit
-  Adanya efek pengerutan polimerisasi (shrinkage polymerisation)
-  Elastisitas rendah
3. Porcelain : Mempunyai kekuatan tekan dan mampu menahan beban oklusal yang besar. Sifat
porcelain ini sangat bergantung pada melting point nya, semakin tinggi melting pointnya maka
semakin baik kekuatannya
R E S I N I N L AY A N D O N L AY

INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Pasien dengan kebutuhan estetik • Kebiasaan buruk yang berkaitan
• Kondisi gigi dengan kavitas yang dengan daya oklusi
terlalu besar untuk restorasi yang • Tidak bisa mengontrol kondisi
berwarna (logam) kelembapan yang konstan
• Gigi dengan PSA • Preparasi subgingival yang dalam
• Gigi dengan daya oklusal besar • Pasien dengan resiko karies tinggi
• Restorasi karies interproksimal
• Gigi dengan resiko fraktur
PROSEDUR PEMBUATAN

• Syarat umum preparasi :


• Tidak ada undercut

• Dinding sejajar membentuk sudut 3-5 derajat ke oklusal


• Cavo surface line angel dibevel
LANGKAH PREPARASI

* Kunjungan 1
• Pemilihan warna gigi
• Pemasangan rubber dam
• Menghilangkan tambalan sementara
• Preparasi perluasan bukal, dinding mesial dan distal membuka ke oklusal menggunkan bor
fissure
• Membuat bevel menggunkan strip kuning
• Cetak preparasi dengan santigen  tidak ada sangkutan
• Pencetakan dengan rubber base (alginat  elastomer)
• Tutup tambalan sementaran kirim ke lab
PROSES PENCETAKAN
PROSEDUR LABORATORIUM

- Pembuatan die dan inlay komposit


- Aplikasi separating media  aplikasi komposit  cure
- Lalukan penyesuaian dengan gigi lawan
- Lakukan pengkasaran pada permukaan anatomis 
mendapat intermekanical locking
LUTING CEMENTS

Luting cement  semen yg digunakan untuk mengisi celah


antara restorasi dgn permukaan gigi  adesif

1. Semen Zinc Fosfat (Tradisional)


2. Semen Polikarboksilat
3. Semen Glass ionomer
4. Resin-modified Glass Ionomer Cements (Hybrid)
1. SEMEN ZN – PO4

• Terdiri atas bubuk Zn Oksida dan cairan Asam Fosfat


• pH pada setting awal 2, setelah 24 jam akan berubah menjadi pH
5,9 dan akan menjadi netral (pH 7) setelah 48 jam.
• Umumnya digunakan pd restorasi metal dgn mekanikal retensi
yang baik :
• Dinding pararel
• Tinggi kavitas lbh dari 4mm
• Struktur gigi yg tersisa masih dalam kondisi baik
KEKURANGAN :

• Larut dengan saliva/GCF


• Dapat terdiskolorisasi
• Kekuatan mekanis dan fisik yang lemah
• Tidak direkomendasikan untuk restorasi keramik inferior
compressive and flexural strenght
2. SEMEN POLIKARBOKSILAT

• Bubuk Zn Oksida, cairan asam poliakrilik  tidak mudah


larut dgn saliva/GCF
• Molekul dlm as. Poliakrilik  adesi kimiawi
• Digunakan pd restorasi sementara jangka panjang.
3. SEMEN GLASS IONOMER

• Terdiri atas bubuk Fluoro-aluminosilicate glass ionomer yang


mengeluarkan fluoride, dan cairan polikarboksilat.
• Kelebihan: Mempunyai derajat adesi kimiawi yang beragam
• Akan mengembang (expand) sebanyak 1,7-1,8% selama waktu
pengerasan dengan mengabsorbsi cairan.
• Hal ini dapat menyebabkan:
• Restorasi metal (crown and post) menjadi lebih pas
• Stress in internal surface ceramic restoration  restorasi keramik
retak
• GIC sensitif thd dehidrasi selama proses pengerasan awal
 lindungi bagian luar restorasi dgn petroleum jelly,
varnish, atau resin khususnya pd margin restorasi
• GIC larut dengan saliva/GCF
• GIC sebagai semen restorasi  gigi jangan dikeringkan 
menurunkan kekuatan ikat dan meningkatkan sensitivitas
setelah tindakan
4. HYBRID CEMENT / RMGI

• Perpaduan antara asam poliakrilik dengan monomer metakrilat yang


bersifat hidrofilik:
• Highly compressive and tensile strenght
• Less solubility
• Pengeluaran fluoride
• Semen ini memiliki ketebalan lapisan 40-50μm  tidak cukup
untuk pengeluaran fluoride
• RMGI  inlay/onlay, crown, bridge, orthodontic brackets
5. BONDING CEMENT

• Dikenal sebagai semen resin


• Dapat melekat dengan baik pada permukaan restorasi dan
gigi
• Sistem perlekatan :
• Mikromekanikal / hybrid layer
• Perpaduan dgn ikatan kimiawi  self-etch bonding
KEKURANGAN:

• Multi-step
• Sulit dibersihkan/dihilangkan
• Tehnik yang sensitif :
• Tidak ada kontaminasi saliva/GCF
• Tidak kering melainkan lembab
• Beveled border
KUNJUNGAN 2

- Buka tambalan sementara


- Mencoba memasukan tambalan  sesuaikan oklusi
- Pemolesan kembali
- Sementing letakan pada kavitas
- Tempatkan mahkota inlay ke dalam kavitas dengan teknan ringan
- Light sure semua aspek selama 1 menit
- Bersihkan kavitas  kontrol
KEGAGALAN RESTORASI

• Tambalan lepas
• Tambalan atau gigi berubah warna
• Karies sekunder
• Tambalan terasa kasar
TERIMA KASIH🙂

Anda mungkin juga menyukai