Anda di halaman 1dari 29

PEMBAHASAN TO FORENSIK

dr. Dian Mutiasari, M. Kes


1
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke rumah sakit
dengan polisi untuk melakukan pemeriksaan. dari anamnesis
didapati pasien dipukuli suami kemudian melapor ke kantor
polisi. dari pemeriksaan fisik didapati vulnus laceratum
berukuran 3 x 1 cm di lengan kanan atas dan hematoma
multipel di punggung dan wajah pasien. pasien melaporkan
suami ke pengadilan dan menggugat cerai, sedangkan polisi
meminta dokter untuk membuat visum et repertum.
Apakah makna visum tsb. yang paling tepat bagi pengadilan?
a. sebagai bukti dan kesaksian ahli
b. sebagai pedoman dan dasar keputusan hakim
c. sebagai persyaratan untuk persidangan pengadilan
d. sebagai dasar utama penetapan sidang
e. sebagai jaminan kebenaran
Pembahasan

Sumber : Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
Sumber : Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
Sumber : Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
Sumber : Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
2
Seorang wanita berusia 23 tahun mengadu ke polisi
bersama keluarganya setelah ia dianiaya pacarnya
dua hari yang lalu. Dia mengaku dipukul, dijambak,
dan ditendang. Penyidik mengantarkan pasien ke
Puskesmas dan meminta visum.
apakah dasar visum yang paling tepat?
a. pemeriksaan saat ini
b. pemeriksaan 2 hari yang lalu
c. anamnesis
d. anamnesis dan pemeriksaan fisik
e. permintaan penyidik dan anamnesis
visum et Repertum
 Keterangan yang dibuat dokter atas permintaan
penyidik yang berwewenang mengenai hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun
mati ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia ,
berdasarkan keilmuan dan di bawah sumpah untuk
kepentingan peradilan.

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. 2007.
DAYA BUKTI VISUM et REPERTUM

PASAL 1 STAATSBLAD No. 350 TAHUN 1937

Visa reperta yang dibuat para dokter………dst.


mempunyai daya bukti dalam perkara-perkara pidana,
sejauh itu mengandung keterangan tentang yang
dilihat oleh dokter pada benda yang diperiksa

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. 2007.
3
 Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke Puskesmas
dengan keluhan memar-memar di wajah. Pasien
mengaku dianiaya teman kantornya beberapa jam
sebelumnya dan meminta dokter membuatkan visum
untuk menuntut temannya. Dari pemeriksaan didapatkan
hematom pada beberapa tempat di wajah.
 apakah tindakan dokter yang paling tepat?
a. segera membuat visum
b. meminta pasien untuk melapor ke polisi
c. merujuk ke rumah sakit
d. menunggu keluarga pasien datang
e. memberi pengobatan dan membuat visum
visum et Repertum
 Keterangan yang dibuat dokter atas permintaan
penyidik yang berwewenang mengenai hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun
mati ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia ,
berdasarkan keilmuan dan di bawah sumpah untuk
kepentingan peradilan.

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit
DAYA BUKTI VISUM et REPERTUM

PASAL 1 STAATSBLAD No. 350 TAHUN 1937

Visa reperta yang dibuat para dokter………dst.


mempunyai daya bukti dalam perkara-perkara pidana,
sejauh itu mengandung keterangan tentang yang
dilihat oleh dokter pada benda yang diperiksa

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. 2007.
4
Laki-laki usia 32 tahun dibawa ke RS setelah mengalami luka
bacok di lengan kiri. Ia adalah korban pembegalan. Os
tampak pucat dan ketakutan. Tanda vital dalam batas normal.
Ia disarankan dirawat inap untuk observasi. Polisi meminta
dokter membuat surat visum et repertum.
Jenis laporan apakah yang paling tepat ?
a.VeR gawat darurat
b.VeR langsung
c.VeR sementara
d.VeR lanjutan
e.VeR observasi
Visum et Repertum
Siapa yang berhak membuat VER?
Syarat Pembuatan VER
5
Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke tempat praktik
anda dengan luka memar di sekitar mata kanan. Dua
hari kemudian wanita tersebut datang bersama polisi
yang meminta dibuatkan surat visum. Keadaan luka
memar pasien sudah membaik. tindakan dokter apakah
yang paling tepat?
menolak membuat visum
membuat visum bersama dokter lain
membuat visum berdasar rekam medis
membuat visum berdasar pemeriksaan terakhir
membuat visum sesuai tanggal kejadian
Visum et Repertum
Siapa yang berhak membuat VER?
Syarat Pembuatan VER
6
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa tetangganya ke Puskesmas
karena tidak sadar. dari heteroanamnesis didapati anak sering dipukuli
orangtuanya dan ditinggal sendiri di rumah. dari pemeriksaan didapati
anak masih tidak lancar berbicara, kesan umum anak lemah, status gizi
kurang, dan hematoma multipel pada lengan atas dan perut pasien.

Apakah tindakan dokter yang paling tepat?

A. melakukan prosedur standar pemeriksaan, pengobatan, membuat rekam medis


B. mengobservasi lebih teliti, merujuk ke rumah sakit untuk rawat inap dan
terapi bicara
C. melakukan prosedur standar pemeriksaan, pengobatan, membuat
rekam medis, dan melaporkan ke polisi
D. mengobservasi lebih teliti, mengadmisikan pasien untuk rawat inap dan terapi
bicara di Puskesmas
E. tanpa pemeriksaan langsung merujuk ke rumah sakit
Pembahasan
UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
“Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga” ( Pasal 1 ayat [1])
Kewajiban masyarakat untuk turut serta dalam
pencegahan KDRT ini diatur dalam Pasal 15 UU
KDRT yang berbunyi sebagai berikut:
“Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib
melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas
kemampuannya untuk:
a. mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. memberikan perlindungan kepada korban;
c. memberikan pertolongan darurat; dan
d.membantu proses pengajuan permohonan penetapan
perlindungan.”

Anda mungkin juga menyukai